link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Selasa, 08 November 2011

Berganti secara tiba-tiba

Bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan dan kesedihan yang ekstrim. Penyakit manik-depresif terjadi pada kurang dari 2% penduduk. Penyakit ini menyerang pria dan wanita dalam perbandingan yang sama dan biasanya mulai timbul pada masa remaja, usia 20 atau 30 tahun.

Mengenal gangguan mood bipolar dengan lebih dekat

Dear friends,
ini  adalah beberapa informasi yang berhasil saya kumpulkan beberapa hari terakhir ini terkait masalah gangguan bipolar, berikut gejala, penyebab, dan penanganannya. Kalau mau mengkritik, menambahkan, dan memberikan saran, silahkan saja, tentunya dengan senang hati saya akan menerimanya dengan lapang dada sebagai referensi opini pembelajaran. Semoga menjadi hiburan yang bermanfaat.
DEFINISI
Bipolar Disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim yaitu berupa depresi dan maniak. Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan dan kesedihan yang ekstrim. Penyakit manik-depresif terjadi pada kurang dari 2% penduduk. Penyakit ini menyerang pria dan wanita dalam perbandingan yang sama dan biasanya mulai timbul pada masa remaja, usia 20 atau 30 tahun.
PENYEBAB
Faktor Genetik Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. beberapa catatan kelahiran yang kurang sempurna seperti kelahiran prematur, kekurangan oksigen saat kelahiran, dan riwayat kesulitan kelahiran lain cukup menyumbang peran yang besar sebagai pembawa gejala bipolar.
Faktor Lingkungan Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.
Sistem Neurochemistry dan Mood Disorders Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama (key cemichals) di dalam otak. Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang. Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase maniak. Sebaliknya dengan fase depresi. Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
GEJALA
Penyakit manik-depresif biasanya diawali dengan depresi dan meliputi setidaknya 1 episode mania dalam perjalanan penyakitnya. Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan. Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan bipolar I), depresi diselingi oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi dengan hipomania. gejala bipolar ini bisa menyebabkan penderitanya sukses dalam usaha, kepemimpinan, prestasi dan kreativitas seni. Tetapi penyakit ini juga bisa menyebabkan catatan pekerjaan dan sekolah yang ganjil, kegagalan dalam hubungan asmara maupun perkawinan serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Fase depresi, orang dengan bipolar cenderung mengalami :
1. Kesedihan dan menangis secara umum.
2. Mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur (hypersomnolence).
3. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan atau sebaliknya.
4. Menarik diri dari pergaulan, hilangnya rasa percaya diri.
5. Kehilangan rasa suka terhadap hal-hal yang menyenangkan saat penderita dalam kondisi normal.
6. Merasa pesimis, putus asa, tidak ada yang bersedia membantu, tidak bernilai atau berharga. dan tidak diinginkan.
7. Terjadi komplikasi pada organ lainnya yang disebabkan oleh sugesti yang buruk terhadap kesehatannya.
8. Memiliki respon yang lambat saat berbicara, kesulitan untuk berkonsentrasi, selalu berpikiran yang tidak jelas, dan bingung.
9. Pekerjaan dan hubungan interpersonal terganggu
10. Merasa tidak berdaya dan benar-benar berpikir tentang cara membunuh dirinya sendiri. Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara. (1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004)
Fase mania, orang dengan bipolar cenderung mengalami :
1. Merasa sangat bersemangat, penuh energi, dan siap untuk apapun.
2. Berperilaku agresif, intoleran, terkadang membosankan, cepat marah, tidak sabaran, serta perilaku ugal-ugalan.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur karena selalu aktif beraktifitas.
4. Memiliki rencana yang realistis, suka berlibur dan bersenang-senang, serta peningkatan hubungan seksual.
5. Kepercayaan diri yang meningkat, tidak takut pada apapun.
6. Suka berbicara dengan cepat dan melompat dari subyek yang satu ke subyek yang lain.
7. Keputusan tentang bisnis dan keuangan dilakukan dengan terburu-buru tanpa memperhatikan akibatnya.
8. Memilih pakaian dan make up yang mendukung suasananya hatinya yang ceria.
9. Hubungan sosial dan pekerjaan terganggu.
10. Meminta anggota keluarga maupun orang lain untuk memperhatikannya dan merasa tidak memerlukan orang lain. 11. Mengalami gejala psychotic yaitu delusion (kepercayaan palsu) dan hallucination (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata).
12. Muncul banyak ide dan gagasan yang berlebihan dan terkesan muluk-muluk.
Menurut Weisberg (1994), perubahan mood mempengaruhi motivasi untuk menghasilkan karya kreatif daripada proses kreatif itu sendiri. Seorang penderita bipolar disorder yang berada pada tahap mania cenderung lebih berani mengeluarkan isi pikirannya daripada seseorang tanpa bipolar disorder. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang-orang yang terlibat dalam dunia seni. Sejumlah artis, komposer, dan penulis yang mempunyai riwayat bipolar disorder dikenal dapat menghasilkan karya-karya yang baik. Para sejarawan juga percaya bahwa Vincent Van Gogh mengidap bipolar disorder. Keadaan mania dapat memicu kreativitas terkait dengan adanya peningkatan mood, pikiran yang muncul tiba-tiba, dan kemampuan menghubung-hubungkan ide dan gagasan.
Fase hipomania, Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
Episode Campuran (Mixed state episode) Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita sendirian, dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang beresiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang disekelilingnya.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pola gejalanya yang khas. namun secara garis besar bipolar diklasifikasikan menjadi gangguan bipolar 1, bipolar 2, bipolar campuran, dan siklotimik.
Gangguan Bipolar I (diucapkan “bipolar satu” dan juga dikenal sebagai manic-depressive disorder atau manic depression). Seseorang dipengaruhi oleh gangguan bipolar I memiliki setidaknya satu episode manik dalam hidupnya. Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar I juga menderita dari episode depresi. Seringkali, ada pola berulang antara mania dan depresi. Di sinilah istilah “manic depresi ” berasal. Di antara episode mania dan depresi, banyak orang dengan gangguan bipolar I bisa menjalani kehidupan normal. Gangguan bipolar I lebih banyak episode manik daripada depresi. bipolar I juga ada kecenderungan mengalami waham.
Gangguan Bipolar II mirip dengan gangguan bipolar I, dengan suasana hati berulang antara tinggi dan rendah dari waktu ke waktu. Namun, pada gangguan bipolar II, yang “naik” suasana hati tidak pernah mencapai penuh pada mania. suasana hati yg pling tinggi dalam gangguan bipolar II disebut episode hypomanic, atau hypomania. Seseorang yg dipengaruhi oleh gangguan bipolar II memiliki setidaknya satu episode hypomanic dalam hidupnya. Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar II juga menderita dari episode depresi.. Di antara episode hypomania dan depresi, banyak orang dengan gangguan bipolar II hidup normal. bipolar II tidak ada kecenderungan mengalami waham.
episode depresif dalam gangguan bipolar II mirip dengan depresi klinis, dengan perasaan depresi, kehilangan kesenangan, energi rendah dan aktivitas, perasaan bersalah atau tak berharga, dan pikiran bunuh diri. siklus gejala gangguan bipolar ini bisa minggu, bulan, atau jarang tahun. kebanyakan bipolar II lebih banyak mengalami episode depresi. bedanya dengan bipolar I adalah tidak adanya waham.
Gangguan Bipolar Campuran Berbeda dengan gangguan bipolar II, gangguan bipolar campuran antara episode depresi dan episode manik tidak ada aturan. Tanda-tanda umum episode campuran termasuk gejala depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomnia, dan pikiran yang berubah-ubah sangat cepat. Kombinasi energi tinggi dan rendah ini membuat suasana hati yang sangat berisiko tinggi bunuh diri. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gangguan siklotimik : Bentuk yang lebih ringan adalah gejala siklotimik, dimana periode kegembiraan dan depresi tidak terlalu berat, berlangsung hanya beberapa hari dan kambuh dalam selang waktu yang tidak beraturan.Pada akhirnya penyakit siklotimik berkembang menjadi penyakit manik-depresif, tetapi tidak pernah berkembang menjadi depresi maupun mania.
PENGOBATAN
Episode mania atau hipomania pada penyakit manik-depresif dapat diobati dengan cara yang sama pada mania akut. Episode depresi diobati dengan cara yang sama pada depresi. Sebagian besar obat anti-depresi bisa menyebabkan perubahan depresi menjadi hipomania atau mania dan kadang menyebabkan siklus yang cepat. Karena itu obat-obat tersebut digunakan hanya untuk jangka pendek dan efeknya terhadap suasana hati diawasi secara ketat. Jika terdapat tanda-tanda hipomania atau mania, maka obat anti-depresi segera dihentikan. Anti-depresi yang cenderung menyebabkan perubahan suasana hati adalah bupropion dan MAOIs (monoamine oxidase inhibitors). Kepada penderita penyakit manik-depresif sebaiknya diberikan obat yang bisa menstabilkan suasana hati, misalnya litium atau anti-kejang.
Litium tidak memiliki efek terhadap suasana hati yang normal, tetapi mengurangi kecenderungan perubahan suasana hati pada 70% penderita penyakit manik-depresif. Efek samping dari litium adalah tremor, kedutan otot, mual, muntah, diare, kehausan, berkemih berlebihan dan penambahan berat badan. Litium bisa memperburuk jerawat atau psoriasis, menyebabkan kadar hormon tiroid dalam darah menurun dan kadang menyebabkan penderita sering berkemih. Kadar litium dalam darah yang sangat tinggi bisa menyebabkan sakit kepala, linglung, ngantuk, kejang dan gangguan irama jantung. Efek samping ini lebih sering terjadi pada penderita usia lanjut. Wanita yang merencanakan hamil, sebaiknya berhenti mengkonsumsi litium, karena bisa menyebabkan kelainan jantung pada janin.
Pengobatan lainnya adalah dengan obat anti-kejang karbamazepin dan divalproeks. Karbamazepin bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan sel darah putih, sedangkan divalproeks bisa menyebabkan kerusakan hati (terutama pada anak-anak).Kedua obat ini terutama efektif diberikan kepada penderita penyakit manik-depresif tipe campuran atau yang siklusnya berganti dengan cepat, yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya.
Psikoterapi bisa dilakukan secara individu maupun dalam suatu kelompok. Terapi kelompok membantu penderita dan pasangannya atau keluarganya untuk memahami penyakitnya dan mengahadapinya dengan lebih baik. Fototerapi kadang digunakan untuk penyakit yang lebih ringan atau depresi musiman, yaitu depresi musim dingin-musim gugur dan hipomania musim semi-musim panas. Penderita ditempatkan di ruang tertutup yang disinari dengan cahaya buatan. Cahaya ini dikendalikan sedemikian rupa sehingga menyerupai musim yang diinginkan; siang yang lebih lama untuk musim panas dan siang yang lebih pendek untuk musim dingin. Jika dosis cahaya terlalu berlebihan, penderita bisa berubah menjadi hipomania atau bisa terjadi kerusakan mata (jarang).
PROGNOSIS
Hampir pada semua kasus, penyakit manik-depresif ini mengalami kekambuhan. Episodenya kadang berubah dari depresi menjadi mania atau sebaliknya, tanpa periode suasana hati yang normal diantaranya. 15% penderita, terutama wanita, mengalami 4 episode atau lebih setiap tahunnya. penderita yang sering mengalami kekambuhan, lebih sulit untuk diobati.
sumber : forum bipolar indonesia dan sumber online lain.
semoga tulisan ini bermanfaat.
Regards,
Dian Nugraha

Tidak ada komentar: