Saya sudah mendapatkan 25 juta itu bahkan lebih dari 25 juta.
Hanya saja, tidak semua bentuknya uang tunai.
Uang tunai cukup untuk kebutuhan yang saya perlukan.
Sisanya, Tuhan wujudkan dalam kesehatan, jaringan, persahabatan, pembelajaran hidup, dan berbagai hal yang manusia dapatkan.
Semuanya kalau diuangkan tentu lebih dari 25 juta.
Hanya saja, tidak semua bentuknya uang tunai.
Uang tunai cukup untuk kebutuhan yang saya perlukan.
Sisanya, Tuhan wujudkan dalam kesehatan, jaringan, persahabatan, pembelajaran hidup, dan berbagai hal yang manusia dapatkan.
Semuanya kalau diuangkan tentu lebih dari 25 juta.
I Deliver Happiness,
Dwika
Pemasukan 25 Juta Per Bulan, Beranikah Anda?
by: Pariman Siregar
Siapa yang tidak ingin, setiap bulan mendapat pemasukan 25 juta? Saya pikir banyak orang yang menginginkannya. Hal itu pula yang jadi keinginan saya. Sampai-sampai saya tulis keinginan itu dalam Dreams Board di kamar. Sebuah papan yang di situlah tertulis daftar impian dan targetan.
Sebagai seorang trainer yang sudah membawakan ribuan sesi, saya berusaha untuk tidak jarkoni (iso ngajar, ora iso nglakoni) atau omong doang. Berusaha untuk mengerjakan terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada banyak orang. Menuliskan impian dan targetan dalam buku maupun papan impian yang biasa disebut dengan teknik visualisasi. Selain sebagai pengingat, adanya semacam dream board juga menjadi kendali motivasi. Saat motivasi mau turun, dengan melihat dan membaca secara berulang akan meningkat kembali motivasi diri. Mengungkapkan secara berulang ini biasa dikenal dengan istilahafirmasi. Pengucapan kalimat-kalimat positif untuk meningkatkan motivasi.
Jika visualisasi dan afirmasi digabungkan, hasilnya ampuh bukan hanya untuk meningkatkan motivasi tetapi juga tercapainya target. Hal tersebut yang menjadi kata kunci buku The Secret dan LOA (Law of Attraction). Bahkan bisa menjadi teknik untuk penyembuhan gangguan psikologi seperti kecemasan, depresi, dan trauma. Salah satu tekniknya yang umum dikenal adalah guided imagery.Seseorang dipandu untuk membayangkan hal-hal positif tentang keadaan dirinya. Selain itu juga diminta untuk mengatakan secara berulang dengan penuh keyakinan akan keadaan yang diharapkan sebagaimana nyatanya. Dalam kesempatan yang lain, insya Allah akan saya kupas perihal teknik-teknik tersebut. Termasuk pengalaman saat menangani depresi dan permasalahan emosional lainnya.
Kembali pada pemasukan 25 juta per bulan.
Butuh keberanian yang lebih untuk sekedar menuliskan. Walau bermimpi itu gratis, umumnya tidak banyak orang yang memiliki impian besar. Lebih tidak banyak lagi dari yang bermimpi besar itu kemudian mewujudkan dalam tindakan. Akhirnya, saya beranikan menuliskan, mendaftar berbagai kemungkinan sumbernya, dan berusaha untuk mewujudkan 25 juta tiap bulan. Sungguh ajaib, ada banyak tawaran peluang yang datang baik itu ngisi training, seminar, penelitian, ngajar, dan tawaran lainnya. Percaya saja dengan kalimat penguat, “If there is a will, there is away”. Dimana ada keyakinan, di situ ada peluang.
Di akhir bulan, saya mendata jumlah pemasukan yang saya dapatkan. Ternyata masih jauh dari angka 25 juta. Evaluasi secara cepat pun dilakukan. Sebenarnya pemasukan 25 juta itu logis, catatannya adalah kemampuan mengekskusi peluang dan tawaran menjadi 25 juta masih terlalu rendah. Dari satu hal ini, saya belajar akan kunci sukses yang dinamakan KESIAPAN. Berapa banyak peluang tidak menjadi kenyataan karena kesiapan yang belum memadai? Karena itulah menyiapkan diri dengan meningkatkan kapasitas diri dan karakter diri menjadi program penting bagi kesuksesan. Program wajib yang tidak boleh ketinggalan. Banyak orang tidak mencapai keberhasilan karena melupan poin penting dalam program penyiapan diri.
Bulan berganti, sudah sekian bulan terlewati. “Pemasukan 25 juta per bulan”, masih tetap terpampang di dreams board kamar. Program penyiapan diri sudah dilakukan tentunya. Lalu, apa yang terjadi beberapa bulan terakhir? Pemasukan 25 juta sudah terwujudkah? Mengejutkan, sudah ada peningkatan walaupun masih jauh juga dari angka 25 juta. Evaluasi cepat segera dilakukan. Banyak catatan pengeluaran yang tidak terprediksikan alias kemampuan menyimpan yang kurang bagus. Satu hal lagi yang saya belajar yaitu kemampuan untuk menyimpan uang. Paling ‘tidak’ bisa saya kalau menabung. Pas sedang butuh, pasti pikirannya mengambil uang tabungan di ATM. Habis juga lama-lama. Jadi penghasilan berapapun kalau tidak diimbangi dengan kemampuan mengatur uang, hasilnya bisa-bisa saldo akhir minus. Lalu bagaimana solusinya?
Jika seorang suami yang bekerja dan berpenghasilan, maka tugas mengatur keuangan terletak ditangan seorang isteri. Seorang menteri keuangan rumah tangga yang bukan hanya memiliki kemampuan membuat daftar anggaran dan peran pencatatan tetapi juga kemampuan membuat prioritas dan mengatur keuangan. Jika belum menikah? Titipin emak aja. Itu yang saya lakukan.
Ilmu kesiapan sudah. Ilmu mengatur keuangan sudah. Sudahkan 25 juta per bulan? Ternyata angka 25 juta masih jauh juga. Apa yang sebenarnya terjadi? Terus saya renungkan. Sampailah suatu ketika saya berbincang dengan seorang teman yang memiliki penghasilan jauh di atas saya. Bergaji tetap tiap bulan, beda dengan seorang motivator yang penghasilannya banyak kalau pas banyak panggilan (mudah-mudahan tiap pekan bahkan hari ya). Dia gajian tiap bulan, hidup dengan kepastian tentunya. Kalau cowok, pasti banyak cewek yang merasa tenang mendapat calon suami yang demikian. Beda dengan saya, seorang penulis yang royaltinya 4 bulan sekali. Berapa banyak cewek yang tertarik punya suami penulis yang penghasilannya tidak terprediksikan? Baru kalau sudah menulis 4 buku bisa sebulan sekali royaltinya (mohon do’anya).
Saya memandang kehidupan teman saya jauh lebih baik dibandingkan saya. Lebih nyaman, damai, tenang, dan saya menginginkan seperti dia. Dan tahukah apa yang dirasakan teman saya tadi? Justru sebaliknya, dia melihat kehidupan saya damai dan dia ingin seperti saya. Ada ketidaknyamanan yang dirasakan walaupun memang gajinya lumayan. Satu lagi saya belajar di sini perihal kesuksesan. “Urip kuwi sawang sinawang”, begitu kata orang Jawa.
Ternyata Tuhan memang Maha Bijaksana. Dia memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Dan tahukah bahwa 25 juta itu sebenarnya sudah menjadi kenyataan. Saya sudah mendapatkan 25 juta itu bahkan lebih dari 25 juta. Hanya saja, tidak semua bentuknya uang tunai. Uang tunai cukup untuk kebutuhan yang saya perlukan. Sisanya, Allah SWT wujudkan dalam kesehatan, jaringan, persahabatan, pembelajaran hidup, dan berbagai hal yang manusia dapatkan. Semuanya kalau diuangkan tentu lebih dari 25 juta. Berapa banyak mereka yang penghasilannya berlimpah tetapi tidak punya waktu luang? Berapa banyak mereka yang gajinya jutaan tetapi tersiksa dengan kesibukan? Berapa banyak mereka yang uangnya bermilyaran tetapi mengorbankan waktu orang-orang yang mereka cintai bahkan waktu untuk diri mereka sendiri juga waktu untuk Allah SWT? Bersyukurlah dengan penghasilan yang anda terima.
Salam Bahagia. Selamat Berkelimpahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar