Hendrawidjaja Wahjoekoesoemah
To
Me
CC Hendrawidjaja
Sep 20 at 9:25 PM
Selamat malam Pak Dwika,
Membaca tulisan diatas, tertarik untuk solusi permasalahan yang dihadapi melalui NLP.
Mohon
bantuannya, kemana mencari ahli NLP atau hypnotherapy, agar seseorang
dapat diarahkan menjadi berubah untuk lebih baik dari apa yang
dilakukannya.
Informasi dari Pak Dwika dinantikan.
Atas perhatianya, diucapkan terima kasih.
Salam,
HendrawidjajaMe
To
alumni_bppn@yahoogroups.com
Sep 20 at 6:19 PM
Tubuh manusia menurut kata orang seperti gunung es: 12% alam sadar,
88% alam bawah sadar.
Karena tubuh itu dikelolanya pada alam bawah sadar itulah teknik hipnotis bisa dimanfaatkan secara optimal.
Karena tubuh itu dikelolanya pada alam bawah sadar itulah teknik hipnotis bisa dimanfaatkan secara optimal.
I deliver happiness,
Dwika
Saat ini marak tentang training hipnotis, yang biasanya
diembel-embeli istilah NLP (Neuro Linguistic Programming), atau
sebaliknya, seolah tak ada jenuhnya diiklankan di berbagai media cetak.
Bila Anda simak hampir setiap hari ada saja koran atau majalah yang
memuat iklan tentang seminar hipnotis dan NLP ini.
Beberapa sumber menyatakan mempelajari NLP mirip dengan mempelajari
manual otak manusia. Kadang disebut sebagai people skill technology atau
juga psychology of exellence. Prinsipnya adalah bagaimana mempelajari
cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan dan bukan menjadi
budaknya.
Sedangkan penggagas NLP–Richard Bandler yang pakar matematika dan
programming komputer dan John Grinder yang profesor
linguistik–merumuskan NLP sebagai the study of subjective experience.
Keduanya mengembangkan dasar-dasar ilmu dan teknis penerapannya sejak
tahun 1970-an.
Neuro merujuk pada otak atau pikiran dan bagaimana orang
mengorganisasikan kehidupan mentalnya. Lingusitic tentang bahasa dan
bagaimana orang menggunakannya dalam kehidupan. Sedangkan programming
tentang urutan proses mental yang berpengaruh pada perilaku dalam
mencapai tujuan dan bagaimana memodifikasinya.
Awalnya pencipta NLP mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis
yang amat sukses di bidangnya. Misalnya Fritz Perls (Gestalt
Psychotherapist), Virginia Satir (terapis keluarga), Gregory Bateson
(antropolog dan sibernetik) dan Milton Erickson (hipnoterapis).
Dalam perkembangannya NLP dipopulerkan oleh Anthony Robbins sehingga
dikenal di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Nama besar yang tercatat
menggunakan NLP untuk meraih kesuksesannya adalah Bill Clinton, Andre
Agassi, Lady Di, Nelson Mandela dan Robert Kiyosaki.
Singkat cerita dari dua tokoh pendiri itu selanjutnya berkembang
sejumlah “aliran” besar NLP dengan modifikasi dan sebutannya. Sejak
aliran Neuro Associative Conditioning (NAC) Anthony Robbins, New Code
NLP dari Grinder, hingga pengembangan NLP ke arah DHE (Design Human
Engineering) oleh Bandler yang menyebut alirannya sebagai Pure-NLP.
Selain itu ada Michael Hall dan Bob Bodenhamer mengembangkan NLP menjadi
Neuro Semantics (NS) atau Meta NLP. Yang terakhir ini biasanya
digolongkan aliran akademis. Tokohnya akademis NLP lainnya adalah
pendiri NLP University (NLPU) Robert Dilts. NLPU yang berkedudukan di
California merupakan salah satu komunitas NLP terbesar dari ratusan
komunitas yang ada di dunia.
Sedangkan dedengkot (pengembang) NLP jumlahnya hingga kini kurang
dari 100 orang. Selain nama yang telah disebut ada Steve Andreas, Judith
De-Lozier, Leslie-Cameron Bandler, Joseph O’Connors, John LaValle.
Sedangkan untuk orang Indonesia, seperti Tosan Lim, Stevanus dan Agus
Sunaryo, adalah lulusan NLPU. Yang merupakan lulusan NAC (Robbins)
adalah Tung Desem Waringin dan Ronald. Selain itu ada yang mengusung
berbagai aliran seperti Wiwoho, Khrisnamurti dan Leksana.
Jadi model NLP itu intinya Anda belajar menguasai pengalaman
subjektif sehingga menjadi efektif dalam melihat dunia. Pikiran juga
lebih efektif karena Anda menjadi master atau tuan atasnya. Modelling
itu meniru, mengambil esensi excellency atau keunggulan orang atau diri
sendiri agar bisa direplikasi di waktu dan tempat berbeda. Esensi
modelling adalah menduplikasi bakat dengan berbagai tools. Tools dalam
NLP banyak sekali, salah satunya adalah hipnotis.
Tubuh manusia menurut kata orang seperti gunung es: 12% alam sadar,
88% alam bawah sadar. Karena tubuh itu dikelolanya pada alam bawah sadar
itulah teknik hipnotis bisa dimanfaatkan secara optimal.
Dalam memahami hipnotis, harus disadari yang “sakti” bukanlah si
penghipnotis. Yang “sakti” itu imajinasi orang-orang yang dihipnotis
karena berhasil berkonsentrasi dan membayangkan. Hipnotis ini berbeda
dengan hipnotis sihir yang ditowel atau ditepuk jadi hilang kesadaran
(ilmu gendham). Yang dibicarakan di NLP adalah hipnotis yang merupakan
kemampuan internal seseorang.
Posted with WordPress for BlackBerry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar