be well,
Dwika
Feedback Pelanggan
**dodypengusaha.blogspot.com
Tak terasa usaha kami udah jalan secara resmi 3 bulanan. Dari 2 lokasi, berkembang menjadi 3 lokasi, kembali jadi 2 lokasi. Dari tanpa karyawan, jadi ada 2 karyawan, sekarang karyawan tinggal 1 lagi.
Semua itu berproses. Alhamdullilah banyak sudah yang kami pelajari. Masih lebih banyak lagi yang harus dipelajari. Karena setiap hari tentunya akan menjadi lebih tau.
Lebih tau belum tentu menjadi lebih baik. Lebih baik akan tercapai kalau apa yang kita tau dapat diaplikasikan.
Problemnya sekarang adalah, kalau yang kita 'tau' itu barulah 'tau masalahnya'. Tapi belum 'tau solusinya'. Nah, gimana dong? Ya cari tau dong. Gitu aja koq ga dong.
Survey, cari responden, cari guru, cari info. Dari internet tentu sumber yang paling gampang. Dari limpahan informasi, bisa jadi masalah kita terpecahkan. Tapi bisa juga malah
tambah bingung. Cari lain ya tanya langsung ke pelanggan aka pengguna produk kita.
Nah, cari feedback dari pelanggan kita ini susah susah gampang ternyata. Sudah lebih dari 2 bulan, saya pasang pengumuman di booth-booth kita, kalau ada komplain, saran, kritik
atau apapun silahkan sms ke no sekian sekian. Malah sampai diiming imingin voucher gratis. Tapi hampir ga ada. Cuman sekali aja, waktu karyawan lupa nambahin keju. Hahaha..
Langsung kita hubungi balik, bilang maaf, terima kasih dan dikasih voucher. Hasilnya? Malah belanja lebih banyak.
Saya jadi inget ama temen saya. Alkisah kami makan di suatu tempat. Ga, bukan makan di hutan (mentang mentang pake kata alkisah, hehehe) Alamak! Pelayanannya parah,
makanannya ga enak, dan harganya mahal. Kita semua siap siap pasang tampang perang, kecuali saya sih, lah wong saya cuman ikut ditraktir koq. Hehehe..
Tapi setelah sekitar 5 detik kemudian emosi temen saya otomatis reda. Lho koq? Dia cuman bilang, 'udahlah biarin aja, ngapain ngajarin orang jadi pinter'.
Aha!! Langsung talak 3 itu. Makan seadanya, ga sampe abis, bayar, tinggalin. Dan ga akan balik lagi. Masih mending cuman segitu, lha kalo ditambah woro woro "eh, jangan
makan di sono, bla bla bla bla, tau kan? padahal kan bla bla bla bla..'.
Begitu juga dengan produk kami ini. Emang sih, masalah makanan masalah selera. Dan selera orang ga semua sama. Syusyeh pan?
Saya sampai ngundang sodara saya dari jakarta buat ngasih masukan. Demikian juga dengan teman ex-kantor.
Hari ini saya sendiri girang sekali. Karena hari ini, ada sms pelanggan yang masuk yang ngasih masukan. Plus dengan cara yang simpatik pula. Seandainya pun
dia sambil ngomel ngomel pun, tetap saya terima dengan lapang dada. Masukkannya sebenarnya simple, dan emang sebenernya udah dipikirkan oleh kita kita sebelumnya. Tapi dengan
sms ini makin meyakinkan kita buat segera launching cara baru.
Jadi, kritik pelanggan? Santai aja lagi ^_$
-ditemani lagu Beauty is You by Abdul and The Coffee Theory-
Semua itu berproses. Alhamdullilah banyak sudah yang kami pelajari. Masih lebih banyak lagi yang harus dipelajari. Karena setiap hari tentunya akan menjadi lebih tau.
Lebih tau belum tentu menjadi lebih baik. Lebih baik akan tercapai kalau apa yang kita tau dapat diaplikasikan.
Problemnya sekarang adalah, kalau yang kita 'tau' itu barulah 'tau masalahnya'. Tapi belum 'tau solusinya'. Nah, gimana dong? Ya cari tau dong. Gitu aja koq ga dong.
Survey, cari responden, cari guru, cari info. Dari internet tentu sumber yang paling gampang. Dari limpahan informasi, bisa jadi masalah kita terpecahkan. Tapi bisa juga malah
tambah bingung. Cari lain ya tanya langsung ke pelanggan aka pengguna produk kita.
Nah, cari feedback dari pelanggan kita ini susah susah gampang ternyata. Sudah lebih dari 2 bulan, saya pasang pengumuman di booth-booth kita, kalau ada komplain, saran, kritik
atau apapun silahkan sms ke no sekian sekian. Malah sampai diiming imingin voucher gratis. Tapi hampir ga ada. Cuman sekali aja, waktu karyawan lupa nambahin keju. Hahaha..
Langsung kita hubungi balik, bilang maaf, terima kasih dan dikasih voucher. Hasilnya? Malah belanja lebih banyak.
Saya jadi inget ama temen saya. Alkisah kami makan di suatu tempat. Ga, bukan makan di hutan (mentang mentang pake kata alkisah, hehehe) Alamak! Pelayanannya parah,
makanannya ga enak, dan harganya mahal. Kita semua siap siap pasang tampang perang, kecuali saya sih, lah wong saya cuman ikut ditraktir koq. Hehehe..
Tapi setelah sekitar 5 detik kemudian emosi temen saya otomatis reda. Lho koq? Dia cuman bilang, 'udahlah biarin aja, ngapain ngajarin orang jadi pinter'.
Aha!! Langsung talak 3 itu. Makan seadanya, ga sampe abis, bayar, tinggalin. Dan ga akan balik lagi. Masih mending cuman segitu, lha kalo ditambah woro woro "eh, jangan
makan di sono, bla bla bla bla, tau kan? padahal kan bla bla bla bla..'.
Begitu juga dengan produk kami ini. Emang sih, masalah makanan masalah selera. Dan selera orang ga semua sama. Syusyeh pan?
Saya sampai ngundang sodara saya dari jakarta buat ngasih masukan. Demikian juga dengan teman ex-kantor.
Hari ini saya sendiri girang sekali. Karena hari ini, ada sms pelanggan yang masuk yang ngasih masukan. Plus dengan cara yang simpatik pula. Seandainya pun
dia sambil ngomel ngomel pun, tetap saya terima dengan lapang dada. Masukkannya sebenarnya simple, dan emang sebenernya udah dipikirkan oleh kita kita sebelumnya. Tapi dengan
sms ini makin meyakinkan kita buat segera launching cara baru.
Jadi, kritik pelanggan? Santai aja lagi ^_$
-ditemani lagu Beauty is You by Abdul and The Coffee Theory-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar