Krisis keuangan mungkin terjadi. Akan tetapi, hal itu bukanlah alasan untuk hidup seperti kelinci yang ketakutan. Ketika krisis datang, anda menanganinya momen demi momen.
Tetaplah di masa sekarang! Lakukanlah apa yang bisa anda lakukan hari ini dan buanglah kekhawatiran.
Coba anda mempelajari kehidupan anda. Apakah pernah ada situasi di mana anda tidak selamat? Tidak ada!
be well,
Dwika
BUANGLAH KEBIASAAN KHAWATIR – ANDREW MATTHEWS
BUANGLAH KEBIASAAN KHAWATIR – ANDREW MATTHEWS
Sebagian besar orang khawatir. Kita mengkhawatirkan tentang pekerjaan kita, anak-anak kita dan juga apa kata-kata tetangga! Sebagian orang bahkan akan memberi tahu anda ,”SEHARUSNYA ANDA KHAWATIR!”. Padahal khawatir itu LEBIH PARAH DARIPADA TIDAK BERGUNA!
Pertama, khawatir menarik kemalangan. Kedua, khawatir itu buruk bagi kesehatan anda. Lalu apa yang harus anda lakukan dengan kekhawatiran? Tundalah! Ambil tindakan TERLEBIH DAHULU dan tundalah kekhawatiran untuk waktu yang tidak terbatas. Itulah yang dilakukan oleh orang yang tidak efektif.
Setiap kali anda ingin khawatir, tanyakanlah kepada diri anda sendiri, “APA MASALAHNYA HINGGA DETIK INI?.” Coba anda menerka apa yang akan anda temukan. Kecuali anda berada dalam situasi yang mengancam nyawa, anda tidak sedang berada dalam masalah!
Tentu, bencana mungkin terjadi. Penyakit mungkin terjadi. Krisis keuangan mungkin terjadi. Akan tetapi, hal itu bukanlah alasan untuk hidup seperti kelinci yang ketakutan. Ketika krisis datang, anda menanganinya momen demi momen. Hanya ketika pikiran anda hanyut ke masa depan, anda baru remuk! Dan pikiran anda PASTI ingin menyeret anda ke masa depan! Tetaplah di masa sekarang! Lakukanlah apa yang bisa anda lakukan hari ini dan buanglah kekhawatiran. Coba anda mempelajari kehidupan anda. Apakah pernah ada situasi di mana anda tidak selamat? Tidak ada!
Anda bisa menangani masa sekarang. Hanya masa depan yang memberi anda masalah!
RINGKASNYA: Dalam hal kekhawatiran, tundalah terus! Ketika seseorang bertanya, “Apakah anda tidak khawatir tentang hal itu?” maka jawablah,”Sesungguhnya saya memang berniat khawatir – namun masih belum sempat!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar