MEMBELI KESUKSESAN DENGAN SEDEKAH
Kamis, 17 Februari 2011
“Mengapa seseorang selalu merasa kurang secara penghasilan? Mungkin karena iakurang sedekah!” buka Ustad Yusuf Mansur malam itu. Beliau melirik
sekelilingnya. Wajah-wajah muda, dengan tatapan penuh semangat tengah duduk
mengelilinginya. Mereka adalah 20 besar kontestan eliminasi Mimbar Dai TPI.
Mereka tekun menyimak penuturan ustad pendiri Wisata Hati Coorporation itu.
Malam itu, tanggal 12 Juli 2005, Ustad Yusuf mendapat kesempatan memberikan
pembekalan atau pelatihan bagi para dai muda di Asrama Haji Pondok Gede,
Bekasi. Acara yang diselenggarakan habis Isya sampai pukul 21.00 itu,
berlangsung cukup seru. Dilengkapi beberapa games, salah satunya berupa
simulasi dengan selembar kertas, yang mengundang tanya peserta.
Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup.
Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang
didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah,
mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah
berikan juga sekedarnya.
Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan
pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan.
Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka
yang membutuhkan.
1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban
sedekah. Dalam kesempatan tersebut, Ustad Yusuf memaparkan beberapa kisah yang
Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan
meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah.
Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya
terlalu kecil. “Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati.
Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi
1,5 juta!” ujar Ustad Yusuf sambil duduk bersila di permadani.
Dengan bijak, Ustad Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa
yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al An’am
160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi
kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya.
Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?”
Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustad Yusuf sejenak, al Qur’an hanya
untuk dibaca!”
Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustad Yusuf menyuruhnya segera
berdiri. Kemudian ia bertanya,”Maaf, boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya
pribadi?”
Supir itu mengangguk.
“Nggak bakal tersinggung?”
Kembali supir itu mengangguk.
“Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustad Yusuf.
Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah.
Langsung Ustad Yusuf mengambilnya.
“Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?”
Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk
dengan terpaksa.
“Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!”
“Kalau nggak, Ustad?”
“Uangnya saya kembaliin!”
Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian
pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu
rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustad Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang
200 ribu rupiah, namun keselip. Pada hari keempat supir itu diminta atasannya
untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi.
Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini hadiah istri kamu yang
kesepian di rumah,” begitu katanya. Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah .
Jumlahnya 1 juta rupiah.
Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum. Kemudian ustad Yusuf
bertanya, “Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan
tangan dengan semangat, seraya bergurau.
“Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga
mampu membuat orang yang belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin”
“Kawin lagi???” jawab beberapa peserta, kompak!
Ustad Yusuf tertawa, “Yang udah kawin, makin saying”
Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang
belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita
itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga
masjid itu, “Maaf, Pak kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa
Bantu”
“Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150
ribuan”
Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu.
Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut,
“Mudah-mudahan hajat saya terkabul”, harapnya.
Subhanallah, Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat
orang melamarnya!
“Itulah sedekah!” Ustad Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah,
berat menjadi ringan, asal kita sedekah!”
Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustad
Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E
200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya
yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan mobil itu milik seorang tukang bubur
keliling!
Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah
berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah
mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya
kejatuhan bulan. Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat
sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia
sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di sebuah bank.
Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin
memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan
hadiah mobil tersebut. Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang
ustad bernama Hasan Toha, pemilik Toha Putra, membantunya. Maka, jadilah tukang bubur berangkat sekeluarga.
Kisah terakhir, tentang hutang 100juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu
rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang ustad yang mengatakan, kalau
sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat
menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan
uang yang ada, sebesar 100 ribu. Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat
cepat lunas.
“Dan Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat
menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!” seru Ustad
Yusuf berapi-api. Semua peserta melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak
orang itu meninggal, sehingga di pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya.
“Nggak! koreksi Ustad Yusuf cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak
orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”
Itulah Allah punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan
materi tentang sedekah, Ustad muda berkulit putih ini juga memberikan masukan
dan saran tentang bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di
televisi ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi
(untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan mengganti
saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara melibatkan emosi
audience, melibatkan orang sekitar acara (baik outsider, maupun insider),
intonasi suara, melakukan atraksi menarik, dan sebagainya.
“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun
tidak dianiaya (dirugikan).” (al-An`am :160)
Sumber : http://www.anneahira.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar