link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Selasa, 22 Maret 2011

Ada Peluang di Tengah Bencana Jepang

Polisi mencari korban hilang diantara puing-puing di daerah perumahan yang hancur akibat gempa bumi 11 Maret dan tsunami di Rikuzentakata, Iwate Prefecture, Jepang, Minggu 20 Maret 2011. AP Photo/Matt Dunham
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Dunia menilai bencana gempa dan tsunami di Jepang akan berdampak dalam jangka pendek terhadap Indonesia. Sebagian produsen bisa meraup keuntungan dari bencana. "Bagi sebagian orang bencana ini merupakan tantangan, bagi sebagian lain merupakan peluang," ujar Senior Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Enrique Blanco Armas di kantornya, Senin (21/3).

Indonesia mendatangkan cukup banyak produk elektronik dan otomotif dari Jepang. Padahal beberapa pabrik yang memproduksi barang-barang tersebut harus ditutup pasca kejadian gempa dan tsunami tersebut.

Menurut Enrique, perusahaan Jepang telah mendiversifikasi pabrik elektronik dan otomotif ke beberapa wilayah dan negara. Karenanya, kebutuhan produk dan suku cadang buatan perusahaan Jepang masih bisa dipenuhi dari jaringan produksi dari negara lain. "Jadi tidak akan terjadi kelangkaan, hanya sedikit tantangan bagi importir mendatangkan produk dari tempat lain," tambah Enrique.

Dari sisi harga, Bank Dunia melihat kemungkinan terjadinya penambahan harga. "Namun tidak akan signifikan," tambah Enrique. Kenaikan harga ini akan cepat terkoreksi setelah aktivitas produksi di Jepang kembali ke keadaan sebelum bencana, sekitar satu semester ke depan.

Demikian pula dari sisi ekspor Indonesia ke Jepang yang sebagian besar berupa komoditas. Bank Dunia menilai tak akan terjadi penurunan volume ekspor ke Negeri Matahari Terbit tersebut karena komoditas tersebut akan tetap diperlukan Jepang.

Bahkan beberapa komoditas yang berhubungan dengan kegiatan rekonstruksi akan dibutuhkan setidaknya dalam enam bulan ke depan, ketika Jepang memulai pembangunan pasca bencana. "Jepang akan sangat membutuhkan logam dan bahan pembangunan lainnya," kata Enrique.

Kebutuhan Jepang ini dinilai sebagai kesempatan bagi eksportir menambah volume produksinya. Sementara bagi produsen logam, semen, dan komoditas yang dibutuhkan dalam pembangunan diharapkan bisa menambah produksi.

ANTON WILLIAM

Tidak ada komentar: