Pengalaman Umroh (1)
OPINI | 30 March 2011 | 16:27101 4 1 dari 1 Kompasianer menilai menarikSebagai prajurit peacekeeper yang tergabung dengan ” United Nation” kita mendapatkan cuti selama 20 hari yanga akan kita dapatkan 2 kali dalam sekali penugasan. Peraturan tersebut sangatlah berbeda dengan peraturan yang kita kenal.
Dalam UN, kesejahteraan anggota sangatlah diperhatikan.Bahkan dalam cuti pun kita mendapatkan uang cuti. Oh, betapa banyaknya rezeki yang engkau berikan Ya Allah. Kesempatan cuti tersebut saya gunakan untuk melaksanakan umroh ke tanah suci.Pertama saya berpikir bahwa akankah saya siap dalam melaksanakan umroh dilihat dari kelakuan, tingkah laku, dan ibadah saya? Akhirnya selama 2 hari sebelum berangkat umroh saya sering merenung pantaskah saya untuk mengunjungi Baitullah. Waktu berangkat ke tanah suci tibalah sudah. Kebetulan saya ditunjuk untuk menjadi ketua rombongan yang harus memimpin 115 orang. Apa jadinya umroh ini kalo ketua rombongannya seperti saya. Tetapi saya coba untuk menjadi ketua rombongan yang baik. Saya berangkat pukul 8 malam dan sampai di Bandara Jeddah pukul 10 malam. Setibanya di sana karena ketidaktauan dari kami, kami mengalami beberapa insiden yang apabila saya mengingatnya saya tertawa sendiri. Yang pertama adalah setibanya di bandara jeddah kami kebingungan untuk mengisi kertas mana yang harus kami isi untuk melewati ‘passport check’. Akhirnya ada orang indonesia yang memberitahu kepada kami. yang kedua ada teman saya yang mengambil gambar video di dalam bandara yaitu pada saat antri.
Tiba-tiba dia didatangi oleh seorang tentara (asykar) dan langsung mengambil kamera tersebut. Kontan dia kaget terhadap hal tersebut dan kemudian melaporkan kepada kami. Akhirnya saya bernegosiasi dengan asykar tersebut dan akhirnya dia mau memberikan kamera tersebut. Kami melaksanakan ibadah umroh selama 7 hari, 3 hari di Madinatul Munawaroh dan 4 hari di Makkatul Mukarrohmah. Banyak kejadian2 yang menurut saya aneh dan benar2 terjadi. Pada saat saya di hotel di madinah, saya kebetulan waktu itu sedang mengaji Al Qur’an. Tiba2 pada saat sedang mengaji, saya mendengar lantunan orang mengaji dari televisi dan ternyata sama ayatnya dengan yang saya baca. Saya kaget terhadap hal ini dan merupakan hal pertama kali yang saya rasakan.Subhanallah….sungguh besar kekuasaanMu ya Allah. Kemudian waktu di Mekkah pada saat akan mencium batu Hajar Aswad, saya baru bisa mencium setelah 4 kali berdesak2an. Dan parahnya lagi baju ihrom saya terlempar keluar kerumunan orang2, akan tetapi baju tersebut dapat diselamatkan oleh teman saya. Saya kemudian bertanya dalam hati apa hikmah di balik ini. Mungkin ada hubungannya dengan segala kelakuan yang pernah saya lakukan dulu.Wallahu alam, Allah Maha Mengetahui semuanya.
Kemudian pada saat akan selesai umroh saya berniat untuk mencium Hajar Aswad lagi sebelum sholat subuh. Tetapi dalam hati saya bimbang dan ragu, dapatkah saya mencium hajar aswad lagi? sedangkan kondisi pada pagi itu sangat penuh sesak dan berbeda dengan hari2 biasanya. Kemudian saya niatkan untuk mencium. Saya teringat ucapan teman saya kalo mau mencium Hajar Aswad dengan mudah harus menolong orang terlebih dahulu, utamanya orang tua atau perempuan. Saya melaksanakan ucapan tersebut dengan membantu nenek2 keluar dari kerumunan tersebut.
Dan ternyata tak disangka-sangka ternyata setelah saya menolong nenek tersebut saya dapat dengan mudah mendapatkan jalan untuk mencium hajar aswad tersebut, berbeda sekali dengan yang pertama padahal lebih ramai saat ini. Mungkin ada hikmah di balik semua ini. Kemudian setelah umroh tersebut kami kembali untuk melaksnakan tugas2 kami yang lain dan semoga hari2 esok akan menjadi lebih baik.Amin…(Riza)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar