Fri Jul 12, 2013 2:23 pm (PDT) . Posted by:
"Dwika Sudrajat" dwikasudrajat
Kebahagiaan adalah tanggungjawab masing-masing orang.
Kita bisa mendoakan orang lain.
Setiap orang bertanggungjawab pada kehidupannya masing-masing.
Bersiaplah dan ikhlaslah menerima apapun yang nantinya Tuhan kirimkan ke Anda.
I Deliver Happiness,
Dwika
Menyikapi Lingkungan yang Negatif
* oleh Sri Astuti
Pertanyaan:
Assalamu' alaikum,
>Alhamdulillah, sejak menerapkan apa yang Ibu ajarkan di situs ini, saya sudah tidak sepanik dulu dalam menghadapi berbagai masalah pribadi. Saya juga merasa sudah mulai berubah jadi lebih positif dan optimis.
>Tapi yang menjadi hambatan saat ini adalah dari luar, dari orang lain, dari orang-orang yang saya sayangi. Karena mereka adalah orang-orang dekat dan selalu ada di sekeliling saya, saya jadi sulit mempertahankan sikap positif karena mereka selalu mengeluh dan menyebarkan energi negatif.
>Yang paling membuat saya stress adalah jika mereka sudah minta tolong pada saya soal keuangan. Dan mereka hanya berharap pada saya. Tentu saja saya belum mampu karena buat diri sendiri saja belum cukup.
>Hambatan pertama datang dari ibu saya sendiri yang tiap hari hanya mengeluhkan kekurangan dan hutang-hutang yang belum terbayar. Saya sulit mengajak beliau untuk berpikir positif, karena kebutuhan mendesak adalah uang.
>Hambatan kedua datang dari calon istri saya. Dia juga mempunyai banyak sekali masalah yang ikut menyesakkan kehidupan saya, karena saya belum mampu membantunya.
>Sempat terpikirkan, kenapa saya menarik orang-orang yang bermasalah sama dengan saya? Apakah saya yang menariknya? Atau Allah ingin saya membantu mereka?
>Saya bisa saja mengambil sikap kejam dengan memutuskan untuk meninggalkan calon saya itu, tapi hati kecil saya mengatakan bahwa kalau saya selalu menghindari masalah, saya tak akan pernah bisa memecahkan masalah.
>Jadi saat ini saya menghadapi masalah yang sama dari ibu dan calon istri saya. Tiap hari mereka mengeluhkan masalah uang, saya beri nasehat agama pun seolah tak mempan, karena yang mereka butuhkan adalah uang.
>Kemudian saya teringat bahwa kebahagiaan adalah tanggungjawab masing-masing orang.
>Bu Sri juga kalau tidak salah mengatakan, kita bisa mendoakan orang lain, tapi setiap orang bertanggungjawab pada kehidupannya masing-masing.
>Terus terang, saya terganggu dengan masalah ini. Saya jadi stress karena memikirkan masalah orang lain, padahal untuk masalah sendiri, saya malah sudah tidak stress.
>Menurut Ibu Sri, apa yang bisa saya lakukan untuk menetralisir pengaruh negatif dari luar dan menghadapi situasi seperti ini?
>Terima kasih sebelumnya.
>Gn, Jakarta
Jawaban:
Assalamu' alaikum Mas,
Masalah yang Mas sedang hadapi memang cukup pelik karena melibatkan orang-orang dekat Mas dan merupakan masalah yang bisa menghadang siapa saja, karena, memang, bahkan sesama anggota keluarga pun tidak berarti sepaham dan sepandangan.
Ini salah satu tantangan pertumbuhan (growth). Kadang pertumbuhan dan perkembangan yang kita alami (our personal growth/ development) terlalu cepat lajunya dibanding personal development atau pertumbuhan orang-orang sekitar kita, sehingga mereka tidak lagi berada pada level visi yang sama.
Jadi sekarang yang Mas harus lakukan adalah memutuskan, apakah bersedia memperlambat laju pertumbuhan diri Mas untuk menunggu orang-orang di sekitar Mas atau Mas maju terus, karena toh di level berikutnya kita juga bisa bertemu dengan orang-orang yang sepandangan dengan kita?
Ini sama dengan naik kelas. Bila semua sahabat baik kita belum siap untuk naik kelas, apa kita mau juga tidak naik kelas dulu untuk menunggu mereka?
Semuanya terserah Mas.
Untuk masalah Ibu. Beliau sedikit lain dari rekan, sahabat dan bahkan calon istri sekalipun, karena beliau adalah Ibu kita, darah daging kita, sumber hidup kita. Apapun yang terjadi pada beliau, kita tidak boleh lepas tangan. Kita terima Beliau dengan segala kekurangan dan kelemahannya dengan penuh syukur dan kasih sayang.
Nah, untuk semua masalah yang Mas hadapi dengan orang sekitar Mas ini, Mas bisatutup telinga dan buka buku doa, Mas bisa coba tuliskan permintaan macam ini:
* Aku dikelilingi orang-orang yang mendukung kemajuan hidupku.
* Semua orang dalam kehidupanku membawa kebaikan untukku.
* Mereka memiliki pandangan yang serupa denganku dan bisa memahami visi hidupku.
* Aku hanya bersama orang-orang yang memberiku semangat dan inspirasi.
* Teman-temanku adalah orang-orang yang positif dan berwawasan luas tentang kesuksesan hidup.
* Aku merasa senang dan tentram berada bersama orang-orang yang dekat denganku.
* Ibuku menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
* Kehidupanku sehari-hari terasa ringan dan menyenangkan.
* Hubungan dan komunikasiku dengan ibu membaik.
* Kami saling memahami, mendukung dan menyayangi.
* Aku ikhlas dan bahagia dengan semua pertolongan Tuhan.
Dan sebagainya yang mirip-mirip ini, sesuaikan saja dengan kondisi Mas.
Sesudah ini, bersiaplah dan ikhlaslah menerima apapun yang nantinya Tuhan kirimkan ke Mas, apalagi bila itu tidak sesuai dengan bayangan Mas.
Orang-orang yang tidak memenuhi syarat permintaan yang Mas ajukan di atas akan meninggalkan kehidupan Mas dengan satu dan berbagai cara. Karena itu penting untuk menulis permintaan terakhir di atas, agar kita bisa menerima kepergian mereka yang tidak membawa kebaikan untuk kita dengan ikhlas.
Lalu untuk jodoh, karena ini masalah besar, coba tulis (tanpa menyebut nama):
* Aku bertemu dengan jodohku yang sebenarnya (my true soul mate)
* Aku bersama orang yang tepat untukku.
* Jodohku ini memiliki visi dan wawasan yang sejalan denganku.
* dsb.
Mengenai apakah Mas harus menolong orang-orang ini? Jawabannya, silahkan tolong bila mampu, bila tidak, tolong diri Mas sendiri dulu. Hanya ini cara untuk bisa akhirnya menolong orang lain.
(Baca juga jawaban untuk pertanyaan pembaca lainnya yang mirip ini, tentang "Playing God" alias "berperan atau mencoba menggantikan Tuhan menyelamatkan orang lain" di sini).
Kalaupun Mas sudah tidak stres tentang masalah sendiri, tetapi stres gara-gara masalah orang lain, itu kan namanya tetap stres-stres juga.
Dan perasaan negatif ini sama sekali tidak bisa membantu siapapun. Ingat selalu prinsip Hukum Ketertarikan dan Hukum Frekuensi, serta Hukum-hukum Hidup danHukum Universal Sukses lainnya.
Jadi pastikan juga secara rutin terus mengunjungi www. suksestotal. com.
Karena, sering membaca ulang pelajaran lama, membuat kita menemukan hal-hal baru yang belum tertangkap sebelumnya.. .
Keep going, you are doing great....
Wassalamu' alaikum,
Salam Sukses Selalu,
Kita bisa mendoakan orang lain.
Setiap orang bertanggungjawab pada kehidupannya masing-masing.
Bersiaplah dan ikhlaslah menerima apapun yang nantinya Tuhan kirimkan ke Anda.
I Deliver Happiness,
Dwika
Menyikapi Lingkungan yang Negatif
* oleh Sri Astuti
Pertanyaan:
Assalamu' alaikum,
>Alhamdulillah, sejak menerapkan apa yang Ibu ajarkan di situs ini, saya sudah tidak sepanik dulu dalam menghadapi berbagai masalah pribadi. Saya juga merasa sudah mulai berubah jadi lebih positif dan optimis.
>Tapi yang menjadi hambatan saat ini adalah dari luar, dari orang lain, dari orang-orang yang saya sayangi. Karena mereka adalah orang-orang dekat dan selalu ada di sekeliling saya, saya jadi sulit mempertahankan sikap positif karena mereka selalu mengeluh dan menyebarkan energi negatif.
>Yang paling membuat saya stress adalah jika mereka sudah minta tolong pada saya soal keuangan. Dan mereka hanya berharap pada saya. Tentu saja saya belum mampu karena buat diri sendiri saja belum cukup.
>Hambatan pertama datang dari ibu saya sendiri yang tiap hari hanya mengeluhkan kekurangan dan hutang-hutang yang belum terbayar. Saya sulit mengajak beliau untuk berpikir positif, karena kebutuhan mendesak adalah uang.
>Hambatan kedua datang dari calon istri saya. Dia juga mempunyai banyak sekali masalah yang ikut menyesakkan kehidupan saya, karena saya belum mampu membantunya.
>Sempat terpikirkan, kenapa saya menarik orang-orang yang bermasalah sama dengan saya? Apakah saya yang menariknya? Atau Allah ingin saya membantu mereka?
>Saya bisa saja mengambil sikap kejam dengan memutuskan untuk meninggalkan calon saya itu, tapi hati kecil saya mengatakan bahwa kalau saya selalu menghindari masalah, saya tak akan pernah bisa memecahkan masalah.
>Jadi saat ini saya menghadapi masalah yang sama dari ibu dan calon istri saya. Tiap hari mereka mengeluhkan masalah uang, saya beri nasehat agama pun seolah tak mempan, karena yang mereka butuhkan adalah uang.
>Kemudian saya teringat bahwa kebahagiaan adalah tanggungjawab masing-masing orang.
>Bu Sri juga kalau tidak salah mengatakan, kita bisa mendoakan orang lain, tapi setiap orang bertanggungjawab pada kehidupannya masing-masing.
>Terus terang, saya terganggu dengan masalah ini. Saya jadi stress karena memikirkan masalah orang lain, padahal untuk masalah sendiri, saya malah sudah tidak stress.
>Menurut Ibu Sri, apa yang bisa saya lakukan untuk menetralisir pengaruh negatif dari luar dan menghadapi situasi seperti ini?
>Terima kasih sebelumnya.
>Gn, Jakarta
Jawaban:
Assalamu' alaikum Mas,
Masalah yang Mas sedang hadapi memang cukup pelik karena melibatkan orang-orang dekat Mas dan merupakan masalah yang bisa menghadang siapa saja, karena, memang, bahkan sesama anggota keluarga pun tidak berarti sepaham dan sepandangan.
Ini salah satu tantangan pertumbuhan (growth). Kadang pertumbuhan dan perkembangan yang kita alami (our personal growth/ development) terlalu cepat lajunya dibanding personal development atau pertumbuhan orang-orang sekitar kita, sehingga mereka tidak lagi berada pada level visi yang sama.
Jadi sekarang yang Mas harus lakukan adalah memutuskan, apakah bersedia memperlambat laju pertumbuhan diri Mas untuk menunggu orang-orang di sekitar Mas atau Mas maju terus, karena toh di level berikutnya kita juga bisa bertemu dengan orang-orang yang sepandangan dengan kita?
Ini sama dengan naik kelas. Bila semua sahabat baik kita belum siap untuk naik kelas, apa kita mau juga tidak naik kelas dulu untuk menunggu mereka?
Semuanya terserah Mas.
Untuk masalah Ibu. Beliau sedikit lain dari rekan, sahabat dan bahkan calon istri sekalipun, karena beliau adalah Ibu kita, darah daging kita, sumber hidup kita. Apapun yang terjadi pada beliau, kita tidak boleh lepas tangan. Kita terima Beliau dengan segala kekurangan dan kelemahannya dengan penuh syukur dan kasih sayang.
Nah, untuk semua masalah yang Mas hadapi dengan orang sekitar Mas ini, Mas bisatutup telinga dan buka buku doa, Mas bisa coba tuliskan permintaan macam ini:
* Aku dikelilingi orang-orang yang mendukung kemajuan hidupku.
* Semua orang dalam kehidupanku membawa kebaikan untukku.
* Mereka memiliki pandangan yang serupa denganku dan bisa memahami visi hidupku.
* Aku hanya bersama orang-orang yang memberiku semangat dan inspirasi.
* Teman-temanku adalah orang-orang yang positif dan berwawasan luas tentang kesuksesan hidup.
* Aku merasa senang dan tentram berada bersama orang-orang yang dekat denganku.
* Ibuku menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
* Kehidupanku sehari-hari terasa ringan dan menyenangkan.
* Hubungan dan komunikasiku dengan ibu membaik.
* Kami saling memahami, mendukung dan menyayangi.
* Aku ikhlas dan bahagia dengan semua pertolongan Tuhan.
Dan sebagainya yang mirip-mirip ini, sesuaikan saja dengan kondisi Mas.
Sesudah ini, bersiaplah dan ikhlaslah menerima apapun yang nantinya Tuhan kirimkan ke Mas, apalagi bila itu tidak sesuai dengan bayangan Mas.
Orang-orang yang tidak memenuhi syarat permintaan yang Mas ajukan di atas akan meninggalkan kehidupan Mas dengan satu dan berbagai cara. Karena itu penting untuk menulis permintaan terakhir di atas, agar kita bisa menerima kepergian mereka yang tidak membawa kebaikan untuk kita dengan ikhlas.
Lalu untuk jodoh, karena ini masalah besar, coba tulis (tanpa menyebut nama):
* Aku bertemu dengan jodohku yang sebenarnya (my true soul mate)
* Aku bersama orang yang tepat untukku.
* Jodohku ini memiliki visi dan wawasan yang sejalan denganku.
* dsb.
Mengenai apakah Mas harus menolong orang-orang ini? Jawabannya, silahkan tolong bila mampu, bila tidak, tolong diri Mas sendiri dulu. Hanya ini cara untuk bisa akhirnya menolong orang lain.
(Baca juga jawaban untuk pertanyaan pembaca lainnya yang mirip ini, tentang "Playing God" alias "berperan atau mencoba menggantikan Tuhan menyelamatkan orang lain" di sini).
Kalaupun Mas sudah tidak stres tentang masalah sendiri, tetapi stres gara-gara masalah orang lain, itu kan namanya tetap stres-stres juga.
Dan perasaan negatif ini sama sekali tidak bisa membantu siapapun. Ingat selalu prinsip Hukum Ketertarikan dan Hukum Frekuensi, serta Hukum-hukum Hidup danHukum Universal Sukses lainnya.
Jadi pastikan juga secara rutin terus mengunjungi www. suksestotal. com.
Karena, sering membaca ulang pelajaran lama, membuat kita menemukan hal-hal baru yang belum tertangkap sebelumnya.. .
Keep going, you are doing great....
Wassalamu' alaikum,
Salam Sukses Selalu,