Re: Joke: Ustadz dan Supir angkot
Mon Jun 24, 2013 5:24 pm (PDT)
.
Posted by:
"Palansa" saifalah_2005
Jadi kalau ceramah
jangan panjang panjang cukup 7 menit saja. Isinya carut
marut agar jemah pada ngucap astagfirullah. Lebih banyak isi masjid
dibanding isi angkot, maka ustad itu dapat kelas berapa ya kang.?
--
FALAH
marut agar jemah pada ngucap astagfirullah. Lebih banyak isi masjid
dibanding isi angkot, maka ustad itu dapat kelas berapa ya kang.?
--
FALAH
2013/6/24 Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@ yahoo.com
**
Buat teman2 E85.
Dwika
Beda surga buat ustadz dan supir angkot
**bibidkusland inu.blogspot. com
Dikisahkan ada supir angkot yang meninggal bersamaan harinya dengan
seorang ustadz. Kebetulan supir angkot meninggal duluan, sehingga antrian
perhitungan amalnya duluan. Malaikat berkata kepada supir angkot “yak kamu
masuk surga kelas pertama, yg paling bagus”. Kemudian malaikat memanggil si
ustadz dan berkata: “yak kamu masuk surga kelas II”.
Ustadz seketika marah dan menanyakan kepada malaikat“kenapa saya cuma
dapat surga kelas II dan supir angkot tadi dapat kelas I. Padahal saya
setiap hari dakwah, sedangkan coba liat supir angkot itu. Kerjanya tiap
hari nyetir ugal-ugalan dan membahayakan penumpang. Jelas dong harusnya
saya dapat surga yang lebih bagus dari dia.”
Malaikat kemudian memutar video masa lalu kehidupan keduanya. Yang pertama
ditayangkan si supir angkot. Di adegan awalnya terlihat bagaimana supir
angkot menyetir dengan ugal-ugalan dan membahayakan.
Pada scene kedua diperlihatkan situasi di belakang kemudi. Para penumpang,
baik ibu-ibu, bapak-bapak, sampai pemuda-pemudi sekalipun mengucap “ya
Allah, Masya Allah, gusti Allah, masya Allah”. Malaikat berkata kepada
ustadz “nah itu lihat, karena dia nyetir ugal-ugalan maka banyak orang jadi
berdoa dan jadi ingat Tuhan kan?”
Setelah itu, diputar video kehidupan ustadz. Ustadz ini setiap hari
berkeliling dari kampung ke kampung untuk berdakwah. Pada adegan awal
diperlihatkan bagaimana ustadz berceramah di depan mesjid.
Kemudian adegan kedua diperlihatkan kondisi jemaah mesjid, rupanya hampir
semua orang ngantuk, bahkan sebagian besar sampai ketiduran.
Malaikat ketawa terbahak-bahak dan berkata “ceramahmu kepanjangan dan
mbosenin. Hahaha. Makanya jemaah jadi ketiduran, nggak ada yang berdoa
gara-gara kamu. Nah berdasarkan itu kamu pantasnya di surga kelas II”
Dikisahkan ada supir angkot yang meninggal bersamaan harinya dengan
seorang ustadz. Kebetulan supir angkot meninggal duluan, sehingga antrian
perhitungan amalnya duluan. Malaikat berkata kepada supir angkot “yak kamu
masuk surga kelas pertama, yg paling bagus”. Kemudian malaikat memanggil si
ustadz dan berkata: “yak kamu masuk surga kelas II”.
Ustadz seketika marah dan menanyakan kepada malaikat“kenapa saya cuma
dapat surga kelas II dan supir angkot tadi dapat kelas I. Padahal saya
setiap hari dakwah, sedangkan coba liat supir angkot itu. Kerjanya tiap
hari nyetir ugal-ugalan dan membahayakan penumpang. Jelas dong harusnya
saya dapat surga yang lebih bagus dari dia.”
Malaikat kemudian memutar video masa lalu kehidupan keduanya. Yang pertama
ditayangkan si supir angkot. Di adegan awalnya terlihat bagaimana supir
angkot menyetir dengan ugal-ugalan dan membahayakan.
Pada scene kedua diperlihatkan situasi di belakang kemudi. Para penumpang,
baik ibu-ibu, bapak-bapak, sampai pemuda-pemudi sekalipun mengucap “ya
Allah, Masya Allah, gusti Allah, masya Allah”. Malaikat berkata kepada
ustadz “nah itu lihat, karena dia nyetir ugal-ugalan maka banyak orang jadi
berdoa dan jadi ingat Tuhan kan?”
Setelah itu, diputar video kehidupan ustadz. Ustadz ini setiap hari
berkeliling dari kampung ke kampung untuk berdakwah. Pada adegan awal
diperlihatkan bagaimana ustadz berceramah di depan mesjid.
Kemudian adegan kedua diperlihatkan kondisi jemaah mesjid, rupanya hampir
semua orang ngantuk, bahkan sebagian besar sampai ketiduran.
Malaikat ketawa terbahak-bahak dan berkata “ceramahmu kepanjangan dan
mbosenin. Hahaha. Makanya jemaah jadi ketiduran, nggak ada yang berdoa
gara-gara kamu. Nah berdasarkan itu kamu pantasnya di surga kelas II”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar