I care About You,
Dwika
"CARA EDAN: BICARA DENGAN PERCAYA DIRI SAAT MEMIMPIN, MENJUAL, DAN
BERPRESENTASI"
QA-Communication
Mengapa harus PD alias percaya diri?
http://milis-bicara.blogspot.com/2006/08/tips-104-mengapa-harus-percaya-diri.html
Tips #105: Bicara Taktis Dengan TACTFUL
Don Gabor, penulis "Speaking Your Mind in 101 Difficult Situations", memberi tips ringkas yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas komunikasi Anda. Tips Don Gabor ini mudah diingat sebagai tips yang taktis, yaitu TACTFUL.
TACTFUL adalah ringkasan dari beberapa poin yaitu:
T = Think
A = Apologize
C = Converse
T = Time
F = Focus
U = Uncover
L = Listen
THINK BEFORE YOU SPEAK
Pikirlah dahulu, sebelum bicara.
Selama Anda belum berbicara, kata-kata Anda adalah tawanan Anda. Jika Anda telah bicara, maka Andalah yang menjadi tawanan kata-kata Anda. Pikirkan akibat dan dampak dari kata-kata Anda, daripada Anda nanti menyesalinya. Ini sama sekali tidak absurd dan bukan sesuatu yang terlalu sulit untuk dilakukan. Anda hanya perlu melatihnya dengan cara yang mudah, yaitu dengan membiasakan memperpanjang jeda di antara kata-kata Anda. Atau, Anda bisa menggunakan metode "Monk Talks" yang dikembangkan oleh QA Communication. Metode ini mengadopsi gaya bicara para ulama, biarawan, rohaniawan, dan spiritualis yang biasanya efisien dalam berbicara. Secara umum, mereka lebih memilih untuk setia pada konsep ini.
APOLOGIZE QUICKLY WHEN YOU BLUNDER
Segeralah meminta maaf, jika Anda merasa telah mengeluarkan kata-kata yang blunder.
Apalagi, jika Anda menyadari bahwa kata-kata Anda telah menyakiti lawan bicara Anda. Kata-kata yang Anda keluarkan akan melesat seperti roket, tajamnya bak silet, dan ujungnya lancip seperti jarum suntik. Dengan segera, kata-kata Anda akan tiba di gendang telinga lawan bicara Anda. Waspadalah, kata-kata Anda mungkin tidak akan hanya ngendon di sana, tapi langsung menghunjam ke ulu hatinya. Jika Anda merasa telah melakukannya, segeralah meminta maaf. Dan untuk yang satu ini, Anda tidak perlu menunda-nunda lagi.
CONVERSE, DON'T COMPETE
Masih ingat "the bigger fish syndrome", alias "perlombaan bicara"? Hindari.
Jika Anda berbicara dengan seseorang, ingatlah bahwa itu bukan sebuah pertandingan. Bukan untuk balapan, dan bukan untuk menang. Sebaliknya, bicara adalah untuk mencari persamaan dan saling pengertian, bertukar informasi, atau memahami perbedaan.
TIME YOUR COMMENTS
Jika Anda merespon, menimpali, atau mengomentari kata-kata lawan bicara Anda, ukurlah waktu Anda.
Tepatnya: Waktu Anda berdua. Anda tidak perlu menjadi "rakus" dan memborong seluruh sesi bicara. Mengapa? Dengan lebih banyak bicara, maka Anda akan kurang mendengar. Itu artinya, Anda kurang menghargai lawan bicara Anda.
FOCUS ON BEHAVIOUR, NOT ON PERSONALITY
Fokuslah pada perilaku lawan bicara secara objektif, bukan pada pribadinya secara subjektif.
Responlah hanya kata-katanya, perilakunya, emosi positifnya, atau cara pandangnya. Jangan bereaksi dengan menghakimi, dengan mempermasalahkan seleranya, dengan mempertanyakan prinsip hidupnya, atau pilihan dan keputusannya. Kecuali, jika Anda dokternya dan dia pasiennya, Anda suami dan dia istri, Anda orang tua dan dia anak Anda sendiri. Pasangan-pasangan bicara yang disebut terakhir ini, memang memerlukan pendekatan yang sifatnya personal dan emosional.
UNCOVER HIDDEN FEELING
Keahlian berkomunikasi Anda akan meningkat pesat kualitasnya, jika Anda mulai mempertimbangkan untuk melatih kepekaan Anda, dalam melihat berbagai perasaan lawan bicara, yang tidak nampak atau muncul ke permukaan.
Waspadailah bahwa lawan bicara Anda tersenyum, tapi mungkin ia justru tersinggung. Anda tidak akan bisa mengetahui isi hatinya. Tapi emosinya, sangat tergantung pada kata-kata Anda kepadanya. Tidak setiap orang ekspresif. Tidak setiap orang, mau menunjukkan perasaannya dengan jujur dan terbuka.
LISTEN FOR FEEDBACK
Untuk apakah Anda mendengar? Untuk mendapatkan respon dan feedback.
Apa artinya feedback dalam komunikasi? Feedback adalah pengalaman. Pengalaman adalah gambaran skalar (bukan seperti vektor yang punya arah). Dalam kacamata seorang komunikator, feedback harus dilihat sebagai sesuatu yang statik, bukan sesuatu yang bergerak menyerang.
Jika Anda sedang bicara berdua saja, kemudian lawan bicara Anda menjadi marah, maka hampir bisa dipastikan bahwa kemarahannya adalah akibat dari kata-kata Anda. Kata-kata Anda membuatnya tersinggung, kemudian ia meresponnya dengan marah. Itulah feedback untuk Anda. Kemarahannya itu - dari kacamata komunikasi - bukanlah serangan balik untuk Anda. Akan tetapi, hanya ekspresi dari pengalamannya mendengar dan merasakan efek dari kata-kata Anda. Dan bagi Anda, kemarahan itu adalah feedback yang Anda peroleh akibat kata-kata Anda. Bukan serangan untuk Anda, sebab rasa marah itu adalah pengalaman pribadi lawan bicara Anda, dengan segala hak yang dimilikinya.
Hanya dengan penyikapan yang benar terhadap feedback, Anda akan menjadi komunikator yang stabil, tidak mudah terpancing secara emosional, dan tidak gampang terjebak dalam situasi debat yang tidak sehat.
DOS - DON'T
Untuk melengkapi tips TACTFUL di atas, berikut ini adalah resep tentang apa yang harus Anda lakukan, dan apa yang tidak boleh Anda lakukan, saat berbicara dengan seseorang.
DO
- Langsung, tidak berbelit dan lemah-lembut.
- Beri lawan bicara Anda ruang privasi.
- Pahami bahwa apapun yang tokcer bagi Anda, belum tentu bekerja baginya.
- Katakan poin yang penting terlebih dahulu, lalu tawarkan detilnya.
- "Dengarlah" perasaan tersembunyi dari lawan bicara Anda.
DON'T
- Kasar dan memaksa.
- Merasa superior dan sarkastik.
- Menyerang secara pribadi dan mempermalukan.
- Berharap lawan bicara akan selalu setuju dengan Anda.
- Berharap lawan bicara akan selalu mengikuti nasehat Anda.
- Menawarkan solusi yang sulit dilaksanakan lawan bicara.
Target sosial dan bisnis Anda pasti strategis. Oleh sebab itu bicaralah dengan taktis. Lakukanlah dengan TACTFUL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar