Re: Hidup Ini Adil
Tue Jun 10, 2014 6:46 am (PDT) . Posted by:
"pudja" pudjauk
Best regards,
Pudja
Sent from my iPhone
On 10 Jun 2014, at 20:40, "Dwika Sudrajat dwikasudrajat@yahoo.com [alumni_ftui]" <alumni_ftui@yahoogroups.com> wrote:
Hidup Ini Adil
Tue Jun 10, 2014 6:40 am (PDT) . Posted by:
"Dwika Sudrajat" dwikasudrajat
menyanyikan beberapa buah lagu?.
Kita tidak melihat proses yang ia lalui
untuk menjadi/mencapai seperti itu.
Karena hanya melihat akhirnya saja, hidup ini kita rasakan tidak adil.
I Deliver Happiness,
Dwika
Smart Happiness: Apakah Hidup Ini Adil
By smartfm
Banyak orang beranggapan bahwa hidup ini tidak adil. Dalam fakta-fakta yang
terjadi disekitar kita, kita memang banyak melihat ketidakadilan, orang jujur malah hancur, orang yang baik malah susah, sebaliknya orang yang
berbuat tidak baik malah sejahtera, dan orang yang beruat curang malah menang.
Beranggapan bahwa hidup tidak adil akan mengakibatkan ketidakbahagiaan. Hal itu bisa membuat
kita cenderung keluar dari lingkaran kebaikan. Kita tidak akan menemukan apa yang kita cari dalam hidup ini , yaitu kebahagiaan sejati.
Hidup ini adil, karena diciptakan oleh Tuhan yang maha adil. Sedangkan dunia bisa tidak adil, karena di dalam dunia bukan cuma Tuhan yang berperan tapi juga manusia.
Manusia sering tidak memahami hukum alam. Hukum alam adalah sesuatu yang pasti. Orang yang melakukan kebaikan akan mendapat kebaikan, begitu juga orang yang melakukan keburukan akan mendapat keburukan. Tapi kapan
terjadinya, ada time of respon, ada tenggat waktu, ada jarak.
Ada 4 faktor yang membuat munculnya anggapan bahwa hidup ini tidak adil:
1. Karena hanya melihat akhirnya saja.
Misalnya, kita mempertanyakan mengapa seorang penyanyi dibayar mahal hanya untuk
menyanyikan beberapa buah lagu?. Kita tidak melihat proses yang ia lalui
untuk menjadi/mencapai seperti itu. Kita hanya melihat hasil akhirnya
saja.
2. Karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, hanya melihat luarnya saja.
Misalnya, kita melihat rumah tangga seseorang sangat harmonis, padahal pasangan
tersebut sedang mencari cara agar tidak bercerai. Kita melihat keluarga
kerajaan hidup enak dan bahagia. Padahal belum tentu. Ingat Lady Diana,
ia menderita bulimia kaerna stres, hidupnya pun berakhir dengan tragis.
3. Karena hanya melihat apa yang terjadi di jangka pendek. Cerita belum selesai tapi kita sudah menyimpulkan.
Misalnya, kita menganggap orang yang korupsi jadi kaya, kalaupun dihukum ringan.
Cerita belum selesai. Jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa koruptor
itu sudah menjadi pememang. Walau selamat dari hukum manusia (formal
konsekuensi) , tapi sepanjang hidupnya dia akan melekat dipandang sebagai
koruptor.
4. Karena tidak bisa membedakan apa yang disebut "formal
konsekuensi" dengan "natural konsekuensi" . Formal konsukensi adalah
hukum dari manusia, sedangkan natural konsekunesi adalah hukum dari
alam.
Misalnya, karyawan yang berbuat curang tidak mendapat sanksi
dari atasannya, atau pasangan suami istri ada yang selingkuh tapi
didiamkan saja oleh pasangannya. Kita tidak melihat adanya formal
konsekuensi dalam contoh tersebut, tapi percayalah natural konsekuensi
akan terjadi karena ada Tuhan disana.
Percayalah bahwa hidup ini adil, karena diciptakan oleh Tuhan yang maha adil. Dan
Tuhan melengkapinya dengan hukum alam. Bukalah hati dan pikiran untuk
melihat hukum alam tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar