RESUME SEMINAR BAPAK DWIKA SUDRAJAT
Pada hari Senin, 7 September 2015, Kelas Rekayasa dan Kewirausahaan mengundang guest lecture salah satu pengusaha yang sukses yaitu Bapak Dwika Sudrajat. Bapak Dwika Sudrajat adalah salah satu lulusan Teknik Elektro angkatan 1985, Universitas Indonesia. Perjalanan karirnya berawal dari tahun 1991 hingga saat ini menjadi seorang entrepreneur. Perjalanan yang cukup panjang dan penuh tantangan ini dapat dilaluinya dengan semangat yang tinggi untuk mencapai kesuksesan. Untuk itu kita harus memulai dari sekarang apa yang harus kita lakukan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Sebelum menjadi pengusaha, bapak Dwika pernah bekerja di berbagai perusahaan luar negeri. Bapak Dwika sempat bekerja di IBM. Akan tetapi, pada saat itu terdapat krisis global yang melanda Indonesia pada tahun 1992, bapak Dwika akhirnya terkena PHK dari perusahaan tersebut karena saat itu bapak Dwika bekerja dengan status kontrak. Lalu beliau juga pernah bekerja di PT ARCO INDONESIA dan Schlumberger. Setelah terkena PHK, bapak Dwika memutuskan untuk menjadi pegusahawan dan mendirikan sebuah perusahaan bernama VIDE Freeman yang bergerak di bidang konsultasi. Sekarang perusahaan beliau sudah berkembang sangat pesat dengan memiliki kantor di 3 negara berbeda, yaitu di Hongkong, di Indonesia, dan di Florida (Amerika).
Pertama, bapak Dwika berkata bahwa masyarakat Indonesia yang mau berbisnis harus mengubah mindsetnya dalam berbisnis. Kebanyakan orang berfikir bahwa untuk mencapai sukses dan gagal hanya percabangan dua jalan, padahal pada kenyataannya untuk mencapai sukses, harus melewati banyak sekali kegagalan. Lalu yang kedua adalah pikirkan ide-ide yang brilian untuk nantinya akan dikembangkan. Lalu yang ketiga adalah setelah mendapatkan ide, jalankan dan jangan mudah menyerah terhadap apa yang sudah kita lakukan, jika mendapat kegagalan, maka jangan ragu untuk mencobanya kembali. Intinya orang yang akan berbisnis, harus memiliki jati diri berbisnis dulu sebelum mendalami bisnis yang akan kita jalankan.
Beliau juga menjelaskan startup dalam berbisnis. Startup disini maksudnya adalah memulai bisnis dari awal hingga tercapainya suatu keberhasilan. Berikut adalah beberapa kesalahan startup yaitu diantaranya masalah keterbatasan/kemampuan, ide yang tidak dikaji lagi, tidak punya partner, launching yang terlalu lama, launching yang terlalu cepat dan salah strategi, kurangnya strategi pengiklanan sehingga tidak ada orang yang tahu bisnis kita, serta tidak mau launching lagi saat tidak ada lagi pelanggan yang membeli produk/jasa kita.
Bapak Dwika juga menjelaskan tentang kecerdasan, apakah kita adalah seorang pemikir (otak kiri) atau seorang yang berjiwa seni (otak kanan). Otak kiri adalah otak yang berfikir secara sistematis, logis dan verbal, sementara otak kanan adalah otak yang berfikir secara visual dan kreatif. Bapak Dwika mengatakan bahwa otak kiri dan otak kanan harus seimbang agar dapat mendukung untuk tercapainya sebuah kesuksesan dalam berbisnis. Bapak Dwika juga sempat melatih kita membaca tulisan dengan menggunakan warna. Jika kita lebih membaca tulisannya, maka otak yang dominan bekerja pada diri kita adalah otak kiri. Namun jika kita lebih mengenali warnanya, maka otak yang dominan bekerja pada diri kita adalah otak kanan. Bapak Dwika juga sempat menyinggung tentang pikiran bawah sadar, dimana pikiran bawah sadar kita itu berperan sebanyak 88%, dan pikiran sadar kita hanya 12%. Oleh karena itu, banyak-banyaklah merenung dan menggali ide-ide lebih dalam lagi.
Untuk menyebarkan ilmu bisnisnya, bapak Dwika ternyata memiliki membuka tempat belajar berwirausaha yaitu di UKM Center yang bertempat di FEUI dan siapapun bisa mengikutinya tanpa dipungut biaya sepeserpun. Disinilah bapak Dwika mengajarkan tata cara berwirausaha kepada kita sampai kita menjadi yang sukses. Bahkan jika bisnis kita sangat bagus dan banyak manfaatnya, UKM Center bersedia untuk investasi di usaha kita. Tapi setelah sukses dianjurkan untuk membantu rekan yang masih kekurangan modal untuk berwirausaha.
Sebagai mahasiswa FTUI, banyak sekali yang dapat kita ambil hikmahnya dari seminar bapak Dwika. Tadinya kita berpikir untuk apa sekolah tinggi-tinggi tapi kedepannya hanya berwirausaha, lulusan SMP SMA saja bisa melakukan hal itu. Namun, setelah diberi motivasi oleh bapak Dwika, kami menyadari bahwa wirausaha itu tidak mengenal pendidikan akhir masing-masing orang. Pendidikan yang tinggi juga bisa bekerja sambil mempunyai usaha. Tanpa adanya pengusaha dinegeri ini, maka tidak akan berkembang negara kita ini. Namun dibenak saya yang harus tetap diingat adalah wirausaha yang kita susun tidak boleh menguntungkan diri sendiri saja dan banyak orang yang kita rugikan apalagi merugikan negara, tapi harus menguntungkan diri sendiri dan menguntungkan orang lain bahkan harus menguntungkan negara. Tidak masalah kita untung sedikit, tapi apa yang kita buat membuat orang lain tidak susah, mempermudah urusan orang lain, memajukan negara, dan lain sebagainya, adalah hal terpenting dalam berbisnis.
Begitu sekiranya resume dari guest gecturer oleh Bapak Dwika Sudrajat pada hari Senin, 7 September 2015. Sekian dan Terima kasih.
Achmad Sugandi (1406552313)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar