Posted by caturguna On May - 3 - 2010
Bagi saya, Macau tak hanya kota dengan sejuta Casino, tapi sekaligus tempatnya kumpulan rumah ibadah yang mengagumkan bagi umat Nasrani. Banyak sekali gereja Katolik disini. Karena ketika Portugal pertama kali tiba di tepi pantai China pada tahun 1557, Macau memang dibuat sebagai sebagai salah satu benteng Nasrani di Asia sekaligus tempat perdagangan dan dihormati sebagai “Kota Atas Nama Tuhan, Macau”. Maka tak heran jika banyak kapel dan gereja berdiri di kota kecil ini. Terhitung 9 kapel dan 7 Gereja besar plus 1 yang nggak boleh ketinggalan yaitu Ruins of St. Paul’s Church.
Ruins of St. Paul’s Church
Gereja ini dibangun tahun 1602, bersebelahan dengan Jesuit College of St. Paul’s, universitas Barat pertama di Asia. Universitas modern ini sendiri merupakan tempat belajarnya misionaris sebelum mereka bertugas di Ming Court di Beijing sebagai ahli astronomi dan ahli matematika.
Namun, sebuah kebakaran hebat pada tahun 1835, menghanguskan seluruh bangunan kecuali bagian depan gereja yang kini seolah menjadi gerbang masuk dan simbol kota Macau. Arsitektur bergaya campuran Renaissance Eropa dan Asia ini kini menjadi sorotan utama para wisatawan jika ke Macau. Apalagi, sadarnya pemerintah akan potensi wisata ini, lantas di area ini sering kali diadakan pertunjukkan musik lengkap dengan pencahayaan yang optimal, gratis bagi semua kalangan, baik warga sekitar maupun para pelancong seperti kita kita.
Pengalamanku dan Sophia
Waktu yang tersisa bagi kami di Macau masih 7 jam. Maka tanpa membuang waktu, kami langsung mencari jalan menuju ke
Ruins of St. Paul’s Church. Ternyata Macau memang benar benar bisa dijangkau semuanya dengan jalan kaki. Gambar di peta yang nampak jauh ternyata hanya kami tempuh tak lebih dari 15 menit jalan kaki dari tempat kami makan yang tak jauh dari penginapan.
Rutenya, kami harus menemukan suatu wilayah yang disebut Senando Square, lalu ikuti saja jalanan yang kecil tersebut, agak menanjak sedikit, tapi tak akan membuat anda lelah, karena pemandangan bangunan di kanan dan kiri jalan tampak sangat menawan.
Saat kami ke sana hampir semua bangunan itu masih tutup, karena ternyata rata rata mereka baru membuka toko pada pukul 11 dimana dipastikan para turis yang telah lelah seharian bermain casino sudah terbangun untuk melihat keindahan sisa bangunan gereja St. Paul ini. So, kami pun tak mau kehilangan kesempatan berfoto narsis di jalanan yang indah ini.
Nah, tak lelah sama sekali, ternyata kami sudah sampai di depan anak tangga menuju ke gereja St. Paul. Wow,… decak kagum langsung menyelimuti dada saya. Terbayang betapa indahnya jika bangunan itu masih lengkap dengan Altar dan Misa Kudus di dalamnya. Megah sekali meski hanya sekedar bagian depan.
Kekaguman saya juga tertuju pada pemerintah setempat yang kemudian tetap menjaga bangunan yang hanya tinggal bagian depannya ini, sehingga bisa menjadi lokasi wisata yang luar biasa dipenuhi orang, bahkan menjadi simbol pariwisata di beberapa brosur Macau.
Usai foto foto narsis saya semakin mendekat reruntuhan. Detail ukiran patung yang menawan, sungguh indah dan mempesona. Masuk ke dalam, hanya lapangan kosong yang kemudian di beri tangga di sisi kiri. Dengan tangga ini kita bisa berada di bagian atas puing gereja dan melihat kota Macau dari atas.
Turun dari tangga saya masuk ke museum yang ada di belakang bangunan puing, wow benda benda yang ada di dalam juga membuat saya tercengang. Benda benda berusia ratusan tahun ini tampaknya adalah benda benda yang sama yang digunakan di gereja St. Paul. Sangat terawat dan antik.
Ada tempat dupa yang biasa digunakan pastor untuk mewangikan gereja, tempat hosti, patung patung dan salib, lukisan lukisan dengan detail yang sangat menawan dan masih banyak aneka benda perjamuan kudus Katolik yang membuat saya betah berada di dalamnya.
Dibagian tengah, terdapat altar altaran yang dibangun mungkin untuk mengenang keadaan gereja saat itu, disana juga terdapat tulang belulang martir dari Jepang dan Vietnam.
detail yang indah
Semua mau Foto
Tempat Hosti
Tempat dupa
Salib Yesus
Tulang Martir
Ini foto foto yang ada disekitar Ruins of St. Paul’s Church.
Detail yang indah dan barang barang tersisa yang unik dan masih terjaga bagus. Masih banyak koleksi lainnya, mulai dari lukisan hingga patung besar. Semua terjaga baik.
Museu De Macau
Nah, puas melihat lihat museum ini saya dan Sophia langsung menuju ke sisi kiri gereja. Disana terdapat Macau Museum. Dulunya sih mungkin ini benteng karena selain letaknya yang berada di dataran tinggi juga karena banyaknya meriam yang mengelilingi bangunan tersebut. Disini kita juga bisa melihat lebih luas lagi hampir seluruh kota Macau. Mulai dari sungai yang panjang dengan jembatan panjang yang indah, sampai hotel Lisboa yang menjadi patokan bertemu, orang yang baru pertama kali pergi ke Macau, karena terlihat dari atas tampaknya Lisboa ini adalah bangunan tertinggi di Macau.
Puas jalan jalannya, kami pulang melalui jalan yang pertama kami lalui tadi pagi dan wow … ramaiiii sekali … semua toko sudah buka. Ternyata mereka menjual aneka souvenir khas Macau, makanan khas dan juga beberapa diantaranya adalah butik butik dan toko toko terkenal seperti Giordano, The Body Shop dan masih banyak lagi toko terkenal lainnya.
Dan bagi orang Katolik yang ingin berwisata rohani, berikut daftar kapel di Macau:
Chapel Of Our Lady Guia (Guia Hill, dibangun abad 17), Chapel of Our Lady of Penha (Penha Hill, ditemukan pada tahun 1622), Chapel of St. Francis Xavier (Coloane Village, dibangun tahun 1928), Chapel of St. James (Sao Tiago da Barra, dibangun awal pada 1740), Chapel of St. Michael (Sao Miguel, dibangun tahun 1875), Our Lady of Caramel (Nossa Senhora do Cormo, dibangun 1885), Our Lady of Fatima (23 Rua de Lei Pou Chon, dibangun 1968), Our Lady of Sorrows (Ka Ho, Coloane, dibangun 1966).
Berikut daftar nama gereja di Macau (keterangan dibawah ini saya dapat dari www.experience-macau.com):
Gereja St. Anthony. Sering disebut Fa Vong Tong (Gereja Bunga). St. Anthony adalah seorang “militer” Portugis yang dihormati sehingga diberi gelar Santo Pernikahan. Maka, banyak sekali orang melakukan pernikahan digereja yang dibangun pada 1558 sampai 1560. Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di Macau. Telepon: (853) 2857 3732
Gereja St. Augustine’s. Gereja neoklasik sederhana, dimana gereja ini merupakan gereja pertama yang mengadakan misa dalam bahasa Inggris. Di lingkungan Gereja St. Augustine, Anda bisa menemukan halaman berbatu gereja yang diset dalam jalanan bergaya tradisional Portugis yang dikelilingi oleh situs-situs Warisan Dunia yaitu Seminari St. Joseph dan Perpustakaan Sir Robert Ho Tung. Hanya dengan jalan sedikit ke bawah bukit, Anda akan berada di Avenida de Almeida Ribeiro, salah satu jalan tersibuk di daerah itu.
Jam buka: mulai 10 pagi sampai 6 sore
Alamat: No. 2, St. Augustine’s Square
Telepon: (853) 2851 0331
St. Dominic’s. Merupakan salah satu tempat pertunjukkan Macau International Music Festival (MIMF) yang diadakan tahunan. Halaman depannya menawan berupa batu berwarna krem dengan stucco mouldings putih dan jendela berbingkai hijau. Di dalamnya, pilar-pilar putih menopang langit-langit dengan balkon panggung disekeliling dinding museum. Menara bel, di belakang gedung, telah diubah menjadi museum kecil yang merumahi “Treasure of Sacred Art” dan menampilkan koleksi dari sekitar 300 artifak.
St. Francis Xavier. Dibangun tahun 1907 dan dibangun kembali pada 1938. Gereja kecil sederhana dengan interior yang simple. Terletak di bukit Mong Ha.
St. Joseph. Dikenal sejak tahun 1728 dan selesai dibangun pada tahun 1758, seminari tua tersebut bersama dengan Universitas St. Paul, adalah markas dari para misionaris yang ditugaskan di China, Jepang dan tempat-tempat lain di sekitarnya. Di dalam gereja, di salah satu altar samping, terdapat potongan dari tulang tangan Santo Francis Xavier, salah satu relik religi dan benda dihormati yang paling berharga yang tadinya menjadi koleksi Gereja Mater Dei (Ruins of St. Paul’s).
Jam buka gereja: 10 pagi sampai 5 sore (pintu masuk dari sisi Rua do Seminário)
Seminari St. Joseph tidak dibuka untuk umum.
Alamat: Rua do Seminário
Telepon: (853) 8399 6699
St. Lawrence’s. Gereja St. Lawrence juga dikenal sebagai Feng Shun Tang atau Lorong Angin Penyejuk. Pertama dibangun pada 1560. St. Lawrence dihukum mati oleh pemerintah Roma karena menolong orang miskin dengan pembentukan komuni. Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah patung seorang santo, dengan kitab dan tongkat di tangan, berdiri tegak di gereja tersebut.
Gereja ini sangat indah, berdiri di tengah taman berisi pohon-pohon palem yang bisa didatangi dari pintu belakang atau dengan melewati tangga megah dan gerbang berornamen, memberikan penampilan yang berwibawa. Dengan sedikit berjalan, pengunjung dapat mengunjungi Danau Nam Van dan Sai Van, dimana pasangan kekasih dan sahabat dapat menikmati masakan India, Italia dan Perancis – termasuk pertunjukan spektakuler air dan cahaya dari Air Mancur Maya Danau Nam Van.
Jam buka: 10 pagi sampai 4 sore (Senin-Jum’at) / 10 pagi sampai 1 siang (Sabtu) / Tutup di hari Minggu dan Libur Nasional. Alamat: Rua de São Lourenço. Telepon: (853) 8399 6699
The Cathedral. Terletak di dekat Rua de S. Domingos, katedral ini berada di puncak bukit. Di sebelah Katedral berdiri Bishop’s Palace yang indah. Walaupun Katedral ini bukan gereja terbesar di Macau, tapi merupakan salah satu yang termegah. Selesai dibangun ulang atau renovasi secara lengkap pada tahun 1937.
Hasil renovasi adalah sebuah air mancur menawan dan menyediakan tempat yang nyaman bagi penduduk lokal dan wisatawan untuk beristirahat. Kurang dari 2 menit berjalan dari Katedral terdapat jalan besar Rua de S. Domingos, Avenida de Almeida Ribeiro dan Avenida de Praia Grande.
Panduan Wisata ke Macau masih terus berlanjut, untuk edisi ke 4, klik
disini.
Penulis : Catur Guna ‘Yuyun’ Angkadjaja
jalanan sempit dengan gedung menjulang
Jalanan berbatu yang mempercantik kota
Kota dengan perpaduan gedung kuno dan modern
jendela kuno - keren
Meriam di area Museum
Intip Macau dari atas
Dibersihkan tiap saat
Gereja St. Dominic
Sejarah St.Paul's Church