link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Kamis, 08 Maret 2012

Kebijaksanaan dalam diri

Usaha yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi kita tidak merugikan orang lain, dan dapat menumbuhkan kebijaksanaan dalam diri kita sendiri. hal ini tentunya akan bermanfaat.
be well,
Dwika



Mencari Jarum di Tumpukan Jerami

Mencari sebuah jarum ditumpukan jerami kata orang adalah sia-sia, butuh waktu panjang untuk menemukannya, dan mungkin juga jarum itu akan menusuk kita sendiri sewaktu mencarinya.
Tapi bagi orang tertentu tidak mudah patah semangat dalam mencari jarum di tumpukan jerami, ia mungkin akan mengunakan magnet berkekuatan besar, untuk mencari sebuah jarum yang jatuh itu.
Lucunya mungkin kita berpikir sebuah jarum yang kecil aja jatuh di tumpukan jerami ngapain cape-cape di cari? beli aja lagi yang baru... lagian itu mah orang jaman dulu kali yang punya kerjaan gitu makanya buat pepatah, "mencari jarum dalam tumpukan jerami". Kalo orang jaman gini mah jarum patah, jarum hilang beli lagi aja....nah inilah pola pikir orang jaman sekarang "jarum hilang ngapain dicari"

Perbedaan pandangan dan pola pikir ini kelihatannya biasa tapi kalo mau direnungi lagi ehh beneran luar biasa deh...... kok bisa luar biasa sih? coba kita uraikan yah...

Orang dulu sangat menghargai dan arti sebuah barang, walau itu barang terkecil sekalipun. tidak mudah putus asa untuk mencarinya ketika hilang, apalagi sebuah jarum yang kalau tidak dicari dalam tumpukan jerami akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Betapa besarnya bentuk perhatian mereka terhadap hal-hal yang kelihatan kecil tetapi bisa berakibat besar dan fatal bagi diri sendiri dan orang lain.
Coba seandainya jarum itu karatan dan kena jari kita, jari kaki kita akan bengkak kena tetanus. makanya menyediakan waktu untuk mencari sebuah jarum yang jatuh, benda yang terlihat tidak berharga tetapi dapat membahayakan kita kelak.

Bila jarum diumpamakan sebagai suatu jawaban dari persoalan hidup, sudah rumitnya dan betapa susahnya diselesaikan dalam waktu yang singkat, maka orang dulu sangat sabar dalam menguraikan satu demi satu persoalan hidupnya. seperti menyibak jerami dan menyusunnya satu persatu, walau butuh waktu tetapi bisa terlihat hasilnya.

Bila jarum yang hilang diibaratkan sebuah cinta yang hilang, atau hilangnya orang yang kita cintai, maka orang dulu tidak akan pernah putus asa mencari mereka walalu menghabiskan banyak tenaga dan waktu demi untuk mencari cinta yang hilang, maupun saudara yang telah lama tidak kembali, dan bentuk cinta yang besar serta bentuk persaudaraan sangat amat berarti dari segalanya. tidak mudah tetapi ada usaha, dan begitu menemukan cinta yang hilang atau saudara yang hilang, akan sangat menghargai dan begitu sangat berarti. Kalau pada akhirnya tidak juga bertemu atau ketemu yah setidaknya sudah melakukan yang terbaik.

Bila sebuah jarum sangat diperlukan untuk menjahit sesuatu yang sobek, atau menjadi penyambung antara kain yang berbeda sehingga dapat dijadikan bahan baju, maka begitu jarum itu hilang mereka akan merasa hilangnya satu semangat dan kehilangan sesuatu yang berarti yang telah menemani mereka. Walau masih banyak jarum-jarum lainnya yang masih ada tetapi mereka tidak pernah akan lupa jasa sebuah jarum yang paling jelek sekalipun.

Tetapi walau seperti apapun perumpamaan diatas, ambil positifnya aja, karena kemelekatan yang kuat terhadap sesuatu barang juga tidaklah terlalu baik, asalkan dengan usaha yang telah kita lakukan dapat bermanfaat bagi kita tidak merugikan orang lain, dan dapat menumbuhkan kebijaksanaan dalam diri kita sendiri. hal ini tentunya akan bermanfaat.

lalu bagaimana pandangan kita semua yang hidup jaman sekarang ini terhadap "Mencari Jarum dalam Tumpukan Jerami?
tentunya masing-masing orang akan berbeda dalam menanggapinya?


Salam Mudita,
Neng Xiu

Tidak ada komentar: