link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Rabu, 09 Februari 2011

Trip to Bangkok: MRT and BTS

Trip to Bangkok: MRT and BTS

Bangkok is notoriously famous for its traffic jam. So, you might want to avoid taking a cab or renting a car. MRT and BTS are better options for you; they are affordable and can take you to many places in Bangkok.
MRT stands for Mass Rapid Transit. Also known as Bangkok Metro, this is Bangkok’s underground metro system with 18 stations connecting 20 km distance between Bang Sue in the north and Hua Lamphong in the south.
BTS stands for Bangkok Transit System. Also known as Bangkok Skytrain, this is Bangkok’s two-line elevated train network covering major commercial areas. BTS provides free shuttle buses to transport passengers to and from nearby stations, though it’s rarely used by tourists. BTS has two lines, which are Sukhumvit Line and Silom Line. MRT and BTS are interchanged in three stations: Mo Chit –> Chatuchat Park, Sukhumvit –> Asok, and Silom –> Sala Daeng.
This is a map of MRT and BTS. The blue line is MRT. The bold green line is BTS Sukhumvit Line, and the one with bold dark-green line is Silom Line.
source: bangkok-booking.com
Enjoy Bangkok!

SAM YAN Station MRT

SAM YAN Station MRT Thailand Map 
  



SAM YAN Station is close to Chulalongkorn University. You can travel to Sri Phraya Pier to cruise the Chao Phraya River. And if you're interested in shopping at MBK center. You can walk in less than 10 minutes.


Bangkok (hari ketiga)

Pesona kota Bangkok (hari ketiga)

January 14, 2011
Hari ini kami memiliki waktu yang agak panjang menjelajahi kota bangkok, karena sesi technical discussion sudah selesai sejak pukul 15. Setelah berbasa-basi dengan rekan-rekan dari India, Thailand, Hongkong, Philipina dan Vietnam, serta perwakilan dari Jepang dan Eropa, akhirnya saya dan 3 rekan lain dari Indonesia memutuskan untuk pergi ke Bangkok King Power (pusat perbelanjaan duty-free). Seperti biasa kami menggunakan sky train, naik dari BTS Asok, menggunakan sukhumvit dan turun di BTS Victory Monumen, dengan tarif 30 bath.
Dari BTS Victory Monumen, kami menyusuri jembatan penghubung menuju Century the Movie Plaza dan menuju ke tempat menunggu “free pick up” menggunakan tuk-tuk (angkutan umum sejenis bajaj) menuju Bangkok King Power. Bangkok King Power cukup besar dan luas, serta tertata sangat rapi. Tidak heran bila banyak sekali bus-bus pariwisata yang membawa turis-turis dari luar Thailand menjadikannya salah satu tempat tujuan.
Saya membeli beberapa kotak coklat untuk oleh-oleh dan keripik durian (dry durian) titipan teman kantor saya. Harga makanan tersebut cukup mahal dibandingkan di Indonesia, rata-rata sekitar 200 sampai 500 bath untuk coklat. Sedangkan keripik durian harganya 280 bath.
Oya, toko duty free di Bangkok King Power hanya dilantai 1. Lantai atasnya (lantai 2), merupakan pusat perbelanjaan barang-barang branded (bermerk), mulai dari BVLGARY, RALPH LAURENT, HERMES dan beberapa toko gadget dan jam tangan bermerk.
Pulangnya kami memutuskan untuk mencari makan malam di “kampung arab”, atau “soi arab” yang letaknya diantara BTS Nana dan BTS Phloen Chit, tepatnya agak masuk kedalam jalan/gang sukhumvit soi 3 dan sukhumvit soi 5. Kami menikmati menu di salah satu rumah makan lebanon, yaitu nasi kuning dan ayam serta kebab kambing/domba. Mengenai rasa makanan disana, cukup lumayanlah untuk penyegaran, karena selama ini kami di Bangkok hanya makan Mc D atau KFC. Tetapi porsi yang diberikan terlalu besar untuk kami.
Setelah makan kami langsung pulang ke hotel, tetapi saya dan salah satu rekan memilih jalan kaki ke hotel, sambila melihat-lihat suasana Bangkok dimalam hari. Sedangkan kedua rekan kami yang lain memilih menggunakan Sukhumvit line (sky train) dari BTS Nana ke BTS Asok. Saya rasa keputusan saya benar, karena saya menemukan dan membeli tas cantik dan untuk sebagai oleh-oleh istri saya tercinta di depok :) .

Bangkok (hari ke lima)

Pesona kota Bangkok (hari ke lima) – terakhir

January 17, 2011
Hari ke lima kami di Bangkok tidak banyak yang kami lakukan. Karena kami harus pulang ke Jakarta, menggunakan penerbangan Garuda GA 867, dengan waktu boarding di bandara Suvarnabhumi pukul 14.10. Jadi saya putuskan hari ini saya tidak akan jalan kemana-mana.
Ajakan dari rekan untuk berenang dikolam renang, yang katanya ada diatap hotel, akhirnya saya penuhi. Meskipun saya menyusul. Ketika saya naik ke atap, ternyata kolam renangnya sangat kecil, mungkin berukuran 2×3 M, sejumlah 2 kolam, Halah, ini kolam atau tempat berendam sih, batin saya :D . Keliatannya kolam tersebut sengaja dirancang seperti itu, karena keterbatasan ruang. Tetapi kolam tersebut dilengkapi dengan alat penyemprot/penyembur air didalam kolam, jadi kita bisa mensimulasikan seperti berenang melawan arus. Memang saya tidak tertarik untuk berenang pagi itu, jadi saya putuskan tidak berenang.
Menjelang pukul 8 pagi, kami sarapan ke restoran hotel. Seperti biasa, saya hanya menyantap nasi goreng, omelet & sayur seperti osengan jamur dan sawi (sarapan rutin saya pagi di hotel). Saya tidak berani menyentuh daging, karena saya tidak yakin akan ke-halalan daging ayam atau sapi disana (khawatir masaknya bareng/satu tempat dengan daging babi).
Kami check out & meninggalkan hotel pukul 10 pagi, dengan menggunakan taxi yang sudah saya charter/booking di travel agent Hotel, seharga 800 bath. Taxi-nya berjenis mobil MPV, kl di Indonesia itu Kijang Innova. Perjalanan ke bandara tidak lama, cuma kira-kira 30 menit, karena jalanan juga cukup lancar.
Setelah menunggu cukup lama, kira-kira 1 jam, counter check in untuk Garuda Indonesia tujuan Jakarta dibuka. Beruntung bagi kami yang memiliki GFF (Garuda Frequent Flyer), karena kami mendapatkan fasilitas “fast track” dalam pemeriksaan barang/scanning di bandara. Terima kasih Garuda, sehingga kami tidak perlu mengantri dalam pemeriksaan barang & bawaan.
Alhamdulillah, bandara Suvarnabhumi memiliki mushala, sehingga kami dapat shalat dzuhur dan jama’ ashar terlebih dahulu sebelum terbang. Tepat pukul 14.10, kami menaiki pesawat garuda penerbangan GA867 tujuan Jakarta. Selamat tinggal Bangkok, semoga saya bisa kembali lagi suatu saat nanti :) .

Bangkok (hari ke empat)

Pesona kota Bangkok (hari ke empat)

January 17, 2011
Pada hari ke empat ini, kami berempat memiliki 2 agenda yang berbeda. Saya & pak A memutuskan untuk pergi ke Pasar Chatuchak (weekend market) dan naik perahu mengelilingi sungai Chaopraya. Sedangkan kedua rekan saya yang lain memilih mengikuti tour seharian ke Pattaya. Karena tujuan kami (saya dan pak A) tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap, maka kami berangkat pukul 9 pagi dari hotel. Sedangkan rekan-rekan yang pergi ke Pattaya berangkat pukul 6.30 pagi.
Sebelum berangkat naik kereta, kami membeli tiket terusan untuk 1 hari, seharga 120 bath. Jadi kami bebas untuk naik MRT (sky train yaitu Sukhumvit line dan silom line, tidak termasuk subway) selama 1 hari ini. Kami memilih tiket terusan harian ini, karena pada hari ini kami akan banyak menggunakan dan keluar masuk BTS. Oya, sebagai informasi, ada 2 macam tiket yang dijual oleh pihak pengelola MRT (sky train) Bangkok, yaitu tiket sekali jalan (dengan tarif antara 10 bath sampai 40 bath sekali jalan, sesuai dengan jarak) dan tiket terusan harian (seperti yang kami beli hari ini).
Pasar Chatuchak adalah pasar yang sangat luas, semua hal dijual disana. Mulai dari pakaian, makanan, souvenir maupun aneka bunga hias (anggrek dan lainnya) serta tanaman buah-buahan. Untuk menuju pasar Chatuchak tidaklah sulit. Kita bisa kesana dengan menggunakan skytrain (sukhumvit line) dan turun distasiun Mo Chit. Dari sana kita tinggal berjalan berjalan menyusuri taman chatuchak dan masuk ke kompleks pasar chatuchak.
Wow, pasar yang sangat luar biasa. Sungguh luas. Menurut informasi, ada sekitar 15 ribu pedagang yang berdagang disana. Saya membeli beberapa baju kaos, serta beberapa souvenir lain untuk keluarga dan rekan-rekan kantor. Menurut saya harganya cukup murah dan bisa ditawar. Oya, bila berbelanja disana, jangan sungkan untuk menawar dengan harga setengah atau sepertiga dari harga yang ditawarkan. Misalnya bila kita ingin membeli baju kaos, mereka menawarkan dengan harga 300 bath. Maka jangan ragu untuk menawar diharga 130 bath dan diharapkan nanti akan deal harga di 150 sampai 200 bath. Tetapi ada beberapa pedagang yang juga cukup baik dengan membuka harga penawaran yang tidak begitu tinggi (biasanya mereka sudah memberi tahu tabel harga untuk barang-barang tersebut). Cukup lama kami belanja di pasar Chatuchak, sampai hampir pukul setengah satu siang. Alhamdulillah kami menemukan tempat yang menjual makanan halal, yaitu kebab dan es krim turki. Untuk kebab ayam harganya 50 bath dan kebab daging harganya 70 bath. Sedangkan es krim turki dengan tambahan topping kacang dan coklat leleh, harganya 40 bath. Lumayanlah sebagai penyegaran. Karena sebelum ini kami hanya makan fastfood (Mc D dan KFC). Oya, saya juga sempat membeli anggrek yang cukup cantik (dari jenis bulbophylum) dengan harga yang cukup murah, yaitu 150 bath (sekitar 45 ribu rupiah). Kl dijakarta, nggak akan dapat tuh. Soalnya bulbophylum yang saya beli termasuk anggrek spesies.
Setelah selesai belanja di pasar Chatuchak, kami melanjutkan perjalanan ketempat/dermaga perahu yang mengarungi sungai Chaopraya. Bila menggunakan MRT, pilihlah silom line, bukan sukhumvit line. Kemudian turunlah di BTS Saphan Taksin. Tak jauh dari BTS Saphan Taksin, anda bisa membeli tiket untuk naik perahu keliling sungai Chaophraya. Atau bila anda tidak ingin susah-susah, datang saja ke salah satu travel agent BTS Saphan Taksin, seperti yang kami lakukan. Kami membayar 550 bath per orang untuk mendapatkan tur keliling Chaophraya. Tur sendiri berlangsung 2 jam (kami naik perahu pukul 15.00 dan selesai pukul 17.00). Perahunya panjang (long boat) dengan mesin yang cukup besar, jadi bisa berjalan cukup cepat. Bila anda pernah melihat film James Bond, sekuel “Tomorrow Never Dies”, ada adegan James Bond berkejaran dengan salah satu musuhnya menggunakan “long boat” tersebut. Seru juga naik “long boat”, serasa menjadi James Bond (kl dari tampang sih, saya udah mirip dengan Pierce Brosnan, hehehehe…. :) ).
Kami tidak hanya menjelajahi bagian utama sungai chaophraya, tetapi kami juga melintasi kanal-kanal (anak) sungai tersebut. Nah, disitulah menariknya tour ini. Bila dibagian utama (induk) sungai chaophraya kami disuguhi berbagai pemandangan kuil besar dan gedung-gedung tinggi (hotel, apartemen, restoran dan perkantoran), maka di kanal-kanalnya kami disuguhi pemandangan rumah dan kehidupan dipinggiran kota Bangkok. Rumah-rumah terapung (meskipun ada tiang-tiang penyangganya) banyak terdapat disisi kanal-kanal tersebut. Tetapi secara umum hampir tidak kami temui sampah disepanjang sungai dan kanal chaophraya. Tampaknya pemerintah Thailand dan kota Bangkok sukses mendidik warga/rakyatnya untuk menjaga aset mereka yang sangat berharga tersebut (sungai chaophraya).
Oya, bila saya bisa menganalogikan, sungai chaophraya mungkin tidak sebesar sungai musi di kota palembang. Tetapi sungai chaophraya memang dirancang dan dijaga agar menjadi objek wisata yang menarik bagi turis. Saya yakin, pemerintah Thailand juga pasti bersunguh-sungguh menjaga kelestarian dan kebersihan bagian hulu sungai Chaophraya. Karena bila mereka tidak memperhatikan bagian hulu sungai, pasti bagian hilir yang notabene membelah kota Bangkok tidak akan sebersih dan semenarik saat ini.
Perahu yang melintasi sungai Chaophraya tidak hanya perahu yang carteran/booking, tetapi ada juga perahu yang menjadi angkutan umum (seperti buskota/angkutan kota) bila didarat. Dimana perahu tersebut berhenti disetiap dermaga yang banyak tersebar dipinggir sungai Chaophraya. Tarifnya cukup murah, menurut informasi rekan saya yang pernah menggunakannya, tidak sampai 20 bath. Tetapi perahu tersebut biasanya cukup ramai dan seringkali sangat ramai, sehingga banyak penumpang yang tidak mendapat tempat duduk, jadi mereka berdiri sepanjang perjalanan. Oya, perahu-perahu tersebut tidak masuk ke kanal/anak sungai chaophraya, hanya melintasi bagian utama/induk dari sungai chaophraya.
Selain melintasi sungai chaophraya, kami juga mampir ke pasar terapung/floating market yang terdapat dikota Bangkok. Tetapi bukan floating market yang terkenal itu, yang letaknya sekitar 2 jam perjalanan dari Bangkok, menggunakan bus. Floating market yang kami kunjungi kecil, yang terdiri dari beberapa puluh penjual saja. Kebanyakan restoran dan penjual makanan. Oya, dipinggir sungai, sengaja dibuat seperti kolam, yang dibatasi oleh bangunan kayu untuk tempat makan, terdapat banyak ikan patin besar-besar. Kita bisa memberi makannya dengan roti yang banyak dijual disekitarnya. Saya perhatikan banyak orang, terutama anak-anak yang memberi makan ikan tersebut.
Setelah selesai tour, kami kembali ke hotel untuk shalat magrib dan meneruskan perjalanan mencari souvenir untuk keluarga dan rekan-rekan. Kami hanya berkeliling disekitar Sukhumvit dan kampung arab untuk membeli makan malam yang halal (kebab ayam). Wah, ternyata kebab disana lebih berbumbu & lebih enak dibandingkan kebab di pasar Chatuchak.

Bangkok (hari kedua)

Pesona Kota Bangkok (hari kedua)

January 13, 2011
Hari kedua kami di Bangkok tidak begitu menarik, karena dari pagi sampai sore kami mengikuti technical meeting di kantor cabang perusahaan tempat kami bekerja di Tokyo. Jaraknya kurang dari 200 M dari hotel kami. Jadi kami cukup berjalan kaki saja, sekalian berolah raga.
Seperti yang sudah saya alami dulu sewaktu ditugaskan ke Jepang selama 2 minggu (tahun 2005), disini kami agak kesulitan mencari makanan halal yang bisa kami makan. Karena penduduk Thailand mayoritas beragama Budha, maka saya tidak berani makan dipenjual makanan pinggir jalan maupun restoran thailand atau masakan china. Akhirnya kami putuskan untuk makan siang di Mc Donald tak jauh dari hotel tempat kami tinggal dan tempat kami menyelenggarakan meeting.
Akhirnya meeting selesai sekitar pukul 17.30 dan kami memutuskan untuk kembali ke hotel sebelum berjalan-jalan menikmati suasana malam kota Bangkok. Selepas magrib, kami berempat berangkat ke BTS (Bangkok Train Station) Asok. Dimana kami akan menggunakan sky train ke BTS Siam. Tujuan kami saat itu adalah Hard Rock Cafe Bangkok. Dari BTS Siam, kami berjalan menuju mal MBK dan belok kiri menuju Hard Rock Cafe Bangkok. Terus terang, kami belum pernah kesana, karena itu kami bertanya ke beberapa orang untuk bisa sampai di Hard Rock Cafe. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Beberapa rekan saya memborong souvenir dari Hard Rock Cafe.
Selepas membeli souvenir di Hard Rock Cafe, kami bergegas mencari makan. Malam itu kami putuskan untuk makan di KFC (dimal MBK), dengan harapan mendapatkan penyegaranan menu makanan. Karena kami sudah 2 kali makan di Mc D selama di Bangkok. Saya memesan paket seharga 65 bath yang isinya nasi, ayam yang dipotong-potong pedas (kering) dan beberapa potong timun serta minuman 7up. Ternyata mulut saya tidak cocok dengan menu tersebut. Meskipun makanan saya malam itu berhasil saya habiskan, tetapi usaha yang saya keluarkan untuk menelan makanan juga berat :D . Rasanya khas thailand, asam dan asin. Meskipun ditambahkan merica, sehingga rasanya menjadi lebih pedas, tetapi rasa asam dari makanan tersebut sangat kental.
Begitu selesai makan malam, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat-lihat pasar malam patpong. Kami berangkat dari BTS National Stadium yang berseberangan dengan MBK. Harga tiket yang kami bayarkan cukup murah, hanya 25 bath untuk sampai ke BTS Sala Daeng. Pasar malam patpong sangat ramai, terutama oleh turis dari asia maupun dari barat. Saya sendiri membeli beberapa souvenir/oleh-oleh bagi istri dan anak saya.
Ternyata patpong itu pusat tempat hiburan malam yang paling terkenal di bangkok. Saya sarankan, bagi anda yang belum cukup umur atau kurang bisa menahan diri (menahan nafsu), sebaiknya tidak datang ke patpong. Karena dikhawatirkan anda akan mencoba-coba salah satu tempat hiburan malam disana.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00, dan kami memutuskan untuk pulang ke hotel menggunakan subway/MRT dari stasiun Si Lom. Kami turun di stasiun Sukhumvit, dekat dengan hotel kami. Tarifnya juga cukup terjangkau, yaitu 22 bath.
Saya amat terkesan dengan kota Bangkok, terutama sistem transportasi kereta, baik sky train maupun MRT/subway. Sangat teratur dan nyaman, tidak kalah dibandingkan MRT di Jepang maupun Singapura. Bravo Bangkok.

Bangkok (hari pertama)

Pesona kota Bangkok (hari pertama)

January 13, 2011
Alhamdulillah pada awal tahun 2011, saya berkesempatan mengunjungi kota Bangkok, Thailand, selama 5 hari. Terus terang saya memang tertarik dengan kota ini. Karena menurut rekan-rekan saya yang sudah pernah mengunjungi Bangkok, kota ini cukup nyaman dan layak untuk dikunjungi.
Oya, ada sedikit cerita mengenai passport temen saya, mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Salah satu rekan seperjalanan kami, sebut saja pak D, ternyata passportnya akan habis dalam 5 bulan kedepan. Hal ini diketahui oleh petugas Garuda (maskapai yang kami gunakan), ketika kami cek in di counter Garuda. Menurut dia, beberapa negara, termasuk singapura dan thailand, biasanya membatasi masa berlaku passport turis yang akan datang mengunjungi negara tersebut, minimal 6 bulan kedepan passportnya belum habis masa berlakunya. Oleh sang petugas, rekan kami diminta membuat surat pernyataan yang menyatakan bila terjadi apa-apa (misalnya ditolak masuk thailand dan diminta pulang kembali ke jakarta oleh imigrasi thailand), resiko akan ditanggung sendiri. Akhirnya rekan saya tersebut setuju membuat surat pernyataan tersebut. Tidak hanya disitu, saat diimigrasi bandara soekarno hatta, petugas imigrasi menyatakan hal yang sama. Pelajaran yang bisa diambil adalah, bila kita ingin bepergian keluar negeri, usahakan masa berlaku passport kita tidak kurang dari 6 bulan.
Syukurnya ketika kami sampai dithailand, bandara suvarnabhumi, petugas imigrasi disana tidak mempermasalahkan passport teman saya tersebut. Alhamdulillah, kami lancar melewati imigrasi di bandara thailand. Tak disangka, ternyata bandara internasional Bangkok, suvarnabhumi, sungguh mengagumkan. Lebih megah dan teratur dibandingkan bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Saya langsung membandingkannya dengan bandara Changi di Singapura. Memang Changi lebih modern dan ramai dibandingkan dengan suvarnabhumi, tetapi mengingat Thailand merupakan negara yang masih berkembang, keberadaan bandara semegah dan seteratur ini cukup mengejutkan (setidaknya bagi saya).
Kami sudah diatur sebelumnya, saya dan rekan-rekan sekerja dari Jakarta (rombongan kami berjumlah 4 orang), langsung menuju tempat penjemputan yang sudah ditentukan oleh pihak Hotel. Kebetulan kami menginap di hotel FuramaXclusive, yang terletak di jalan Sukhumvit (dekat stasiun kereta api yang diatas tanah/sky train) Asok. Hotelnya cukup bagus, dengan rate kamar yang tidak begitu mahal, sekitar 2.750 bath per malam (double bad). Karena saya dan rekan saya (pak A) sekamar, lumayanlah menghemat. Sehingga sebagian uang allowance dari kantor bisa dipake buat beli oleh-oleh.
Begitu sampai, kami langsung jalan-jalan ke pusat perbelanjaan disekitar hotel kami, yaitu Siam Center, Siam Paragon dan Siam Discovery dan MBK. Siam Paragon merupakan mal yang sangat luas dan modern. Kl dijakarta, mungkin bisa dipadankan dengan Plaza Senayan atau Senayan City. Terus terang saya nggak begitu suka mal, jadi menurut saya sih, Siam Paragon mal biasa saja. Siam Center juga mal, tetapi ukurannya tidak terlalu besar. Oya, diantara Siam Paragon dan Siam Center terdapat air mancur yang cukup luas. Cukup indah.
Yang paling menarik adalah Madame Tussaud, yang berada dilantai 6 Siam Discovery. Bagi yang sudah pernah berkesempatan ke Prancis, mungkin sudah pernah mengunjungi Madame Tussaud disana. Tiket masuknya cukup mahal, menurut saya, yaitu 800 bath. Saat itu sedang ada promosi untuk warga Thailand atau warga asing yang memiliki working permit di Thailand. Bisa menikmati keindahan Madame Tussaud dengan harga tiket 600 bath. Disana terdapat replika dari orang-orang terkenal, dari negarawan (Barrack Obama, Ratu Elizabeth 2), atlet olah raga (steven gerard, ronaldinho, tiger woods, yao ming), ilmuan (albert einstein), penyanyi (beyonce, michael jakson, tata young) serta selebriti dunia (leonardo di caprio, bradd pitt, angenina jolie, will smith).

Bangkok (hari ke empat)

Pesona kota Bangkok (hari ke empat)

January 17, 2011
Pada hari ke empat ini, kami berempat memiliki 2 agenda yang berbeda. Saya & pak A memutuskan untuk pergi ke Pasar Chatuchak (weekend market) dan naik perahu mengelilingi sungai Chaopraya. Sedangkan kedua rekan saya yang lain memilih mengikuti tour seharian ke Pattaya. Karena tujuan kami (saya dan pak A) tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap, maka kami berangkat pukul 9 pagi dari hotel. Sedangkan rekan-rekan yang pergi ke Pattaya berangkat pukul 6.30 pagi.
Sebelum berangkat naik kereta, kami membeli tiket terusan untuk 1 hari, seharga 120 bath. Jadi kami bebas untuk naik MRT (sky train yaitu Sukhumvit line dan silom line, tidak termasuk subway) selama 1 hari ini. Kami memilih tiket terusan harian ini, karena pada hari ini kami akan banyak menggunakan dan keluar masuk BTS. Oya, sebagai informasi, ada 2 macam tiket yang dijual oleh pihak pengelola MRT (sky train) Bangkok, yaitu tiket sekali jalan (dengan tarif antara 10 bath sampai 40 bath sekali jalan, sesuai dengan jarak) dan tiket terusan harian (seperti yang kami beli hari ini).
Pasar Chatuchak adalah pasar yang sangat luas, semua hal dijual disana. Mulai dari pakaian, makanan, souvenir maupun aneka bunga hias (anggrek dan lainnya) serta tanaman buah-buahan. Untuk menuju pasar Chatuchak tidaklah sulit. Kita bisa kesana dengan menggunakan skytrain (sukhumvit line) dan turun distasiun Mo Chit. Dari sana kita tinggal berjalan berjalan menyusuri taman chatuchak dan masuk ke kompleks pasar chatuchak.
Wow, pasar yang sangat luar biasa. Sungguh luas. Menurut informasi, ada sekitar 15 ribu pedagang yang berdagang disana. Saya membeli beberapa baju kaos, serta beberapa souvenir lain untuk keluarga dan rekan-rekan kantor. Menurut saya harganya cukup murah dan bisa ditawar. Oya, bila berbelanja disana, jangan sungkan untuk menawar dengan harga setengah atau sepertiga dari harga yang ditawarkan. Misalnya bila kita ingin membeli baju kaos, mereka menawarkan dengan harga 300 bath. Maka jangan ragu untuk menawar diharga 130 bath dan diharapkan nanti akan deal harga di 150 sampai 200 bath. Tetapi ada beberapa pedagang yang juga cukup baik dengan membuka harga penawaran yang tidak begitu tinggi (biasanya mereka sudah memberi tahu tabel harga untuk barang-barang tersebut). Cukup lama kami belanja di pasar Chatuchak, sampai hampir pukul setengah satu siang. Alhamdulillah kami menemukan tempat yang menjual makanan halal, yaitu kebab dan es krim turki. Untuk kebab ayam harganya 50 bath dan kebab daging harganya 70 bath. Sedangkan es krim turki dengan tambahan topping kacang dan coklat leleh, harganya 40 bath. Lumayanlah sebagai penyegaran. Karena sebelum ini kami hanya makan fastfood (Mc D dan KFC). Oya, saya juga sempat membeli anggrek yang cukup cantik (dari jenis bulbophylum) dengan harga yang cukup murah, yaitu 150 bath (sekitar 45 ribu rupiah). Kl dijakarta, nggak akan dapat tuh. Soalnya bulbophylum yang saya beli termasuk anggrek spesies.
Setelah selesai belanja di pasar Chatuchak, kami melanjutkan perjalanan ketempat/dermaga perahu yang mengarungi sungai Chaopraya. Bila menggunakan MRT, pilihlah silom line, bukan sukhumvit line. Kemudian turunlah di BTS Saphan Taksin. Tak jauh dari BTS Saphan Taksin, anda bisa membeli tiket untuk naik perahu keliling sungai Chaophraya. Atau bila anda tidak ingin susah-susah, datang saja ke salah satu travel agent BTS Saphan Taksin, seperti yang kami lakukan. Kami membayar 550 bath per orang untuk mendapatkan tur keliling Chaophraya. Tur sendiri berlangsung 2 jam (kami naik perahu pukul 15.00 dan selesai pukul 17.00). Perahunya panjang (long boat) dengan mesin yang cukup besar, jadi bisa berjalan cukup cepat. Bila anda pernah melihat film James Bond, sekuel “Tomorrow Never Dies”, ada adegan James Bond berkejaran dengan salah satu musuhnya menggunakan “long boat” tersebut. Seru juga naik “long boat”, serasa menjadi James Bond (kl dari tampang sih, saya udah mirip dengan Pierce Brosnan, hehehehe…. :) ).
Kami tidak hanya menjelajahi bagian utama sungai chaophraya, tetapi kami juga melintasi kanal-kanal (anak) sungai tersebut. Nah, disitulah menariknya tour ini. Bila dibagian utama (induk) sungai chaophraya kami disuguhi berbagai pemandangan kuil besar dan gedung-gedung tinggi (hotel, apartemen, restoran dan perkantoran), maka di kanal-kanalnya kami disuguhi pemandangan rumah dan kehidupan dipinggiran kota Bangkok. Rumah-rumah terapung (meskipun ada tiang-tiang penyangganya) banyak terdapat disisi kanal-kanal tersebut. Tetapi secara umum hampir tidak kami temui sampah disepanjang sungai dan kanal chaophraya. Tampaknya pemerintah Thailand dan kota Bangkok sukses mendidik warga/rakyatnya untuk menjaga aset mereka yang sangat berharga tersebut (sungai chaophraya).
Oya, bila saya bisa menganalogikan, sungai chaophraya mungkin tidak sebesar sungai musi di kota palembang. Tetapi sungai chaophraya memang dirancang dan dijaga agar menjadi objek wisata yang menarik bagi turis. Saya yakin, pemerintah Thailand juga pasti bersunguh-sungguh menjaga kelestarian dan kebersihan bagian hulu sungai Chaophraya. Karena bila mereka tidak memperhatikan bagian hulu sungai, pasti bagian hilir yang notabene membelah kota Bangkok tidak akan sebersih dan semenarik saat ini.
Perahu yang melintasi sungai Chaophraya tidak hanya perahu yang carteran/booking, tetapi ada juga perahu yang menjadi angkutan umum (seperti buskota/angkutan kota) bila didarat. Dimana perahu tersebut berhenti disetiap dermaga yang banyak tersebar dipinggir sungai Chaophraya. Tarifnya cukup murah, menurut informasi rekan saya yang pernah menggunakannya, tidak sampai 20 bath. Tetapi perahu tersebut biasanya cukup ramai dan seringkali sangat ramai, sehingga banyak penumpang yang tidak mendapat tempat duduk, jadi mereka berdiri sepanjang perjalanan. Oya, perahu-perahu tersebut tidak masuk ke kanal/anak sungai chaophraya, hanya melintasi bagian utama/induk dari sungai chaophraya.
Selain melintasi sungai chaophraya, kami juga mampir ke pasar terapung/floating market yang terdapat dikota Bangkok. Tetapi bukan floating market yang terkenal itu, yang letaknya sekitar 2 jam perjalanan dari Bangkok, menggunakan bus. Floating market yang kami kunjungi kecil, yang terdiri dari beberapa puluh penjual saja. Kebanyakan restoran dan penjual makanan. Oya, dipinggir sungai, sengaja dibuat seperti kolam, yang dibatasi oleh bangunan kayu untuk tempat makan, terdapat banyak ikan patin besar-besar. Kita bisa memberi makannya dengan roti yang banyak dijual disekitarnya. Saya perhatikan banyak orang, terutama anak-anak yang memberi makan ikan tersebut.
Setelah selesai tour, kami kembali ke hotel untuk shalat magrib dan meneruskan perjalanan mencari souvenir untuk keluarga dan rekan-rekan. Kami hanya berkeliling disekitar Sukhumvit dan kampung arab untuk membeli makan malam yang halal (kebab ayam). Wah, ternyata kebab disana lebih berbumbu & lebih enak dibandingkan kebab di pasar Chatuchak.

Hadir di Thailand

Hotel Islami Pertama Hadir di Thailand

Devita Sari - detikFood
Hotel Islami Pertama Hadir di Thailand
Foto: halal.com
Jakarta - Setelah tahun lalu pemerintah Thailand menggelar pelatihan halal kepada sejumlah pengusaha lokal, termasuk hotel dan resort di negara tersebut. Kini di awal tahun 2011, sebuah hotel dengan pelayanan berbasis syariah hadir untuk pertama kalinya di kota Bangkok.

Layanan produk halal bagi konsumen muslim kini telah semakin luas dan melebar ke seluruh dunia. Selain Indonesia dan Malaysia yang gencar melakukan gebrakan seputar halal. Negeri gajah putih, Thailand yang meskipun penduduknya bukan mayoritas muslim ini pun tak mau ketinggalan. 

Nouvo City Hotel Bangkok 
diresmikan pada 11 Januari 2011 lalu. Sejumlah tamu undangan dari pemerintah Thailand dan beberapa diplomat dari negara-negara Islam yang memiliki perwakilan di Thailand turut hadir. 

Menurut keterangan yang dilansir dari halal.com, Nouvo City Hotel Bangkok merupakan satu-satunya hotel yang telah memperoleh sertifikat halal di Thailand. Hotel yang dibangun oleh dengan investasi sebesar 200 juta baht atau hampir 60 miliar rupiah ini memiliki 110 kamar dan merupakan salah satu hotel berstandar internasional di kawasan Bangkok. 

Ketentuan untuk tidak menyediakan minuman beralkohol menjadi salah satu servis yang diberikan hotel ini kepada para konsumen muslim, termasuk hidangan di area restoran. Saat pembukaan hotel, 3 orang diplomat dari negara-negara Islam ikut hadir dan bahkan ikut dalam tur untuk memperkenalkan fasilitas hotel.

Pertumbuhan pesat wisatawan muslim yang datang ke Thailand merupakan target pasar dari manajemen Nouvo. Dalam hal ini khususnya para delegasi dari negara-negara Islam dalam kunjungannya ke Thailand terutama dari negara Iran, Indonesia, dan Malaysia. Pada tahun 2010, Malaysia menempati top wisatawan muslim yaitu sekitar 1.96 juta pengunjung (11,65%). 

Sedangkan kunjungan wisatawan Indonesia sekitar 281,873 naik seitar 24%. Menurut gubernur Tourism Authority of Thailand (TAT), Suraphon Svetasreni hal itu disebabkan oleh keringanan pajak fiskal dari pemerintah Indonesia dan dibukanya rute penerbangan tarif murah.

(Sumber: halal.com dan bangkokpost.com)

Bangkok Medan Air Asia

Bangkok Medan Direct Flight

Great News for Travelers: Medan Bangkok Direct Flight by Air Asia
New Flight Route has been opened by Air Asia. Bangkok To Medan direct!
For Thais or those traveling from Thailand, you can now visit Medan with this direct route to Medan.
For Medanese, this would mean convenient shopping or culinary trips to Thailand / Bangkok.
This has made traveling in and out of Medan much more convenient. Without this route, travelers from Thailand will have to fly via Singapore / Kuala Lumpur or Penang to get to Medan.
Medanese have even more choices of travel or stop over. Flying via Bangkok allows Medanese to visit other cities of Thailand such as Phuket, Chiang Mai with ease, or other international cities with connecting flights from Bangkok.
air-asia-medan-bangkok
One of the benefits of traveling with budget airlines is that you may book flights from one destination to another without returning to the same destination. Several flight choices may be:
Medan – Kuala Lumpur – Hong Kong – Bangkok – Medan
Medan – Bangkok – Hong Kong – Penang – Medan
Medan – Bangkok – Taipei – Kuala Lumpur – Medan
Medan – Kuala Lumpur – Shenzen – Bangkok – Medan
The Air Asia flight will start from 15 Jan 2011 – 10 November 2011. Booking is open from now at AirAsia.com
Hopefully this route will last for awhile and continue to do so after the stated date of 10 November 2011, remembering that Air Asia cancelled its Medan – Phuket flights at the beginning of this year.
Happy Travelling and Welcome to Medan
Copyright www.MedanKu.com

on Januari 2011

Backpacker to Bangkok on Januari 2011 (Part 1 : Persiapan)

Published by surya at 18:28 under BudayaKota and tagged: ,
Travelling ke luar negeri adalah sebuah pengalaman yang selalu ingin kudapatkan. Dan mungkin tidak hanya aku, tapi juga impian semua orang di dunia ini. Melihat luasnya dunia dengan berbagai ragam bahasa, suku, serta budaya. Dan Alhamdulillah, untuk kedua kalinya aku mendapatkan kesempatan untuk ke Luar Negeri.
suryasuvarnabhumi
Maskapai Low Cost Carrier, Air Asia, mewujudkan mimpiku. Bersamaan dengan dibukanya rute baru Surabaya – Bangkok, Air Asia memberikan tiket promo untuk rute tersebut, dan Alhamdulillah, I got it :). Aku mendapatkan tiket PP Surabaya – Bangkok PP dengan tidak ada bagasi seharga 562000 rupiah untuk keberangkatan hari Jumat tanggal 14 Januari 2011 dan pulang hari Minggu tanggal 16 Januari 2011. Sebenarnya aku ingin sekali mengajak istriku untuk berpetualang di tanah Thailand, tapi karena dia harus menyelesaikan trainingnya di Bandung, maka aku pun mengajak Aris dan Hikma. Tapi hanya Aris yang tertarik karena Hikma sudah pernah ke Bangkok sebelumnya.
Sejak mendapatkan tiket tersebut, persiapan matang pun kami lakukan. Tujuannya agar kami bisa memaksimalkan waktu liburan kami yang sebentar tapi dengan budget yang seminimal mungkin, he he he. Kisah perjalananku di Singapura menjadi pengalaman berharga bahwa persiapan yang matang sangat diperlukan agar liburan menjadi menyenangkan. Bagaimanapun juga masalah kehabisan tiket Universal Studio menjadi sebuah penyesalan yang belum bisa aku dan istriku lupakan. Yah, sudah jauh-jauh ke Singapura dengan biaya yang tidak murah, eh, malah tidak bisa mencapai tujuan utama.
Berbagai macam kegiatan yang kami lakukan dalam masa persiapan ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Bangkok, mulai dari daerah yang cocok untuk menginap, tujuan wisata, moda transportasi, kartu seluler lokal dan kebiasaan-kebiasaan warganya dan jangan lupa, lokasi tempat makan, he he he. Internet tentu saja menjadi sumber informasi utama. Kami jelajahi semua informasi di dunia maya mulai dari situs-situs resmi pariwisata Thailand hingga share pengalaman dari orang-orang yang pernah menjejakkan kakiknya di kota Bangkok. Sumber Informasi kedua kami adalah sebuah Buku berjudul “Rp 2 Juta Keliling Thailand, Malaysia dan Singapura” karya Claudia Kaunang. Buku ini sangat membantu, selain karena berbahasa Indonesia tentunya, buku ini juga mengakomodasi kebiasaan-kebiasaan orang-orang Indonesia jika ke Luar Negeri, seperti tempat belanja serta pusat-pusat makanan halal.
2. Setelah memilih daerah penginapan yang sesuai, saatnya memilih tempat menginap. Berbagai macam situs-situs booking penginapan seperti Agoda, tripAdvisor, Wotif, asiarooms dan lain-lain menjadi tempat yang tepat untuk dijelajahi. Untuk melihat harga sekaligus review dari para tamu yang pernah menginap di hotel tersebut. Dan setelah berputar-putar menjelajahi, akhirnya kami memutuskan menginap di Fortville Guest House, sebuah hotel yang beralamat di 9, Phrasumen Rd., Chanasongkram, Phranakorn, Bangkok, Thailand. Hotel ini berada sekitar 500 m dari kawasan Khao San Road yang dikenal sebagai kawasan Backpacker. Kami booking melalui Agoda.com dan mendapatkan harga USD$ 52.62 untuk 2 malam.
*Tips dan trik booking hotel dengan Agoda.com ataupun situs-situs penjual voucher hotel lain*
Gunakan langsung mata uang IDR ketika melihat harga hotel. Karena jika melihat dan booking dengan harga USD, saat akan melakukan pembayaran dengan kartu kredit, maka kurs yang digunakan Agoda ketika dikonversikan ke rupiah sangat tinggi. Dengan USD$ 52.62 tersebut, nilai rupiah yang harus ku bayar adalah 501490. Berarti kursyang digunakan adalah 1 USD$ = 9530. Nah, jika booking langsung menggunakan IDR, harganya adalah 479894. Jadi 1 USD$ setara dengan 9120 rupiah.
3. Membuat rencana perjalanan (itienary) lengkap dengan moda transportasi yang akan ditumpangi plus ongkosnya. Bagaimanapun juga, perjalanan kami adalah perjalanan dengan budget dan ala backpacker, jadi untuk pergi berkeliling kota, angkutan umum adalah andalan kami. Kalau menyewa travel, ya bukan backpacker namanya. Lagian seperti apa yang pernah ditulis oleh Trinity di bukunya Naked Traveller, bahwa Travelling not only the destination but also the journey. Dengan berkeliling naik angkutan umum, aku akan bertemu orang-orang baru, budaya baru, mendengar bahasa baru dan lain sebagainya. Aku juga bisa belajar tentang transportasi masal yang ada di negara tersebut serta bagaimana perbandingannya dengan di tanah air tercinta. Itu pastinya akan jadi cerita dan pengalaman yang seru dan tidak akan terlupakan.
4. Mempersiapkan peta. Nah untuk yang satu ini, aku tidak perlu membeli. Cukup ambil dari google maps dan kemudian cetak, he he he.
5. Menukar mata uang. Nah ini yang jangan sampai terlupakan, apalagi kalau negara tujuan adalah negara yang mata uangnya tidak populer. THB alias Thailand Baht adalah salah satu mata uang yang tidak terlalu populer. Nah agar bisa mendapatkan mata uang yang cukup maka harus menukarnya jauh-jauh hari. Ini adalah salah satu kesalahan kami. Kami baru menukar uang beberapa jam sebelum keberangkatan. Akibatnya kami tidak memperoleh uang Baht yang cukup. Uang Baht yang kami dapatkan pun mempunyai nilai tukar yang terlalu tinggi. Jika biasanya 1 Baht dibeli dengan 300 rupiah, kami mendapatkannya dengan harga 310 rupiah per 1 Baht. Yach, kami tidak bisa menawar lagi, karena kami dalam posisi yang membutuhkan. Untuk menutupi kekurangan uang, kami memutuskan untuk membeli dollar. Dan keputusan membeli dollar ini tepat, karena ternyata cukup menguntungkan.
Tips : Jika pergi ke suatu negara yang mata uangnya tidak populer, tidak usah memaksakan untuk membeli mata uang negara tersebut. Cukup membawa US Dollar saja.
6. Dan yang terakhir, yang terpenting adalah mengurus cuti dari jauh-jauh hari, he he. Jangan sampai, ketika rencana sudah tersusun rapi, eh semuanya berantakan karena aplikasi cuti kita tidak di approve sama pak bos. FYI, penerbangan Air Asia Surabaya – Bangkok jam keberangkatannya adalah pukul 15.25 sore, jadi tidak mungkin kami tetap memaksakan masuk kantor di hari keberangkatan.
Nah itu tadi semua persiapan yang kami lakukan beserta tips dan trik yang mungkin bisa berguna untuk pembaca wongkentir sekalian. Kisah perjalanannya? Tunggu postingan selanjutnya. Tetap stay tune dan berkunjung ke blog ini ya :)
List Biaya sebelum hari H
- Tiket Air Asia SUB-BKK PP (no baggage, maklum backpacker, he he)562000
- Airport Tax Penerbangan Internasional Bandara Juanda 150000
- Hotel Fortville Guesthouse 2 malam Rp. 501490 (dibagi 2 orang)250745
Total (per orang) 962745