To: Me
Today at 7:57 AM
Tks Dwika
From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 26 Juni 2014 20:23
To: John Sihar
Subject: Keajaiban
Sent: 26 Juni 2014 20:23
To: John Sihar
Subject: Keajaiban
Kalau mau menjemput keajaiban derma 20%.
Kalau mau mendapatkan ‘jodoh’, sedekahkan barang yang paling kita sayangi seperti mobil, deposito, atau tanah warisa.
I Deliver Happiness,
Dwika
Berkah dan Berlimpah ala Ippho Santosa
“Sabtu,
31 Desember 2011 adalah yang paling bermakna sepanjang hidup saya.
Bertemu
dan mengalami sesuatu berharga di luar kelas. Mengindahkan semua teori
konflik Marx sampai konsep materialisme dialektis ajaran Hegel. Ya, saya
berada di tengah para praktisi yang hebat!”
Hari
ini saya, Ka Juangga (Kompartemen Konstruksi dan Infrastruktur HIPMI UI
–Kimia 2008), Ka Fahmi (Ketua 3 Bidang Bisnis Akselerasi
Sektoral HIPMI UI –Geografi 2008), dan Ka Merlin (Pemenang UIYSEP 2010
dan Litbang BEM UI –Keperawatan 2008) pergi ke seminar ‘7 Keajaiban
Rezeki’ punya Mas Ippho di Masjid As-Syarif, Al-Azhar BSD Tangerang.
Dijemput dadakan jam 7.30 pagi dan hanya sarapan
waffer.
Sambil menulis cerpen di
netbook, saya mendengarkan percakapan mereka mengenai bisnis, investor, prospek usaha dan lain-lain yang berhubungan dengan
entrepreneur. Saya harus banyak belajar. Terima kasih ya Allah, telah mempertemukan saya dengan mereka.
Kami
pun sampai di Masjid tersebut. Wah, ternyata cukup ramai ya! Namun saya
belum tahu siapa pembicara yang mampu membuat massa sebanyak
itu. Apa aksinya.
Ternyata dia penulis buku
best seller 7 Keajaiban Rezeki, kawan!
Buku motivasi yang pernah saya lihat terpampang di rak buku dengan
penjualan terbanyak di Gramedia. Tapi saya tidak melihat penulisnya
waktu itu.
Infocus pun dinyalakan. Testimoni ditampilkan.
Masya Allah, dia ternyata motivator, soc-entrepreneur, creative marketer
terbaik di Indonesia! Bahkan ia menampilkan videonya ketika di
Australia dengan helikopter untuk menghilangkan rasa takutnya
akan ketinggian (bukti ia orang kaya) dan get dinner dengan Donald
Trump lalu bertukar buku :’) Fyi, buku terbaru Trump yang belum dijual
di seluruh dunia yang dikasihnya.
Kalimat
pertama yang saya catat adalah “sukses adalah milik minoritas”. Agak
menohok, tapi tertantang juga. Beliau memaparkan bahwa
Muhammad dan para sahabat adalah orang-orang kaya. Bukan orang miskin,
namun mereka amat sederhana. Bahkan Umar bin Khattab mampu membeli
pasar-pasar yang dulu beridiri di Timur Tengah demi syiar islam. Disini
ada distorsi nilai yang kita camkan selama ini,
yaitu jangan sedekah terang-terangan nanti bisa riya’.
Hal ini tidak beralasan. Alasan beliau yang paling logis yang saya dengar adalah,
Sedekah diam-diam memang lebih baik dari terang-terangan, tapi diam-diam tetapi tidak sedekah itu lebih jelek. Terang-terangan pun harus diniatkan untuk syiar, bukan pamer. Dan buruk juga kalau kita berniat sedekah namun tidak jadi karena takut dikira riya’ itulah yang sebenarnya riya’.
Itu mitos pertama yang ia bantah. Mitos kedua yaitu,
jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti sakit kalau jatuh. Tidakkah kutipan ini membatasi mimpi kita yang gratis dan memotivasi diri? Yang benar,
Jangan membatasi impian. Impian boleh dan harus besar! Tapi ikhlas dan tawakal juga harus demikian. Impian yang besar itu iman jika kita menggantungkannya kepada Allah…
Sungguh banyak quotes lain yang bagus dari Mas Ippho, namun butuh banyak kata untuk memaparkannya. Dan ada lagi,
Takut tetap melangkah= berani, berani tidak melangkah= takut
Satu
topik terakhir yang dijelaskan Mas Ippho, yaitu ‘perisai langit’.
Dhuha= Doa khusus pengusaha. Salah satu bentuk sedekah yang
paling murah dan barakah. Selain itu, ada ungkapan yang kita ketahui
bersama kalau sedekah itu wajib 2,5% namun idealnya, sebagai manusia
yang jauh lebih beruntung dari orang lain
it should be 10%. Kalau mau menjemput
keajaiban 20%. Kalau mau mendapatkan ‘jodoh’, sedekahkan barang yang
paling kita sayangi seperti mobil, deposito, atau tanah warisan (yang
ini mungkin berat,
tapi ingat matematika Allah itu luar biasa).
Hebatnya
lagi setelah seminar selesai, Mas Ippho benar ‘menantang’ para penonton
dengan ungkapan “Siapa yang berani mensedekahkan uangnya
di depan saya juga?”. “Saat ini juga!”. Semua jamaah maju ke depan dan
melemparkan uang-uang mereka dan didominasi oleh warna biru dan merah
karena sebelumnya Mas Ippho bercerita jika uang dengan gambar pria
membawa golok sama dengan nominal pembayaran kita
ke toilet. Masa
orang bawa golok masuk masjid, ya aturan orang pake peci dong yang
masuk masjid. Kan berdua juga tuh orangnya, udah siap mau jamaah. Dan
sepertinya BI juga sudah memberikan filosofis di setiap
gambar pada mata uang ya! Haha. Kelakar Mas Ippho. Jamaah pun ikut tertawa.
Sungguh
saya beruntung berada di situ. Saya yakin ini jalannya. Alhamdulillah,
Allah telah menggerakkan hati saya untuk menerima tawaran
dadakan Ka Jua. Relasi dan pengalaman adalah harta yang tidak ternilai.
Saat kau terjun ke masyarakat, mereka sepertinya kurang suka teori
positivis Comte tetapi bagaimana
we make a deal with them by probing
Interviewer: Why are you so rich? Describe into two words!
D. Trump: Family and quality.
“See ya’ at the top, fellas :D”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar