link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 17 Juni 2012

Darimana Memulainya


Mengelola keuangan keluarga seperti sebuah pesawat dengan dua mesin. 
Jika mesin yang satu maunya jalan ke depan, sedangkan mesin yang lain maunya mundur ke belakang akibatnya pesawat tersebut pasti jatuh. 
Karena itu, " Until death do us part.." pastikan Anda berdua bergerak ke arah yang sama.
be well,
Dwika


JANGAN BERTENGKAR KARENA UANG 
**mikerini.tripod.com
Masih ingatkah kapan terjadinya pertengkaran Anda terakhir dengan pasangan Anda tentang uang ? Mungkin sebulan yang lalu, seminggu yang lalu, 2 hari yang lalu atau baru semalam ? Pertengkaran tentang uang memang menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan berumah tangga. Masalah gaji yang tak pernah cukup dan defisit anggaran belanja karena biaya hidup yang terus naik, biaya pendidikan yang melonjak, tarif telpon , listrik, dan BBM yang naik hampir tiap tahun hanyalah sedikit saja dari masalah-masalah keuangan rumah tangga. Kalau kita mau jujur bahkan tindakan-tidakan yang sebenarnya kurang bijaksana terpaksa dilakukan agar terhindarkan dari pertengkaran tentang uang. Misalnya tidak pernah mengatakan berapa penghasilan yang sebenarnya, sembunyi-sembunyi saat memberikan uang kepada orangtua karena takut ketahuan pasangan anda, atau malu mengatakan kepada pasangan tentang hutang kartu kredit yang membengkak padahal sudah tidak berdaya menghadapinya.
Masalah tentang uang memang pembicaraan paling tidak romantis yang seringkali dihindari oleh pasangan suami istri . Orang lebih memilih untuk tidak membicarakannya daripada bertengkar karenanya. " Well.. jika kita saling mencintai satu sama lain kita tidak akan bertengkar karena uang.." Salah ! Uang tidak ada hubungannya cinta , tapi sangat berhubungan dengan seberapa seringnya Anda bertengkar . Membicarakan masalah keuangan bukanlah ajakan untuk memperdebatkan siapa yang paling benar tentang uang, tetapi agar Anda berdua lebih fokus dalam menemukan kesamaan tujuan keuangan dan cara mewujudkan tujuan keuangan tersebut.
Mengelola keuangan keluarga seperti sebuah pesawat dengan dua mesin. Jika mesin yang satu maunya jalan ke depan, sedangkan mesin yang lain maunya mundur ke belakang akibatnya pesawat tersebut pasti jatuh. Karena itu, " Until death do us part.." pastikan Anda berdua bergerak ke arah yang sama.
Masalahnya Bukan Cuma Uang
Memiliki penghasilan lebih dari satu tentu lebih menyenangkan daripada hanya bergantung dari satu penghasilan saja. Sebuah keluarga juga akan merasa lebih aman dari sisi finansial jika penghasilan keluarga tidak bergantung pada satu sumber penghasilan saja. Karena itulah saat ini trend suami istri bekerja juga sudah begitu membudaya. Namun, pada kenyataannya pasangan suami istri yang bekerja tidak selalu bisa menjawab permasalahan keuangan keluarga yang muncul. Masalah siapa yang bertanggung jawab pada apa, siapa yang harus menbayar apa, siapa yang bertanggung jawab untuk tabungan dan investasi keluarga, apakah penghasilan suami adalah penghasilan istri namun penghasilan istri tetap jadi penghasilan istri, haruskah hutang salah satu satu pasangan juga menjadi tanggung jawab pasangannya, bagaimana jika salah satu pasangan harus kehilangan pekerjaan, bagaimana jika salah satu pasangan tiba-tiba mendapat rejeki nomplok, dan lain sebagainya.
Cara pandang tentang uang memang sudah terbentuk dari karakter masing-masing pihak. Karakter yang sudah terbentuk sejak lahir, dan bagaimana cara kita dibesarkan juga akan membuat perbedaan bagaimana cara mengelola uang berbeda satu sama lain. Sehingga jika dibawa dalam kehidupan berumah tangga wajar sekali berpotensi menimbulkan konflik. Perbedaan yang terjadi secara alamiah ini, bukanlah sesuatu yang harus dihindari karena memang tidak mungkin dihindari. Yang terbaik yang bisa dilakukan adalah tetap memberikan masing-masing pihak ruangan untuk menjadi dirinya sendirinya, namun berkomitmen untuk tetap menomorsatukan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi.

Kenali Kebiasaaan Keuangan Masing-Masing
Lamanya masa pernikahan ternyata tidak menjamin seseorang telah mengenal pasangannya , terutama dalam kebiasaan mengelola keuangan. Sesekali Anda mungkin masih dikejutkan bahwa pasangan Anda ternyata mempunyai kebiasaan dan pandangan tentang uang yang berbeda dengan Anda. Seringkali Anda bahkan tidak merasa nyaman dengan berbagai kondisi keuangan yang menyertai kehidupan rumah tangga . Misalnya , Anda dan pasangan mungkin masih belum terbuka untuk mengatakan mengenai jumlah penghasilan masing-masing yang sebenarnya , bagaimana kebiasaaanya dalam berbelanja lebih senang membayar tunai atau dengan kartu kredit, berapa jumlah hutangnya, apakah harus menanggung biaya hidup orang tua dan adik-adik atau tidak. Kesampingkanlah rasa sungkan dan malu dalam mengkomunikasikan kebiasaan pengelolaan masing-masing , sebab ketika sudah menikah maka yang kemudian muncul adalah uang kita , bukan lagi uangmu atau uangku. Dengan demikian penghasilan Anda berdua adalah menjadi penghasilan keluarga sehingga pemakaian dari penghasilan tersebut atau pengeluarannya juga sebaiknya menjadi tanggung jawab Anda berdua.
Komunikasi yang baik antara suami isteri adalah modal utama mengelola keuangan keluarga dengan sukses. Hindari tindakan menyembunyikan, masalah keuangan keluarga dari pasangan Anda, dan jangan mengacuhkan atau menunda penyelesaian masalah-masalah keuangan tersebut karena semakin lama ditunda akan semakin membahayakan kondisi keuangan keluarga.

Darimana Memulainya ?
Sekaranglah saatnya Anda berdua meluangkan waktu dan duduk sejenak membicarakan cara-cara yang terbaik untuk mengelola keuangan sebagai pasangan. Berikut ini adalah langkah -langkah pengelolaan keuangan yang biasa Anda berdua jalankan :
  1. Membuat gambaran kondisi keuangan saat ini. Seandainya pengelolaan keuangan disamakan dengan perjalanan keuangan menuju suatu tempat yang belum pernah Anda kunjungi. Agar Anda berdua tidak tersesat, pasti akan mencari tahu tempat tersebut di dalam peta bukan ? Peta bisa membantu Anda menemukan tempat tersebut dan memperkirakan berapa lama Anda bisa sampai kesana dari posisi tempat Anda sekarang. Nah..gambaran situasi keuangan Anda adalah peta yang bisa menunjukan dimana Anda berdua berada saat ini secara finansial. Cara membuat peta finansial ini adalah dengan membuat catatan mengenai jumlah harta kekayaan dan hutang masing-masing . Sekarang gabungkanlah harta dan hutang tersebut, dan anggaplah segala harta yang didapat dan hutang yang terjadi sebelum menikah menjadi harta dan hutang keluarga milik Anda berdua . Dengan demikian Anda berdua bertanggung jawab untuk memelihara harta berdua agar jangan samapi berkurang dan mulai melakukan usaha -usaha untuk menambahnya. Misalnya jika saat ini jumlah tabungan Anda berdua adalah Rp 10 juta, dan kemudian ingin meningkatkan jumlah menjadi Rp 22 juta tahun depan maka Anda berdua bisa mulai menabung Rp 1 juta perbulan sampai tahun depan. Demikian juga dengan hutang, jika merasa hutang kartu kredit terlalu besar, maka Anda berdua harus berupaya untuk menguranginya.
  2. Membuat gambaran sumber pengasilan dan pengeluaran . Catatlah berapa jumlah penghasilan masing -masing dan dari mana saja sumber penghasilan itu . Setelah itu catat juga berapa jumlah pengeluaran rutin masing-masing dan untuk apa saja pengeluaran tersebut dan berapa sisanya. Sekarang gabungkan penghasilan dan pengeluaran tersebut, hasilnya adalah pengeluaran dan penghasilan keluarga dan berapa sisa penghasilan keluarga yang bisa digunakan untuk investasi. . Jika penghasilan keluarga habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saja dan tidak ada yang ditabung, maka Anda berdua bertanggung jawab untuk melakukan usaha-usaha penghematan maupun menambah penghasilan . Penghematan dilakukan agar pengeluaran yang dirasa terlalu besar bisa dikurangi , dan jika tidak ada lagi yang bisa dikurangi , Anda berdua juga bisa melakukan usaha menambah penghasilan. Membuat gambaran sumber penghasilan dan pengeluaran bertujuan agar Anda berdua bisa saling mengetahui potensi penghasilan apa lagi yang bisa ditingkatkan dan masing-masing saling mengendalikan pengeluaran pribadi dan pengeluaran rumah tangga . Sehingga pada akhirnya jika sisa penghasilan keluarga bertambah maka akan lebih banyak lagi yang bisa diinvestasikan.
  3. Miliki tujuan keuangan bersama. Anda berdua pasti memiliki impian-impian yang membutuhkan sejumlah uang untuk mewujudkannya. Misalnya memiliki rumah sendiri, membeli mobil , liburan ke luar negeri, meneruskan sekolah S2, membeli perabotan rumah tangga , mempersiapkan modal usaha, dan lain sebaginya. Sayang sekali tidak semua tujuan keuangan tersebut bisa dipenuhi saat ini karena keterbatasan dana Anda berdua. Namun, dengan menetapkan tujuan keuangan bersama maka Anda berdua bertanggung jawab untuk mewujudkannya . Dengan melakukan investasi selama jangka waktu tertentu secara rutin dari penghasilan anda berdua maka impian -impian tadi bisa diwujudkan . Suatu tujuan keuangan tentunya akan lebih cepat tercapai jika dijalankan berdua dengan pasangan Anda, daripada sendiri-sendiri. Lagipula akan leboih menyenangkan dalam perjalanannya dan Anda berdua bisa saling memotivasi satu sama lain. Bagaimana dengan hutang ? Apakah berusaha mengurangi jumlah hutang kartu kredit yang membengkak juga termasuk suatu tujuan keuangan ? Tentu saja ! Baik hutang tersebut dilakukan oleh Anda maupun oleh pasangan Anda maka jika tidak lagi dapat dikendalikan pasti akan membahayakan kondisi keuangan keluarga. Dalam kondisi seperti ini mungkin Anda berdua terpaksa mencairkan tabungan atau deposito Anda untuk mengurangi hutang tersebut. Anda berdua juga bisa memangkas beberapa pos pengeluaran agar ada dana yang bisa dialokasikan untuk membayar cicilan hutangnya. Dan sepanjang perjalanan penyelesain hutang itu, masing-masing harus saling mengingatkan untuk berusaha mematuhi rencana penghematan yang sudah dibuat dan berusaha untuk tidak melanggarnya. Karena setiap pelanggaran yang terjadi akan menyulitkan keuangan Anda berdua.
  4. Pembagian tugas yang adil. Setelah semua harta kekayaan, penghasilan , pengeluaran, dan tujuan keuangan dijadikan satu, sekarang tinggal menentukan person in charge atau penanggung jawab terhadap siapa yang bertugas untuk membayar apa. Apakah membayar tagihan-tagihan, membayar premi asuransi, membayar tabungan rutin Anda, atau membayar belanja rumah tanggal lainnya. Biasanya istrilah yang bertanggung jawab untuk mengurus masalah ini, namun sebaiknya suami juga berpartisipasi dalam menentukan anggarannya dan ikut aktif dalam membayar beberapa pos pengeluaran yang penting. Dengan demikian jika terjadi kesalahan bisa lebih cepat terdeteksi dan tidak menyalahkan satu sama lain sehinggga langkah-langkah perbaikannya segera dilaksanakan .

Tidak ada komentar: