Kualitas gambar TV LCD memang lebih bagus, tapi viewing angel-nya terbatas.
“Karena terdiri dari pixel-pixel yang menghasilkan cahaya sendiri, dilihat dari sudut manapun tampilan gambar PDP tidak berubah.
Sementara LCD, sinar lampu dari backlight dibelokan oleh molekul kristal sehingga sudut pantulnya tidak sama. Sebab itu dilihat dari samping, gambarnya berubah,”
TV di ruang keluarga yang akan ditonton bersama (dari berbagai sudut), sebaiknya pilih TV plasma.
Ini juga untuk keamanan, menjaga kemungkinan TV disentuh anak-anak atau tercakar hewan peliharaan. TV plasma tidak ada masalah,” .
Tapi, ruang pribadi seperti kamar tidur yang lebih kecil, bisa memakai LCD. Selain aman dari sentuhan banyak tangan, kita bisa memilih menonton TV dari sudut yang tepat.
Memilih Televisi Sesuai Kebutuhan |
Tidak selalu TV LCD lebih bagus gambarnya dibanding TV plasma, tergantung penggunaan. Awalnya televisi menggunakan tabung sinar katoda atau cathode ray tube (CRT) yang cembung. Sekarang kebanyakan produsen masih memproduksi TV dengan tabung yang sering juga disebut tabung Braun itu, merujuk pada penemunya Karl Ferdinand Braun. Tapi, bentuknya sudah flat sehingga gambarnya lebih baik, tidak lagi terdistorsi seperti TV layar cembung. Kelemahan TV model ini, bentuknya tebal dan bobotnya berat. Karena itu belakangan muncul TV plasma dan Liquid Crystal Display (LCD). Tampak depan kedua tipe TV ini tidak berbeda. TV plasma pun bisa dibuat tipis kendati tidak bisa setipis LCD. Teknologi plasma lebih anyar dibanding LCD. Panel LCD dikembangkan pertama kali pada 1904 untuk gambar-gambar diam (still image) seperti pada display jam atau kalkulator. Lalu diadopsi teknologi informasi sebagai monitor komputer, kemudian TV. Maka, jadilah LCD TV. Sementara plasma dikembangkan pada 1964. Belakangan orang cenderung menggandrungi LCD TV karena kualitas gambarnya dinilai lebih bagus. Tapi, betulkah? Beda sistem pencahayaan Perbedaan mencolok kedua jenis TV itu terletak pada layarnya. Sama seperti TV CRT, TV plasma layarnya dari kaca (glass) sehingga disebut juga Plasma Display Panel (PDP). Sebaliknya TV LCD terbuat dari kristal cair sehingga layarnya lunak seperti plastik. Bila ditekan gambar (warna)-nya akan blur atau pudar. Sama seperti kita menekan display kalkulator atau notebook. Teknologinya juga berbeda. Gambar dan warna pada panel LCD dihasilkan dari lampu di belakangnya (backlight). Setelah backlight ada beberapa lapisan lagi sampai ke molekul LCD pada layar. Backlight itu selalu menyala konstan. Ketika akan menghasilkan warna terang (aktif), molekul LCD akan meneruskan sinar dari backlight sehingga yang keluar cahaya putih. Kalau yang dihasilkan warna gelap (in-aktif), sinar dari backlight diblok. Sementara PDP terdiri dari sekumpulan lampu kecil yang memancarkan cahaya sendiri, disebut juga self emitting display atau individual pixel cell. Warna putih dan hitam dihasilkan dengan menghidupkan atau mematikan lampu. Mirip lampu neon, ruang pelepasan pada panelnya diisi gas fosfor. Ketika arus listrik dialirkan, keluar sinar yang menghasilkan warna. Karena itu contras ratio pada PDP lebih tinggi dibanding LCD. Perbeadaan teknologi itu berdampak pada gambar. Kualitas gambar TV LCD memang lebih bagus, tapi viewing angel-nya terbatas. “Karena terdiri dari pixel-pixel yang menghasilkan cahaya sendiri, dilihat dari sudut manapun tampilan gambar PDP tidak berubah. Sementara LCD, sinar lampu dari backlight dibelokan oleh molekul kristal sehingga sudut pantulnya tidak sama. Sebab itu dilihat dari samping, gambarnya berubah,” tutur Ubay Bayanudin, Marketing PT Panasonic Gobel Indonesia, produsen TV Panasonic. Kontras warna Perbedaaan lain, bila pencahayaan ruang minim, PDP akan meningkat kontrasnya. Sebaliknya LCD meningkat kontrasnya pada ruang dengan pencahayaan maksimum. Karena itu sering setelah dipakai di rumah kualitas gambar TV LCD terlihat berbeda, karena saat dicoba di toko pencahayaan ruangnya sangat terang. Jadi, kurang tepat mengatakan kualitas gambar TV LCD lebih baik ketimbang TV plasma atau PDP. Tegantung penggunaan dan aplikasi teknologi di setiap negara. Yang jelas, TV LCD tersedia mulai dari ukuran 20-an sampai 60 inch. Sementara TV plasma baru tersedia dalam ukuran 37 inch ke atas. “Untuk TV di ruang keluarga yang akan ditonton bersama (dari berbagai sudut), sebaiknya pilih TV plasma. Ini juga untuk keamanan, menjaga kemungkinan TV disentuh anak-anak atau tercakar hewan peliharaan. TV plasma tidak ada masalah,” katanya. Tapi, ruang pribadi seperti kamar tidur yang lebih kecil, bisa memakai LCD. Selain aman dari sentuhan banyak tangan, kita bisa memilih menonton TV dari sudut yang tepat. Hal senada diutarakan Jong Budi Santoso, TV Marketing PT LG Electronics Indonesia. Meskipun pasar saat ini condong ke LCD, ia berupaya mengarahkan konsumen memilih TV sesuai dengan kebutuhan. “Untuk ruang dengan pencahayaan terang, LCD lebih bagus. Kami pernah mendapat pesanan untuk ruang karaoke yang biasanya redup, kami sarankan memakai TV plasma,” ujarnya. Format sinyal Pilihan juga perlu dikaitkan dengan format penerimaan sinyal broadcast atau stasiun TV kita. TV plasma dan LCD sudah memakai format digital dengan Full High Definition (HD). Artinya TV siap menerima siaran dalam format digital dengan resolusi gambar sangat tinggi. Masalahnya, saluran broadcast kita termasuk TV kabel, masih menggunakan format analog. Format digital broadcast baru diterapkan di negara-negara seperti Jepang dan Amerika. Ketidakcocokan format penerimaan itu menyebabkan teknologi gambar LCD menjadi “setengah percuma”. Gambar yang kita nikmati tetap tidak maksimal. “Kecuali bila kita menonton film dari DVD player dengan format yang sama, atau main game lewat PS3 dan x-box, baru bisa maksimal menikmati kecanggihan gambar LCD,” kata Bayu Murti Kencana, Product Marketing PT Toshiba Visual Media Network Indonesia, pemilik lisensi Toshiba. Daya listriknya pun perlu disimak. Dengan ukuran yang sama, boleh jadi konsumsi listrik TV LCD tertera lebih kecil daripada PDP. Tapi, dalam pemakaian hasilnya bisa berbeda. Pasalnya, itu tadi, teknologi LCD memakai backlight yang menyala konstan sehingga konsumsi listriknya pun konstan. Sedangkan cahaya PDP langsung pada panel, sehingga konsumsi listriknya fluktuatif. Bila warna yang tampil kebanyakan gelap, konsumsi listriknya rendah. Sebaliknya bila gambarnya serba terang, konsumsi listriknya pun optimal. Dari sisi ketahanan, TV plasma dan LCD bisa mencapai usia 60.000 jam. Jadi, dengan pemakaian rata-rata delapan jam perhari, umur TV bisa 20 tahun. “Bukan berarti setelah itu tivinya rusak. Hanya kemampuan panelnya menampilkan gambar sudah menurun 50 persen,” kata Ubay. Produsen sendiri rata-rata hanya memberi garansi satu tahun untuk produk yang dipasarkannya. Harga TV plasma bisa lebih mahal atau lebih murah tergantung pabrikannya. Contoh Perbandingan Harga TV Plasma dan LCD
Sumber: Wawancara HousingEstate dengan produsen, Februari 2008 |
4 komentar:
wis jaman mbiyen larang men tvne yo..
wis jaman mbiyen larang men tvne yo..
pantes q bru beli tv led tp klo dr samping warna n gambar jd gk nyaman di liatny,,masih bagus tv biasa warna/gambar bagus di liat dari segala sudut
Belinya yg agak mahalan dikit.
Terus antenanya pake boster amply CATV MANTAP
saya juga punya 2 tv lcd
1 dari polyxxx gambar bagus dilihat dari 50drajat
Yg 1 nya lagi dr cina kalau dilihat dari agak bawah 45drajat saja sudah seperti klise.
Posting Komentar