Terima kasih bos…

Thanks & Rgds,
Gidion Simamora
PT. Wisanggeni International
Jembatan Batu No. 82-83 Pinangsia
Jakarta 11110
Ph. +62-21-62309140
Fax. +62-21-62309141
Mobile : +62-811 912167


From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: Friday, April 12, 2013 5:13 AM
To: Gidion Simamora
Subject: Kesuksesan Gidion

Jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. 
Karena berkah yang ditunggu, SEMOGA, akan datang. 
Bersama kesukaran ada kemudahan. 
Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.
I Deliver Happiness,
Dwika

==========================
Ini ada Katak Yang Bisa Ngomong tentang Kesuksesan
www.antonhuang.com

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika
langit tiba-tiba gelap. “Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit
tiba-tiba gelap?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan
induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.
“Anakku,” ucap sang induk kemudian. “Itu bukan pertanda kebinasaan
kita. Justru, itu tanda baik.” jelas induk katak sambil terus membelai.
Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup
kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan.
Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan
menakutkan buat si katak kecil. “Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita
tunggu-tunggu?” tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh
induknya.

“Anakku. Itu cuma angin,” ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. “Itu
juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!” tambahnya begitu
menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati
tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

“Blarrr!!!” suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun
kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak
lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik
tubuh induknya. Tapi juga gemetar. “Buuu, aku sangat takut. Takut
sekali!” ucapnya sambil terus memejamkan mata.
gembok.jpg

“Sabar, anakku!” ucapnya sambil terus membelai. “Itu cuma petir. Itu
tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah.
Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena
hujan tak lama lagi datang,” ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba
mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan
dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia
berteriak kencang, “Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!”
**

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia
tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh
dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.
Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin
yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal,
itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan
sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu,
SEMOGA, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi,
bersama kesukaran ada kemudahan.