link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Jumat, 04 Februari 2011

Tokyo Disneyland

Tokyo Disneyland in (mostly) Sepia

Went to Tokyo Disneyland the first time ever with a friend from Sydney last Saturday, certainly a great break from 30 hours of Japanese learning throughout the weekdays. I was hoping I could let the tensions that have been building up go by riding hardcore roller coasters. Well, at least that’s what I thought… Turns out Disneyland rides were mostly built for families with kids/teens, so I didn’t end up finding hardcore rides, but I still enjoyed the whole day.
Kemarin Sabtu aku pergi ke Tokyo Disneyland bersama teman yang datang dari Sydney, istirahat yang pantas setelah 30 jam belajar Bahasa Jepang selama 5 hari. Aku berharap aku bisa melepas stress yang sudah bertumpuk dengan naik roller coaster yang heboh. Yah paling nggak itu harapanku… Tapi ternyata permainan di Disneyland kebanyakan ditujukan untuk keluarga dan anak-anak mereka, jadi aku tidak menemukan roller coaster yang heboh, tapi aku tetap menikmati hariku sepenuhnya.

Tokyo Disneyland is located in Maihama on the Keiyo Line. In order to get there, firstly you have to get to Tokyo Station either by JR Yamanote line or Marunouchi Line (subway), and then from there change train to Keiyo Line. Getting lost is not a big problem in big station like Tokyo, because most of the staff speak English, however communication in English might be a problem in smaller stations, usually the ones without connecting lines to the airport.
Tokyo Disneyland terletak di Maihama lewat jalur Keiyo. Untuk menuju ke situ, pertama-tama kamu harus ke stasiun Tokyo dulu lewat jalur JR Yamanote atau jalur Marunouchi (kereta bawah tanah), dan kemudian dari situ pindah ke jalur Keiyo. Kalau kesasar tenang saja karena biasanya di stasiun besar seperti Tokyo banyak pekerja nya yang berbahasa Inggris, tetapi komunikasi dalam Bahasa Inggris akan menjadi sedikit masalah di stasiun yang lebih kecil, biasanya yang tidak mempunyai jalur lanjutan ke bandar udara.

Entrance to Disneyland. Even though it’s not even summer yet, that day somehow the weather was a bit hot, and the sun was shining quite brightly. I totally had the wrong outfit on (thick waterproof winter jacket and turtle neck). Fortunately they come handy later (keep reading).
Pintu masuk ke Disneyland. Walaupun musim panas belum tiba, tetapi hari itu cuacanya agak panas, dan matahari bersinar cukup terang. Aku benar-benar salah kostum (jaket tebal waterproof untuk winter dan turtle neck). Untung pada akhirnya mereka berguna juga (baca terus ke bawah).


The majority of people who go to Disneyland are: families with their little kids, tourists (like us), and young Japanese couples (teens – young adults). I rarely saw parents with their teenager children – I don’t know why. Probably the teens prefer to go with their friends or boy/girlfriend and the parents prefer to stay at home enjoying the weekend off work… I even don’t see parents going out with their children (teens) on the streets much. Maybe I need to pay a little more attention? I think family time is very important, after all they are people who know us best (the good and bad) and still love us anyway – well at least that’s what I think, feel free to differ.
Kebanyakan orang yang pergi ke Disneyland adalah: keluarga dengan anak-anak nya yang kecil (balita), turis (seperti kami), dan pasangan muda Jepang (remaja – remaja tua). Aku jarang sekali melihat orang tua pergi dengan anaknya yang sudah remaja – aku tidak tau kenapa. Mungkin remaja lebih senang pergi dengan teman-teman mereka atau kekasihnya dan orang tua lebih senang tinggal di rumah menikmati akhir pekan tanpa beban kerja… Aku bahkan jarang melihat orang tua yang jalan-jalan bersama anak-anaknya yang remaja di jalan. Mungkin aku perlu memperhatikan lebih cermat lagi? Menurutku waktu bersama keluarga sangat penting, karena merekalah orang yang mengerti kita betul-betul (baik dan jelek) dan tetap menyayangi kita apa adanya – itu yang aku pikir sih, silahkan berpendapat lain.



You’ll be greeted by so many famous Disney characters by the entrance. This is obviously Minnie Mouse, more greeters below!
Kamu akan disambut oleh banyak karakter terkenal Disney di pintu masuk. Yang ini pastinya adalah Minnie Mouse, penyambut lain ada di bawah!



