Tanggal : Kamis, 11 November 2010
Tempat Wisata : Grand Palace & Emerald Budha, Wat Pho, Wat Arun, MBK, Siam Paragon, Pratunam Market
Hari ke dua ini akan dihabiskan berkeliling kota Bangkok sampai tuntas karena malamnya saya berencana naik bus malam ke Phuket. Dari apartemen teman di Lumpini, saya naik taksi ke Grand Palace dengan pertimbangan kawasan tersebut tidak dilalui oleh subway dan letaknya cukup jauh dari Lumpini. Dari berbagai hasil browsing di internet, naik taksi di Bangkok ternyata ada tipsnya juga. Pertama, tidak semua sopir taksi di Bangkok bisa dan paham bahasa Inggris, jadi sebelum masuk ke dalam taksi pastikan dia tahu alamat yang akan dituju. Lebih baik lagi kalau alamatnya disalin ke dalam bahasa Thai yang bentuknya mirip aksara Jawa. Kedua, karena kebanyakan taksi Bangkok tidak pakai argometer, tawar menawar dan pastikan dahulu harga yang akan dibayar sebelum kita masuk ke dalam taksi (ribet!). Tempat wisata di Bangkok yang saya kunjungi dari pagi sampai sore antara lain:
Grand Palace dan Emerald Budha
Grand Palace termasuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi bila kita berjalan-jalan ke Bangkok. Istana ini dulunya dibangun sebagai tempat kediaman keluarga raja tetapi sejak awal abad ke 20, istana ini tidak didiami lagi. Tempat yang indah ini meliputi area yang sangat luas sehingga diperlukan waktu 2 jam untuk mengelilingi tempat ini. Tiket masuknya berlaku satu minggu untuk masuk gratis ke Vimanmek Palace (istana Raja Rama V) yang terdapat dibagian lain kota. Dari berbagai informasi, saya sering diperingatkan untuk berhati-hati di sekitar area ini. Para pedagang berlian palsu sering menghadang turis yang akan masuk ke tempat ini dengan mengatakan bahwa istana tutup karena ada kegiatan keagamaan dan menyuruh mereka kembali sekitar 3 atau 4 jam lagi. Buntut-buntutnya kita akan disarankan pergi ke tempat penjualan berlian yang telah mereka tunjuk. Untunglah pada saat mengunjungi tempat ini semua berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda penipuan seperti itu.
Tempat ini mengadakan tur guide gratis keliling istana pada jam-jam tertentu. Bila tidak kebagian. kita masih bisa ikut tur gratis dengan cara mengikuti peserta wisata yang menggunakan jasa biro perjalanan, pilih yang berbahasa Inggris dan ikuti saja kemana rombongan itu pergi. Kalau Guidenya sudah mulai curiga dengan kehadiran kita cari saja rombongan yang lain (he he he dasar turis kere). Informasi mengenai tiket masuk dan jam buka dapat diperoleh disini http://palaces.thai.net/night/index_gp.htm
Wat Pho
Tepat di sebelah Grand Palace ada satu kuil tertua dan terbesar di Bangkok yang juga wajib dikunjungi. Kuil Wat Pho ini memiliki patung Reclining Budha terpanjang dan terkenal sebagai pusat pengobatan tradisional dan pusat pemijatan terbaik di Thailand. Dari Grand Palace kita hanya perlu berjalan kaki ke kuil ini. Mulanya saya menganggap remeh soal arah ke kuil ini, toh di peta letaknya persis di sebelah Grand Palace. Yang tidak saya perhitungkan adalah pintu masuk dan keluar Grand Palace jumlahnya lebih dari satu dan masing-masing pintu menuju arah yang berbeda-beda. Begitu keluar istana langsung bingung deh clingak clinguk mencari penunjuk jalan. Setelah berjalan memutari istana sampai kaki pegal, belum juga terlihat tanda-tanda pintu gerbang Wat Pho. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya pada seorang Police Tourist yang kebetulan sedang berjaga di pintu gerbang. Setelah diterangkan panjang lebar (kita hanya mangut-mangut sok ngarti) buntut-buntutnya kita dipanggilin tuk-tuk dan diminta datang ketempat-tempat perdagangan berlian yang sudah dia lingkari di peta. Baru sadar kalau hampir saja kena tipu tanpa banyak bicara kami langsung kabur melarikan diri. Setelah bersusah payah mencari (takut bertanya kuatir kena tipu lagi) akhirnya sampailah di kuil Wat Pho yang letaknya ternyata memang tidak jauh dari gerbang Grand Palace yang kita masuki pagi tadi (he he dasar dikerjai). Informasi mengenai Wat Pho dapat diperoleh disini http://www.watpho.com/en/home/index.php.
Wat Arun
Kuil ini tepat berada di seberang Wat Pho, keduanya dibatasi oleh Sungai Chao Praya sehingga kita perlu naik kapal feri untuk mengunjunginya. Dari Wat Pho kita berjalan ke Tha Tien Pier (No. dan dari sana naik perahu kecil ke Wat Arun. Prang utama di kuil ini sangat tinggi dan tangga untuk menaikinya sangat curam dan sempit. Tetapi hal tersebut tidak menghambat orang untuk bersusah payah mendaki karena pemandangan indah yang dapat kita lihat bila sudah sampai diatasnya. Di halaman kuil ini juga banyak ditawarkan jasa pemotretan menggunakan baju khas Thailand. Iseng-iseng saya berfoto di dekat sebuah patung tripleks berbaju khas Thailand yang wajahnya dilubangi. Setelah beberapa kali berfoto tiba-tiba ada yang minta uang jasa penyewaan patung tripleks tersebut. Akhirnya sambil mengomel saya hapus foto-foto yang sudah diambil tadi (ampun deh, foto sama tripleks aja mesti bayar). Informasi mengenai Wat Arun dapat dilihat disini http://www.watarun.org/index_en.html.
Mahboonkrong (MBK)
Tempat ini merupakan salah satu mall wajib kunjung di Bangkok. Dari Wat Arun naik feri kembali ke Tha Tien Pier dan dari pier tersebut naik kapal lagi ke Central Pier. Tidak perlu bingung beli tiket karena didalam feri ada mbak-mbak kondektur yang akan menarik tiket penumpang yang baru naik (persis kondektur bis). Saya baru tahu kalau didalam ada kondekturnya setelah mondar-mandir dari Pier 8 ke Pier 9 dan tidak menemukan loket penjualan tiket perahu (capek deh). Dari Central Pier naik Sky Train ke National Stadium Station tempat mall MBK. Di tempat ini kita dapat membeli souvenir, makan siang di Food Court Lantai 6 dan sholat di musholanya. Untuk urusan makanan halal, saya hanya perlu mencari tanda bulan bintang atau kata-kata Muslim Food.
Siam Paragon
Mall kedua yang saya kunjungi adalah Siam Paragon. Di mall ini terdapat akuarium raksasa, Siam Ocean World. Dari MBK, naik Sky Train ke Siam Central Station dan turun langsung di Siam Paragon. Sayang karena waktu yang terbatas saya tidak sempat melihat akuariumnya dan hanya sempat berfoto-foto di tamannya yang indah.
Pratunam Market
Tempat ini mejadi sasaran kedua untuk berbelanja souvenir. Dari Siam Paragon kita hanya perlu berjalan kaki melalui Sky Walk (jalan layang khusus untuk pejalan kaki). Kalau tidak ingin berjalan melalui Sky Walk juga bagus karena sepanjang perjalanan ke Pratunam Market banyak dijumpai pedagang-pedagang makanan di pinggir jalan dengan aroma dan bentuk yang sangat menggiurkan. Sayangnya karena tidak jelas halal tidaknya saya tidak berani mencoba membeli. Di pasar ini harga souvenir memang sangat murah dengan kualitas yang lumayan. Selaiknya di pasar tentu saja kita harus pandai tawar menawar. Dari Pratunam Market, saya kembali naik taksi ke Lumpini.
Setelah mandi dan berpamitan dengan Gideon, teman yang berbaik hati memberikan kami tumpangan selama di Bangkok, mulailah petualangan kami menuju Phuket. Dari berbagai informasi, untuk naik bis malam ke Phuket disarankan melalui Southern Bus Terminal. Sayangnya transportasi menuju terminal ini sedikit rumit. Tidak ada Sky Train, Subway atau Ferry yang dekat-dekat terminal ini. Tuan rumah kami malah tidak tahu dimana letak terminalnya. Akhirnya diputuskan kami akan naik taksi.
Sebelum naik saya mulai dengan tips naik taksi nomer 1 (menunjukkan alamat). Dengan susah payah saya lafalkan ‘Sai Tai Taling Chan’ (nama Thai dari Southern Bus Terminal) tetapi wajah pak sopir menunjukkan tanda-tanda tidak mengerti. Saya bantu dengan kata-kata bahasa Inggris (siapa tau si akang ngarti), eh dia makin bingung. Akhirnya saya tunjukkan lafalnya dalam bahasa Thai, yang kugunting dengan susah payah dari wikitravel, eh langsung mengerti dan langsung nyerocos dalam bahasa Thai sehingga kali ini giliran kami yang bingung (terserah dah). Kurang lebih 1 jam akhirnya sampailah kami di Southern Bus Terminal.
Baru kali ini saya melihat terminal bis yang terletak didalam mall. Tempat penjualan tiketnya berjajar-jajar teratur di tengah-tengah penjual pakaian dan keperluan lain yang biasa ada di mall. Ruang tunggunya nyaman. Pokoknya tidak seperti terminal bis yang pernah saya lihat. Sempat bingung juga bisnya ada dimana. Ternyata bisnya diparkir berjajar-jajar di lantai dasar sesuai dengan nomer. Setelah lega karena dapat tiket kami bergegas menuju bis untuk melanjutkan petualangan kami selanjutnya ke Phuket Town. Informasi bis dari Bangkok ke Phuket dapat dilihat disini http://www.1stopphuket.com/getting_here/bus.
Biaya Hari Ke-2- Biaya Taksi ke Grand Palace Rp. 60.000
- Tiket Grand Palace Rp. 105.000
- Tiket Wat Pho Rp. 15.000
- Naik Ferry ke Wat Arun PP Rp. 1.800
- Tiket Masuk Wat Arun Rp. 15.000
- Tiket ferry ke central pier Rp. 4.200
- Tiket subway ke MBK dan Siam Paragon Rp. 9.000
- Makan Siang di MBK Rp. 21.000
- Taksi dari Pratunam ke Lumpini Rp. 45.000
- Makan Malam di 7 Eleven Rp. 17.700
- Taksi ke Southern Bis Terminal Rp. 90.000
- Tiket Bis malam ke Phuket Rp. 300.000
- Total Rp. 683.700
2 Responses to Hari ke-1 (Surabaya – Bangkok)