link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 13 Mei 2012

Melek Finansial


Anak Melek Finansial 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Feminagroup
Tak ada orang tua yang tak ingin melihat anaknya meraih sukses dalam kehidupannya kelak.
Dan kecerdasan akademis saja tak cukup sebagai bekal anak untuk mewujudkan standar kehidupan yang diinginkan. Tak heran jika melek finansial menjadi ilmu wajib sekarang ini agar tidak menyesal di kemudian hari karena ketidaktahuan tentang dunia keuangan.

Faktor orang tua sebagai teladan sangat penting dalam mengajarkan anak melek keuangan. Orang tua harus memberikan contoh dahulu sebelum mengharapkan anak mampu memiliki kecerdasan dan keterampilan finansial yang baik.

Sejak usia tiga tahun, anak sudah bisa mulai dikenalkan dengan uang sebagai alat tukar. Ajarkan kepada mereka konsep jual beli. Dengan mengajak mereka ke supermarket, misalnya,  anak-anak akan belajar bahwa uang bisa ditukankan dengan berbagai benda yang mereka inginkan, seperti mainan, makanan dan minuman. Yang penting, jangan biasakan anak mengambil apa yang ia inginkan sesuka hatinya dan membiarkan orang tua membayar semuanya. Ajarkan pula kepada mereka soal tanggung jawab dan menahan keinginan hingga uang mereka cukup.

Memasuki usia sekolah, baru mulai kenalkan anak untuk mengelola uang mereka, sekaligus menyisihkan untuk tabungan. Anda bisa memberikan mereka uang saku rutin. Jangan lupa pula mengajak anak ke bank agar bisa menyaksikan langsung transaksi menabung di sana. Tak ada salahnya juga mulai memberi pengertian kepada anak mengenai ATM sebagai tempat menitipkan uang, bukan mesin penghasil uang yang tak pernah habis.

Ketika anak menginjak usia remaja, baru ajak dia berpikir bahwa uang yang dimiliki bisa digunakan untuk sesuatu yang memberikan keuntungan. Katakan kalau setiap investasi mempunyai risiko, dan ajaklah dia memperhitungkan risiko. Anda juga bisa mengajar anak tentang konsep wirausaha, untuk memperkenalkan dia kepada dunia bisnis.

“Kita bisa mengajarkan tentang barter yang menjadi konsep dasar bisnis. Dengan begitu, wawasan mereka bisa lebih terbuka dan aware dengan dunia itu. Terserah mereka apakah nanti akan menjadi businessman atau tidak. Paling tidak mereka punya pilihan,” kata Ivonne A. Lingga dari YoungBiz Indonesia, lembaga pelatihan internasional dari Amerika yang membantu orang tua memperkenalkan konsep wirausaha dan keuangan kepada anak-anak mereka, terutama usia 9 – 18. "Setidaknya, mereka juga bisa menjadi lebih merasa percaya diri dalam mengelola keuangan dan memulai wirausaha di masa depan.” 
(Imelda Suryaningsih)

Kerja di Rumah


 Serba-Serbi Kerja di Rumah 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Feminagroup
Serba-serbi Kerja di Rumah Bebas macet, bebas politik kantor dan tak ada bos usil yang bolak-balik mendatangi meja Anda. 

Nilai plus lain, Anda bisa bekerja dengan pakaian tidur Anda. Memang hal-hal itulah yang menjadi daya tarik bekerja di rumah. Bahkan di Inggris, 3,5 juta orang (seperdelapan dari jumlah angkatan kerja) melakukannya, dan jumlah itu meningkat sekitar 650.000 orang sejak 1997.    

Judy Heminsley, penulis Work from Home, menyatakan bahwa dia mencintai kebebasan dan fleksibilitas bekerja di rumah. “Saya bisa merencanakan hari saya sendiri dan mengkombinasikan pekerjaan 'kantor' dengan rumah tangga. Saya bisa bekerja sejak pagi, atau bahkan berleha-leha seharian.”    

Phil Plaxton, chief executive  Work Wise di Inggris, percaya bahwa dalam waktu lima tahun ke depan, setengah dari angkatan kerja di negara itu akan bekerja penuh di rumah, atau paling tidak paruh waktu. Menurutnya, perusahaan-perusahaan kini menyadari keuntungan memiliki pegawai yang bekerja di rumah masing-masing. “Perusahaan bisa melakukan banyak penghematan biaya, seperti listrik, sewa ruang kantor, parkir pegawai.” Krisis ekonomi yang melanda dunia juga membuat banyak orang menggunakan uang pesangon mereka sebagai modal usaha di rumah.

Namun perlu diingat, konsep bekerja di rumah belum tentu cocok untuk semua orang. Sebagai wartawan lepas, saya telah bekerja di rumah selama setengah dekade. Meski saya merasa baik-baik saja, tetapi harus diakui, saya merasa resah dan kesepian di rumah. Untung, saya memiliki keluarga yang bisa memeriahkan rumah di sore hari. Kalau tidak, mungkin saya bisa hampir gila, seperti teman saya yang tak sanggup bekerja dalam kesendirian di rumah.     

Menghadapi rasa terisolasi itu memang merupakan tantangan terbesar. Reaksi Anda terhadap persoalan itu tergantung dengan kepribadian Anda.

“Bila Anda termasuk ekstrovert, maka Anda butuh pekerjaan yang memiliki banyak jejaring,” papar Judy. “Anda bisa berhasil bekerja di rumah, bila Anda adalah tipe orang yang tenang dan hanya butuh diri sendiri, walau Anda tetap masih harus punya jejaring.”    

Dengan bekerja di rumah, Anda harus sadar bahwa Anda tak lagi memiliki uang pensiun, tunjangan kesehatan dan cuti yang dibayar kantor. Namun Anda bisa mengalokasikan beberapa pengeluaran, seperti biaya listrik, air atau transportasi, ke dalam laporan keuangan kantor Anda, yang nanti bisa mempengaruhi besar atau kecilnya pajak kantor Anda. Untuk mengurus hal itu, Anda mungkin membutuhkan jasa akuntan. Yang perlu diingat, tegas Judy, jangan menambah masalah Anda sendiri.

“Bagi orang yang bekerja di rumah, terlebih yang membuka bisnis, kerap memberi beban berlebih bagi diri mereka sendiri. Sekali-sekali, Anda perlu memberikan 'cuti' bagi diri sendiri, lho.” (Harvey Jones) 

Dana saat pensiun


Pensiun Berdasarkan Usia 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : istimewa
Semakin muda usia dan semakin awal Anda mempersiapkan dana pensiun, semakin mudah Anda mencapai dan menikmatinya. 

25-35
Kesalahan yang kerap dilakukan para individu muda usia adalah mereka tidak pernah berpikir soal pensiun sejak awal. Padahal, di rentang usia inilah Anda sangat produktif dalam bekerja. Nah, kalau Anda masih di rentang usia ini dan belum menikah, maka lakukan hal berikut ini:
  • Sisihkan minimal 10 persen dari gaji untuk membangun dana darurat hingga mencapai 12 bulan gaji.
  • Masukkan 20 persen ke rekening yang diistilahkan dead account, dan tidak boleh ditarik.
  • Setelah dana darurat sebesar 12 bulan gaji tercapai, alihkan 10 persen yang awalnya disisihkan untuk dana darurat ke dead account.
  • Dengan demikian, total yang harus Anda sisihkan setiap bulan dari gaji adalah selalu 30 persen.
  • Sisa 70 persen dapat Anda gunakan untuk kehidupan sehari-hari termasuk membayar tagihan kartu kredit.

35-45
Umumnya, pada usia ini seseorang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Maka Anda wajib menyediakan biaya hidup dan pendidikan anak-anak. Selain dana pendidikan untuk anak, Anda juga harus membangun dana kesehatan saat pensiun. Coba ikuti cara berikut:
  • Sisihkan 10 persen dari penghasilan untuk dana darurat.
  • Sisihkan 10 persen untuk dana pensiun.
  • Sisihkan 10 persen untuk dana pemeliharaan kesehatan.
  • Sisihkan lagi 10 persen untuk mempersiapkan dana pendidikan anak.
  • Kalau dana darurat sudah terkumpul sebesar 12 bulan gaji, alihkan 10 persen ke dana pensiun.

45-55
Usia pensiun pada umumnya adalah 55 tahun. Jadi pada tahap ini Anda tinggal 10 tahun sebelum pensiun. Yang paling utama, pada usia ini jangan lagi membuat kewajiban atau hutang dengan alasan apapun. Inilah masa di mana Anda harus melakukan evaluasi dan pengetatan anggaran. Karena Anda sudah punya dana pensiun dan dana perawatan kesehatan yang sejak dini Anda bangun, maka tujuan pengumpulan dana Anda akan beralih prioritasnya kepada hal-hal yang lebih bersifat menikmati hidup, seperti dana berwisata, menggali ilmu atau sekolah, dana sosial, atau membuat bisnis sendiri. (SUMBER: Jangan Mau Pensiun Berkarat, Melarat, Sekarat oleh Freddy Pieloor)

Manfaatkan uang pensiun


Jangan Bangkrut Saat Pensiun 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Feminagroup
Banyak orang menganggap bahwa jumlah uang pensiun yang besar akan menjamin masa pensiun bebas masalah. 

Namun karena tak cermat mengelola uang pensiun, tak sedikit orang justru terlilit masalah. Eko Endarto, RFA, perencana keuangan dari Finansia Consulting, mensinyalir bahwa banyak pensiunan merasa mendapat durian runtuh lantaran jumlah uang pensiun yang diterima jauh lebih besar daripada gaji bulanan sewaktu masih bekerja. 

“Mereka membelanjakan uang pensiun secara tidak terkontrol. Walhasil, uang pensiun amblas hanya dalam waktu relatif singkat,” kata Eko. “Mereka lupa bahwa masa pensiun yang harus dijalani masih panjang dan kebutuhan rumah tangga masih harus dipenuhi.”

Karena itu ia mengimbau agar Anda yang akan segera memasuki masa pensiun untuk memprioritaskan pelunasan utang-utang yang ada. “Jangan sampai saat pensiun justru dibebani kewajiban membayar utang,” tegasnya.

Selanjutnya, sisihkan uang pensiun sebesar tiga sampai empat kali pengeluaran bulanan. Hal itu untuk membiasakan pola hidup seperti sebelum pensiun. “Anggap saja sebagai gaji bulanan Anda,” jelas Eko. “Sisanya disimpan sebagai cadangan, misalnya dalam bentuk deposito.”

Selama tersimpan, Anda bisa merencanakan penggunaan uang itu nanti. Menurut Eko, cara terbaik memanfaatkan uang pensiun adalah sebagai modal usaha atau investasi. “Setidaknya Anda memiliki aset yang mampu menghasilkan uang bagi Anda,” sarannya. (Wiko Rahardjo) http://www.readersdigest.co.id

Dompet


Pensiun Nyaman Dipersiapkan Sejak Muda 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Istimewa
**http://www.readersdigest.co.id/
Pensiun? Masih lama tuh. Begitu barangkali pikiran Anda ketika mendengar kata pensiun. Well, faktanya Anda tidak sendiri. Karena hingga kini masih banyak orang yang mengabaikan soal pensiun. 

Penyebabnya beragam, namun pada umumnya menganggap konsep pensiun hanya pantas dibicarakan dan dipikirkan saat Anda sudah cukup berumur. Bahkan banyak juga yang menganggap tabu membicarakan soal pensiun, alias kumaha engke wae atau bagaimana nanti saja. Padahal, pensiun nyaman harus dipersiapkan sejak muda

Hal itulah yang mengundang keprihatinan pasangan Tessie Setiabudi dan Joshua Maruta, sampai akhirnya mereka membuat sebuah buku panduan menghadapi pensiun berjudul Pensiun Gaul – 7 Langkah Jitu mempersiapkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), VPR (Voluntary Resignation Program) atau Pensiun (www.pensiungaul.com) . Eits, pensiun gaul bukan berarti hura-hura, melainkan ada singkatan untuk “gaul” nya, yaitu,

G: Gaya hidup sehat
A: Aktivitasnya bermanfaat
U: Uangnya banyak
L: Lupanya sedikit.

Menurut pasangan ini, seharusnya seseorang sudah mempersiapkan dana pensiun sejak muda. “Yang super ideal adalah seseorang mempersiapkan pensiun itu justru pada saat masih muda,” ujar Tessie. “Begitu dia mulai bekerja, dia harus mulai menyisihkan uangnya untuk persiapan pensiun.”

Caranya dengan menyisihkan 15-20 persen pendapatan tiap bulan dan mengalokasikan ke 4 dompet dana, yaitu:

Dompet keamanan – dana terdiri dari uang tunai, tabungan, deposito dan asuransi; 
Dompet pertumbuhan
 – dengan pertumbuhan dana hanya 5-15 persen per tahun dan berfungsi sebagai cash flow positif. Terdiri dari reksadana, obligasi dan dana-dana indeks;
Dompet pertumbuhan pesat – pertumbuhan dana 15-25 persen per tahun agar cash flow positif meningkat cepat dengan bentuk reksadana, saham dalam maupun luar negeri, logam mulia dan properti;
Dompet impian – Disisihkan untuk mewujudkan impian Anda memiliki rumah, mobil, perhiasan, jalan-jalan ke luar negeri, dan sebagainya.

Untuk mengisinya, menurut Tessie dan Jos, Anda harus mulai mengisi dompet keamanan dengan dana yang likuid senilai 9 bulan kebutuhan pokok Anda. Selanjutnya, Anda harus mengalokasikan dana ke masing-masing dompet. Syaratnya, Anda harus menyisihkan K persen untuk dana keamanan, P persen untuk kedua dompet pertumbuhan, dan jangan masukkan dana apapun ke dompet impian, sebelum dompet pertumbuhan Anda optimum.
(Antono Purnomo)

Cermat


Online Banking Cermat, Pangkal Selamat 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Istimewa
**http://www.readersdigest.co.id Kemajuan teknologi membuat segala hal terasa mudah dan cepat. Tak terkecuali di bidang perbankan, yang memungkinkan Anda mengakses rekening secara maya, baik lewat ponsel, sabak elektronik, maupun desktop.

Namun hal ini juga menjadi peluang bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Menurut para ahli Kaspersky Lab, perusahaan antivirus terbesar di Eropa, pada kuartal pertama 2012 saja telah berhasil terdeteksi rata-rata 7.800 Trojan online bankingper bulan.
Ancaman lewat online banking merupakan bagian dari kegiatan kejahatan cyber yang paling canggih dan berbahaya.

Tujuannya tak lain untuk membuka akses ke rekening Anda, lalu menguras habis isi rekening, atau melakukan pencurian sedikit demi sedikit sehingga pemilik rekening tak menyadari tengah dicuri. Kejahatan yang terakhir disebut melibatkan ribuan rekening, sehingga kalau digabungkan jumlah kerugiannya menjadi sangat signifikan.
Lantaran hal tersebut AV-Test.org, laboratorium pengujian independen, melakukan pengujian terhadap dalam hal pendeteksian dinamis dan statis terhadap ancaman online banking.

Tes dilakukan dengan menggunakan 70 sampel malwareterbaru, yang semuanya mampu mengakses akun online banking pengguna internet atau sistem pembayaran mereka. Ketiga produk solusi keamanan komersial tersebut diuji melalui komputer yang beroperasi dengan Windows 7 dan berakses internet serta semua perlindungan diaktifkan.

Hasilnya, pada pengujian statis, Kaspersky Internet Security 2012 meraih tingkat pendeteksian sebesar 99,3%. Pada pengujian dinamis, yang lebih mencerminkan keadaan sebenarnya, Kaspersky Internet Security 2012 merupakan satu-satunya produk dengan tingkat pendeteksian mencapai 100%. Sementara pada pengujian remediasi paling kompleks terhadap komputer yang terinfeksi, Kaspersky Internet Security 2012 lagi-lagi menjadi yang terdepan dalam hal tingkat remediasi atas seluruh komponen aktif.

Menurut Oleg Ishanov, direktur riset anti-malware Kaspersky Lab, ancaman online banking menghadirkan bahaya yang paling besar karena satu infeksi dapat membuat seseorang kehilangan uang dari kartu kredit atau akun bank.

Hal itu berarti, sebelum Anda mulai melakukan online banking, Anda harus terlebih dahulu meningkatkan keamanan komputer dan jaringan internet Anda, dan terus-menerus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk terus menjaga keamanan tersebut. Caranya, dengan rajin-rajin melakukan update program antivirus yang Anda miliki. (Antono Purnomo)

Terjebak Diskon


Awas Terjebak Diskon! 
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Istimewa
**http://www.readersdigest.co.id/ Banyak cara yang dilakukan mal dan pusat perbelanjaan untuk menggoda Anda, para calon kustomer, untuk berbelanja. Salah satunya dengan memberikan diskon. 

Diskon sendiri di kemudian hari menjadi sangat berkembang, dari mulai jargon-jargonnya, sampai yang benar-benar nyata diskonnya.

Simak “pemainan” kata-kata dalam diskon di bawah ini, agar Anda tidak menyesal.

Beli Dua Bonus Satu.Bayangkan, kalau biasanya Anda mengeluarkan uang Rp30 ribu untuk dua buah barang, kini Anda mendapatkan tiga buah barang dengan harga yang sama. Untung? Belum tentu. Kemungkinannya banyak sekali, dari mulai haga yang dipampangkan bukan harga reguler – yang lebih murah dari harga promosi, sampai soal expiry date produk yang sudah mendekati habis. Kalau Anda hapal harga reguler dan mendapati produk tersebut lebih murah dibanding harga reguler tersebut, tentu saja Anda beruntung. Tinggal apakah pemakaian ketiga produk tersebut bisa dilakukan sebelum jatuh tanggal kedaluwarsa produk.

Diskon sampai dengan 70%. Kalimat ini memang sangat “menipu”. Pasalnya, kebanyakan pembeli hanya melihat kata “diskon” dan angka “70%” saja. Kata “sampai” dan “dengan” biasanya luput terbaca karena ukuran huruf yang sangat kecil.  Untuk itu, jangan ragu untuk meminta ketegasan harga sebuah produk, apakah diskonnya mencapai 70% atau tergolong “diskon sampai dengan” alias di bawah 70%.

Midnight Sale. Sale besar-besaran yang diselenggarakan pada malam hari itu masih saja jadi tren di kota-kota besar. Lagi-lagi, yang harus Anda waspadai adalah harga reguler Vs. harga diskon. Agak sulit dilakukan untuk mengingat harga reguler karena yang diklaim didiskon adalah seluruh barang yang ada di mal atau pusat perbelanjaan tersebut sehingga nyaris mustahil bagi Anda untuk mengingat harga regulernya. Tetapi kalau Anda merasa nyaman dengan pengetahuan soal harga, misalnya ada beberapa barang yang sejak lama Anda incar, go ahead. Namun kalau ragu, sebaiknya jangan. (Antono Purnomo)

Memiliki Mobil

Sudah Siapkah Anda Memiliki Mobil? 

Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Istimewa
**http://www.readersdigest.co.idBagi sebagian orang, memiliki mobil adalah impian. Namun pada kenyataannya, banyak hal yang harus disiapkan sebelum memiliki sebuah mobil. Apalagi kalau selama ini Anda belum punya pengalaman memiliki kendaraan sama sekali.

Persoalan ‘bagaimana cara membeli mobil’,  justru bukan masalah besar. Karena kini banyak sekali kemudahan yang bisa Anda dapatkan agar memiliki mobil impian menjadi kenyataan. Dari mulai kredit perbankan – yang memiliki banyak strategi dari kredit biasa sampai fix and cap, sampai leasing. Jenis kendaraannya juga memiliki beragam pilihan, mau baru atau bekas. 

Masalah timbul justru dari biaya-biaya yang timbul. Jangan berpikir biaya ini timbul lantaran mobil rusak, karena memelihara mobil bakalan menimbulkan konsekuensi biaya yang cukup banyak.

Biaya satu kali. Biaya yang harus Anda keluarkan sekali saat memiliki kendaraan adalah BBN atau Bea Balik Nama. Jumlahnya tergantung besaran CC. Jadi, saat Anda membeli mobil, bujet yang harus disiapkan jangan hanya bujet harga mobilnya semata, melainkan juga BBN. 

Biaya tahunan. Komponen biaya tahunan yang harus Anda keluarkan, pada dasarnya terdiri dari dua hal, yaitu: biaya perpanjangan STNK, dan asuransi. Biaya perpanjangan mobil dibagi menjadi dua juga, yaitu perpanjangan lima tahunan – yang ditandai dengan kewajiban mengganti plat nomor, dan perpanjangan tahunan. Awas, jangan sampai Anda terkena denda gara-gara terlambat membayar. Karena sifatnya tahunan, Anda bisa menabung terlebih dahulu untuk biaya perpanjangan STNK dan asuransi. Caranya, dengan membagi biaya-biaya tersebut sebanyak 12 – banyaknya bulan dalam setahun, lalu sisihkan sejumlah dana tiap bulan. Hal ini bakalan meringankan beban arus kas pribadi, ketimbang pada saat nya tiba Anda harus kelimpungan mencari dana untuk membaar biaya-biaya yang memang harus dibayar. 

Biaya bulanan. Dalam sebulan, Anda wajib mengalokasikan pos untuk BBM, dan perbaikan. Khusus untuk pos BBM, Anda bisa membaginya dalam banyaknya minggu dalam satu bulan. Jumlahnya, tentu tergantung konsumsi BBM kendaraan Anda yang sebelumnya telah Anda hitung. Sementara untuk pos perbaikan, sebaiknya selalu mengalokasikan sekalipun mobil tidak ada perbaikan dalam bulan itu. Kumpulkan dana tersebut, dan jadikan dana darurat kendaraan. (Antono Purnomo)

Beli Satuan atau Borongan?



 Beli Satuan atau Borongan?  
Readersdigest.co.id Perencanaan Keuangan
Image by : Feminagroup
**http://www.readersdigest.co.id Pernahkah Anda melihat papan bertuliskan 'Beli 3 dapat 4' atau 'Diskon 50% untuk pembelian kedua' saat menyusuri lorong supermarket untuk belanja bulanan?

Papan-papan itu seakan punya kekuatan magis untuk menggerakkan tangan kita mengambil barang yang diiklankan.

“Eits, jangan dulu,” ujar Mike Rini Sutikno, CFP, dari Mike Rini and Associate Financial Planning and Education. Menurutnya, walau mitos membeli dalam jumlah banyak lebih menguntungkan dibandingkan eceran ada benarnya, tetapi ada yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda menuruti bujuk rayu iklan itu.

  • Ukur dan pastikan kebutuhan bulanan Anda. Kalau Anda tidak bisa menghabiskan tiga kilogram deterjen dalam waktu sebulan, untuk apa menyimpan jumlah sebanyak itu?
  • Periksa tanggal kadaluarsa barang yang dibeli. Siapa yang ingin membeli barang dalam jumlah besar yang ternyata tak bisa dipakai setelah lima hari ke depan?
  • Jangan konsumtif. Kalau Anda merasa membeli satu dus mie instan sesuai dengan kebutuhan Anda selama tiga bulan, perhatikan konsumsi Anda. Apakah Anda berubah konsumtif saat menyantap mie instan sehingga ternyata satu dus habis dalam waktu satu bulan saja? Wah, kalau begitu, kan, jadi tidak irit! (BDA)

4 Kesalahan Ketika Membuat Laporan Keuangan Usaha




Semua pengusaha harus membuat laporan keuangan bisnis, demikian menurut Mike Rini Sutikno, CFP, perencana keuangan dari lembaga Mike Rini & Associates Financial Planning & Education. Laporan keuangan ini gunanya untuk memonitor keuangan usaha, apakah usaha itu maju atau tidak, sudah sampai mana perkembangannya, dan juga untuk inventarisasi barang. Selain itu, laporan keuangan usaha juga diperlukan untuk membantu manajemen mengambil keputusan-keputusan keuangan, mengajukan kredit ke bank, dan mengurus pajak.
Sayangnya, masih banyak kekeliruan yang dilakukan pengusaha, yang bisa berakibat pada terhambatnya kemajuan suatu bisnis:
1. Ketidakmampuan untuk memprediksi jumlah penggunaan uang receh. Ini bisa menggerogoti kantong pribadi kita, lho. Itu sebabnya ada istilah kas kecil atau petty cash. Kas kecil ini dimanfaatkan untuk menangani kembalian dan hal-hal lainnya yang remeh. Bukan untuk operasional rutin, melainkan untuk yang tak terduga saja.
2. Kebanyakan pengusaha pemula tidak mengoptimalkan layanan bank otomatis. Begitu menerima pembayaran, ia tidak menyimpannya di bank karena berpikir, “Toh nanti akan dikeluarkan lagi untuk membayar biaya-biaya.”
Ketika ia tidak melakukan pencatatan secara manual di perusahaan, tidak menyetorkan uangnya ke bank, dan tidak melakukan pembayaran biaya secara autodebet dari bank, aktivitas usahanya tidak akan terlacak. Uang masuk keluar begitu saja. Secara manual tidak ada pencatatan dan di bank juga tidak ketahuan debit dan kreditnya.
“Jadi apa yang mau disimpulkan? Usaha memang berjalan, tapi kita tidak tahu untung atau rugi,” tutur Mike.
3. Apabila sudah memiliki rekening usaha, aktiflah menggunakannya. Setiap tiga hari sekali, kita bisa menyetorkan uang ke bank. Untuk pembayaran yang kecil-kecil, gunakan petty cash. Apabila harus membayar supplier atau yang lainnya, manfaatkan fasilitas autodebet atau transfer. Jadi secara manual tercatat dan di bank bisa dipertanggungjawabkan.
4. Kalau usaha sudah maju, kita membutuhkan bantuan ahli untuk mencatat. Ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau tidak tahu cara membuat pembukuan, ini bukan berarti pengusaha boleh tidak melakukannya. Kalau tidak bisa, delegasikan tugas ini kepada orang lain.
Ada pengusaha yang menyewa orang yang tidak sesuai kebutuhan demi meminimalkan biaya. “Keuangan memang dicatat, tapi tidak optimal. Ada kesalahan-kesalahan,” kata Mike.
Ia melanjutkan, seorang pengusaha haruslah mengetahui banyak hal dan bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat. Jalan keluarnya adalah dengan belajar.

Di hari tua


Agar tidak terlunta-lunta menjalani hari tua




Agar tidak terlunta-lunta menjalani hari tua
JAKARTA. Belakangan ini, kesibukan Nurdin Basahil semakin bertambah. Pria berusia 54 tahun ini tengah giat mencari penghasilan tambahan untuk tabungan di hari tua. Pasalnya, kurang dari setahun dari sekarang karyawan salah satu perusahaan swasta ini akan memasuki masa pensiun. Padahal, setelah pensiun, Nurdin harus membiayai dua anaknya yang masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan sekolah menengah atas.
Memang, di perusahaannya, Nurdin mendapatkan fasilitas tunjangan dana pensiun. Tapi, dia menghitung, total dana pensiun yang dia dapatkan tidak signifikan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari rumahtangganya dan keperluan biaya pendidikan kedua anaknya.
Maklum, lantaran karyawan pindahan, usia Nurdin telah menginjak 35 tahun pada saat mengikuti program pensiun di kantornya sekarang. Jadi, jangka waktu Nurdin menjadi peserta program dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dari kantornya hanya 20 tahun.
Dalam mengikuti program pensiun ini Nurdin menyisihkan iuran tetap Rp 300.000 per bulan, dipotong dari penghasilan bulanan. Jadi, dana pensiun yang akan didapat Nurdin setelah pensiun hanya sekitar Rp 72 juta (Rp 300.000 x 12 bulan x 20 tahun). Jumlah ini memang hanya pokok. Masih ada dana yang akan didapat Nurdin dari hasil pengembangan investasi iuran pensiunnya yang dikelola oleh DPLK tadi.
Masalahnya, menurut Nurdin, nilai “pesangonnya” tidak signifikan. “Kalau dihitung, total dana pensiun yang akan saya dapatkan tidak sampai Rp 100 juta. Padahal, biaya kebutuhan saya sehari-hari untuk pendidikan anak hingga lulus kuliah lebih dari itu,” kata Nurdin. 

Perlu menambah 

Pasti, kondisi seperti itu bukan hanya dialami oleh Nurdin. Banyak masyarakat di negeri ini yang telah memiliki fasilitas tunjangan dana pensiun di kantornya, namun tidak mencukupi kebutuhan di hari tuanya.
Jika begitu, apa yang harus kita lakukan? “Kalau sudah punya program pensiun di kantornya, tapi merasa programnya kurang mencukupi, kita harus menambah dana pensiun dari luar kantor,” saran Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory.
Mohamad B. Teguh, perencana keuangan Quantum Magna Financial, menambahkan, perlu atau tidaknya seseorang memiliki program dana pensiun dari luar kantor sangat bergantung pada kebutuhan biaya hidupnya setelah pensiun. “Harus dihitung, biaya hidupnya berapa pada saat pensiun? Lalu dikalikan dengan usianya. Itu hitungan sederhananya,” kata Teguh.
Menurut dia, untuk menghitung kebutuhan hidup itu bisa menggunakan biaya hidup dia saat ini, atau bisa juga dikurangi sampai menjadi 80% dari biaya hidup bulanan saat ini. “Jika DPLK dari kantornya mencukupi kebutuhan dana pensiunnya, karyawan itu tidak perlu lagi membeli dari DPLK lain. Tapi, kalau kurang, dia perlu tambahan,” imbuh dia.
Teguh mengingatkan, untuk menutup kekurangan dana pensiun tadi, Anda tidak harus ikut DPLK di tempat lain. Bisa juga menambahkan iuran pada DPLK yang ada di kantornya atau berinvestasi di tempat lain, seperti di reksadana, logam mulia, properti yang disewakan, atau bisnis lainnya.
Kini, keputusan ada di tangan Anda. Jika, memang Anda merasa perlu menambah program dana pensiun dari luar kantor, ada baiknya mempertimbangkannya dengan matang. Berikut ini adalah beberapa tip cara memilih program pensiun: 

Menentukan produk 

Menurut Mike Rini, hal terpenting yang harus diperhatikan jika ingin memiliki program dana pensiun dari luar kantor adalah menentukan pilihan produk yang menyediakan fasilitas program dana pensiun. “Biasanya, tingkat pengembalian hasil (return) produk dana pensiun DPLK moderat, sama dengan deposito atau obligasi. Untuk kebutuhan jangka panjang, harus membeli suatu produk yang bisa memberikan return lebih,” kata Mike.
Saran serupa dikatakan Muhamad Ichsan, perencana keuangan dari PrimePlanner. Dia mengatakan, sebelum membeli program dana pensiun, hal penting yang perlu diperhatikan adalah menentukan produk dana pensiun. “Yang perlu diperhatikan adalah pilihan alternatif investasi yang sesuai dengan kebutuhan dana pensiun dan profil risiko Anda,” kata Ichsan.
Reputasi DPLK
Di Indonesia hanya ada dua lembaga yang dapat menyelenggarakan program dana pensiun DPLK, yakni bank dan perusahan asuransi, baik swasta maupun pemerintah. Nah, sebelum memutuskan membeli produk program pensiun dari kedua lembaga tersebut, Anda harus melihat reputasi lembaga yang bersangkutan.
Menurut Mike Rini, langkah itu perlu untuk mengamankan dana pensiun yang kita bayarkan setiap bulan kepada DPLK. “Jangan sampai ketika kita mau mengambil dana pensiun, belasan atau puluhan tahun kemudian, lembaga DPLK tersebut sudah tidak ada karena kolaps,” ungkapnya.
Mike bilang, tidak sulit mengetahui reputasi lembaga DPLK itu. Untuk bank, Anda bisa melihat kinerjanya. Misalnya, bagaimana rasio kecukupan modal (CAR) atau indikator lain. Sedangkan, perusahaan asuransi bisa dilihat dari rasio kecukupan modal terhadap risiko (risk based capital/RBC).
Selain itu, Anda juga bisa melihat bunga yang ditawarkan DPLK. Jadi, kalau ada DPLK memberi iming-iming bunga tabungan pensiun sangat tinggi atau jauh di atas bunga deposito, Anda patut curiga. “Yang wajar, angka bunga tabungan biasanya 2% di bawah suku bunga bank indonesia (BI rate). Sedangkan bunga deposito biasanya 1% di bawah BI rate,” imbuh dia.
Fleksibelitas produk
Bagian penting lainnya ketika membeli program dapen adalah fleksibilitas dari produk dana pensiun itu. “Misalnya, apakah ketika terkena PHK, dana pensiun yang Anda miliki hilang atau tidak. Sebaliknya, jika keuangan Anda meningkat, apakah bisa menambah plafon dananya,” kata Mike.
Pendapat Mike dibenarkan oleh Muhamad Ichsan. Menurut dia, hal terpenting yang harus dipertimbangkan adalah kemudahan fasilitas dari produk dana pensiun tersebut. “Kebutuhan dana pensiun yang masih panjang membuat Anda harus menabung secara reguler dalam jangka panjang. Karena itu, perhatikan berbagai kemudahan yang diberikan,” papar Ichsan.
Dia bilang, salah satu kemudahan yang perlu diperhatikan adalah fasilitas autodebit. Dengan kemudahan ini, Anda bisa memastikan menabung jangka panjang dapat dilakukan terus-menerus. Kemudahan lainnya adalah alternatif investasi dan kemudahan memindahkan sarana investasi satu ke yang lain dalam waktu tertentu. 

Akses informasi saldo dana pensiun 

Tidak kalah pentingnya, hal yang perlu diperhatikan calon nasabah DPLK adalah melihat akses informasi saldo. “Apakah kita bisa mengakses informasi saldo dana pensiun dari lembaga DPLK. Misalnya, sudah berapa saldo tabungan kita dan berapa bunganya,” papar Mike.
Menurut Mike, tujuan calon nasabah mengetahui akses informasi saldo dana pensiunnya adalah sebagai langkah evaluasi investasi yang dilakukan. “Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui, apakah dana pensiun yang kita siapkan sudah sesuai dengan target keuangan yang diharapkan. Kalau target investasinya tidak sesuai, kita bisa mengganti dengan produk serupa dari DPLK lain,” kata Mike. 

Skema penarikan dana pensiun
Poin terakhir yang harus dilihat calon nasabah adalah skema penarikan dana. Menurut Mike, selama ini komitmen nasabah menjadi peserta program dana pensiun adalah menginvestasikan dana jangka panjang. Uang yang dibayarkan setiap bulan ke lembaga DPLK tak diambil sebelum waktunya.
Nah, apakah dana pensiun yang kita taruh di sebuah lembaga DPLK itu bisa kita ambil pas waktunya tiba? “Bagaimana cara pengambilannya? Apakah bisa diambil seluruhnya lalu dipindahkan ke keranjang investasi kita yang lain, atau dibayar sedikit-sedikit dengan sistem transfer ke rekening kita setiap bulan dengan nominal tertentu,” tandas Mike.
Dengan kata lain, kata Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, skema penarikan dana pensiun bisa berupa lump sum (sekaligus), bisa pula anuitas (berkala). “Anda harus melihat DPLK mana yang memiliki kredibilitas terbaik dalam pelayanannya,” kata Rakhmi.

BIAYA PENDIDIKAN


Mensiasati BIAYA PENDIDIKAN

oleh: JakaTarub 
Pengarang : Mike Rini 



Biaya pendidikan, apalagi jenjang pendidikan tinggi, makin mahal. Merencanakan dana pendidikan sejak dini, bahkan mulai memikirkannya sejak anak lahir, itulah anjuran konsultan keuangan Mike Rini, dalam artikelnya berjudul Menyiasati Biaya Pendidikan. Sisihkan sebagian pendapatan rutin kita tiap bulannya atau pada waktu tertentu secara rutin.

Berikut sejumlah tips mempersiapkan dana pendidikan anak:

1. Menabung melalui jasa perbankan. Tabungan pendidikan, yang merupakan gabungan bentuk deposito, asuransi, dan tabungan. Walaupun bentuknya tabungan pendidikan, ada juga yang dijaminkan dengan perlindungan asuransi.

2. Membeli produk asuransi yang mengandung unsur tabungan. Model ini digunakan bagi keluarga yang memiliki risiko tinggi seperti pekerjaan dengan tingkat kecelakaanya tinggi.

3. Berinvestasi, misalnya reksa dana atau melakukan setoran rutin investasi per bulan, atau pada waktu yang diinginkan.

4. Pinjaman kredit jangka pendek, seperti pinjaman tanpa jaminan/agunan yang dikeluarkan bank. Namun ini kurang lazim. Dalam keadaan mendesak, ketika tidak tersedia dana cukup untuk membayar biaya pendidikan anak dengan segera, mengambil pinjaman kepada pihak lain bisa menjadi salah satu alternatif,

5. Dengan menjual harta kekayaan (emas, tanah, kendaraan) untuk biaya pendidikan jika tidak tersedia dana tunai yang cukup.

Empat Langkah Mudah Mempersiapkan Dana Pendidikan

1. Menentukan target dana pendikan yang dibutuhkan. Target dana pendidikan yang dibutuhkan adalah sama dengan perkiraan biaya pendidikan kelak, dan untuk memperkirakannya, lakukanlah dua hal berikut :

a. Cari informasi berapa biaya saat ini untuk masing-masing jenjang pendidikan yang akan dilalui anak ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas, S2 ) Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi.

b. Hitung berapa biaya pendidikan tersebut kelak, kalikan dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan per tahun sampai anak Anda masuk sekolah. Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi sedangkan asumsi rata-rata kenaikan biaya pendidikan per tahun yang adalah 10%, maka 4 tahun lagi biaya uang pangkal masuk TK tadi sudah naik menjadi Rp 7.350.000,-

2. Menetapkan cara pencapaian target dana pendidikan:
a. Melakukan setoran rutin bulanan ke dalam suatu produk investasi (Menabung secara rutin ke tabungan biasa, tabungan pendidikan atau deposito di bank, berinvestasi bulanan ke produk reksadana, atau mengambil asuransi pendidikan.)

b. Menabung atau melakukan investasi sekali saja di muka dengan dana tunai yang dimiliki saat ini.

3. Melindungi Investasi dari risiko, dengan asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan yang memberikan manfaat asuransi.

4. Melakukan Evaluasi dan Revisi minimal setahun sekali untuk memastikan agar target dana pendidikan yang dinginkan tercapai. Dengan melakukan evaluasi rutin, akan diketahui apakah rencana keuangan sudah terpenuhi tergetnya atau belum, sehingga jika belum dapat segera dilakukan revisi atau rencana perbaikannya.

Sumber: Danareksa.com, www.perencanakeuangan.com


Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/management/1942552-mensiasati-biaya-pendidikan/#ixzz1ubMZpl00

Izin usaha


BISNIS RUMAH MAKAN
Oleh: Mike Rini
Dikutip dari CBN CyberSHOPPING
Eunike Linda --- Bogor
Saya ingin membuka rumah makan, namun masih ragu. Mohon dibantu untuk hal-hal di bawah ini:

  1. Persiapan yang perlu dilakukan?
  2. Konsultan lay-out?
  3. Konsultan tentang makanan?
  4. Pemilihan nama yang sesuai?


Jawaban:Persiapan pertama untuk memulai bisnis apa saja, termasuk rumah makan adalah mempersiapkan mental untuk menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan. Setelah langkah pertmama ini, kini menyangkut masalah operasional dari rencana usaha Anda. Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu disiapkan rapi. Mulai dari menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu, untuk usaha rumah makan minimal harus mengerti masakan. Bisa pintar memasak, lebih baik lagi ahli memasak. Namun, untuk menjadi pengusaha rumah makan tidak harus menjadi ahli memasak dulu, tetapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, tenaga ahli yang bisa memasak bisa direkrut.
Persiapan lainnya, adalah tersedianya prasarana dan sarana. Pengertian tersedianya bukan berarti harus menjadi miliknya, tetapi bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa terlebih dahulu, kecuali memang tersedia dana yang cukup yang sengaja diinvestasikan ke usaha Anda untuk jangka panjang.
Prasarana adalah hal-hal kemudahan bersifat fisik maupun non fisik yang mendukung pengoperasian sarana-sarana atau alat-alat. Sedangkan sarana adalah alat-alat untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dalam usaha rumah makan, maka yang termasuk prasarana adalah tempat yang strategis, tenaga ahli (juru masak), modal usaha, dan izin usaha, sedangkan meja kursi, peralatan makan, peralatan masak, dan sebagainya adalah sarana.
Berikut ini adalah beberapa tips memulai usaha rumah makan yang bisa Anda jalankan:

  1. Bukalah usaha ini ditempat yang strategis, banyak orang lalu lalang, dipinggir jalan raya, cukup banyak kendaraan yang lewat. Tempatnya tidak perlu terlalu besar dulu, sesuaikan dengan modal dan toleransi Anda menghadapi risiko usaha. Mengenai design lay-out dan interior rumah makannya tentunya harus bisa menonjolkan ciri khas dari rumah makan Anda. Anda bisa berkonsultasi langsung dengan ahlinya, namun sebaiknya Anda juga mempunyai ide sendiri sebelum berkonsultasi dengan ahlinya.
  2. Usaha rumah makan juga sangat sensitif terhadap rasa, karena itu penting sekali ada tukang masakan yang betul-betul ahli dibidangnya. Juallah masakan yang terbaik dan bermutu tinggi. Jangan coba-coba membuka rumah makan jika tidak ada juru masak yang hebat masakannya. Sebaiknya Anda lakukan beberapa kali percobaan tentang enak tidaknya masakan yang akan dijual dengan melibatkan beberapa orang sebagai "konsumen". Setelah mereka semua menyatakan enak, Anda baru boleh membukanya.
  3. Sebaiknya Anda juga mengurus izin usahanya. Bisa izin usaha dari RT/RW atau keamanan setempat. Namun secara prinsip, yang saya maksudkan adalah berbadan hukum yaitu dengan akte notaris. Hal ini sangat diperlukan bila usaha Anda di pinggir jalan raya dan melibatkan beberapa pekerja. Tidak perlu mendirikan PT atau CV, misalnya cukup dalam status UD (Usaha Dagang) milik perseorangan, yaitu Anda yang disahkan oleh notaris.Kemudian perizinan lain seperti NPWP. Namun jangan sampai izin usaha ini justru menghalangi niat Anda mendirikan usaha. Toh bisa bertahap: izin RT dulu, sambil jalan, usaha makain ramai makin laris, izin usaha makin dilengkapi.
  4. Mengenai pemilihan nama, sebaiknya bukan hanya mudah dikenal, tetapi juga akrab dan sesuai. Nama juga jangan terlalu panjang dan harus mudah diingat. Harap diperhatikan juga untuk tidak menganggap remeh persamaan nama dengan rumah makan lain. Sebab bisa menimbulkan persengketaan. Perhatikannlah merek-merek yang sudah ada, lalu bikin yang berbeda.
Selamat membuka usaha rumah makan.Salam,
Mike Rini

Cuti Panjang Minus Waswas



Lebih dari lima tahun, tubuh dan otak yang terus-menerus digas deadline, ibaratnya mesin yang bolak-balik mogok. Ide mampet, antusiasme musnah, hingga berangkat ke kantor pun seperti seorang terhukum. Kalau memang kantor memberi fasilitas cuti panjang (biasanya kira-kira 1 bulan, di luar cuti tahunan), sudah sepantasnya kesempatan emas ini dimanfaatkan, sehingga keseimbangan hidup tercapai.

Atau, Anda ingin cuti di luar tanggungan, entah karena urusan keluarga atau keinginan memperkaya ilmu, tapi masih ragu-ragu karena khawatir karier justru akan mandek? Berikut ini 4 kasus seputar pemanfaatan cuti panjang, beserta solusinya.

Tanya: Beberapa bulan lagi, jatah cuti 30 hari saya akan keluar. Rencananya, saya ingin memanfaatkan cuti panjang ini untuk berlibur. Namun, saya bingung, kapankah waktu yang tepat untuk memanfaatkannya? Apakah sebaiknya langsung dihabiskan atau menunggu hingga kepala sudah benar-benar sesak? Selain itu, bijakkah keputusan saya jika memanfaatkan seluruh cuti untuk berlibur? Fitry – Surabaya

Jawab: Sebenarnya, memanfaatkan cuti saat badan dan pikiran sudah ’protes’, bukan tindakan bijak. Jika Anda tak ingin menghabiskan cuti saat cuti itu keluar, tak masalah. Namun, jangan menunggu sampai badan dan pikiran memberi sinyal lampu merah.

Mungkin, waktu tepat menghabiskan cuti panjang adalah setelah Anda menyelesaikan proyek besar yang pastinya menguras tenaga dan pikiran. Sehingga, cuti panjang menjadi periode mengembalikan keseimbangan kesehatan tubuh dan pikiran Anda.

Tidak masalah memanfaatkan seluruh cuti untuk berlibur, asal memberi waktu beberapa hari untuk istirahat sebelum kembali beraktivitas dan meluangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk kontemplasi.

Sebelum meninggalkan kantor selama sebulan, sebaiknya semua urusan kantor telah diselesaikan. Anda juga sudah menginformasikan ke klien-klien penting bahwa Anda akan mengambil cuti panjang dan memberikan mereka kontak perwakilan Anda, jika mereka memerlukan tindak lanjut suatu masalah. Pasalnya, kalau tiap sebentar ada SMS atau telepon dari kantor, sama saja Anda hanya pindah lokasi kantor ke tempat berlibur.

Sebaiknya berliburlah ke 2 atau 3 tempat, yang belum pernah didatangi. Kalau lebih, selain letih karena capek di jalan atau bolak balik packing, kesempatan menggali budaya dan mengenal karakter manusia di lokasi liburan menjadi tak total.

Tinggallah di satu lokasi 3-5 hari, dan cobalah untuk tak menyusun acara terlalu padat dan hindari city tour dalam rombongan besar. Enjoy the moment sambil mencoba makanan lokal dan berkenalan dengan penduduk setempat, sekaligus memanfaatkan 5 indra yang Anda miliki. Dijamin, pengalaman yang didapat lebih dalam dan berbekas dibanding sekadar menyambangi berbagai objek wisata terkenal.

Setiap hari saat berlibur, sisakan waktu 15 menit untuk berkontemplasi. Tanyakan pada diri sendiri: benarkah langkah-langkah karier Anda selama ini sudah bersinergi dengan passion dalam hidup Anda? Dengan begitu, setelah cuti panjang berakhir, bukan hanya otak dan badan menjadi segar kembali, tapi juga kepastian akan rencana karier ke depan.

Sebaiknya 3 atau 4 hari sebelum cuti panjang usai, Anda sudah kembali ke rumah untuk membereskan rumah dan beristirahat. Sehingga, saat kembali ke kantor, Anda sudah menjadi manusia baru.

Tanya: Saya mendapat beasiswa setahun ke luar negeri. Saya antusias mengambilnya karena klop dengan profesi sekarang. Saya berniat meminta cuti di luar tanggungan kepada atasan. Bagaimana prosedur memintanya. Bisakah dengan bertambahnya ilmu, saya meminta penambahan penghasilan atau kenaikan posisi di kemudian hari? Negosiasi apa yang perlu dilakukan? Sarah Jane- Depok

Jawab: Sebaiknya Anda menyampaikan kebutuhan mengambil cuti di luar tanggungan kepada atasan, jauh-jauh hari. Berikan alasan yang jelas dan tulus mengenai pengambilan cuti di luar tanggungan untuk menjaga kredibilitas, sekaligus untuk menjaga kepercayaan atasan dan rekan selama cuti, sehingga tim kerja lebih kooperatif membantu.

Anda bisa menegosiasikan kepada atasan untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan. Format sekecil apa pun tak masalah, karena keterlibatan Anda dengan pekerjaan menimbulkan ikatan dengan perusahaan.

Kalau memang studi Anda sangat menyita waktu, peran sebagai konsultan atau advisor di dalam tim Anda adalah alternatif yang bisa Anda tawarkan kepada atasan. Meski jauh, dengan teknologi canggih, ini bisa dilakukan.

Menegosiasikan penambahan penghasilan atau kenaikan posisi di kemudian hari kepada atasan, justru akan menurunkan nilai jual. Atasan juga punya mata dan telinga. Otomatis atasan akan memberi apresiasi lebih
di kemudian hari, jika memang performa dan ilmu Anda lebih baik.

[Dari femina 13 / 2009]