I don’t know who he is, care to fill the blank?
Aku tidak tau ini siapa, ada yang mau membantu?



The main entrance area to the land.
Area utama menuju Disneyland.

What a grand main entrance.
Pintu masuk yang sangat mewah.

An alley right after the entrance. The shops are directly located on your sides, luckily I am not a hardcore Disney fan so I didn’t buy a single souvenir :p phew. Saved me A LOT of money, these shops are literally EVERYWHERE. Don’t say I haven’t warned you!
Lorong setelah pintu masuk. Akan ada banyak toko-toko di sampingmu, untungnya aku bukan fan berat Disney jadi aku pada akhirnya tidak membeli oleh-oleh apapun :p phew. Lumayan ngirit banyak! Toko-toko ini benar-benar ada di mana-mana! Jangan bilang aku belum memperingatimu lho!

I love all the signage they put up for each shop, they are very vintage-ish and circus-ish looking. How can I not love them? I feel like strolling down old London streets… More signage below.
Aku suka signage yang menandai setiap toko, mereka kelihatan sangat vintage dan sirkus banget. Bagaimana mungkin aku nggak suka? Aku merasa seperti sedang berjalan di jalan-jalan tua London… Signage lain di bawah.




Aha! Guess which one I pick?
Hayo tebak aku pilih yang mana?

Sweet Bean Mike for sure! Look how cute he is! Too bad I had to decapitate him. Wait, he always appears decapitated anyway. If you can imagine Mike’s green, that’s exactly the colour of this sweet bean and it was delicious. Though not worth the price, ¥300! Around U$3.50, and you can literally put the whole thing in your mouth in one go.
Sweet Bean Mike tentunya! Lihat seberapa lucunya dia! Sayangnya harus aku pancung dia. Eh tunggu, tapi kan dia memang selalu muncul terpancung. Kalau kamu bisa membayangkan warna hijaunya Mike, ya itu warna yang sama persis dengan Sweet Bean ini dan enak sekali! Walaupun harganya terlalu mahal, ¥300! (kira-kira Rp. 30,000!) dan kamu benar-benar bisa menghabiskannya dengan sekali lahap!


Lol, there was a woman sitting sleeping on the box, and my friend thought she was a character dressed as the Wicked Witch guarding the building behind her – I can’t blame my friend, she certainly looks like one.
Haha, ada ibu-ibu yang sedang duduk tertidur di kotak di atas, dan temanku kira dia adalah karakter Wicked Witch yang menjaga bangunan di belakangnya – aku setuju dengan temanku sih, dia memang terlihat seperti Wicked Witch.


I’m glad I put my sneakers on that day – my feet couldn’t have held me the whole day with sandals/open ended shoes, more less stilettos!
Aku lega aku pakai sepatu kets hari itu – pasti kakiku tidak akan bisa menopangku sepanjang hari hanya dengan sandal, sepatu terbuka, apalagi hak tinggi!


Interior of one of the so-many souvenir shops.
Interior dari salah satu toko suvenir.

Mickey in complete armor. Not very cheap I can say… I don’t remember exactly how much it was though.
Mickey dalam baju zirah. Harganya tidak begitu murah aku harus bilang… Tapi aku tidak begitu ingat tepatnya berapa.

Stitch loves sushi! *grraaww!*
Stitch cinta sushi! *grrauukk!*







What a Small World ride. You know the song “what a small world afterall… what a small world afterall…” right? Yes this is the one and that song will loop throughout the ride.
Mainan What a Small World. Kamu tau lagu “what a small world afterall… what a small world afterall…” kan? Ada versi Bahasa Indonesianya yang berbunyi, “dunia kita penuh manusia, bermacam bangsa dan bahasanya. Alangkah indahnya jikalau mereka hidup rukun bahagai. Hidup rukun bahagia… Hidup rukun bahagia… Hidup rukun bahagia… untuk slamanya.” Ya lagu itu akan dimainkan berulang-ulang kali sepanjang atraksi ini.


The interior of “What a Small World” ride.
Interior dari atraksi “What a Small World”.

Parking lots for prams for those who are bringing their babies to the rides.
Tempat parkir untuk kereta bayi untuk mereka-mereka yang mau membawa bayinya ikut ke atraksi.


Toilet signage for Boys and Girls.
Tanda toilet untuk Pria dan Wanita.

One of the other things I found really nice about Disneyland is they really put their effort into creating a “magical” and Disney-like atmosphere. All the little shopping stalls you’ll find there have been uniquely built.
Salah satu hal yang menurut aku sangat bagus dari Disneyland adalah mereka benar-benar mencurahkan seluruh niat mereka untuk menciptakan suasananya yang “gaib” dan Disney banget. Semua warung-warung kecil yang akan kamu temukan di sana telah dibangun dengan sangat uniknya.


The Queen of Hearts restaurant is located just beside the What a Small World ride.
Restoran The Queen of Hearts terletak persis di sebelah atraksi What a Small World.

The parade during the day around 2PM. I found many characters played by foreigners.
Parade saat siang kira-kira jam 2 siang. Aku melihat banyak karakternya dimainkan oleh orang asing.

The restaurant where I had my late lunch break at. I recommend to try their curry! Well maybe because I seldom eat curries, so I found theirs quite a nice treat to my tongue and empty tummy from too much walking in the sunshine.
Restoran di mana aku makan makan siangku. Aku merekomenkan kari mereka untuk dicoba! Yah mungkin karena aku jarang sekali makan kari, jadi lidahku sangat suka begitu diberi kari, apalagi perutku yang kosong yang sudah seharian jalan-jalan di bawah terik sinar matahari.

One of the rides I didn’t manage to try, really really really wanted to try it though – it looks really “violent”. Too bad we were running out of time, it was almost 7PM already that time and the night parade was about to start.
Salah satu atraksi yang aku tak sempat coba, padahal aku benar-benar ingin mencobanya – keliatannya sangat “keras”. Sayangnya kita sudah kehabisan waktu, saat itu sudah hampir jam 7 malam dan parade malam sudah hampir dimulai.

All rides I did have this sign at the start of the queue line – I think you can guess what it means. And yes, you saw it right, 100 minutes. Though I think it’s a “worst-case” estimation, none of the rides I did required me to wait this long. The longest I had to wait was an hour, well it’s still long but better, and you can sleep while waiting too :p (lots of people did that), even my friend had to squat down the floor and napped a while, while waiting for the line to move forward.
Semua atraksi yang aku kunjungi mempunyai tanda ini di awal baris antriannya – aku yakin kamu sudah bisa menebak apa artinya kan. Dan kamu nggak salah lihat kok, itu memang 100 menit. Tapi aku rasa itu hanya perkiraan “worst-case” saja, atraksi yang aku sudah coba tidak ada yang mengharuskan aku untuk menunggu sebegitu lamanya. Waktu terlama untuk menunggu yang aku alami adalah satu jam, yah tetap lama sih tapi tidak terlalu lama, dan paling tidak kamu bisa tidur sambil menunggu :p (banyak lho yang seperti itu), bahkan temanku jongkok di lantai dan tidur sebentar sembari menunggu barisan antrian untuk maju.

Queuing up for my last ride that day, the water splash one. Definitely worth a try, one of the very few nerve-wrecking rides in the whole lot. But be prepared to get a bit wet! Luckily I had my waterproof thick winter jacket with me that day – just perfect for the occasion!
Mengantri untuk atraksi terakhir hari itu, yang banyak melibatkan air. Benar-benar patut dicoba, salah satu atraksi yang bikin kamu “keter-keter” ketakutan. Tapi siap-siap untuk basah ya! Untungnya aku sudah bawa jaket tahan airku hari itu – cocok sekali untuk atraksi ini!

The map, just like all Disneyland maps, it’s so colourful! This one is in Japanese, plastered to the wall beside my study desk so I can practice reading Katakana as all the rides are English-named. Not that I navigated around Disneyland using Japanese map, had the English one with me of course! Which by the way is already as crumpled as any steamed vegetable.
Map Disneyland, seperti map-map Disneyland lainnya, sangat warna-warni! Yang ini dalam Bahasa Jepang, aku tempel di tembok sebelah meja belajarku jadi aku bisa latihan membaca Katakana karena semua atraksi di Disneyland ternama dalam Bahasa Inggris. Tapi aku tidak menggunakan map ini saat di Disneyland, tentunya aku pakai yang Bahasa Inggris! Yang omong-omong sekarang sudah kusut dan kusam seperti sayur asin.

Tidak ada komentar: