link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Jumat, 04 Maret 2011

di Singapura

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Singapura, saya tidak pernah menyangka bahwa Negara sekecil ini memiliki banyak tempat wisata nan unik di setiap jengkal tanahnya.
Tapi setelah beberapa saat tinggal di sini, jujur, saya kagum dengan cara kerja pemerintah Singapura yang begitu efisien dan profesional. Mereka tidak henti-hentinya membangun, merawat, dan mempromosikan – baik tempat tujuan wisata yang baru maupun yang sedang/telah diperbarui. Sebut saja Kranji Farm, Double Helix Bridge, Marina Barrage, Universal Studios, dsb.
Bagi beberapa orang, Singapura identik dengan surga belanja di sepanjang Orchard Road, Bugis, Bras Basah Complex untuk buku murah, Singapore Chili Crab, Clarke Quay, Nightlife dan Durian D-24 nya. Setelah itu semua telah dikunjungi, lalu? What’s next?
Okay, saya tidak mungkin bisa membahas semua tempat seru yang bisa dikunjungi, tapi setidaknya, saya akan mencoba memberikan gambaran buat anda untuk dipertimbangkan ketika datang ke negara Singa ini ☺

CENTRAL/PUSAT:

Di daerah pusat dan bagian selatan kota inilah pertama kali Raffles menapakkan kaki dan menciptakan pusat bisnis dan aktivitas sosial. Banyak orang yang berdatangan dan bermukim di sepanjang Sungai Singapura, daerah Telok Ayer, Bras Basah dan juga Kampong Glam.
Saat ini daerah pusat ini masih menjadi pusat keramaian yang dikunjungi banyak orang. Dari daerah yang penuh daya tarik budaya lama seperti Bugis, Arab Street, Bras Basah , sampai ke tempat glamour pusat perbelanjaan dengan merk terkenal seperti Orchard, Raffles place dengan gedung-gedung pencakar langitnya, Marina Bay sebagai tempat atraksi baru, dan tak lupa bar dan nightclubs di sepanjang Singapore River.
Berikut ini adalah titik-titik yang dapat dikunjungi di area pusat:
  • Bugis
  • Bras Basah
  • Arab Street
  • Marina Bay
  • Singapore River
  • Kallang
WEST/BARAT
Daerah Barat ini lebih dikenal sebagai daerah yang lebih hijau, udara yang bersih, daerah yang berbukit-bukit. Di area ini lah kita menemukan adanya Bukit Timah Nature Reserve, Bukit Batok Nature Park, dan ada juga daerah-daerah yang dikhususkan untuk berolahraga.
Kalau anda ingin menikmati alam dan hidup sehat, maka trekking, jogging, ataupun kayaking bisa menjadi pilihan. Selain hidup sehat, family outbond or school outbond bisa juga dilakukan di tempat-tempat ini.
Beberapa tempat yang dapat dikunjungi di daerah Barat melingkupi:
  • Daerah Jurong Lake dan sekitarnya
  • Labrador
  • Mount Faber
  • Telok Blangah dan Kent Ridge
  • Bukit Timah
NORTH/UTARA
Daerah Utara Singapura ini dulunya dikenal sebagai tempat tanaman karet dan nanas, hutan yang rimbun dan banyak tanaman hijau. Selama jaman penjajahan, di area ini didirikan basis angkatan laut dan buat mereka yang terlibat di Perang Dunia ke 2, tempat ini tidak akan mudah dilupakan.
Saat ini dapat ditemukan peternakan katak, kambing, tree top walk, dan banyak taman-taman yang akhirnya menjadi daya tarik bagi pengunjungnya. Daerah-daerah utara itu termasuk:
  • Punggol
  • Lower Seletar Reservoir
  • Thomson
  • Kranji & Lim Chu Kang
  • Woodlands
EAST/TIMUR
Oke. Sekarang kita menuju ke daearah kawasan Timur. Dulunya kawasan ini adalah kawasan dimana kaum Peranakan dan Eurasians membangun mansion mereka. Kawasan yang sejak dulu memiliki daya tarik tersendiri karena berada di tepian laut ini telah berkembang menjadi tujuan rekreasi bagi warga Singapura. Tempat wisata air dan outdoor yang terletak di area Changi Beach, Pasir Ris, Bedok Reservoir dan East Coast kini bahkan telah dihubungkan dengan park connector sepanjang 42 km. Pecinta makanan tetap dimanjakan bilamana mereka mengunjungi daerah Katong. Dan bagi anda pencinta alam, tidak salah bila anda mencoba menyeberang ke pulau ubin dan menelurusi pulau yang masih tidak dijamah oleh modernisasi Singapura.

Beberapa area yang ada di daerah timur:
  • Katong
  • Bedok
  • Pasir Ris
  • Changi
  • Pulau Ubin
Jujur, saya belum mengelilingi semua tempat yang saya sebutkan di atas. But I would love to ☺
Yuk Berwisata!
Penulis: Sophia Novita

Madame Tussauds Hong Kong


Hong Kong memang kota yang menakjubkan. Tak hanya kotanya yang bak lautan manusia, bangunan yang menjulang tinggi diantara jalanan yang kecil, namun juga pariwisatanya yang dikelola secara maksimal. Seperti ketika saya hendak menuju ke Hong Kong Island dari Hong Kong Kowloon, sebelum naik Ferry di Tsim Sha Tsui kami terlebih dahulu ‘dicegat’ oleh suatu tempat yang sayang untuk begitu saja dilewatkan, Avenue of Stars.

Avenue of Stars
Avenue of Stars sendiri dibangun untuk menghargai tokoh tokoh perfilman Mandarin. Jadi, disini kita bisa melihat cap tangan seluruh artis Hong Kong, misalnya Jacky Chen, Andy Lau, Jet Lee, Michelle Yeoh, Sammo Hung, dan buanyak lagi … Beberapa diantaranya juga dibuatkan patung, seperti bintang kungfu legendaris, Bruce Lee. Selain itu, terdapat juga toko toko milik para artis yang menjual souvenir souvenir bergambar dan bertanda tangan artis tersebut, salah satu yang saya sempat masuk ada milik Jacky Chen.
Avenue of Stars ini juga merupakan tempat yang ideal untuk orang orang narsis seperti kami berfoto foto hihihiiii … Biasanya juga tempat ini dijadikan tempat foto prewedding. Soalnya disini pemandangannya bagus sih, dari sini bisa keliatan gedung gedung yang menjulang tinggi di Hong Kong Island … oya katanya jika malam tiba, jam 7 malam, di sini juga ada pertunjukkan lampu bernama Symphony of Light. Pertunjukkan laser yang di tembakkan ke gedung gedung tinggi. Sayang saya tidak sempat melihat … Nah, setelah puas berfoto foto bersama cap tangan artis kesayangan dan patung Bruce Lee, baru deh kami membeli tiket ferry menuju ke Hong Kong Island.


Perjalanan ke The Peak
Bukti pemerintah setempat sangat memperhatikan benar kepariwisataanya adalah adanya The Peak. Sebetulnya The Peak ini hanyalah pegunungan yang dari atas sana kita bisa melihat Hong Kong secara keseluruhan. Kalau di Jakarta, namanya Puncak Pas. Tapi, disini nuansa wisatanya digali betul hingga perjalanan menuju ke The Peak terasa sangat menyenangkan dan memberikan sensasi pengalaman tersendiri. Untuk tau lebih lengkap bagaimana seriusnya Hong Kong mengelola wisatanya, yuk mariiiii.
Siapa sangka, bulan april bukanlah bulan libur, sehingga menurut saya tak seharusnya tempat wisata akan penuh. Tapi??? wow, untuk membeli tiket Tram Pulang Pergi seharga 56 HKD menuju The Peak saja, kami mesti mengantri kurang lebih 30 menit. Itu belum mengantri untuk masuk ke Tram nya, jadi total mengantri membeli tiket sampai masuk ke tram adalah 1 jam. Tapi, entah mengapa antrian ini tidak terasa membosankan. Pertama, mungkin karena kami jalan ber lima, ke dua karena di sepanjang jalan antrian terdapat mini museum (benda benda kuno lengkap dengan ceritanya tentang sejarah tram di Hong Kong dari tahun ke tahun).
Kemudian, akhirnya masuk juga ke Tram yang akan mengangkut kami menuju ke The Peak. Nah, kursi di Tram sendiri unik, jika berangkat kita akan berada dalam keadaan normal yaitu pandangan ke depan. Tapi jika pulang nantinya, kita akan berjalan mundur. Hehehee, ya karena jika kita mau menghadap depan, sudah pasti terjungkal, karena tanjakannya sangat maut, saya perkirakan sekitar 70 derajat, dengan ketinggian 396mdpl. Nah, dari tramp ini sendiri kita sudah bisa melihat Hong Kong, so jangan heran kalau para wisatawan sudah mulai potret potret. Perjalanan ini sendiri sekitar 15 menit dan sama sekali tidak terasa, tiba tiba kami sudah sampai di The Peak.
Begitu masuk kita akan langsung di sambut dengan toko toko penjual souvenir khas Hong Kong. Tapi saran saya, kalau ingin berhemat, barang barang yang ada disini bisa anda beli di Pasar Jalanan di Hong Kong Kowloon (ada diartikel Panduan wisata ke Hong Kong 1). Ya, kalau anda ingin membeli, mungkin beli saja yang ada tulisan The Peak, karena yang bertuliskan ini tidak ada di tempat lain kecuali di sini.

Madame Tussauds
Ini juga bukti lain, sigapnya pemerintah dalam mengelola pariwisata. Supaya tidak membosankan, The Peak ini tidak hanya diisi dengan Mall, tapi juga ada Museum Lilin bernama Madame Tussauds. Jika di Avenue of Stars kita bisa melihat cap tangan para artis, disini kita bisa foto bersama dengan replika sang artis.
Disini kita tidak hanya dapat melihat patung lilin artis dan tokoh Hong Kong melainkan tokoh dan artis dari negara lain, misalnya Presiden Amerika, Marilyn Monroe, Madonna dan tokoh juga artis dunia lainnya.
Yang keren, patung lilin disini dibuat benar benar menyerupai aslinya. Mulai dari tinggi badan, hingga detail wajahnya. Kalau di foto? Mirip sama aslinya. Untuk masuk ke Madame Tussauds ini kita mesti membayar 160 HKD (1 HKD kurang lebih Rp. 1300). Atau kalau anda sudah membeli paketan dari awal yang namanya adult combo + skypass, anda hanya perlu membayar 200 HKD untuk semuanya. Oya, menjelajah tempat ini dibutuhkan waktu paling tidak 2 jam. Lama? tidak, karena disini banyak patung bagus untuk berfoto ria hehehee …
Nah, usai dari Madame sini, di depan juga ada toko yang mampu membuatkan replikan patung anda, baik dalam bentuk lilin maupun foto di dalam batu. Harganya variatif sih ya, mungkin bisa ditanyakan sendiri ke penjaga tokonya. Yang jelas, ini dapat menjadi kenang kenangan yang bagus untuk anda pasang di rumah.


Kembali ke The Peak
Hari sudah mulai gelap, ini berarti waktunya kita menuju ke lantai teratas, The Peak!!! ya … karena tiket hanya untuk sekali masuk, jadi sebaiknya anda jangan masuk dulu sebelum gelap tiba. Karena pemandangan Hong Kong akan terasa lebih indah ketika malam hari.
Tips buat yang mau ke The Peak, sebaiknya yang gak tahan dingin bawa jaket dan syal yach … Soalnya, udara Hong Kong yang sejuk + berangin, dijamin akan membuat tulang anda gemeretak. Tapi, kalau tahan dingin sih gak usah, seperti bule bule yang ada disamping saya, mereka fine fine aja dengan pakaian oblongnya heheheee …

Keunikan melihat Hong Kong dari The Peak sendiri adalah  Kota Hong Kong seolah berada di cawan atau mangkok. Tuh lihat di foto, siluet bukit jadi seperti mangkuk kan??? The Peak ini juga terkenal akan makanan fine dinning nya, so kalau bawa duit lebih, bisa makan romantis disini nih. Sambil makan sambil liat gemerlap malam hari Hong Kong.
Nah, takut pulangnya ngantri panjang, kami pun buru buru menuju ke tempat tram, dan astagaaaa sudah buru buru mumpung belum terlalu malam, ternyata antrian sudah panjang aja. Kami pun mengantri sekitar 30 menit lebih lebih dikit lah. Oya, satu tips lagi buat yang ke The Peak, kalau anda sedang berada di lantai 1, segeralah ke toilet, karena toilet di Mall sebesar ini cuma 1 biji di lantai 1 itu aja.

HK Island malam hari
Hong Kong Island

Hong Kong Island sendiri jauh lebih rapi daripada Hong Kong Kowloon yang terlalu padat penduduk. Bangunan yang ada disini hampir rata rata berarsitektur modern yang menjulang tinggi dengan jalanan yang lebar.
Taman taman kota yang indah juga mudah di jumpai disini. Gedung gedung pemerintahan juga berkumpul di area central sini. Ya, di pulau inilah pusatnya pemerintahan, maka kadang disebut juga Hong Kong central. Oya, Hong Kong Island malam hari akan tampak sangat indah, karena bangunan bangunan tinggi ini sontak berubah layaknya parade lampu.
Oke … Panduan Wisata ke Hong Kong masih akan berlanjut looo … di Panduan Wisata ke Hong Kong 3 … tunggu dan di baca juga yach … Ke depan kami akan membahas Giant Budha yang keren banget, merupakan patung Budha terbesar di dunia.
Madame Tussauds
Toko Souvenir The Peak
Avenue of Stars
Avenue of Stars
Avenue of Stars
Avenue of Stars
Avenue of Stars
Avenue of Stars
Menuju The Peak
antri beli tiket tram
antri beli tiket tram
Madame Tussauds
Madame Tussauds
HK Island
Madame Tussauds
Popularity: 47% [?]
Bookmark and Share

Wisata ke Macau 2

Jam 8 Masih tutup semua
Mie hangat di Pagi Macau
Kami hanya memiliki waktu 8 jam di Macau, setelahnya kami harus ke Hong Kong dengan Ferry. Tak mau ketinggalan cerita, kami pagi pagi langsung bangun dan ternyata … udara pagi Macau sangat sejuk dan bersih, jatuhnya jadi segar di badan.
Jam sudah menunjuk pukul 8 pagi, tapi Macau masih terlalu sepi. Toko toko masih tertutup rapi dan orang orang yang berlalu lalang pun tak sebanyak malam gulita kemarin. Ya, dengan kondisi jam 2 malam seluruh Macau masih ramai, wajar kalau paginya kota ini sejenak beristirahat.
Rupa rupanya, Macau tak hanya indah saat malam dengan lampunya yang gemerlap di tiap sudut kota, nih buktinya ketika matahari sudah mulai datang pun, kota ini indah bukan kepalang. Kolaborasi antara bangunan bernuansa china dan portugis yang kental, jalanan gang gang kecil yang diapit bangunan menjulang, dan kedai kedai kecil yang menjual aneka makanan khas Tiongkok, Portugis dan Macau.
Kami pun mengisi pagi yang sejuk ini dengan duduk disebuah kedai Macau yang menyajikan mie dengan kuah kaldu hangat dan roti sarapan khas Macau. Demi keingin-tauhan saya dan Sophia memesan menu yang berbeda.
Sophia dengan Pa Bao pesanannya
Saya memesan mie kuah yang ternyata lembut sekali mienya. Dengan tampilan tidak terlalu gendut, terkesan seperti bihun tapi berwarna kuning, lembut dan gurih … saya menyantap semangkuk mie tanpa ampun. Kuahnya hangat dengan rasa, hanya kaldu sapi yang gurih tanpa tambahan bumbu lain yang merusak aroma kaldu. Slruuup dan semangkuk mie pun hilang dalam hitungan menit.
Sementara Sophia memesan paket breakfast berupa roti pagi khas Macau, Zhu Pa Bao. Yaitu sebuah roti gendut yang berisi daging digoreng tepung crunchy. Pilihannya beraneka, mau daging ayam (鸡肉ji rou = ayam) , sapi (牛肉 niu rou = sapi) atau (hmmmm) babi (猪肉 zhu rou = babi). Rasanya??? Enak sekali, roti yang tampak keras itu ternyata bertekstur lembut, sangat cocok dimakan dengan daging yang gurih cruchy (goreng tepung) dan berasa asin. Kalau suka pedas, tinggal dibalur saus saja. Zhu Pa Bao ini seharga 7 MOP
Menu breakfast ini diperlengkapi pula dengan teh susu hangat. Teh nya terasa betul aroma harumnya. Menu breakfast ini bisa anda dapatkan di mana saja di gang gang kecil Macau. Kami pun segera pergi setelah melihat jam sudah menunjuk pukul 9 pagi. Siap siap berwisata serjarah. Untuk kisahnya, klik disini.
Pengalaman dan dokumentasi oleh : Catur Guna dan Sophia Angakadjaja

Roti Pagi Khas Macau
Mie Bakso Macau
Kedai Tampak Depan

Popularity: 21% [?]
Bookmark and Share

)

Posted by caturguna 
Jam 8 Masih tutup semua
Mie hangat di Pagi Macau
Kami hanya memiliki waktu 8 jam di Macau, setelahnya kami harus ke Hong Kong dengan Ferry. Tak mau ketinggalan cerita, kami pagi pagi langsung bangun dan ternyata … udara pagi Macau sangat sejuk dan bersih, jatuhnya jadi segar di badan.
Jam sudah menunjuk pukul 8 pagi, tapi Macau masih terlalu sepi. Toko toko masih tertutup rapi dan orang orang yang berlalu lalang pun tak sebanyak malam gulita kemarin. Ya, dengan kondisi jam 2 malam seluruh Macau masih ramai, wajar kalau paginya kota ini sejenak beristirahat.
Rupa rupanya, Macau tak hanya indah saat malam dengan lampunya yang gemerlap di tiap sudut kota, nih buktinya ketika matahari sudah mulai datang pun, kota ini indah bukan kepalang. Kolaborasi antara bangunan bernuansa china dan portugis yang kental, jalanan gang gang kecil yang diapit bangunan menjulang, dan kedai kedai kecil yang menjual aneka makanan khas Tiongkok, Portugis dan Macau.
Kami pun mengisi pagi yang sejuk ini dengan duduk disebuah kedai Macau yang menyajikan mie dengan kuah kaldu hangat dan roti sarapan khas Macau. Demi keingin-tauhan saya dan Sophia memesan menu yang berbeda.
Sophia dengan Pa Bao pesanannya
Saya memesan mie kuah yang ternyata lembut sekali mienya. Dengan tampilan tidak terlalu gendut, terkesan seperti bihun tapi berwarna kuning, lembut dan gurih … saya menyantap semangkuk mie tanpa ampun. Kuahnya hangat dengan rasa, hanya kaldu sapi yang gurih tanpa tambahan bumbu lain yang merusak aroma kaldu. Slruuup dan semangkuk mie pun hilang dalam hitungan menit.
Sementara Sophia memesan paket breakfast berupa roti pagi khas Macau, Zhu Pa Bao. Yaitu sebuah roti gendut yang berisi daging digoreng tepung crunchy. Pilihannya beraneka, mau daging ayam (鸡肉ji rou = ayam) , sapi (牛肉 niu rou = sapi) atau (hmmmm) babi (猪肉 zhu rou = babi). Rasanya??? Enak sekali, roti yang tampak keras itu ternyata bertekstur lembut, sangat cocok dimakan dengan daging yang gurih cruchy (goreng tepung) dan berasa asin. Kalau suka pedas, tinggal dibalur saus saja. Zhu Pa Bao ini seharga 7 MOP
Menu breakfast ini diperlengkapi pula dengan teh susu hangat. Teh nya terasa betul aroma harumnya. Menu breakfast ini bisa anda dapatkan di mana saja di gang gang kecil Macau. Kami pun segera pergi setelah melihat jam sudah menunjuk pukul 9 pagi. Siap siap berwisata serjarah. Untuk kisahnya, klik disini.
Pengalaman dan dokumentasi oleh : Catur Guna dan Sophia Angakadjaja

Roti Pagi Khas Macau
Mie Bakso Macau
Kedai Tampak Depan

Popularity: 21% [?]
Bookmark and Share

Wisata ke Macau 3


Bagi saya, Macau tak hanya kota dengan sejuta Casino, tapi sekaligus tempatnya kumpulan rumah ibadah yang mengagumkan bagi umat Nasrani. Banyak sekali gereja Katolik disini. Karena ketika Portugal pertama kali tiba di tepi pantai China pada tahun 1557, Macau memang dibuat sebagai sebagai salah satu benteng Nasrani di Asia sekaligus tempat perdagangan dan dihormati sebagai “Kota Atas Nama Tuhan, Macau”. Maka tak heran jika banyak kapel dan gereja berdiri di kota kecil ini. Terhitung 9 kapel dan 7 Gereja besar plus 1 yang nggak boleh ketinggalan yaitu Ruins of St. Paul’s Church.

Ruins of St. Paul’s Church
Gereja ini dibangun tahun 1602, bersebelahan dengan Jesuit College of St. Paul’s, universitas Barat pertama di Asia. Universitas modern ini sendiri merupakan tempat belajarnya misionaris sebelum mereka bertugas di Ming Court di Beijing sebagai ahli astronomi dan ahli matematika.
Namun, sebuah kebakaran hebat pada tahun 1835, menghanguskan seluruh bangunan kecuali bagian depan gereja yang kini seolah menjadi gerbang masuk dan simbol kota Macau. Arsitektur bergaya campuran Renaissance Eropa dan Asia ini kini menjadi sorotan utama para wisatawan jika ke Macau. Apalagi, sadarnya pemerintah akan potensi wisata ini, lantas di area ini sering kali diadakan pertunjukkan musik lengkap dengan pencahayaan yang optimal, gratis bagi semua kalangan, baik warga sekitar maupun para pelancong seperti kita kita.


Pengalamanku dan Sophia
Waktu yang tersisa bagi kami di Macau masih 7 jam. Maka tanpa membuang waktu, kami langsung mencari jalan menuju ke Ruins of St. Paul’s Church. Ternyata Macau memang benar benar bisa dijangkau semuanya dengan jalan kaki. Gambar di peta yang nampak jauh ternyata hanya kami tempuh tak lebih dari 15 menit jalan kaki dari tempat kami makan yang tak jauh dari penginapan.
Rutenya, kami harus menemukan suatu wilayah yang disebut Senando Square, lalu ikuti saja jalanan yang kecil tersebut, agak menanjak sedikit, tapi tak akan membuat anda lelah, karena pemandangan bangunan di kanan dan kiri jalan tampak sangat menawan.
Saat kami ke sana hampir semua bangunan itu masih tutup, karena ternyata rata rata mereka baru membuka toko pada pukul 11 dimana dipastikan para turis yang telah lelah seharian bermain casino sudah terbangun untuk melihat keindahan sisa bangunan gereja St. Paul ini. So, kami pun tak mau kehilangan kesempatan berfoto narsis di jalanan yang indah ini.
Nah, tak lelah sama sekali, ternyata kami sudah sampai di depan anak tangga menuju ke gereja St. Paul. Wow,… decak kagum langsung menyelimuti dada saya. Terbayang betapa indahnya jika bangunan itu masih lengkap dengan Altar dan Misa Kudus di dalamnya. Megah sekali meski hanya sekedar bagian depan.
Kekaguman saya juga tertuju pada pemerintah setempat yang kemudian tetap menjaga bangunan yang hanya tinggal bagian depannya ini, sehingga bisa menjadi lokasi wisata yang luar biasa dipenuhi orang, bahkan menjadi simbol pariwisata di beberapa brosur Macau.
Usai foto foto narsis saya semakin mendekat reruntuhan. Detail ukiran patung yang menawan, sungguh indah dan mempesona. Masuk ke dalam, hanya lapangan kosong yang kemudian di beri tangga di sisi kiri. Dengan tangga ini kita bisa berada di bagian atas puing gereja dan melihat kota Macau dari atas.
Turun dari tangga saya masuk ke museum yang ada di belakang bangunan puing, wow benda benda yang ada di dalam juga membuat saya tercengang. Benda benda berusia ratusan tahun ini tampaknya adalah benda benda yang sama yang digunakan di gereja St. Paul. Sangat terawat dan antik.
Ada tempat dupa yang biasa digunakan pastor untuk mewangikan gereja, tempat hosti, patung patung dan salib, lukisan lukisan dengan detail yang sangat menawan dan masih banyak aneka benda perjamuan kudus Katolik yang membuat saya betah berada di dalamnya.
Dibagian tengah, terdapat altar altaran yang dibangun mungkin untuk mengenang keadaan gereja saat itu, disana juga terdapat tulang belulang martir dari Jepang dan Vietnam.
detail yang indah
Semua mau Foto
Tempat Hosti
Tempat dupa
Salib Yesus
Tulang Martir
Ini foto foto yang ada disekitar Ruins of St. Paul’s Church.
Detail yang indah dan barang barang tersisa yang unik dan masih terjaga bagus. Masih banyak koleksi lainnya, mulai dari lukisan hingga patung besar. Semua terjaga baik.
Museu De Macau
Nah, puas melihat lihat museum ini saya dan Sophia langsung menuju ke sisi kiri gereja. Disana terdapat Macau Museum. Dulunya sih mungkin ini benteng karena selain letaknya yang berada di dataran tinggi juga karena banyaknya meriam yang mengelilingi bangunan tersebut. Disini kita juga bisa melihat lebih luas lagi hampir seluruh kota Macau. Mulai dari sungai yang panjang dengan jembatan panjang yang indah, sampai hotel Lisboa yang menjadi patokan bertemu, orang yang baru pertama kali pergi ke Macau, karena terlihat dari atas tampaknya Lisboa ini adalah bangunan tertinggi di Macau.
Puas jalan jalannya, kami pulang melalui jalan yang pertama kami lalui tadi pagi dan wow … ramaiiii sekali … semua toko sudah buka. Ternyata mereka menjual aneka souvenir khas Macau, makanan khas dan juga beberapa diantaranya adalah butik butik dan toko toko terkenal seperti Giordano, The Body Shop dan masih banyak lagi toko terkenal lainnya.

Dan bagi orang Katolik yang ingin berwisata rohani, berikut daftar kapel di Macau:
Chapel Of Our Lady Guia (Guia Hill, dibangun abad 17), Chapel of Our Lady of Penha (Penha Hill, ditemukan pada tahun 1622), Chapel of St. Francis Xavier (Coloane Village, dibangun tahun 1928), Chapel of St. James (Sao Tiago da Barra, dibangun awal pada 1740), Chapel of St. Michael (Sao Miguel, dibangun tahun 1875), Our Lady of Caramel (Nossa Senhora do Cormo, dibangun 1885), Our Lady of Fatima (23 Rua de Lei Pou Chon, dibangun 1968), Our Lady of Sorrows (Ka Ho, Coloane, dibangun 1966).
Berikut daftar nama gereja di Macau (keterangan dibawah ini saya dapat dari www.experience-macau.com):
Gereja St. Anthony. Sering disebut Fa Vong Tong (Gereja Bunga). St. Anthony adalah seorang “militer” Portugis yang dihormati sehingga diberi gelar Santo Pernikahan. Maka, banyak sekali orang melakukan pernikahan digereja yang dibangun pada 1558 sampai 1560. Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di Macau. Telepon: (853) 2857 3732
Gereja St. Augustine’s. Gereja neoklasik sederhana, dimana gereja ini merupakan gereja pertama yang mengadakan misa dalam bahasa Inggris. Di lingkungan Gereja St. Augustine, Anda bisa menemukan halaman berbatu gereja yang diset dalam jalanan bergaya tradisional Portugis yang dikelilingi oleh situs-situs Warisan Dunia yaitu Seminari St. Joseph dan Perpustakaan Sir Robert Ho Tung. Hanya dengan jalan sedikit ke bawah bukit, Anda akan berada di Avenida de Almeida Ribeiro, salah satu jalan tersibuk di daerah itu.
Jam buka: mulai 10 pagi sampai 6 sore
Alamat: No. 2, St. Augustine’s Square
Telepon: (853) 2851 0331

St. Dominic’s. Merupakan salah satu tempat pertunjukkan Macau International Music Festival (MIMF) yang diadakan tahunan. Halaman depannya menawan berupa batu berwarna krem dengan stucco mouldings putih dan jendela berbingkai hijau. Di dalamnya, pilar-pilar putih menopang langit-langit dengan balkon panggung disekeliling dinding museum. Menara bel, di belakang gedung, telah diubah menjadi museum kecil yang merumahi “Treasure of Sacred Art” dan menampilkan koleksi dari sekitar 300 artifak.

St. Francis Xavier. Dibangun tahun 1907 dan dibangun kembali pada 1938. Gereja kecil sederhana dengan interior yang simple. Terletak di bukit Mong Ha.

St. Joseph. Dikenal sejak tahun 1728 dan selesai dibangun pada tahun 1758, seminari tua tersebut bersama dengan Universitas St. Paul, adalah markas dari para misionaris yang ditugaskan di China, Jepang dan tempat-tempat lain di sekitarnya. Di dalam gereja, di salah satu altar samping, terdapat potongan dari tulang tangan Santo Francis Xavier, salah satu relik religi dan benda dihormati yang paling berharga yang tadinya menjadi koleksi Gereja Mater Dei (Ruins of St. Paul’s).
Jam buka gereja: 10 pagi sampai 5 sore (pintu masuk dari sisi Rua do Seminário)
Seminari St. Joseph tidak dibuka untuk umum.
Alamat: Rua do Seminário
Telepon: (853) 8399 6699
St. Lawrence’s. Gereja St. Lawrence juga dikenal sebagai Feng Shun Tang atau Lorong Angin Penyejuk. Pertama dibangun pada 1560. St. Lawrence dihukum mati oleh pemerintah Roma karena menolong orang miskin dengan pembentukan komuni. Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah patung seorang santo, dengan kitab dan tongkat di tangan, berdiri tegak di gereja tersebut.
Gereja ini sangat indah, berdiri di tengah taman berisi pohon-pohon palem yang bisa didatangi dari pintu belakang atau dengan melewati tangga megah dan gerbang berornamen, memberikan penampilan yang berwibawa. Dengan sedikit berjalan, pengunjung dapat mengunjungi Danau Nam Van dan Sai Van, dimana pasangan kekasih dan sahabat dapat menikmati masakan India, Italia dan Perancis – termasuk pertunjukan spektakuler air dan cahaya dari Air Mancur Maya Danau Nam Van.
Jam buka: 10 pagi sampai 4 sore (Senin-Jum’at) / 10 pagi sampai 1 siang (Sabtu) / Tutup di hari Minggu dan Libur Nasional. Alamat: Rua de São Lourenço. Telepon: (853) 8399 6699
The Cathedral. Terletak di dekat Rua de S. Domingos, katedral ini berada di puncak bukit. Di sebelah Katedral berdiri Bishop’s Palace yang indah. Walaupun Katedral ini bukan gereja terbesar di Macau, tapi merupakan salah satu yang termegah. Selesai dibangun ulang atau renovasi secara lengkap pada tahun 1937.
Hasil renovasi adalah sebuah air mancur menawan dan menyediakan tempat yang nyaman bagi penduduk lokal dan wisatawan untuk beristirahat. Kurang dari 2 menit berjalan dari Katedral terdapat jalan besar Rua de S. Domingos, Avenida de Almeida Ribeiro dan Avenida de Praia Grande.
Panduan Wisata ke Macau masih terus berlanjut, untuk edisi ke 4, klik disini.
Penulis : Catur Guna ‘Yuyun’ Angkadjaja
jalanan sempit dengan gedung menjulang
Jalanan berbatu yang mempercantik kota
Kota dengan perpaduan gedung kuno dan modern
jendela kuno - keren
Meriam di area Museum
Intip Macau dari atas
Dibersihkan tiap saat
Gereja St. Dominic
Sejarah St.Paul's Church

Popularity: 24% [?]
Bookmark and Share