**esumpelo.wordpress.com
Setelah melewatkan waktu selama lebih kurang 5 jam di pesawat, akhirnya Viva Macau yang kami tumpangi pun mendarat di Bandara Internasional Macau. Kami tiba sekitar pukul 01.30 dini hari waktu Macau. Hawa dingin langsung menyergap sekujur tubuh. Untung kami tidak lupa membawa jaket. Memang, ada baiknya sebelum mengunjungi suatu tempat, sebelumnya kita mencari tahu info mengenai cuaca di tempat tersebut, agar tidak terjadi salah kostum karena membawa pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca.
Setelah melewati imigrasi, dengan bantuan peta hasil print yang kami bawa, Taxi pun meluncur ke Augusters Lodge yang terletak di Rua de Dr. Pedro Jose Lobo. Selama perjalanan, saya terkagum dengan cahaya lampu Macau. Setiap sudut jalan berjajar kasino-kasino dengan desain dan arsitektur yang unik dan menarik. Sayang saya tidak sempat mengabadikannya.
Sekitar pukul 02.00 dini hari, kami pun tiba di hostel. Naik ke lantai 3, menekan bel, lalu kami pun check in di tengah kantuk penjaga hostel. Tak banyak yang bisa kami lakukan saat itu selain membersihkan diri dan beranjak tidur.
Grand Lisboa Hotel & Casino
Pagi harinya, berbekal sarapan mie gelas dan roti yang kami bawa sendiri (FYI; hostel di Macau tidak menyediakan sarapan gratis seperti hostel di KL dan Singapura), kami beranjak untuk mengelilingi Macau. Sebelumnya, kami check out dan menitipkan barang bawaan di Hostel untuk diambil sore harinya.
Cuaca Macau pagi itu cukup dingin, berkisar 15′ C. Jalanan mulai ramai dengan aktivitas warga Macau. Dari Hostel, kami berjalan kaki menuju Grand Lisboa & Casino yang letaknya tidak terlalu jauh dari Hostel. Sebagaimana layaknya turis, kami pun melakukan aksi foto di sana. Puas berfoto, berbekal buku Lonely Planet dan Wifi, kami searching sejenak mencari jalur dan arah menuju Venetian Hotel. Venetian Hotel merupakan Hotel dan Kasino termegah di Macau, dimana di dalamnya terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan konsep kota Venesia dan saluran kanalnya, Grand Canal.
Akhirnya, dengan bus No. 3 kami beranjak menuju Ferry Terminal untuk naik free shuttle bus menuju Venetian Hotel.
Venetian Hotel & Casino: Grand Canal
Turun dari shuttle bus, kami mengikuti langkah orang banyak dan masuk ke dalam dan olala… desain di dalamnya begitu menarik. Sebuah pusat perbelanjaan dengan nuansa kota Venesia, lengkap dengan saluran kanal beratapkan latar langit biru cerah. Aksi jeprat-jepret pun dilancarkan. Bahkan kami pun sempat bertemu dan berfoto bareng dengan pemeran Maria dalam film Ayat-Ayat Cinta, Carissa Putri. Lumayan, kapan lagi bisa berfoto gratis bareng artis, di luar negeri pula…(Malam sebelumnya kami pun sebenarnya satu pesawat di Viva Macau).
Mengingat waktu yang sempit di Macau, kami hanya berputar di dalamnya saja, berfoto, dan menyempatkan makan siang di food court. Untuk lebih amannya, kami memilih menu dari restoran Malaysia, Nasi Hainan seharga 55 MOP. Cukup mahal memang, tapi lumayan besar porsinya sehingga bisa dimakan berdua.
Setelah kenyang, kami segera kembali antri naik free shuttle bus menuju Ferry Terminal untuk kembali ke tengah kota. Dari Ferry Terminal, kami naik Bus No. 12 dan turun di bundaran depan Grand Lisboa Hotel & Casino.
Senado Square & St. Paul’s Ruin
Dari bundaran Grand Lisboa, kami berjalan kaki lurus menyusuri jalan. Tujuan selanjutnya adalah Senado Square dan St. Paul’s Ruin. Kedua tempat ini merupakan landmark kota Macau yang harus dikunjungi. Tidak lengkap rasanya jika ke Macau tanpa mengunjungi kedua tempat ini.
FYI, Senado Square adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi turis. Di setiap sisi jalannya terdapat toko-toko mulai dari toko souvenir, makanan, hingga toko branded. Di Senado Square ini begitu jelas perpaduan antara budaya China dan Portugis yang dapat dilihat dari desain bangunan dan jalan yang artistik. Sedangkan St. Paul’s Ruin sejatinya merupakan reruntuhan sebuah gereja yang menjadi saksi sejarah Gereja Mater Dei dan Universitas St. Paul. Yang tersisa di sini hanya fasad depan bangunan gereja saja. Di belakangnya terdapat makam para pendeta terdahulu. Selama berjalan menyusuri Senado Square menuju St. Paul’s Ruin, jangan lupa untuk mencoba kue khas Macau, Egg Tart. Kue kecil bulat seperti pie ini dijual seharga 5-7 MOP per buah. Rasanya enak, perpaduan kulit pie kering dan kelembutan telur yang menjadi isi Egg Tart. Saking enaknya, istri saya membeli 2 kotak yang berisi 8 buah Egg Tart.
Crossing to Hongkong
Terbentur waktu yang sempit, meski kurang puas, kami pun mengakhiri perjalanan di Macau hari itu dengan berjalan kembali ke Hostel dan mengambil tas. Segera kami pun bergerak menuju Ferry Terminal (Bus No. 3) untuk menyeberang ke Hongkong.
Ferry yang kami naiki (Turbojet) berangkat pukul 18.00 waktu setempat. Perjalanan menuju Hongkong memakan waktu lebih kurang selama 1 jam. Di Hongkong, Ferry berlabuh di Central Pier. Untuk menuju hostel di Tsim Sha Tsui, kami harus naik MTR dari stasiun Central ke stasiun Tsim Sha Tsui yang terletak di pulau yang berbeda. Sebelumnya kami harus membeli Octopus Card seharga HKD 150 yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MTR ataupun bus, juga toko dan restoran tertentu.
Malam itu kami check in di Kowloon New Hostel yang berada di Mirador Mansion setelah sebelumnya direpotkan oleh calo yang berkeliaran di Chungking Mansion, tempat seharusnya kami menginap. Seharusnya kami menginap di Maple Leaf Hostel yang berada di Chungking Mansion, namun pemilik menyarankan kami menginap di Kowloon New hostel untuk malam pertama. Untuk ketidaknyamanan tersebut, kami mendapat refund 40 HKD. Lumayan…
Karena kelelahan seharian berjalan, akhirnya acara jalan malam menyusuri kawasan Tsim Sha Tsui terpaksa dibatalkan dan kami lebih memilih beristirahat.
—————————————————————————————
What We Missed
Macau City Tower, Goddess Kun Lam Statues, Fountain of Wealth….
—————————————————————-
Notes:
MOP (Macau Pattaca) bernilai sama dengan HKD (Hongkong Dollar). Meskipun sama, ada kalanya money changer memberlakukan tarif berbeda (misal: 1 MOP=0,88 HKD, atau sebaliknya). Oleh karena itu, sebaiknya menyiapkan uang MOP atau HKD terlebih dahulu. Jika terpaksa harus menukar uang, tukarlah di money changer yang berada di Ferry Terminal, sebab di sana ratenya sama.
Siapkan peta yang jelas menuju hostel atau penginapan. Sebab ada kalanya sopir taxi atau bus tidak mengerti Bahasa Inggris (Kecuali anda bisa berbahasa China).
Untuk penginapan di kawasan Tsim Sha Tsui, jika merasa kurang nyaman bertemu dengan orang Afrika dan calo yang berkeliaran menawarkan kamar,sebaiknya memilih hostel yang berada di Mirador Mansion. Sebaliknya jika hal itu tidak menjadi masalah, hostel di Chungking Mansion bisa jadi pilihan. Keduanya terletak di Nathan Rd, Tsim Sha Tsui.
1 komentar:
Bagi yang mampu berpikiran jernih setelah jadi BMI pasti sukses, pada dasarnya di perantauan cari modal dulu dan bekerja yg baik sampai kontrak finis, oh iya tidak lupa sy ucapkan terima kasih banyak kpd teman sy yg ada di singapura..! berkat postingan dia di halaman facebook TKI Sukses sy baca. sy bsa kenal nma nya Mbah Suro Guru spiritual PESUGIHAN ANKA GHAIB TOGEL 2D sampai 6D dan PESUGIHAN DANA GHAIB. . pikir-pikir kurang lebih 7 tahun kerja jd Tkw di Hongkong hanya jeritan batin dan tetes air mata ini selalu menharap tp tdk ada hasil sm sekali. Mana lagi dapat majikan galak. salah sedikit kena marah lagi . Tiap bulan dapat gaji hanya separoh saja . . itu pun tdk cukup biaya anak di kampung. Tp sy beranikan diri tlpon nmr beliau untuk minta bantuan nya. melalui PESUGIHAN DANA GHAIB Nya . syukur Alhamdulillah benar2 terbukti sekarang. terima kasih ya allah atas semua rejeki mu ini. Sy sudah bs pulang ke kmpung halaman buka usha skrg. jk tman minat ingin tlpn beliau . ini nmr nya +62 82354640471 & 082354640471 siapa tau anda bisa di bantu dan cocok sprti sy . aminn
Posting Komentar