Archive for Testimoni Wisata Jepang
Jalan-jalan ke Jepang – by Hilda
27 Sep 2009
Bulan Agustus tahun ini adalah bulan yang sangat menyenangkan. Mengikuti training yang asyik, tambah ilmu, bisa banyak mendapat pengalaman baru, sambil rekreasi. Intinya adalah liburan seru.
Pengalaman pertama ke Jepang. Sebelumnya mengenal Jepang karena film Oshin, buku Musashi, blog mbak Imelda, Hoka-hoka Bento, Dora Emon, dan semua film kartun lainnya.
Membayangkan Jepang adalah membayangkan negeri dengan harga-harga yang sangat tinggi. Sebenarnya memang benar, hampir semua barang 2-3 kali harga di Indonesia. Harga yang tinggi bisa disiasati dengan melakukan penghematan dan juga mempunyai pemasukan yang cukup. Dan mestinya adalah persiapan yang cukup dari Indonesia, misalnya membawa makanan yang tahan lama, barang-barang kebutuhan sehari-hari, dll.
Aku juga membayangkan, agak mengerikan pada saat di Narita, di imigrasi, di mana ada pemeriksaan bagi para pendatang. Takut aja bagaimana kalau tidak mengerti pertanyaan petugasnya atau jawabanku tidak dimengerti oleh mereka. Ternyata kengerianku tidak beralasan. Mungkin karena sudah ada visa dan pergi ke Jepang juga dengan alasan yang sangat jelas.
Saat brifing, aku membayangkan Narita adalah airport yang sangat ramai. Ternyata pagi itu sangat sepi. Kami sampai di Narita jam 7.45 am. Pertama-tama ke imigrasi, jari telunjuk dimasukkan ke sebuah alat perekam, dan juga foto wajah. Ditanya tujuan ke Jepang. Itu saja. Simple banget. Sesudah itu mengambil bagasi, ke counter penyelenggara training di airport, ketemu dengan petugasnya. Kami kemudian diantar ke terminal domestik dengan naik bis bandara, karena kami akan melanjutkan perjalanan menuju ke Fukuoka. Sesampai di terminal domestik, check in, istirahat cukup lama di terminal sambil kenalan dengan teman-teman.
Ada cerita lucu di sini. Petugas bandara biasanya melayani para penumpang dengan nada santai dan ramah. Tentunya dalam bahasa Jepang. Jadi tiak mengerti artinya, tapi bisa menangkap maksudnya. Tiba-tiba mereka berteriak-teriak, seperti memanggil seseorang. Tebakan kami benar, mereka menunggu 1 orang penumpang. Petugas itu kemudian mendatangi seorang pemuda yang sedang tertidur di kursi. Dan membangunkannya. Pemuda itu ditanya sesuatu, dan ternyata memang benar, dialah penumpang yang dicari. Hampir saja ketinggalan pesawat karena ketiduran. Saran buat yang pergi sendirian, sebaiknya jangan tidur di terminal kalau perginya sendirian, nanti bisa ketinggalan pesawat lho. Akhirnya dia buru-buru naik bis yang tersedia. Ternyata oleh-olehnya ketinggalan di tempat duduk. Dan oleh seorang ibu yang baik hati dilaporkan ke petugas. Oala mas….emang sih, kalo baru bangun tidur suka bingung. Ada juga ya kejadian lucu di Jepang. Semula kupikir di Jepang tidak akan ada kejadian-kejadian seperti itu. Tetapi itu sangat manusiawi.
Beberapa jam di terminal domestik, akhirnya kami berangkat juga menuju Fukuoka. Rekor, dalam sehari terbang 2 kali.
Source: http://hildaw.wordpress.com/2009/08/26/jalan-jalan-ke-jepang/
Pengalaman pertama ke Jepang. Sebelumnya mengenal Jepang karena film Oshin, buku Musashi, blog mbak Imelda, Hoka-hoka Bento, Dora Emon, dan semua film kartun lainnya.
Membayangkan Jepang adalah membayangkan negeri dengan harga-harga yang sangat tinggi. Sebenarnya memang benar, hampir semua barang 2-3 kali harga di Indonesia. Harga yang tinggi bisa disiasati dengan melakukan penghematan dan juga mempunyai pemasukan yang cukup. Dan mestinya adalah persiapan yang cukup dari Indonesia, misalnya membawa makanan yang tahan lama, barang-barang kebutuhan sehari-hari, dll.
Aku juga membayangkan, agak mengerikan pada saat di Narita, di imigrasi, di mana ada pemeriksaan bagi para pendatang. Takut aja bagaimana kalau tidak mengerti pertanyaan petugasnya atau jawabanku tidak dimengerti oleh mereka. Ternyata kengerianku tidak beralasan. Mungkin karena sudah ada visa dan pergi ke Jepang juga dengan alasan yang sangat jelas.
Saat brifing, aku membayangkan Narita adalah airport yang sangat ramai. Ternyata pagi itu sangat sepi. Kami sampai di Narita jam 7.45 am. Pertama-tama ke imigrasi, jari telunjuk dimasukkan ke sebuah alat perekam, dan juga foto wajah. Ditanya tujuan ke Jepang. Itu saja. Simple banget. Sesudah itu mengambil bagasi, ke counter penyelenggara training di airport, ketemu dengan petugasnya. Kami kemudian diantar ke terminal domestik dengan naik bis bandara, karena kami akan melanjutkan perjalanan menuju ke Fukuoka. Sesampai di terminal domestik, check in, istirahat cukup lama di terminal sambil kenalan dengan teman-teman.
Ada cerita lucu di sini. Petugas bandara biasanya melayani para penumpang dengan nada santai dan ramah. Tentunya dalam bahasa Jepang. Jadi tiak mengerti artinya, tapi bisa menangkap maksudnya. Tiba-tiba mereka berteriak-teriak, seperti memanggil seseorang. Tebakan kami benar, mereka menunggu 1 orang penumpang. Petugas itu kemudian mendatangi seorang pemuda yang sedang tertidur di kursi. Dan membangunkannya. Pemuda itu ditanya sesuatu, dan ternyata memang benar, dialah penumpang yang dicari. Hampir saja ketinggalan pesawat karena ketiduran. Saran buat yang pergi sendirian, sebaiknya jangan tidur di terminal kalau perginya sendirian, nanti bisa ketinggalan pesawat lho. Akhirnya dia buru-buru naik bis yang tersedia. Ternyata oleh-olehnya ketinggalan di tempat duduk. Dan oleh seorang ibu yang baik hati dilaporkan ke petugas. Oala mas….emang sih, kalo baru bangun tidur suka bingung. Ada juga ya kejadian lucu di Jepang. Semula kupikir di Jepang tidak akan ada kejadian-kejadian seperti itu. Tetapi itu sangat manusiawi.
Beberapa jam di terminal domestik, akhirnya kami berangkat juga menuju Fukuoka. Rekor, dalam sehari terbang 2 kali.
Source: http://hildaw.wordpress.com/2009/08/26/jalan-jalan-ke-jepang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar