Sun May 4, 2014 7:28 am (PDT) . Posted by:
Keren Sdr Dwika.
Terima kasih atas sharingnya.
Salam bahagia,
Antariksa
On Sunday, May 4, 2014 6:32 PM, Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com> wrote:
Anda membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya.Anehnya,
begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Anda
merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang lain yang
memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda miliki. Anda
kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan
Anda tidak akan pernah bahagia.
I Deliver Happiness,
Dwika
Tiga kunci Hidup Bahagia
Oleh: Arvan Pradiansyah
Apakah
rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang yang mengidentikkan
kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita, seperti
harta benda yang kita miliki. Apakah Anda akan berbahagia jika mempunyai
rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan
hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik? Mungkin Anda akan
mengatakan ”ya.” Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama.
Kebahagiaan
yang disebabkan hal-hal di luar kita adalah kebahagiaan semu.
Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang
tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli mobil mewah, handphone yang
canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya.
Anehnya,
begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Anda
merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang lain yang
memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda miliki. Anda
kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan
Anda tidak akan pernah bahagia.
Budha
Gautama pernah mengatakan, ”Keinginan- keinginan yang ada pada
manusia-lah yang seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan. ” Ia
benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Anda tidak perlu
memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah Anda
putuskan dari awal.
Coba
katakan pada diri Anda sendiri, ”Saya sudah memilih untuk bahagia
apapun yang akan terjadi.” Anda akan merasa bahagia walaupun tidak
memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai
dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu karena Anda tidak
menempatkan kebahagiaan Anda disana.
Kebahagiaan
yang hakiki terletak di dalam diri Anda sendiri. Inti kebahagiaan ada
pada pikiran Anda. Ubahlah cara Anda berpikir dan Anda akan segera
mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin.
Ada
tiga pikiran yang perlu senantiasa Anda tumbuhkan. Saya mendapatkan
gagasan mengenai tiga kunci kebahagiaan ini setelah merenungkan arti
tasbih, tahmid dan takbir yang kita ucapkan tiap hari tapi
sering tanpa makna yang mendalam. Saya kira ajaran seperti ini bukan
hanya kita temukan dalam Islam saja, tetapi juga dalam ajaran agama yang
lain.
Kunci
pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba renungkan kata
subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat
kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada
ketidaksempurnaanny a. Dengan memahami konsep ini, hati Anda akan selalu
terbuka untuk memaafkan orang lain.
Seorang
dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar
masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari
ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan
sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan
satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan!
Kunci
kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang
bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam
situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan
kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap
kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah.
Seminggu
kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan
kuda liar.
Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di desanya
berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata,
alhamdulillah.
Tak
lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang
berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya.
Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya
mengatakan, alhamdulillah. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke
desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda
diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah.
Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah.
Cerita
itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa
yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang
kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu
dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia
hadapi.
Kunci
ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil. Coba
renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa hanya Tuhanlah
yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari
sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan
tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang.
Penelitian
mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan
penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai,
kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah
Anda anggap sebagai hal yang ”agak besar.” Tapi, bukankah hal-hal ini
hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu?
Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup
sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil.