Onny_Indrianto
To Me
Today at 8:44 AM
Seperti saat belajar berdiri…akhirnya bisa berdiri juga…
Tks Dwika
From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 19 Januari 2014 8:13
To: john sihar
Subject: Mendapatkan keberhasilan
Sent: 19 Januari 2014 8:13
To: john sihar
Subject: Mendapatkan keberhasilan
Semakin
banyak kita mencoba atau berusaha untuk mendapatkan keberhasilan
semakin banyak juga kita mengalami kegagalan
dan kita belum bisa dikatakan orang yang berhasil jika kita belum
pernah mengalami kegagalan. Sesungguhnya kunci keberhasilan terletak
pada kegagalan, karena kita jarang bisa belajar/mengambil pelajaran dari
keberhasilan/kesuksesan.
I Deliver Happiness,
Dwika
Smart
Happiness | 29 February 2012
“Musuh
terbesar dari kebahagiaan adalah kegagalan. Hal ini karena kegagalan
tidak di satu tempat yang sama dengan kebahagiaan. Kata GAGAL itu
sebenarnya sudah salah, harusnya kata BELUM BERHASIL. Ketika seseorang
mengatakan sudah gagal, maka dia menutup sendiri kemungkinan
berhasil.” Demikian yang diungkapkan oleh Arvan Pradiansyah di awal
talkshow Smart Happiness tanggal 24 Februari 2012.
Motivator
dan Happiness Inspirer ini juga menambahkan, “Dalam hal ini, ada
4 tipe orang di dunia ini, yaitu orang sukses dan bahagia, orang tidak
sukses tapi bahagia, orang sukses tapi tidak bahagia, dan orang yang
tidak sukses dan tidak bahagia. Orang yang tidak
bahagia itu dikarenakan dasar kesuksesan kita bukan kebahagiaan. Oleh
karena itu kita harus mengetahui letak kegagalan itu akarnya dimana agar
kita selalu bahagia.”
Di akhir talkshow penulis buku best-seller The 7 Laws of Happiness ini
mengungkapkan,”, Orang
yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba, dan itu
adalah kegagalan terbesar. Sesungguhnya kegagalan itu adalah cara Tuhan
memberikan inspirasi kepada kita.”“Seperti yang telah dibahas pada
minggu lalu bahwa penggunaan kata gagal itu adalah
kata yang salah, gagal itu bukan sebuah situasi melainkan sebuah
persepsi, sedangkan sebuah persepsi itu diciptakan oleh kita sendiri.”
Demikian yang diungkapkan oleh Arvan Pradiansyah di awal talkshow Smart
Happiness tanggal 2 Maret 2012.
Happiness Inspirer dan Managing
Director Institute for Leadership and Life Management (ILM) ini
juga menambahkan, “Ada dua jenis orang dalam hal menyikapi kegagalan,
yaitu Pessimistic Explanatory Style dan Optimistic Explanatory Style. Orang yang pesimis (Pessimistic
Explanatory Style) mengatakan kegagalan itu permanen. Sedangkan orang yang optimis (Optimistic Explanatory Style ) mengatakan kegagalan itu temporer.”
Di akhir talkshow penulis buku best-seller Life is Beautiful ini
mengungkapkan, ”Semakin banyak
kita mencoba atau berusaha untuk mendapatkan keberhasilan semakin
banyak juga kita mengalami kegagalan dan kita belum bisa dikatakan orang
yang berhasil jika kita belum pernah mengalami kegagalan. Sesungguhnya
kunci keberhasilan terletak pada kegagalan, karena
kita jarang bisa belajar/mengambil pelajaran dari
keberhasilan/kesuksesan. Maka teruslah menjadi orang yang Optimistic Explanatory Style!.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar