Anak Melek Finansial
Tak ada orang tua yang tak ingin melihat anaknya meraih sukses dalam kehidupannya kelak.
Dan kecerdasan akademis saja tak cukup sebagai bekal anak untuk mewujudkan standar kehidupan yang diinginkan. Tak heran jika melek finansial menjadi ilmu wajib sekarang ini agar tidak menyesal di kemudian hari karena ketidaktahuan tentang dunia keuangan.
Faktor orang tua sebagai teladan sangat penting dalam mengajarkan anak melek keuangan. Orang tua harus memberikan contoh dahulu sebelum mengharapkan anak mampu memiliki kecerdasan dan keterampilan finansial yang baik.
Sejak usia tiga tahun, anak sudah bisa mulai dikenalkan dengan uang sebagai alat tukar. Ajarkan kepada mereka konsep jual beli. Dengan mengajak mereka ke supermarket, misalnya, anak-anak akan belajar bahwa uang bisa ditukankan dengan berbagai benda yang mereka inginkan, seperti mainan, makanan dan minuman. Yang penting, jangan biasakan anak mengambil apa yang ia inginkan sesuka hatinya dan membiarkan orang tua membayar semuanya. Ajarkan pula kepada mereka soal tanggung jawab dan menahan keinginan hingga uang mereka cukup.
Memasuki usia sekolah, baru mulai kenalkan anak untuk mengelola uang mereka, sekaligus menyisihkan untuk tabungan. Anda bisa memberikan mereka uang saku rutin. Jangan lupa pula mengajak anak ke bank agar bisa menyaksikan langsung transaksi menabung di sana. Tak ada salahnya juga mulai memberi pengertian kepada anak mengenai ATM sebagai tempat menitipkan uang, bukan mesin penghasil uang yang tak pernah habis.
Ketika anak menginjak usia remaja, baru ajak dia berpikir bahwa uang yang dimiliki bisa digunakan untuk sesuatu yang memberikan keuntungan. Katakan kalau setiap investasi mempunyai risiko, dan ajaklah dia memperhitungkan risiko. Anda juga bisa mengajar anak tentang konsep wirausaha, untuk memperkenalkan dia kepada dunia bisnis.
“Kita bisa mengajarkan tentang barter yang menjadi konsep dasar bisnis. Dengan begitu, wawasan mereka bisa lebih terbuka dan aware dengan dunia itu. Terserah mereka apakah nanti akan menjadi businessman atau tidak. Paling tidak mereka punya pilihan,” kata Ivonne A. Lingga dari YoungBiz Indonesia, lembaga pelatihan internasional dari Amerika yang membantu orang tua memperkenalkan konsep wirausaha dan keuangan kepada anak-anak mereka, terutama usia 9 – 18. "Setidaknya, mereka juga bisa menjadi lebih merasa percaya diri dalam mengelola keuangan dan memulai wirausaha di masa depan.”
Dan kecerdasan akademis saja tak cukup sebagai bekal anak untuk mewujudkan standar kehidupan yang diinginkan. Tak heran jika melek finansial menjadi ilmu wajib sekarang ini agar tidak menyesal di kemudian hari karena ketidaktahuan tentang dunia keuangan.
Faktor orang tua sebagai teladan sangat penting dalam mengajarkan anak melek keuangan. Orang tua harus memberikan contoh dahulu sebelum mengharapkan anak mampu memiliki kecerdasan dan keterampilan finansial yang baik.
Sejak usia tiga tahun, anak sudah bisa mulai dikenalkan dengan uang sebagai alat tukar. Ajarkan kepada mereka konsep jual beli. Dengan mengajak mereka ke supermarket, misalnya, anak-anak akan belajar bahwa uang bisa ditukankan dengan berbagai benda yang mereka inginkan, seperti mainan, makanan dan minuman. Yang penting, jangan biasakan anak mengambil apa yang ia inginkan sesuka hatinya dan membiarkan orang tua membayar semuanya. Ajarkan pula kepada mereka soal tanggung jawab dan menahan keinginan hingga uang mereka cukup.
Memasuki usia sekolah, baru mulai kenalkan anak untuk mengelola uang mereka, sekaligus menyisihkan untuk tabungan. Anda bisa memberikan mereka uang saku rutin. Jangan lupa pula mengajak anak ke bank agar bisa menyaksikan langsung transaksi menabung di sana. Tak ada salahnya juga mulai memberi pengertian kepada anak mengenai ATM sebagai tempat menitipkan uang, bukan mesin penghasil uang yang tak pernah habis.
Ketika anak menginjak usia remaja, baru ajak dia berpikir bahwa uang yang dimiliki bisa digunakan untuk sesuatu yang memberikan keuntungan. Katakan kalau setiap investasi mempunyai risiko, dan ajaklah dia memperhitungkan risiko. Anda juga bisa mengajar anak tentang konsep wirausaha, untuk memperkenalkan dia kepada dunia bisnis.
“Kita bisa mengajarkan tentang barter yang menjadi konsep dasar bisnis. Dengan begitu, wawasan mereka bisa lebih terbuka dan aware dengan dunia itu. Terserah mereka apakah nanti akan menjadi businessman atau tidak. Paling tidak mereka punya pilihan,” kata Ivonne A. Lingga dari YoungBiz Indonesia, lembaga pelatihan internasional dari Amerika yang membantu orang tua memperkenalkan konsep wirausaha dan keuangan kepada anak-anak mereka, terutama usia 9 – 18. "Setidaknya, mereka juga bisa menjadi lebih merasa percaya diri dalam mengelola keuangan dan memulai wirausaha di masa depan.”
(Imelda Suryaningsih)