Nabung receh – pensiun bisa keliling dunia
Tulisan ini benar-benar terinspirasi oleh oleh tulisan mas Jimmy di blognya dengan judul “Nabung Receh”. Di tulisannya tersebut, setidaknya ada dua buku yang direview singkat oleh mas Jimmy, yaitu:
- “Nabung Receh Kebeli Monas: Tips Menabung Smart Dengan Hasil Maksimal!” karangan Lie Charlie
- “Kunci Emas” karangan L.Y. Wiranaga
Lumayan memotivasi saya untuk menabung, terutama menabung receh. Walaupun sebenarnya saya kurang bisa memaknai falsafah dan hakekat menabung, intinya menabung masih belum menjadi bagian dari kebiasaan dan perencanaan masa depan saya.
Mengenai mengumpulkan receh, sebelumnya memang pernah saya lakukan, waktu itu pernah terkumpul 50 ribuan uang logam semua. Namun bukan niat menabung, hanya iseng saja. Jadi tentu saja habis tanpa bekas dan kesan.
Mengenai mengumpulkan receh, sebelumnya memang pernah saya lakukan, waktu itu pernah terkumpul 50 ribuan uang logam semua. Namun bukan niat menabung, hanya iseng saja. Jadi tentu saja habis tanpa bekas dan kesan.
Saya kutipkan juga sebuah kisah dari buku yang berjudul “Kunci Emas” karangan L.Y. Wiranaga (sebuah kisah yang sangat memotivasi saya untuk menabung).
Ada seorang ibu rumah tangga yang telah menikmati masa pensiunnya selama 25 tahun terakhir ini. Kini aktivitas sehari-harinya adalah melihat perkembangan dan pertumbuhan keluarga anak-anaknya.Dalam sepuluh tahun terakhir ini beliau dapat menikmati perjalanan ke luar negeri dalam tour yang menyenangkan, menikmati keindahan alam ke mana pun ia suka.Hampir semua negara besar telah dikunjunginya. Semua objek wisata kelas dunia telah dia nikmati pada masa pensiun yang indah.Anak-anak dan menantunya terheran-heran, karena seluruh biaya perjalanan beliau tanggung sendiri, tidak pernah sekali pun minta biaya dari anak-anaknya.Padahal, beliau adalah seorang ibu rumah tangga sejak 40 tahun yang lalu, dan selama ini anak-anaknya tidak pernah memberikan uang dalam jumlah yang besar sekaligus. Mereka hanya memberikan uang keperluan rumah tangga (biaya dapur dan keperluan sehari-hari) secara rutin, setiap bulan.Ketika saya menanyakan apa rahasianya, dengan bijak beliau mengatakan, “Saya tidak pernah memakai uang logam kembalian belanja sayur saya selama 40 tahun. Setiap saya berbelanja untuk keperluan dapur dan cuci-mencuci, dan seitap kali mendapatkan uang logam kembalian, saya selalu menyimpannya. Saya pantang berbelanja dengan uang logam. Saya selalu membayar dengan uang kertas.Ketika uang logam saya sudah banyak, saya menukarkannya dengan uang kertas kepada tukang sayur langganan, lalu saya membawa uang kertas hasil penukaran itu ke toko emas, saya membeli satu dua gram emas sesuai dengan uang yang saya miliki.Saya tidak pernah lupa melakukan hal ini selama 40 tahun. Saya tidak peduli berapa harga emas ketika saya membeli, apakah harganya sedang mahal atau sedang murah. Saya membelinya sejumlah uang kembalian yang bisa saya kumpulkan.Sejak sepuluh tahun yang lalu, saya menjual emas saya dan menukarkannya dengan dolar karena saya kesulitan menyimpan emas saya. Dolar itu saya titipkan ke bank, dan sejak itu saya selalu menukarkan uang logam hasil kembalian saya dengan dolar di bank itu dan menambah tabungan saya.Hanya itu, dan itulah yang membiayai Ibu dalam perjalanan keliling dunia selama 10 tahun terakhir ini.”Inilah sebuah kebijaksanaan dari seorang ibu rumah tangga yang memiliki sebuah prinsip sederhana, yaitu jangan pernah menggunakan uang logam kembalian, tabung seluruh uang logam kembalian dan lakukan itu bertahun-tahun sejak muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar