link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 19 Februari 2012

Perilaku Anak

Perilaku dan karakter adalah hal yang sangat penting dalam diri seseorang , saya percaya jika ia memiliki karakter yang baik dalam hidupnya ia akan tetap dapat melengkung dengan indah , dan tidak menjadi mudah patah, kesulitan ataupun kejatuhan tidak membuat ia lari ketakutan tapi…menjadi batu loncatan untuk bisa menjadi better person.
be well,
Dwika




Keiko…putri kecilku, sejak masih diperut, luar biasa aktifnya.Ketika dia lahir juga tidak seperti bayi lain, yang sangat manis tertidur, dia terlalu aktif, sampai saya terkadang bertanya, apakah ada yang salah dengan anak saya? Tapi menurut pemantauan dokter anak, dia terlihat sehat dan baik baik saja ( terima kasih Tuhan ). Baiklah jika kondisi fisik nya baik, berarti…ada sedikit PR buat saya, untuk bisa mengerti karakter anak saya, walaupun saya tahu, masa anak anak = perubahan, saya tetap, gelisah melihat bagaimana ngototnya , lasaknya, serta tenaganya yang besar , sampai terkadang, Keiko, terlihat sedikit kasar, dalam memperlakukan apa apa yang ada di dalam tangannya.
Hampir setiap hari, rumah kami tak pernah sepi dari jeritannya, saya bersyukur jika jeritan yang dia keluarkan adalah jeritan karena gemas, ataupun karena gembira, tapi jeritan Keiko, acap kali  ada lah jeritan marah, frustasi dan kekesalan, yang selalu dipakainya untuk dia bisa dapat memenuhi keinginannya, dan sering kali juga saya lepas kendali, untuk balik berteriak kepadanya . Beberapa minggu ini bisa dibilang, adalah minggu terberat saya. Bukan hanya lelah secara fisik, tapi lebih kepada lelah pada perasaan saya, karena saya terkadang tidak tahu lagi harus berbuat apa. Saya mengamini, tentang sikap dan sifat anak anak yang memang terkadang sangat demanding ataupun reaktif yang terkenal dengan istilah tantrum, dan saya setuju jika tidak akan selamanya Keiko seperti ini, istilah Papanya ini adalah masanya dia sedang sulit, karena banyak perubahan disekelilingnya, dan di dalam dirinya , sementara bagi orang dewasa juga kalau menghadapi perubahan belum tentu lancar seratus persen.Ya..saya setuju akan hal itu, tapi terkadang jika saya sedang sendirian dirumah , dan Keiko, sedang bertingkah, saya seperti hendak kabur saja…, yang paling membuat saya sering marah adalah kalau dia mulai menggeret geret kursi meja makan kami ( yang terbuat dari kayu, yang relative berat), ke lemari dapur, atau pun rak piring, dia senang sekali mengambil barang barang yang memang dilarang, yang nota bene memang berbahaya, dan kalau tidak diberikan dia akan menangis dan menjerit jerit.Acap kali untuk menghentikan tangisannya, saya langsung memberikan apa yang dia mau, dan kemudian dia langsung diam, dan tersenyum… Rasanya , saya mau menghantam kepala saya sendiri ketembok, supaya saya bisa pingsan sesaat, supaya saya bisa terbebas dari rasa frustasi yang luar biasa, buat sekejap saja….makanya saya berharap weekend cepat datang supaya tiba bala bantuan dari Papanya, atau kunjungan dari mama saya, sehingga saya bisa sedikit bernafas. Saya mencoba untuk bertahan pada nasehat orang orang…bahwa, itu akan segera berlalu…tapi saya membatin, kapan?
Saya perhatikan Keiko suka sekali bereksperimen, mainan anak anak tidak terlalu berpengaruh sama dia, justru dia mencari sesuatu yang bukan mainan, untuk dijadikan mainan. Celakanya barang yang paling berbahaya, paling dia suka…, seperti barang pecah belah, blender, parutan kelapa, gunting, pisau, bahkan dia hapal, dimana barang barang itu  diletakkan, padahal kami telah menaruhnya dilemari tersembunyi. Kalau dia hanya tertarik pada panci panci, sendok dan garpu, mungkin jeritan ataupun larangan dari saya  jarang  terdengar.Disatu sisi saya senang, anak saya pandai sekali dalam bereksplorasi dan bereksperimen, namun disatu sisi, saya seperti budak ataupun seorang pemarah yang tiap hari harus mengikuti kemauannya, walaupun itu berbahaya.Bahkan putri, kecil saya tahu bahwa itu berbahaya…dia , selalu bilang…minta gunting mama, gunting tajam….keiko darah, sakit, mama kasih obat. Keiko sejak sangat kecil, sudah pintar berkata kata dan mendeskripsikan sesuatu dengan cermat, dia tahu apa itu sakit, karena tiap kali dia sakit, entah itu jatuh ataupun sakit penyakit, mamanya akan selalu siap dengan obat. Putri kecilku memang pandai. Namun saya membatin terus dalam hati, bagaimana caranya agar dia tetap bereksplorasi, namun dengan batasan yang wajar, dan mudah dialihkan jika dia mulai merengek pada suatu benda yang berbahaya.Dan bisa lebih tenang dalam bersikap. Saya yakin serta percaya, bukan hanya pendidikan formal ataupun akademis yang baik dan  anak dengan prestasi tinggi, yang menentukan seorang anak itu dapat sukses kelak dalam hidupnya , namun juga sikap dan karakternya. Untuk itu lah saya berusaha untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Rasanya agak sulit, untuk tetap tenang dan menunggu jam berdetik, sambil berharap ada perubahan dalam diri anak saya, saya harus melakukan sesuatu, dan berusaha serta belajar untuk meletakkan dasar dasar perkembangan karakter anak saya . Lebih dari apapun saya juga harus tetap dengar dengaran orang lain, bahwa masa anak anak = masa perubahan , jadi…memang nanti ada saat nya dia akan berubah,tapi saya juga sadar bahwa ketika anak anak telah beranjak dewasa, saya pun akan dikejutkan oleh banyaknya perubahan sikap dalam dirinya lagi….yang dikarenakan pengaruh lingkungan, dan juga kebiasaan atau didikan yang si anak tadi dapatkan ketika dia kecil .
Seorang teman telah membuktikannya, dia pusing dan cape hati katanya melihat sikap anaknya,  dengan sikap anak laki lakinya, dia berujar jika saya ketatkan dia melawan, jika saya longgarkan dia kurang ajar.. ternyata apa yang dirasakan seorang Ibu dengan anak berumur 2 tahun 6 bulan, dengan anak umur 18 tahun, tidak jauh beda.
Saya pernah mendapatkan kiriman email, dari seorang teman tentang parenting, judulnya buku terbaik no 1 di dunia, didalam tulisan itu di jelaskan, bahwa orang tua lah yang menjadi buku tersebut, anak anak kita yang akan membacanya. Jadi…kalau perilaku ataupun teladan yang diberikan oleh orang tua minus..ya minuslah buku itu…dan anak anak yang baca buku itu sudah pasti akan meniru, apa yang tertulis dalam buku tersebut. Saya mengamininya…karena kita lah yang menjadi teladan bagi anak anak, seharusnya kita menjadi contoh yang baik buat anak anak kita. Itu baru teladan di rumah, belum lagi soal pergaulan di luar rumah, yang juga banyak kali berpengaruh besar dalam kehidupan sang anak.
Karena saya sadar, cara didikan saya dan contoh hidup saya,akan sangat berpengaruh besar dalam diri anak saya, kini dan kelak  maka saya mencoba untuk belajar menghandle tingkah laku anak saya, dari browsing di internet, sampai tekun di lorong lorong buku, khusus di bagian parenting dan psikologi…untuk menghentikan tingkah laku extreme Keiko…ataupun, mungkin menghentikan sikap konyol dari seorang anak remaja yang sering berteriak kepada orang tuanya, dan membanting pintu karena ingin melampiaskan kekesalannya. Saya ingat bagaimana tayangan super Nanny ataupun Nanny 911, yang tayang di salah satu stasiun Tv swasta. Anak anak yang sedikit “out of control” karena lebih kepada kebiasaan yang sering diberlakukan oleh orang tuanya, biasanya karena orang tuanya sudah tidak sanggup lagi menghandle anak anak, maka…mereka menelfon Nanny 911 ataupun si super nanny tadi…, dan dengan berlinang air mata, ataupun bicara yang tersendat sendat karena menahan emosi, mereka membicarakan rasa frustasi mereka, untuk bagaimana menghadapi anak anak tersebut, itulah yang saya rasakan, dan juga teman saya rasakan. Sayangnya kami berdua , tidak bisa memanggil Nanny 911. Namun jika di lihat penyelesaian yang dilakukan oleh sang Nanny tadi tidak terlalu kompleks , biasanya  orang tua diwajibkan untuk  memberikan perhatian penuh pada anak, dan juga bertindak tegas dan konsisten pada anak. Tidak means No, Ya mean yes…tidak ada yang in between  .
Hal itu juga lah yang ditegaskan oleh buku yang ditulis oeh Dr. Kevin Leman, Have a new kid by Friday, cara mengubah Attitude ( sikap ), Behavior  ( Perilaku ) dan Character ( Karakter ). Buku tersebut mengajak para orang tua untuk bertindak seperti orang tua, ini adalah kutipan dari bukunya yang saya pikir “agak keras” tapi…paling tidak membuka pikiran saya untuk bisa bertindak layaknya seperyi orang tua
“Orang Tua sekarang sering bertindak tidak seperti orang tua. Mereka terlalu memikirkan menjadi teman bagi anak anaknya, tentang tidak menyakiti anak secara psikis, tentang memastikan anak anak mereka bahagia dan sukses sehingga gagal dalam peran pentingnya menjadi orang tua.Mereka membersihkan jalan hidup anak anaknya , menghilangkan semua halangan agar anaknya tidak perlu merasa tidak nyaman. Anak anak terbiasa mendapatkannya serba beres. Ibu dan Ayahnya sudah menjadi pelayan, melakukan segalanya untuk anak anak, bukan sebagai orang tua. Begitulah yang tertanam dalam pikiran anak, akibatnya anak anak sekarang semakin berpikir semua tentang “saya , saya , dan saya..dan beri saya”. Mereka kurang bertanggung jawab, dan kurang dapat diandalkan dalam keluarga. Bagi mereka, keluarga bukanlah hal yang perlu mereka beri melainkan yang bisa mereka dapatkan . Hanya sedikit anak anak sekarang yang memikirkan orang lain sebelum dirinya sendiri, karena mereka tidak penah diajarkan untuk berpikir demikian.”
Well.. saya seperti sedang di tegur…terus terang, saya memang kerap kali, berpikir untuk membuat anak saya nyaman, membuatnya tersenyum dan bahagia…walaupun saya tahu, apa yang membuatnya nyaman dan bahagia itu, tidak sepatutnya dia lakukan. Jadi , saya melanjutkan untuk membaca terus buku ini, dan saya mendapatkan beberapa tips yang bisa kita semua coba dalam menghadapi anak anak dari batita sampai seorang anak remaja sekalipun. Memang…akan lebih mudah “memperbaiki” yang masih kecil, dibanding kan yang sudah remaja, namun…tidak ada salahnya bukan , jika dicoba
  • Ketika anak anak mulai merajuk, meminta sesuatu dengan cara memaksa sampai pada berkata kata kasar pada orang tuanya yang perlu dilakukan adalah:
  1. Katakan 1kali
  2. Berbalik
  3. Tinggalkan
 Namun yang perlu dicatat adalah, tindakan kita jangan seperti marah, bertindak sewajarnya nya saja, Contoh kasus..adalah seorang anak yang berkata buruk pada orang tuanya , maka tindakan sang ibu adalah…
  1. Tidak memberikan uang jajan ( yang biasanya selalu ia berikan )
  2. Ketika sang anak bertanya kenapa, sang Ibu bilang bahwa karena dia telah berkata kasar padanya, dia akan memberikan uang jajan jika si anak tidak berkata kasar pada orang tuanya, dan kemudian dia pergi mengerjakan tugas yang lain
  3. Dan dapat dipastikan , bahwa sang anak akan bertanya terus, dan mungkin meminta maaf, jadi..yang perlu dilakukan adalah, terima maafnya, dan tetap tinggalkan dia tanpa uang jajan, jadi next time jika dia ingin meminta sesuatu, pasti dia akan belajar dari peristiwa ini, dan ingat kita harus konsisten…
Saya..sudah mencoba tips ini untuk anak saya, dan puji TUhan berhasil…!dia mulai jarang untuk menyeret kursinya, dan juga berteriak teriak ( yang perlu saya , lakukan hanyalah konsisten, dan tanpa balik berteriak kepadanya )
  • Seperti saya kemukakan diatas, anak saya terlihat cerdas, seperi yang dipaparkan buku buku pendidikan usia anak dini , dan saya rasa saya tak perlu kuatir kelak ,akan masalah akademisnya, jika progressnya akan berlangsung seperti sekarang. Tapi…seseorang tidak hanya di lihat dari kualitas akademisnya saja, seseorang lebih membutuhkan kualitas pribadi mereka yang justru lebih menjamin kesuksesan dirinya kelak, yaitu :
Attitude ( Sikap ) Sikap adalah segala sesuatu yang ada dalam otak, dan hati seseorang.Apa yang anak pikirkan tentang dirinya, Bagaimana dia melihat dirinya sendiri, terlihat jelas oleh perilakunya.Dari mana sikap anak berasal? Kita sudah tahu jawabannya, dari kita, orang tuanya , jadi kunci mengubah sikap anak kita adalah mengubah sikap kita dulu
Behaviour ( perilaku ) Anak anak membangun perilaku tersebut ,setelah mereka melihat apa yang kita lakukan dan apa yang kita ucapkan.jadi cara kita bersikap harus benar benar konsisten…bukan sekarang A, besok B. selain itu, siapa sih yang sempurna?, jadi jika anak kita melakukan kesalahan, sortir dengan pertanyaan berikut : apa tujuan anak saya berperilaku seperti itu? Bagaimana perasaan kita sebagai orang tua dalam menghadapi situasi tersebut? Apakah ini masalah kecil atau masalah besar?jadi kita tidak terlalu reaktif dalam menanggapi, sikap mereka.
Character ( Karakter ) Karakter adalah hal yang benar benar diperhitungkan. Itulah diri anda ketika tidak ada seorang pun yang melihatnya.Karakter adalah satu satunya hal yang dalam jangka panjang akan menjadi dasar, dari sikap dan perilaku kita.
Dan untuk mengubah sikap, perilaku dan karakter anak kita, buku tersebut memberikan sedikit tips :
  1. Biarkan kenyataan menjadi guru
Orang tua cenderung ikut membantu menyelesaikan kesalahan yang anak lakukan. Dalam banyak kasus, membiarkan kenyataan menjadi guru yang cukup memberi pelajaran yang baik bagi anak. Seperti contoh, jika anak kita tidak menyelesaikan PRnya, karena dia terus menerus main, beri kata pringatan sekali, sehabis itu jangan coba untuk menyelesaikannya untuk mereka, konsekuensi yang ada, karena tidak mengerjakan PR, membuat anak akan belajar.
  1. Belajar memberikan respons dari pada reaktif
Sering kali kita bersikap negative, terhadap perkataan dan sikap anak kita ( reaktif ) , kita tidak berespons ( bersikap positive ) terhadap apa yang mereka lontarkan. Jika anak kita menginginkan laptop baru, atau tablet atau i- pad…terkadang kita bereaktif..dengan..apa??! itu kan mahal? Mama aja gak pake itu..! dari pada ngomong seperti itu lebih baik bertanya kenapa? Dia sangat membutuhkan itu..intinya menjalin komunikasi yg lebih positif, ketimbang berteriak.
  1. B tidak akan terjadi sebelum A selesai
Strategi ini berlaku pada anak, disegala waktu dan umur anak.Jika kita meminta anak melakukan sesuatu dan anak tidak mengerjakannya,kita jangan lanjut ke hal lain, apapun itu. Tidak mau bersih bersih…berarti tidak ada, uang jajan, Tidak mau bersihkan kamar weekend tidak pergi jalan jalan. Harus konsisten, dan ingat apa yang kita lakukan tanpa emosi ataupun kata kata yang membentak.
  • Memandang jauh kedepan , kita ingin , anak kita seperti apa?  Jika kita ingin anak kita kelak baik, berbudi pekerti luhur, dan juga pengasih untuk sesamanya, bertanggung jawab maka yang harus kita lakukan adalah mengajarkannya sedini mungkin, sekarang juga…!
Ada sedikit pertanyaan untuk kita, ( Pedoman sebagai orang Tua ), untuk kita bisa lebih mengajar anak anak menjadi seseorang yang lebih baik, dan sebagai konsekuensi , kita juga mau diajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik .Dalam gaya apa pengasuhan yang kita pakai buat anak kita?  Permisif = Seperti seorang budak untuk anaknya? Melakukan banyak hal untuk anak?supaya dia tetap nyaman, walaupun kita tahu itu tidak baik? Otoriter =membuat semua keputusan buat anak anak? Menjalankan rumah tangga dengan tangan besi dan hanya memberi sedikit kebebasan pada anak?, atau otoritatif  = Memberikan pilihan pada anak dan memformulasikan panduan dengannya? memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan?Menjadikan realita sebagai guru? Menjadi orang tua Permisif dan otoriter akan menimbulkan pemberontakan pada anak.
Jadi…tentukan gaya pengasuhan yang ingin kita lakukan ( saya harap otoritatif adalah pilihan yang bijaksana), dan kemudian perhatikan bagaimana respons anak terhadap cara kita bertindak, dan sekali lagi..kita harus konsisten…………..
  • Saya baru mengerti sekarang antara perbedaan pujian ( yang focus pada orang ) dengan dorongan semangat ( yag focus pada tindakan )Sekarang saya mengerti kenapa ada buku buku pendidikan anak yang mengatakan untuk tidak terlalu memuji anak, awalnya saya pusing tujuh keliling, saya pikir, aneh…sekali mereka, masakan kita tidak boleh memuji anak kita? Namun ternyata, pujian itu itu menghubungkan harga seorang anak dengan apa yang dilakukannya, lalu, bagaimana jika ia tidak melakukannya? Apakah ia tidak akan berarti? Sehingga lebih baik untuk membesarkan hati anak dengan member dorongan semangat. Pendorong semangat menekankan tindakan dan bukan orangnya.
Contoh :  Pujian :Wah..kamu anak yang hebat! Nilai matematiknya 10, bagus banget, gak sabar rasanya untuk kasih tahu Papa, pasti dia akan langsung traktir kamu.
Pendorong semangat :Wah…kamu dapat nilai matematik A ya…Pasti kamu dah kerja keras dan belajar sampai larut malam, gak sia sia ya…kamu harus beritahu Papa, Papa juga pasti senang.
Jika kita mendorong semangat untuk bertindak, anak akan lebih kompeten dan ingin mencoba hal yang lain.Sedikit demi sedikit dorongan semangat dari kita membentuk landasan utama harga diri yang utuh dan kokoh dalam situasi apapun dalam hidupnya, bahkan dalam tekanan negative dari teman pergaulan sebayanya.
Ini semua menyangkut kepada tiga pilar harga diri dari setiap orang
  1. Acceptance ( Penerimaan ), Penerimaan tanpa syarat yang kita lakukan pada anak anak kita, jika anak anak tidak mendapatkan penerimaan tanpa syarat dirumah, mereka juga tidak perduli akan orang orang yang ada didalam rumah, mereka akan lebih suka tenggelam dalam dunianya sendiri, lebih suka mengurung diri dalam kamar, dibandingkan berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain.
  2. Belonging ( Rasa memiliki )Berikan hak untuk berpendapat dalam pengambilan keputusan bagi anggota keluarga, dengarkan pendapat dan kata katanya.
  3. Competence ( Kompetensi )Berikan anak anak tanggung jawab,karena anak anak tidak akan berkembang dengan baik jika kita selalu, segalanya untuk dia.
 
  • Strategi diatas akan sukses jika  kita konsisten dalam melakukannya, dan sang pengarang selalu mengingatkan untuk konsisten didalam kita melakukannya. Jadi kita pun sebagai orang tua harus belajar untuk konsisten…, tidak tergantung pada hari apa, suasana apa, ataupun hormone apa yang sedang mempengaruhi para mama seperti kita, kita dituntut untuk konsisten, dan lakukan semuanya tanpa kemarahan yang meledak ledak, dan kita harus memantau respons dari anak kita, kalau perlu siapkan buku catatan sebagai pengingat, progress yang mereka lakukan, dan di evaluasi.
Rangkuman dari pengarang untuk kita bisa lebih focus lagi dalam mengubah perilaku anak adalah :
  1. Jadilah kita selalu konsisten 100 % dalam berperilaku
  2. Selalu lakukan apa yang kita katakan
  3. Merespon bukan bereaksi
  4. Hitung sampai 10 dan tanyakan diri sendiri, apa yang dulu kita lakukan dalam situasi seperti ini? Sekarang..apa yang seharusnya kita lakukan?
  5. Jangan pernah mengancam anak anak
  6. Jangan pernah memperlihatkan amarah kita
  7. Jangan beri peringatan apapun
  8. Tanyakan diri sendiri, masalah siapakah ini? Jangan kerjakan sesuatu yang menjadi bagian dan tanggung jawab anak anak kita
  9. Jangan berpikir perilaku buruk bisa hilang begitu saja, kita harus menjadi perantara yang member kasih sayamg, panduan dan kedisiplinan yang konsisten
  10. Pasang wajah yang bahagia..didepan anak, ( walaupun kita seperti ingin menghantam kepala kita ke tembok )
Wow…Hebat! Pikir saya, sekarang saya punya strategi dalam saya bisa memerangi sifat anak saya yang terkadang “out of control”. Karena bagi saya Sikap, Perilaku dan karakter adalah hal yang sangat penting dalam diri seseorang , saya percaya jika ia memiliki karakter yang baik dalam hidupnya ia akan tetap dapat melengkung dengan indah , dan tidak menjadi mudah patah, kesulitan ataupun kejatuhan tidak membuat ia lari ketakutan tapi…menjadi batu loncatan untuk bisa menjadi better person. Lebih dari pada apapun saya membawa strategi ini dalam doa, supaya lebih disempurnakan oleh SANG EMPUNYA HIKMAT Dan KEBIJAKSANAAN. Dan membuat saya dimampukan dan dikuatkan untuk bisa mendidik anak saya dengan baik.
Saya rasa kita semua menginginkan anak yang berbudi pekerti baik, jadi…tak ada salahnya jika kita mengikuti cara ini, coba lihat perubahannya..terus terang, saya pun sedang mencoba untuk konsisten dalam memberikan aturan aturan pada anak saya.
Jadi mari belajar sama sama…

Tidak ada komentar: