link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 03 April 2011

Phuket di Thailand

Phuket, Love It or Loathe It
Margharita - Phuket

Phuket salah satu tujuan wisata paling besar di Thailand. Setiap tahun, jutaan turis mancanegara datang membanjiri Phuket.
Wisatawan mancanegera yang masuk langsung melalui airport Phuket konon mencapai 3 juta orang setiap tahun. Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang datang lewat Bangkok. Apakah itu angka sebenarnya atau fiktif, wallahualam, deh. Yang jelas, pada musim-musim tertentu, kami melihat sendiri pengunjung mal bertambah ramai, begitu pula lalu lintas jalan raya.

High season di Phuket pada musim kemarau, antara bulan Desember-April. Dus, tarif hotel pada bulan-bulan ini pun akan lebih mahal dari biasanya.
Sebelum memutuskan untuk berkunjung ke sini, pertimbangkan terlebih dahulu cocok tidaknya Phuket sebagai tujuan wisata Anda dan keluarga. Umumnya, orang hanya jump on the wagon (ikut-ikutan) karena mendengar teman-temannya sudah berkunjung ke suatu tempat. Apalagi dengan biaya pesawat yang semakin terjangkau dan peraturan bebas fiskal (yay, yay, yay), godaaan untuk melancong ke luar negeri semakin susah diabaikan.
Nah, sodara-sodara, bagi yang belum familiar dengan Phuket, fyi, Phuket adalah daerah resort. So, the main attraction is sea, sand, and sun. And unless you’re a sun worshipper and loving the sea, you’ll hate it.
Untuk Anda yang demen shopping, Bangkok tempatnya. Jika ingin melihat kebudayaan dan Thailand yang sebenarnya, ya, jangan ke Phuket. Berkunjunglah ke Thailand bagian utara, ke Chiang Mai atau Chiang Rai. Bagi yang ingin melihat sejarah, lebih baik berkunjung ke Ayuthaya.
Well, KoKier, berikut ini sedikit informasi tentang Phuket. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk Anda.
Where to Stay
Pilihan tempat menginap sangat tergantung selera, tujuan, dan siapa yang ikut melancong. Bagi pasangan muda dan jomblo, Pathong tempat yang ideal. Di sana, semuanya ada mulai dari pantai, night life yang lengkap dengan wanita cantik, shopping sampai dengan pertunjukan yang aneh-aneh. Semuanya ada di Pathong.
Sedangkan untuk mereka yang datang dengan keluarga, orangtua dan anak-anak, sebaiknya mencari tempat yang lebih laid back, lebih tenang seperti Kamala, Surin, Bangtao, Kata, Karon. Hotel-hotel di Phuket Town juga relatif lebih murah dan transportasi umum relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan daerah resort.
Where to Eat
Seperti kebanyakan tempat di daerah selatan Thailand, Phuket merupakan daerah muslim. Jadi, bagi yang beragama Islam tidak perlu kuatir mencari tempat makan karena di sini banyak sekali rumah makan muslim. Anda pun bisa memberitahu waiter kalau Anda tidak makan pork (Mai gin mu). Jika Anda menyampaikannya dalam Bahasa Inggris, mereka pasti mengerti, kok.
Makan di food court pun murmer dan enaaaak. Food court di sini memakai sistem membeli kupon yang berwujud seperti kartu atm. Aku biasanya membeli kupon senilai 100 Baht (Rp.28.500). Makan siang berupa nasi beserta lauknya (vegetarian) seharga 30 Baht plus air mineral satu botol 10 Baht. Lalu, sisa uangnya bisa diambil setelah makan di counter tempat penjualan kupon juga. Murah, kan?
Jadi, untuk orang seperti aku (yang nggak gembul) kupon 100 Baht sudah lebih dari cukup. Food court di Central Festival (Phuket Town) ada di lantai 3, sedangkan Junk Ceylon (Pathong) berlokasi di basement (That’s Siam).
Di Pathong juga ada, tuh, satu restoran yang terkenal murah, enak, dan service-nya bagus. Namanya Number 9 di jalan Rat-U-Tit. Restorannya kecil dan sederhana tapi bersih dan selalu ramai pengunjung.
Jika Anda termasuk adventurous dalam soal kuliner, silakan mencoba makanan I-saan yang puedes dan asem. Nah, kalau yang ini bener-bener makanan jalanan, hahahaha....
Warung kesukaanku ada di pojokan Aronson square, di depan 7eleven, yang memakai gerobak dan rada jorse gitu, hihihi… Maka, kalau perut Anda bukan perut cowboy jangan nyoba, yaaa.. Nanti malah jadi sakit perut, aku pula yang kena sue, hahahaha…
Menurut pendapat pribadi, sih, kalau ingin mencoba makanan lokal yang benar-benar autentik, makanlah di mana orang lokal pergi makan. Biasanya, makanan asli yang disajikan di restoran-restoran mahal sudah disesuaikan dengan lidah orang asing yang menurutku kurang enak. Not the real thing. Nggak nendang gitu.
Bagi yang gembul, silakan mencoba Oishi all you can eat buffet lunch. Dengan membayar sekitar 390 Baht (Rp 109.200) per orang, Anda bisa makan sepuasnya dari buffet. Di Oishi tersedia pilihan makanan Chinese, Korea dan Jepang. Lokasinya berada di lantai dasar Index Living Mall, Phuket Town, sebelum Big C dan Central. Untuk menuju ke sana, bisa menggunakan bus dari Pathong dan jalan sedikit ke arah By Pass road.

What to See
Simon Cabaret Show. Lokasi: Pathong Beach.
Pertunjukan ini berupa tari-tarian dan nyanyian (lip sync) yang dilakukan oleh para katoey (waria). Simon Cabaret Show sangat populer di kalangan turis karena faktor penasaran saja. Banyak yang ngga percaya kalau cewek-cewek cantik yang berpartisipasi dalam pertunjukkan tersebut sebenarnya (dulu) cowok.
Phuket Fantasea. Lokasi: Kamala.
The award winning in tourist attraction in Thailand. It is worth to see. Pertunjukan ini menyuguhkan sendratari asal muasal Kamala. Lumayan spektakular, dilengkapi dengan atraksi dari gajah-gajah dan pertunjukan akrobatik. Tiketnya lumayan mahal, sekitar 1.900 Baht ( Rp 532.000) per orang, sedangkan untuk anak-anak 1.700 Bath (Rp 476.000), tetapi sudah termasuk makan malam. Kalau hanya ingin menonton tanpa makan malam, tiketnya sekitar 1.500 Baht untuk dewasa dan anak-anak. Nggak jauh beda, ya.
Soi Bangla, the red light district. Lokasi : Pathong.
Soi Bangla merupakan pusat segala aktifitas malam. Bar, pub, dan diskotek ada di sepanjang jalur ini sampai ke arah Beach road. Untuk turis Indonesia yang kurang menyukai suasana bar, ini bisa jadi bukan tempat yang menarik. Tapi bagus juga dikunjungi, sekedar memuaskan rasa penasaran saja. You’ll be amazed what you’re going to see there. It’s wild, crazy, and sleazy, hahahaha…
Biasanya, sih, turis Asia lebih suka nongkrong di Queen of Andaman sambil menonton katoey yang menari-menari di atas meja. Katoey bisa diajak foto dengan imbalan uang. Kalau ngga salah 100 Baht. Tapi, lebih baik bertanya dulu sebelum mengajak foto agar tidak terkena kompas, wkwkwkwk
Phuket Town. Lokasi: Amphur Muang.
Bagi yang senang menikmati bangunan tua bisa menyempatkan diri untuk melihat bangunan Sino Portugis peninggalan Baba dan Yaya Phuket. Bangunannya sangat mirip dengan bangunan-bangunan Sino Portugis di Malaka. Anda bisa melihat bangunan tua di Thalang road, Dibuk road, dan Krabi road.

Di Jalan Thalang ada sebuah restoran bernama China Inn yang sangat chic. Suasananya sangat tenang. Di sini, Anda bisa menikmati koleksi barang antik yang dipajang, sedikit untuk bernostalgia dengan kehidupan Baba dan Yaya pada masa lalu.
Jika menginap di Pathong, Anda bisa naik bus jurusan Phuket Town dan turun di pasar down town. Kemudian, dari pasar, Anda bisa berjalan kaki ke jalan-jalan tersebut. Bagi kami yang senang dengan bangunan bersejarah, tempat ini yang paling menarik di seluruh Phuket. Oh iyaa.. kalau kebetulan Anda jalan ke daerah ini, pasti akan melihat Hotel On On di Pang Nha road. Hotel ini pernah dipakai untuk lokasi syuting film The Beach-nya Leonardo Di Caprio.
Boat Trip
Wajib bagi wisatawan Phuket untuk melakukan boat trip karena memang wisata lautlah yang menjadi atraksi utama dari tempat ini. Semua agen perjalanan bisa mengatur perjalanan Anda untuk mengunjungi pulau-pulau menarik di sekitar Phuket.
Phuket Aquarium. Lokasi: Ao Makam, Phuket Town.
Wat Chalong. Lokasi: Chalong.
Wat Chalong merupakan vihara terbesar dan terpenting di Phuket. Setiap tahun, di tempat ini diselenggarakan Chalong Fair, sebuah fair yang sangat populer di kalangan turis dan warga lokal.
Ming Mongkol (Big Buddha). Lokasi: Chalong.
Lokasi wisata ini tergolong baru, jadi tidak bisa dipastikan apakah ada tour ke sini. In fact, Ming Mongkol belum selesai dibangun karena masih banyak finishing touch yang belum selesai. Namun, tempat ini sudah ramai dikunjungi oleh turis.
Where to Shop
Belanja tergantung dengan selera dan kebutuhan. Central, Junk Ceylon, Robinson, dan Premium Outlet adalah mal-mal yang ramai dikunjungi oleh turis dan orang lokal. Week End night market dan Jatujak di Phuket town juga sangat populer di kalangan turis.
Jika ingin membeli suvenir, Anda sebaiknya membelinya di mal karena harganya tidak jauh beda dengan yang toko suvenir di pinggiran jalan. Malah, banyak yang terkecoh karena kurang pandai menawar.
Public Transport
Ini salah satu kelemahan Phuket dimana transportasi umum sangat kurang memadai. Bagi turis yang mempunyai budget lebih memang tidak bermasalah karena bisa menyewa mobil. Sepeda motor juga banyak disewakan dan relatif murah. Tetapi, aku ngga merekomendasikan karena terlalu banyak kecelakaan di jalan yang berakibat fatal.
Orang Phuket kerap sembarangan ketika mengemudi mobil, ngga lihat-lihat asal main selonong saja. Taxi meter juga tidak ada karena tidak diperbolehkan beroperasi oleh mafia. Jadi, transportasi umum yang biasa dipakai oleh turis adalah tuk tuk dan song teow (bus). Suamiku lebih suka menyebutnya chicken bus karena busnya terbuka, wkwkwk..
Personal Safety
Secara umum, Phuket termasuk aman. Tapi, yang namanya kriminal tetap saja ada di manapun juga. Jadi, common sense kita harus tetap jalan. Misalnya, tidak berjalan kaki lewat jalan-jalan yang sepi di malam hari. Khusus untuk Ariana, I don’t recommend you to travel on your own, dear. Ajak satu atau dua orang teman, yaa...
Simpanlah uang dan barang berharga di safety box yang tersedia. Jangan sampai Anda terlibat argumentasi dengan orang lokal, terutama dengan supir tuk tuk. Kalau Anda tidak setuju dengan harganya, katakan saja kalau harganya terlalu mahal. Ngga usah otot-ototan kecuali kalau Anda ingin menginap beberapa hari di rumah sakit. Silakan saja.
Ok, deh.... Bagi KoKier yang merencanakan perjalanan ke Phuket, happy holiday. Kalau masih ada pertanyaan lainnya, silakan tanya saja di kolom komentar. I’d be very happy to help.

Ciao Ciao!
Margharita

Tidak ada komentar: