Keliling Dunia bersama istri tercinta |
Berita & Artikel |
Mencoba untuk menantang batas, dua petualang Jerman Jost Organista (36) dan istrinya Barbara Biggeman (35), memutuskan untuk melakukan apa yang banyak diimpikan semua orang. Mereka berangkat mengelilingi dunia dengan menggunakan mobil Toyota Land Cruiser four wheel drive pada bulan Agustus 2008 lalu. Mereka meninggalkan bisnisnya di bidang teknik elektro di Jerman, dan memulai perjalanan setelah melakukan penelitian intensif dan persiapan yang matang selama dua tahun. “Kami harus menjalani berbagai jenis latihan dan harus meninggalkan semua kenyamanan saat semua orang sangat terbiasa untuk kembali ke rumah dan hidup normal,” kata mereka. Pasangan ini bahkan menggunakan uang pensiun dan asuransi untuk biaya perjalanan keliling dunia. Untuk mempersiapkan perjalanan menantang tersebut, mereka melengkapi diri dengan pengetahuan tentang pertahanan diri, pertolongan pertama, keterampilan mekanik dan pelatihan dalam menghadapi keadaan darurat. Organista dan Biggemann juga mencari bantuan khusus dari lembaga medis di Essen untuk membantu mereka merancang sebuah alat pertolongan pertama yang berisi peralatan medis yang lengkap untuk di bawa di dalam mobil. Mereka dilatih secara khusus karena perjalanan mereka akan sangat sulit. Untuk mobil yang digunakan, mereka melakukan berbagai modifikasi di beberapa bagian mobil. Hasil modifikasinya adalah mobil yang dilengkapi dengan tenda, tiga tanki diesel dengan total kapasitas sebesar 240 liter, 100 - liter tangki untuk menyimpan air minum, dapur, suku cadang, dan telepon satelit. Selain itu, mobil mereka juga dirancang untuk mampu menaklukkan medan off road. Keputusan mereka mengambil tantangan itu tidak disertai penyesalan. Mereka sudah yakin akan apa yang akan mereka lakukan. Oganista dan istrinya adalah petualang sejati. Mereka saling mengisi antara satu dengan lainnya Di Jerman, Organista adalah istruktur paramotor dan paralayang. Mereka membawa mesin paramotor dan paralayang, guna mendukung mereka untuk dapat menikmati perjalanan keliling dunia. Di setiap Negara yang mereka kunjungi, mereka akan melakukan penerbangan untuk melakukan dokumentasi foto-foto melalui udara (aerial) untuk menikmati keindahan alam, Setelah melewati sejumlah Negara, mereka masuk ke Indonesia melalui Sabah Serawak, Malaysia menuju Kalimantan. Sebelum tiba di Jakarta mereka telah melakukan perjalanan ke Bali, dan sekitar Jawa. Banyak tempat-tempat indah yang mereka kunjungi, namun mereka jarang melakukan penerbangan Paramotor karena terhambat kondisi cuaca hujan dan disertai angin kencang yang intensitasnya tinggi. Namun mereka tidak kecewa dengan kondisi tersebut, bagi mereka faktor keamanan adalah yang utama. Selain itu, bagi mereka menghargai alam sangat penting dan tidak boleh di langgar. Tiba di Jakarta, Organista dan istrinya di sambut oleh Djoko Bisowarno Ketua PLGI (Perstauan Layang Gantung Indonesia), Ari Effendi Ketua Paramotor Indonesia, rekan-rekan pilot dari Paramotor Indonesia, dan Bucek Deep, artis yang juga pilot paralayang. Ketika di Jakarta, Organista berbagi kisah perjalanannya dan pengetahuannya tentang dunia terbang paramotor dan paralayang. Di Sekretariat FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), dia juga memberikan pengarahan tentang peraturan dan keselamatan penerbangan paramotor. Istri Organista Biggeman menceritakan pengalaman tinggal selama satu bulan dengan suku Aborigin Australia. Ia mengatakan bahwa ia terpesona dengan keramahan mereka dan segala aktivitasnya. Sebelum mereka berangkat ke gurun Australia, mereka di ingatkan bahwa pergi ke gurun Australia sangat berbahaya karena disana akan bertemu dengan suku-suku asli Aborigin yang kurang bersahabat dengan dunia luar . Ternyata apa yang diliat dan dirasakan tidak terbukti sama sekali. “Mereka bahkan mengatakan kepada kami jika kami akan kembali ke sana lagi, mereka akan memberikan kami sebuah rumah untuk tinggal”. Dari pengalaman itu, Organista dan Biggerman menyimpulkan bahwa jangan langsung menerima mentah-mentah pendapat dari orang lain, tetapi orang harus mengalaminya sendiri, Organista dan Biggeman mereka melakukan perjalanan ini membawa pesan. “Jika semua orang punya mimpi. Jika Anda memilikinya maka keluar dan lakukanlah tanpa membuat alasan”, Selama berada di Indonesia, pasangan itu akan melanjutkan perjalanan ke wilayah Sumatera. Mereka berencana mengunjungi sejumlah wilayah bencana di Padang dan Aceh. Mereka sangat senang bisa tiba di Indonesia dengan beragam kebudayaan serta keindahan alamnya terlebih lagi selama ini mereka merasa di sambut dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Setelah dari Indonesia mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Myanmar, Tibet, Nepal, India, dan akan kembali ke Jerman sekitar tahun 2011. “Perjalanan ini benar-benar memperluas visi kami akan keragaman dan keindahan dunia,” kata mereka kompak. Sampai saat ini mereka telah menempuh jarak sekitar 50.000 km di dalam kendaraan mereka dan telah mengambil lebih dari 100.000 foto. Pasangan asalj Jerman ini akan terus berjalan dan berpetualang untuk terus mengambil momen-momen yang luar biasa sepanjang perjalanan mereka.(Amazing Flying/Didit Majalolo) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar