Kisah nyata Sang Anne Ahira
Tahukah teman perjalanan Bu Ahira sebelum menjadi internet Marketer kelas dunia amatlah sangat menyedihkan. Beliau pernah di fitnah, di caci, di anggap orang gila, bahkan tidak di akui oleh orang tuanya. Kisah ini saya ambil dari Forum Asian Brain dan Bu Ahira sendiri yang menulisnya. Semoga bisa menjadi inspirasi kita semua.Selamat membaca (Artikel ini benar benar saya copas dan sedikitpun saya tidak merubahnya).
Pengalaman Ibu Guru Hari ini saya ingin bercerita, sedikit berbagi pengalaman, dan mudah-mudahan teman-teman bisa belajar sesuatu dari ‘sharing’ saya kali ini. [>:D<] Banyak orang melihat saya ‘saat ini’, dan lalu mengambil kesimpulan… “Enak ya jadi Anne Ahira, pinter internet marketing, banyak duitnya, banyak muridnya, banyak teman-temannya, bagaimana sih dia bisa seperti itu?” Aah… mereka tidak pernah tahu saja apa yang saya lalui sebelum semua itu terjadi. Setiap orang tentunya akan mendapatkan pengalaman dan hasil yang berbeda-beda, tergantung DNA nya masing-masing. Tapi bagaimana pun, hakekatnya tetap sama. Mereka yang sukses biasanya adalah mereka yang LULUS ujian saat menghadapi banyak rintangan dan ribuan kegagalan, dan mereka yang tidak pernah mengeluh saat itu terjadi, dan tidak pernah berhenti mencoba! So, Anda ingin tahu proses bagaimana saya belajar Internet Marketing sampai ada pada tingkat sekarang ini? OK, sekarang waktunya saya untuk bercerita…
Ujian Pertama: NARKOBA! Saat saya belajar Internet Marketing, saya mentah-mentah dituduh pake narkoba oleh keluarga! Bagaimana bisa? Saat saya belajar internet marketing, tidak ada orang yang tau, termasuk orang tua. Waktu itu saya tinggal di tempat kos, di daerah Setia Budhi, Bandung. Suatu hari orang tua saya menjenguk saya ke tempat kos, mereka heran kenapa sudah lebih dari satu bulan kok saya tidak pulang-pulang dan tidak ada kabar berita? Waktu itu saya sibuk belajar Internet Marketing PLUS mengajar, jadi saat itu ‘jam’ bagi saya melaju terasa cepat, dan tidak sadar ternyata sudah lebih dari 1 bulan saya tidak pulang-pulang ke Banjaran meski untuk sekedar setor muka. Siang itu orang tua saya ‘tiba-tiba’ datang, dan mereka melihat mata saya merah. (mata merah sebenarnya karena saya kurang tidur sepanjang malam belajar terus Internet Marketing!). Belum lama bertemu dengan mereka, saya harus sudah pergi lagi karena kebetulan ada janji pergi ke luar untuk mengantar murid saya, jadi saya minta orang tua saya untuk menunggu sebentar di tempat kos. Teman-teman tahu apa yang terjadi saat saya pulang? Kamar saya acak-acakan. Mama dan Papap saya lagi krasak krusuk mencari sesuatu di kamar saya. Waktu itu saya cuma tanya “Lagi cari apa?” Dan tanpa banyak basa basi Ibu saya langsung bilang… “Jujur kamu, kenapa mata kamu merah? Kamu mabok ya? Ato pake Narkoba?” Tentu saja saya bilang “tidak”, tapi mereka terus-terusan nasehatin saya tentang bahaya Narkoba, baik untuk kesehatan dan juga dari segi agama. Selama itu saya ditanya berulang-ulang “Yakin kamu tidak pakai Narkoba?”. Karena terus-terusan dinasehatin untuk sesuatu yang sebenarnya boro-boro pake, kepikiran juga nggak, saking capenya, akhirnya saya jawab “Yaa.. mau pake mau nggak, terserah Papa sama Mama deh”. Nah barangkali jawaban saya itu membuat mereka jadi tambah curiga.. lol Teman-teman tahu, salah satu sifat (ntah buruk ntah bagus hehe) jika ada orang yang berpikir macam-macam tentang saya, saya selalu cuek, tidak pernah melawan, saya lebih memilih diam. Intinya, saya tidak mau buang-buang energi untuk hal-hal yang negatif. Masih banyak mimpi yang belum tercapai. Jadi biarlah orang berpikir semaunya, yang penting saya tidak. Mengajar Private + Belajar IM Saat saya belajar Internet Marketing, waktu itu saya juga mengajar private, saya mengajar bahasa Inggris untuk orang Indonesia, dan bahasa Indonesia untuk orang asing terutama para ekspatriat. Saya juga mengajar anak-anak mereka yang sekolah di International School, saya datang ke rumah mereka utk mengajar Matematika, Science, dan pelajaran2 lainnya. Tidak jarang juga saya jadi ‘baby sitter’ saat orang tua mereka pergi bermain golf ato ada acara di luar. Saat saya belajar Internet Marketing, saya bekerja sebagai guru private mulai dari jam 8 pagi hingga 10 malam. Jadi hari-hari saya waktu itu penuh sekali dengan kegiatan. Penghasilan saya bisa mencapai 15 juta per bulan hanya dari mengajar dan tutoring spt itu. Orang asing yang ingin belajar dengan saya saat itu sampai ANTRI. Saya cukup dikenal oleh banyak para ekspatriat yang bekerja di Bandung. Mereka bilang sih katanya saya jagoan ngajarnya.. hehehe. Saya sering nolak- nolak murid saking terlalu banyaknya yang ingin belajar dengan saya waktu itu. Wah gaya deh pokoknya waktu itu, tidak jarang orang asing (Korea, Jepang, Taiwan, Amerika, Jerman, dll) “rebutan saya” untuk ajarin anak mereka. “Miss Ahira, we will pay you DOUBLE than others, so please”. Saya biasa suka jawab “Nope! Sorry! It’s not about the money for me, it’s about quality”. Ci yee… So anyway, Anda hitung sendiri berapa jam saya bekerja setiap hari, LEBIH dari 12 jam! Dan setelah itu malamnya saya belajar internet marketing! Tekad saya bulat, cita-cita saya kuat, mimpi saya besar, itulah perasaan saya waktu itu! Ini dibuktikan dengan saya merasa tidak keberatan meluangkan waktu untuk belajar Internet Marketing meski harus ke luar tengah malam. Saya biasa pergi ke Warnet jam 11 malam setelah bekerja dan lalu belajar internet marketing sendirian dan pulang ke tempat kos sekitar jam 2 -3 pagi. Kalau lagi liburan malah saya seringkali pulang jam 5 pagi. Saat saya belajar Internet Marketing, tidak ada teman yang bisa saya ajak bicara. Tidak ada guru yang bisa saya tanya. Setiap permasalahan yang muncul dan tidak saya pahami, saya dengan rajinnya mencari solusi sendiri. Ada sih beberapa teman online yang saya kenal dari Amerika, tapi mereka juga tidak bisa saya mintai bantuan terus-menerus tokh mereka juga punya bisnisnya masing masing, dan topiknya beda dengan saya. Jadi seringkali saya memecahkan semua permasalahan yang ada sendiri. Pusing saat belajar, itu sudah pasti! Kadang-kadang saya juga merasakan frustasi saat mentok “Ini harus digimanain? Kemana saya harus nanyanya? Siapa yang bisa bantu saya? Kok orang lain kelihatannya gampang, tapi saya tidak?” Saya akui, ada saatnya saat belajar IM saya benar-benar ingin membantingkan komputer yang ada di depan saya, tapi saya nggak berani… soalnya itu punya warnet.. Gimana kalau bantingin aja yang ada di tempat kos?! Wah, apalagi yg itu, saya mikir lebih dari dua kali, soale komputernya baru! So akhirnya saya tetap bertahan, dan tentunya dengan bantuan BODREX! Teman-teman saya ‘heran’, saya maunya apa… penghasilan sudah besar, relasi dengan para ekspatriat sudah luas, saya kenal banyak bos-bos besar di Bandung yang memiliki pabrik dan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Sekarang saya malah lari ke hal yang menurut mereka ‘mustahil’. Gaji saya memang besar untuk ukuran di Bandung. Tapi gaji besar itu saya dapatkan karena waktu dan energy yang saya sisihkan juga cukup besar! Kalo saya sakit misalnya, saya tidak bisa mendapatkan itu uang. Ato kalau para ekspatriatnya pada pulang? Saya sangat senang mengajar, dan melihat anak-anak orang lain menjadi pada pintar dan dapat nilai bagus di sekolahnya setelah belajar dengan saya! Tapi saya juga punya MIMPI, saya ingin keliling dunia! Saya tidak ingin hanya mendenger “katanya”. Saya ingin melihat semuanya sendiri! Dan ini salah satu alasan kenapa saya mendalami ilmu IM. Karena saya lihat, ada peluang besar di sana untuk ‘orang biasa’ seperti saya, yang tidak punya modal miliaran seperti para ekspatriat dan bos-bos yang saya kenal, tapi satu saat bisa menyaingi mereka dengan modal yang jauh lebih kecil! Bagian Tersulit Sebenarnya yg “ter” sulit bagi saya saat itu bukan pelajaran internet marketingnya. Yang lebih sulit bagi saya waktu itu adalah ‘ujian mental’ yang saya hadapi dan justru tidak ada hubungannya dengan Internet Marketing sama sekali! Saya tidak keberatan harus bekerja dari jam 8 – 10 malam untuk mengajar. Lalu dari jam 11 s/d 2 atau 3, kadang jam 4 pagi belajar IM, setelah itu baru pulang ke tempat kos. Tunggu sholat subuh, lalu tidur beberapa jam, kemudian saya pergi lagi mengajar. Dengan kondisi ‘sangat cape’ seperti itu saya TETAP MELAKUKAN, karena kuatnya keinginan untuk bisa mengubah hidup dan masa depan saya. Tapi efeknya? Mata jadi merah, karena kurang tidur, muka jadi pucat seperti orang mati, dan LALU… tiba-tiba saya disangka pake NARKOBA oleh orang tua! Ujian Kedua: Disangka Pelacur! Tempat kos di mana saya tinggal punya jam masuk yang telah ditentukan. Orang harus pulang paling lambat jam 10 – 11 malam. Sebenarnya jam masuk ini tidak begitu ketat. Saya perhatikan kadang ada orang yang baru pulang jam 12 – 1 malam, dan tidak di apa-apain. Dalam kasus saya, saya malah ‘keluar’ jam 11 malam, pulang tengah pagi. Pemilik kos yang sebenarnya tinggal di Jakarta akhirnya tahu, & saya pun diusir Yang menyakitkan, saya diusir bukan karena pulang paginya… Saya diusir karena disangka seorang pelacur. Sebelum diusir saya bahkan sempat dimaki-maki dulu! Katanya saya hanya ‘mengkotori’ tempat kos itu. Subhanallah.. sakit hati sekali waktu itu. Saya sering pulang tengah malam atau pagi dan diantar oleh cowok yang berbeda-beda (padahal mereka itu sebenarnya pegawai warnet yang berbaik hati mau mengantar saya ke tempat kos karena sudah terlalu larut malam). Saat diusir, saya tidak melihat adanya kesempatan untuk menerangkan. Tahu kali kalo Ibu-ibu lagi marah nyerocosnya kayak gimana, susah diberhentiin.. Jadi kelihatannya percuma saya bicara juga. So, tanpa banyak bicara saya pun besoknya ke luar dari tempat kos itu! Setiap orang (mahasiwa dan karyawan) yang ada di tempat kos itu memandang ‘rendah’ kepada saya, dan saya biarkan mereka memandang begitu adanya. Saya hanya diam. Saat beres-beres barang, saya mendengar ada yang berbisik-bisik di kamar sebelah dan nama saya disebut-sebut… ‘Wah amit-amit, gonta-ganti cowok tiap hari, ih ternyata dia begitu ya?! Tidak nyangka…’ Mendengar semua itu saya hanya bisa menangis di dalam kamar, dan saya tidak kuasa untuk melawan! Saya akui, saya memang jarang bergaul, karena kesibukan saya. Dan saat itu saya tidak ada waktu untuk menerangkan… ‘Teman, tolong jangan berpikir saya pelacur.. Saya hanya ingin jadi seorang internet marketer, bukan melacur! But WHO CARES?? So, biarinlah mereka berpikir seperti itu, yang penting Tuhan tahu, saya perempuan baik-baik. Saat diusir saya tidak pulang ke rumah orang tua, karena takut nanti mereka akan menjejali saya dengan banyak pertanyaan, apalagi saya sudah dituduh pake narkoba! Sekarang saya disangka pelacur pula.. wah bisa berabe deh… So, saya cari-cari tempat kos… Bete sekali saya waktu itu, dunia benar-benar sedang tidak bersahabat dengan saya! Sudah difitnah, diusir, dimaki-maki pula. Dan yang lebih bete lagi, kok hari itu tumben-tumbennya tempat kos pada penuh! Padahal biasanya banyak yang kosong di daerah itu. Tapi alhamdulillah, akhirnya saya mendapatkan satu (itu juga dapat maksa!). Saya dapat tempat kos asli di pinggir selokan! di daerah Sukajadi Bandung. Saya pikir tidak apalah, yang penting dekat ke tempat mengajar dan ke tempat warnet di mana saya belajar IM di sana. Ujian Ketiga: Disangka Sakit Jiwa Dan Dibawa ke PSIKIATER! ABers tahu, saya melakukan satu kesalahan fatal waktu itu! Saat saya belum berpenghasilan, saya memutuskan untuk berhenti total mengajar, dan fokus pada IM! Saya memang memiliki cukup banyak tabungan, tapi saya belum tahu kapan saya berhasil, karena masih belajar! Kalau berhasil saya sih SANGAT YAKIN, saya pasti bisa. Saya memang orangnya pede-an , tapi soal waktunya, saya tidak tahu pasti, karena namanya juga masih belajar! Dan belum pengalaman. Saya hanya berpikir, kalau terus & terus dilakukan saya pasti berhasil, dan harus berhasil. Cuma itu yang ada di kepala saya waktu itu! So, saya terus melakukan! Tapi lalu… uang yang saya kumpulkan dari hasil mengajar habis semua! Tidak main-main, uang saya habis ratusan juta saat belajar Internet Marketing. Dan itu saya keluarkan sebelum saya menghasilkan $8 pertama! Biarlah uang tabungan saya habis, tokh memang TIDAK ADA “sukses besar” yang gratisan Saya paham, jika saya ingin sukses, dan MAJU, saya harus berani ber INVEST. Nah betenya, saya sering dibilangin ‘sakit jiwa’ oleh kawan, karena mereka tahu saya mengeluarkan uang sebanyak itu untuk sesuatu yang –saat itu- Internet Marketing masih dianggap “aneh” di Indonesia. Tidak jarang kawan saya bilang bisnis online itu ’scam’. Sementara saya meninggalkan pekerjaan ‘enak’ saya demi itu semua! Tidak ada yang mau mendengar keyakinan saya. Tidak ada yang paham mimpi-mimpi saya. Saya sering dibilangin “anak durhaka”. Katanya saya orang ‘tersesat’, pikiran saya sudah ‘gelap’, saya tidak mau mendengarkan nasehat orang lain, termasuk orang tua. Disangka GILA Gilanya bukan sekedar ‘ejekan’ seperti ‘ih, kamu gila’. Saya disangka ‘beneran gila’ alias dikira punya gangguan jiwa, sampai saya di bawa ke Psikiater! Bagaimana ceritanya? Suatu hari saya sedang online, Bapak saya tidak sengaja menemukan saya lagi ngomong lewat Yahoo VOICE Messenger. Karena saya pakai head-set, jadi dia tidak mendengar suara teman saya, dan disangkanya saya NGOMONG SAMA MONITOR! Seperti orang gila… Ok, mungkin ada baiknya saya cerita sedikit tentang orang tua saya. Mereka datang dari kampung. Jangankan mengenal internet, sampai ‘detik ini’, menyalakan komputer saja tidak berani. Kalau saya bilang “Ma, Pap, belajar dong nyalain komputer “, mereka jawabannya lucu.. “Nggak ah, takut meledak!” So, Anda bisa bayangkan, dulu saat saya belajar, bagaimana saya mau menerangkan ttg “internet marketing”, wong nyalain komputer saja takut meledak! Emangnya bom Tapi terlepas dari itu, mereka orang tua yang luar biasa, & saya amat sangat mencintai mereka! [>:D<] Nah, suatu hari saat saya sdg menggunakan YM Voice, Bapak saya mengira anaknya ‘ngomong sendirian’. Saya membayangkan dalam benaknya saat itu mungkin Bapak saya berpikir.. “MasyaAllah.. anakku kok ngomong sama monitor, dia pasti sakit jiwa”. Esoknya saya langsung dibawa ke sebuah rumah sakit, saya dipaksa untuk ketemu PSIKIATER karena saya disangka memiliki gangguan jiwa! Mungkin orang tua saya berpikir mimpi saya ‘terlalu kenceng’ dan tidak kesampaian, jadi akhirnya gila. Saya benar-benar tidak kuasa, kecuali nurut saja sama mereka, kalau saya disangkanya stress berat dan memiliki gangguan jiwa sampai ngajak ngomong monitor! Jadi harus dibawa ke psikiater! Ada kejadian lucu lagi waktu itu, saat di RS saya minta kepada orang tua saya utk menunggu saja di luar, biar saya curhat sendiri masalah ‘kejiwaan’ saya pada sang Psikiater. 2 jam lebih saya berbicara, orang tua saya menunggu di luar merasa khawatir karena saya di dalam begitu lama. Mungkin mereka berpikir pastilah ini si Ahira gangguan jiwanya parah.. Nah, padahal, waktu saya di dalam itu asyik bercerita tentang mimpi-mimpi saya, dan si dokter malah tertarik dan banyak bertanya balik kepada saya tentang AFFILIATE MARKETING. Jadi sebenarnya, selama 2 jam lebih itu bukan saya yang konsultasi sama si dokter, tapi si dokter konsultasi internet marketing dengan saya. Saat saya keluar ruangan, si dokter dengan matanya berbinar-binar, dia langsung jabat tangan kedua orang tua saya dan bilang “Luar biasa, anak Anda ini pintar sekali, saya ingin belajar lebih banyak dari dia”, dan si dokter itu juga bilang kepada saya “Ahira, nanti kita telpon-telponan ya!” Melihat itu semua, orang tua saya tambah bingung… mungkin dalam benaknya dia ingin bertanya… “Jadi dok, anak saya tidak GILA?”… Ato karena saking gilanya anak saya jadi bisa menghipnotis orang?? Dan dokter barusan kena hipnotis, jadi ikut gila?? LoL… Anyway, di atas adalah beberapa kejadian dari sekian banyak rintangan yang saya hadapi. Meski pun beberapa kejadian kelihatannya ‘lucu’, tapi waktu saya menjalaninya saat itu, benar-benar terasa sangat berat dan menyakitkan. Mungkin teman-teman pernah dibilangin ‘gila’ oleh teman, saudara, dan keluarga gara-gara belajar internet marketing, tapi pernah nggak seperti saya bener- bener dianggap ‘gila’ sampai di bawa ke Psikiater?! Seperti biasa.. saya hanya diam saja. Saya tidak suka keributan. Jadi saya nurut saja… Meskipun menyakitkan. Ujian Ke-empat (Klimaks!): Dicampakkan Mama Apa yang paling berat dari semua ujian yang saya dapatkan sebelum saya menggapai kesuksesan saya? Yaitu pada saat Mama tidak bertanya kepada saya BERBULAN-BULAN. Ibu saya akhirnya mendengar selentingan kalau saya sering keluar malam dan pulang di antar laki-laki yang berbeda setiap hari. Ntah dari siapa beliau mendengar kabar semua itu… dan saya paham kenapa orang tua saya bisa langsung percaya begitu, karena sebelumnya mereka memang sudah ‘curiga’ kalau saya sering tidak pulang, pas ketemu, mata merah, mungkin Narkoba! Sekarang tiba-tiba diusir oleh Ibu Kos yang notabene dianggapnya ‘sangat baik’ oleh orang tua saya, dan yang terdengar oleh Ibu saya waktu itu bahwa ibu kos mengusir saya karena soal ‘ganti-ganti cowok’ tadi.. dan pulang pagi! Mak nyos deh gue kelihatan 100% jadi tersangka! Waktu itu tiba-tiba jam 6 pagi Mama saya datang ke tempat kos saya, dia mengetuk pintu keras sekali, waktu saya buka, saya lihat ada Mama sedang berdiri di depan pintu, matanya berkaca-kaca, beliau memandang saya dengan penuh kemarahan, mulutnya bergetar, seolah dia ingin menjerit tapi amarahnya tidak bisa keluar… Dan saya hanya berani bertanya “Mah, ada apa?”. Dan Mama saya sambil menangis dia bilang.. “Kamu, sangat mengecewakan Mama!” …. lalu beliau pergi meninggalkan saya, tanpa memberi saya kesempatan untuk berbicara, dan setelah itu saya tidak disapa berbulan-bulan.
ANAK MANA yang kuat diperlakukan seperti itu? Pagi itu saya merasa amat sangat berdosa. Sungguh, saya belum pernah melihat Mama saya seperti itu. Biasanya kalau saya ‘nakal’, Mama suka panggil nama lengkap saya semua! “Anne Ahira Dewi!!” Nah, itu berarti dia lagi marah! Tapi seumur hidup saya belum pernah melihat Mama saya nangis dan bilang kalau dia kecewa gara-gara saya. Kejadian pagi itu betul-betul membuat saya langsung K.O!! Teman-teman tahu, hari itu di mana saya benar-benar terpuruk, sebenarnya merupakan titik balik kesuksesan saya. JIKA mama saya tidak datang dan tidak meng-K.O saya pagi itu, belum tentu saya bisa seberhasil seperti sekarang. Karena setelah melihat Mama saya menangis dan meninggalkan saya pagi itu… telah membuat saya BERSUMPAH. Saya masih sangat ingat, bagaimana tubuh saya gemetar hebat waktu itu, dan saya bersumpah di atas Sajadah…. “DEMI ALLAH MAMA SAYA AKAN BERHASIL”. “Demi Allah saya akan berhasil… Demi Allah Mama saya akan berhasil… ” Kalimat itu saya ucapkan hingga ratusan kali sambil terus menangis, dan histeris…! ABers tahu kenapa saya seperti itu? Karena saya menyadari, saya sudah kehilangan SEMUANYA. Teman mentertawakan, semua saudara mengatakan saya anak durhaka, tabungan saya semua habis, pekerjaan tidak ada, dan kini orang tua saya mencampakkan saya. Mereka semua sudah tidak mau menyapa!
Tidak ada jalan lain bagi saya untuk mendapatkan semuanya kembali kecuali saya harus berhasil. Saya berpikir, tidak apalah saya belajar Internet Marketing sendirian, tidak ada guru, tidak ada teman, puyeng saat belajar semua bisa saya makan sendiri, asal saya MAU MELAKUKAN! Tapi yang paling berat bagi saya waktu itu adalah saat saya kehilangan ‘cinta’. Cinta dari teman, cinta dari saudara, cinta dari orang tua. Rasanya saya seperti hidup di jaman Nabi Adam. Tinggal sendirian di muka bumi ini! Kasihan deh gue..! Okay… Hari-hari pun berlalu. Meski begitu Saya tidak pernah menyerah, saya masih mengerjakan IM, sendirian. Lalu sedikit demi sedikit, semuanya mulai menampakan hasil. Untuk mendapatkan $8 pertama sulitnya minta ampun. Saya perlu waktu belajar hampir 2 tahun untuk mencetak $8 pertama! Tapi setelah $100 pertama saya terima, ternyata untuk mencetak $500 berikutnya tidak terasa begitu sulit. Dan setelah saya mampu menghasilkan $500 per bulan, untuk kemudian menghasilkan $5,000 per bulan, kok jadi tambah mudah ya? Dan lalu setelah saya mendapatkan $5,000 per bulan, untuk kemudian mendapatkan $25,000, $50,000, bahkan lebih dari $100,000 menjadi jauh lebih mudah. Dan begitu terus selanjutnya…. Alhasil… Gara-gara INTERNET MARKETING… rumah saya sekarang jadi ada di mana-mana. Gara-gara INTERNET MARKETING… saya kok jadi sering keliling dunia? Gara-gara INTERNET MARKETING… perasaan uang saya tiap hari kok nambah terus seh?! Gara-gara INTERNET MARKETING… saya bisa mengirim orang tua untuk pergi Haji. Dan membiarkan mereka untuk melakukan Umroh 2 atau 3 bulan sekali. Kalo mereka kuat, mau sebulan sekali juga boleh deh! Dan alhamdulilah saudara hingga tetangga juga kebagian! Gara-gara INTERNET MARKETING… banyak anak yatim yang akhirnya bisa disekolahkan, fakir miskin dan janda-janda bisa terbantu kehidupan mereka. Gara-gara INTERNET MARKETING… beberapa rumah ibadah telah dibangun, jalan-jalan di kampung diperbaiki, dan alhamdulillah, akhirnya saya juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dan Gara-gara INTERNET MARKETING…
Saya akhirnya belajar HIDUP! Saya belajar dari keterpurukan, saya belajar dari setiap kegagalan, dan saya belajar dari setiap kerugian. Karena PROSES itu semua yang telah saya lewati, akhirnya telah melahirkan seorang Anne Ahira yang kuat, Anne Anne yang bijaksana pada dirinya, dan Anne Ahira yang tahu bagaimana harus bersikap jika ingin menjadi orang besar dan sukses! Nah, sekarang, bagaimana dengan ANDA? Sudah berapa kali Anda frustasi? Sudah berapa ratus kali Anda gagal? Dan berapa kali Anda BELAJAR dari kesalahan Anda sendiri dan atau orang lain? Tahukah teman-teman, APA yang sebenarnya membuat saya menjadi KAYA?
Jawabannya: BUKAN Internet Marketing Melainkan SIKAP. Sikap seperti apa? OK, akan saya kupas pada postingan berikutnya! Karena yang satu ini sudah cukup panjang! Ahira P.S. Di bawah adalah Catatan Harian yang saya buat saat saya sedang dalam keadaan terpuruk! Jika Anda suka puisi, Anda pasti bisa ikut merasakan sakitnya batin saya waktu itu! Di lain pihak, batin saya juga berontak… dan begitu ingin membuktikan! ————————————-
DIRIKU & PERJALANAN Catatan Harian: Anne Ahira Aku berjuang di antara pena dan buku-buku yang melingkari waktuku Kukumpulkan huruf-huruf yang berhamburan… di jiwa… di raga… di fikiran… Kukembangkan layar khayal Keingingan tlah menjelma BAGAI DEWA Tuk arungi samudra kenyataan Berdiri tegak pada simpang kehidupan Dengan tatap mata yang tajam Memandang hari depan Yang merindukan…. HARAPAN! Cangkulku adalah renungan Mata hatiku adalah pisau Kudapat kupas apa yang kumau! Air mata kekasihku Kuanggap syair kehidupan Sampai kubilang mati itu adalah… KEINDAHAN! Bulanlah yang memberiku mimpi-mimpi… Anginlah yang mengajakku tuk ‘mencari’ Dan aku sama sekali tak peduli Walau kuharus menjadi “muntah” tuk menjawab Teka-teki tentang….. DIRIKU SENDIRI! Aku tetap Aku Siapa pun tak perlu tahu Aku adalah Aku Yang tak pernah kau tahu Dan apa juga yang kau sangka!
Anne Ahira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar