link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Jumat, 27 Desember 2013

Mendingan


Fri Dec 27, 2013 12:21 am (PST) . Posted by:

"Adji Pamoso"



Luar biasa.... sangat inspirative ...


From: alumni_bppn@ yahoogroups. com [mailto:alumni_bppn@ yahoogroups. com] On Behalf Of Dwika Sudrajat
Sent: Friday, December 27, 2013 2:48 PM
To: IME
Subject: [alumni_bppn] (unknown)

alumni_bppn@yahoogroups.com  
Today at 2:47 PM

Menundukklah, lihatlah kebawah... nikmat sekali saya bisa menerapkanya,
rasa syukur selalu terucap melihat diri saya ternyata masih "mendingan" dibanding orang lain.
Walaupun saya belum punya barang yang saya inginkan,
tapi syukur saya sudah punya rumah yang sudah lunas,
anak istri saya diberi kesehatan.
Saya pun bisa melihat mereka tertawa setiap hari,
membuat saya sangat sangat bersyukur,
ternyata saya bahagia bukan main,
saya beruntung DIA memberi yang terbaik buat saya..
DIA sayang sama saya dan keluarga.
I Deliver Happiness,
Dwika

Tiga sahabat hati

http://sekedarcelotehhati.blogspot.com

Bismillahirrahmanirrahim

Belakangan ini saya jadi kepikiran bagaimana caranya agar bisa menjalani hidup ini dengan enteng, bisa dinikmati disetiap kondisi baik susah maupun senang. Setiap orang jika ditanya pasti akan menjawab sama, minimal miriplah.. bahwa hidup ini jika dirasa bertambah berat setiap harinya, termasuk saya pun akan menjawab sama. Bisa jadi karena masalah pekerjaan, masalah keuangan yang seperti air, cepat sekali mengalir dan menguap, atau bisa jadi masalah keluarga yang komplek, cita cita yang mentok, atau masa depan (yang kita pikir) bakal suram.


Saya pun mencoba mencari cari jawabannya, blusukan sana sini, tanya sana sini, saya berpikir ga sehat nih ngejalanin hidup klo modelnya kaya gini, selalu was was, kemrungsung. sampai akhirnya Allah memberi jalan saat saya membuka al Quran dan menemukan ayat ini :

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" ( Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali ), Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." ( QS. Al baqarah: 155-157 )

Ayat yang luar biasa! Sampai saya membacanya berulang ulang untuk meyakinkan hati dan logika. Mantap!, ini dia yang saya cari, salah satu dari sekian banyak jawaban yang di beri oleh Tuhan Semesta Alam, sabar, ikhlas menjalani hidup dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada saya.

Blusukan lagi nyari garis besar dari kata sabar, ikhlas dan bersyukur agar bisa di terapkan di dalam kehidupan saya, karena selama ini 3 kata itu dari kecil sudah bolak balik saya dengar tapi tidak pernah "nempel" di hati secara utuh. Sampai akhirnya saya berkesimpulan secara sederhana bahwa tidak ada alasan apapun untuk berkeluh kesah berkepanjangan, Allah kan dekat sama saya, selama saya juga dekat sama Allah. Dia yang mengatur kehidupan saya, yang merancang saya dari awal lengkap dengan garis rezeki, amal, ajal dan nasib (HR. Bukhori Muslim). Berarti saya disayang  Allah kalau begitu, sudah seharusnya saya bahagia karena selalu diberi cobaan oleh-Nya.

"apabila allah menyenangi hambanya maka Dia diuji agar Allah mendengar permohonannya" (HR. Al-Baihaqi)

Jadi jika Allah memberi ujian, beban hidup atau apalah namanya, seharusnya saya bisa menikmatinya, karena itu sudah digariskan oleh-Nya, Allah sayang sama saya, peduli sama saya, karena Allah sudah berjanji akan memberi kabar gembira di akhir ujian saya, asal sabar, ikhlas dan selalu bersyukur. Dan janji Allah itu luar biasa, sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata, dirasakan dengan hati, dipikirkan dengan logika.. SURGA!

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ( QS. Al baqarah: 214)

Luar biasa banget kan, diberi cobaan, dikasih bantuan, didengar permohonannya  dan dihadiahi surga... ehmmmm tidak gampang sih, butuh perjuangan berat, apalagi ujiannya juga bisa macam macam, bisa harta, anak istri, ladang penghasilan dll, cuma ngebayangin reward nya itu lhoh, kayanya nikmat banget, seumur hidup kita akan menikmatinya di alam akhirat yang ga ada matinya..

Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? ( QS. Al Furqaan: 20)

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At Taghaabun: 15)

Saya tidak bisa membayangkan jika saya dicuekin sama Allah, tidak dianggap sama Allah, duhh gimana rasanya? Misalkan diberi kenikmatan dunia yang berlebih, tapi dibuat lupa sama Allah, dibuat lupa sama yang sebenarnya memberi kita kenikmatan dunia. Dibuat sibuk siang dan malam memikirkan caranya agar harta kita semakin bertumpuk dan bertumpuk. Apalagi sampai dibuat lupa beribadah, ketika adzan dhuhur berkumandang misalnya, Allah sudah memanggil manggil kita, tapi gara gara sedang bertemu klien, lagi meeting deal proyek yang penting, lagi menjamu klien, atau lagi menyelesaikan pekerjaan (yang katanya) nanggung dan alesan alesan dunia lainnya, panggilan Allah di cuekin, sholat tepat waktu yang cuma 15 menit diabaikan, "tar aja deh, lagi nanggung, dzuhur kan jam dua juga bisa..." Subhanallah, Allah di nomer duakan...

Abdullah Ibdu Mas'ud RA berkata, " Aku bertanya kepada Rasulullah, " Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdol?" Beliau menjawab, " Sholat tepat pada waktunya." (HR. Bukhari)

"Paling afdol (utama) Sholat seseorang adalah dirumahnya kecuali sholat yang fardhu (lima waktu)." ( HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi mulai sekarang, saya mencoba untuk "mendoktrinkan" pemikiran saya ini ke dalam otak dan hati. Semuanya benar2 saya pasrahkan ke Allah, saya tidak takut, ada Allah kok, dekat lagi... yang memberi dan yang mengambil semua nikmat juga Allah, jadi buat apa saya pusing dan bersedih berlarut larut dengan semua masalah saya? harusnya kan saya menyadari kalo semua cobaan ini akan membuat saya lebih dekat dengan-Nya, saya lebih bersyukur, lebih sabar, karena jika bisa melewatinya, balasannya luar biasa indah.

Konsep miskin di otak saya pun berubah, karena miskin itu ternyata hakekatnya adalah miskin hati, dan kaya adalah kaya hati (Ust. Yusuf). Dikelilingi harta duniawi yang berlimpah ruah tidak lantas membuat hidup ini jadi indah dan bahagia, bila ternyata hati kita masih "sakit" alias hampa. Kekayaan melimpah ruah, tapi hidup selalu "lapar" dan "haus", maka tidak bisa disebut kaya karena selalu kurang terus... takut besok jatuh miskin, tabungan habis, proyek berkurang dan takut semua yang kita miliki lenyap dalam sekejap. Akhirnya waktu kita yang 24 jam cuma habis untuk menutup rasa takut tadi, ujung ujungnya lupa sama Allah karena terlalu sibuk.. Nauzubillahi minzalik.

Menundukklah, lihatlah kebawah... nikmat sekali saya bisa menerapkanya, rasa syukur selalu terucap melihat diri saya ternyata masih "mendingan" dibanding orang lain. Misalkan saya ingin sesuatu, tapi belum mampu memilikinya, tidak lantas membuat saya iri dengan mereka yang punya, tapi saya mencoba melihat kebawah, walaupun saya belum punya barang yang saya inginkan, tapi alhamdulillah saya sudah punya rumah yang sudah lunas, anak istri saya diberi kesehatan. Saya pun bisa melihat mereka tertawa setiap hari, membuat saya sangat sangat bersyukur, ternyata saya bahagia bukan main, saya beruntung Allah memberi yang terbaik buat saya.. Allah sayang sama saya dan keluarga.

Sedikit cerita penutup dari Bang Arvan Pradiansyah  dibukunya "Cherish Every Moment"
yang selalu menjadi penyemangat saya ketika saya terpuruk.

Ada seorang eksekutif yang tengah berlibur di sebuah desa. Suatu siang dia bertemu dengan seorang nelayan yang sedang asik mermain dengan kedua anaknya. Eksekutif ini bertanya kenapa si nelayan tidak bekerja lebih keras, padahal hidupnya (terlihat) masih kekurangan.
"Katakan apa yang dapat saya lakukan!" ujar nelayan

" Belilah kapal yang lebih besar!" kata si eksekutif. " Dengan demikian anda bisa menangkap ikan yang lebih banyak".
Nelayan kembali bertanya, " Dengan ikan yang lebih banyak, apa yang dapat saya lakukan?"
"Juallah ke kota, anda akan mendapat uang banyak," lanjut si eksekutif.

"Lantas uang itu untuk apa?" tanya nelayan lagi.
"Dengan uang itu, anda dapat membangun rumah yang bagus, dan menyekolahkan anak anak anda sehingga menjadi orang yang pintar,"

"Lantas, kalo saya sudah mempunyai semua itu, apa yang akan terjadi?" kata si nelayan.
"nah, dengan semua yang kau miliki itu kau akan mempunyai waktu luang yang banyak dan akan merasa bahagia."

Mendengar hal itu si nelayan tertawa terbahak bahak, " Lantas, apa bedanya dengan saya yang sekarang? sekarang pun saya punya waktu luang yang banyak dan sudah sangat bahagia!"