Summary:
LTE will not become mature enough for commercial operations until 2015 at the earliest, and WiMAX will witness continued good prospects in the global market. regards, Dwika ============================================== Russia WiMAX operator Yota barred from LTE, says regulator
Reports from within Russia indicate that Yota, a Russian WiMAX operator, may not be able to offer LTE services under its existing licence.
Despite many reports that Yota was planning to provide LTE coverage to 15 Russian cities by the end of 2011, the Russian telecoms regulator Roskomnadzor is believed to have said that Yota's licence was issued for the provision of WiMAX services only. However, Igor Torgov, MD of Scartel--and owner of Yota--told a local news agency that the licence did not include an exact definition of the permitted technology.
Yota had stated that it intended to spend US$100 million this year on the rollout of LTE networks in five Russian cities, with total investment expected to reach USD$2 billion. The company is also thought to have ordered 1,000 LTE base stations from unnamed suppliers.
As speculation increases over the long-term future of WiMAX, the market research firm Wiseharbor has stated that it believes the technology will become increasingly marginalised by LTE over the coming years. The company maintains that, while WiMAX has made significant commercial progress by occupying the cheaper unpaired spectrum, TD-LTE will eclipse WiMAX by prevailing in the use of unpaired spectrum as well as the paired spectrum already employed commercially by LTE.
However, long-standing supporter of WiMAX, Intel, has stated that LTE will not become mature enough for commercial operations until 2015 at the earliest, and WiMAX will witness continued good prospects in the global market.
Intel's architecture group VP and WiMAX program office general manager, Sriram Viswanathan, did hedge this viewpoint by indicating an interest in developing handset chipsets for 3G and LTE, as well as WiMAX. He also reaffirmed the commitment made in 2008 with the Taiwanese government to jointly boost their WiMAX system integration joint venture.
|
Senin, 18 Maret 2013
LTE 2015
WiMax Indonesia
| ||||||||
Ada berita Wimax dari Pak Gunawan - Dosen Elektro di
harian Bisnis Indonesia. Opini WiMax Indonesia, kebijakan setengah hati Web link: http://www.bisnis.com/servlet/page? _pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vn\ w_lang_id=2&ptopik=A57&cdate=06-NOV-2006&inw_id=482832 WiMax Indonesia, kebijakan setengah hati Beberapa waktu lalu pemerintah melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah menetapkan frekuensi 2,3 GHz sebagai alokasi frekuensi world interoperability for microwave access (WiMax). WiMax adalah satu jenis teknologi broadband wireless access (BWA) untuk data kecepatan tinggi. WiMax memiliki kecepatan transfer data hingga 70 Mbps dan jarak jangkauan hingga 50 km. Dinyatakan pula pada tahap awal akan diterapkan untuk layanan fixed dengan teknologi IEEE 802.16d. Seperti diketahui bahwa WiMax dengan standar IEEE 802.16 terdiri atas 802.16a/d revisi untuk fixed, 802.16e untuk mobilitas terbatas (nomadic), dan 802.20 untuk mobilitas yang penuh. Menurut BRTI, pada Desember 2006 ini akan dilakukan tender WiMax, sehingga pada 2007 akan ada layanan komunikasi data berbasis WiMax. Alokasi frekuensi WiMax ini, menurut BRTI, akan diberlakukan frequency lisencing dengan teknologi netral. Artinya, bila suatu operator telah mendapatkan frekuensi lisensi 2,3 GHz untuk fixed WiMax maka ketika mobile WiMax masuk, operator yang bersangkutan secara otomatis dapat menggelar mobile WiMax tanpa meminta lisensi ke pemerintah. Pemerintah menargetkan sasaran penerapan WiMax adalah daerah rural sebagai pelengkap layanan generasi ketiga 3G yang telah ada (Bisnis, 28 September 2006). Adalah tugas pemerintah untuk memperbesar pemerataan akses informasi hingga masyarakat pedesaan dan solusi dengan fixed WiMax adalah langkah yang patut dipuji. Tetapi bahwa layanan fixed WiMax untuk pelengkap layanan 3G adalah dua hal yang berbeda. Keputusan berani Seperti diketahui bahwa WiMax adalah akses komunikasi data kecepatan tinggi sedangkan 3G adalah teknologi selular berbasis suara yang memiliki kemampuan untuk komunikasi data. 3G digelar oleh operator besar di kota-kota besar, sehingga dengan pernyataan bahwa WiMax untuk pelengkap 3G apakah suatu pertanda bahwa WiMax hanya untuk operator seluler pemilik 3G? Keputusan pemerintah mengalokasikan frekuensi 2,3 GHz untuk WiMax memang dinilai sangat berani karena sebagian besar negara lain di dunia menetapkan layanan fixed WiMax dengan standar 802.16d pada 3,5 GHz atau 3,3 GHz, bukan pada 2,3 GHz seperti Indonesia. Negara yang menetapkan frekuensi 2,3 GHz untuk WiMax adalah Korea Selatan dengan produk wireless broadband access yang dikenal dengan WiBro, tetapi WiBro ini belum tersertifikasi sebagai WiMax. Menurut WiMax Forum, standar 802.16e diperkirakan baru akan ada di pasaran pada awal 2008. Selain itu untuk standar 802.16d, menurut WiMax Forum, dialokasikan pada frekuensi 3,3 GHz atau 3,5 GHz. Pertanyaannya, akan efektifkah keputusan pemerintah menetapkan fixed WiMax pada 2,3 GHz untuk tahap awalnya? Ada pendapat yang meragukan efektifitas keputusan pemerintah ini karena hanya ada satu vendor yang mendukungnya dan itupun belum mendapatkan sertifikasi WiMax. Bila hanya ada satu vendor dikhawatirkan interoperabilitas perangkat WiMax tidak akan terjadi. Justru monopoli yang terjadi. Keputusan regulator tersebut akan efektif apabila didukung oleh kemampuan industri telekomunikasi dalam negeri yang andal untuk mendukung pengadaan perangkatnya. Tapi, tampaknya industri dalam negeri belum siap mendukungnya sekaligus meraih peluang bisnis penggelaran WiMax. Masalah lain yang perlu diantisipasi oleh pemerintah adalah memindahkan pengguna microwave dan pengguna lainnya dari frekuensi 2,3 GHz. Pengalaman menunjukkan memindahkan pengguna dari suatu alokasi frekuensi tertentu tidak mudah. Mengapa tidak dialokasikan pada 3,3 GHz atau 3,5 GHz? Tampaknya pemerintah 'menafikkan' frekuensi 3,5 GHz untuk BWA (dibaca WiMax), karena penyelenggara BWA pada 3,5 GHz yang ada sekarang pun akan dimigrasikan ke frekuensi 3,3 GHz. Sementara frekuensi 3,5 GHz akan sepenuhnya dialokasikan untuk extended C teknologi satelit. Ini berarti, pemerintah harus mencabut Keputusan Dirjen No. 119/ 2000 tentang Penggunaan bersama (sharing) pada pita frekuensi 3,4 - 3,7 GHz oleh Dinas Tetap (WLL Data) dan Dinas Tetap Satelit. Dengan SK Dirjen tersebut memungkinkan pemakaian bersama untuk BWA dan satelit pada beberapa kanal frekuensi yang telah disepekati. Tidak mudah Migrasi 3,5 GHz ke 3,3 GHz diperkirakan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dicermati a.l apakah alokasi frekuensi yang tersedia pada 3,3 GHz mencukupi untuk operator BWA 3,5 GHz yang ada, apakah tersedia perangkat BWA 3,3 GHz, dan menjadi tanggung jawab siapa migrasi ini? Bila 3,5 GHz dialokasikan oleh pemerintah untuk extended C band satelit, pemerintah harus memiliki program yang jelas terhadap peruntukan bisnisnya. Jangan sampai extended C band yang dialokasikan sebesar 300 MHz tidak dapat memanfaatkan alokasi frekuensinya secara efektif dan efisien. Seandainya unified modern frequency lisencing diberlakukan untuk semua frekuensi serta dengan alasan untuk efisiensi utilisasi frekuensi yang diterima, apakah operator satelit akan diperkenankan untuk menggelar layanan WiMax, karena perangkatnya telah tersedia di pasaran dan harganya relatif murah? Itulah sebabnya bila di masa depan diperkenankan penggelaran WiMax oleh operator satelit, alangkah baiknya sejak sekarang dikaji secara mendalam tentang pemakaian bersama frekuensi 3,5 GHz tersebut. Terlihat bahwa regulator dalam menetapkan alokasi frekuensi untuk WiMax dapat dikatakan setengah hati. Penataan di satu pihak menimbulkan masalah di pihak lain. Selain itu keputusan tersebut masih merupakan kesimpulan awal yang belum lengkap. Seharusnya ada kajian yang menyeluruh dan komprehensif untuk pita frekuensi BWA dengan memerhatikan semua stakeholder. Semoga keberanian regulator menetapkan alokasi 2,3 GHz untuk WiMax bukan karena ingin berbeda dan tidak ingin dikendalikan oleh vendor WiMax, tetapi diputuskan dengan perhitungan yang matang dan untuk kepentingan bersama. Oleh Dr. Gunawan Wibisono Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik UI ============================ wass, Dwika |
Kepuasan Sejati
| ||||||||
|
Ethernet copper up 6 km, bandwidth up to 44Mbps
pak dwika, mohon bisa di terangkan lebih lanjut tentang pemakaian alat
tersebut dan sistem kerjanya bagaimana. atau ada link referensi yang bisa di baca-baca? salam, masjamal http://masjamal.blogdetik.com --- In IndoWLI@yahoogroups.com, "Dwika" <dwikasudrajat@...> wrote: > > Teman-teman anggota IndoWLI, > > Saya Dwika dari PT ATI mau memperkenalkan produk. > > Mungkin berguna buat teman IndoWLI. > Alat tersebut adalah Mid-Ethernet mengalirkan data 44Mbps simetris > lewat kabel telepon tembaga sampai 6 km. > Teknologinya di atas performance ADSL2+ dan VDSL. > > Kalau memerlukannya bisa kontak email saya dwikasudrajat@... > Kita punya stock. > > Salam, > Dwika > Buniness Development Manager |
Menjalani pekerjaan
Hikmah, temenan sama Dwika ya?
Bnyk forward-an dr dia. Kbtln tmn kuliah dulu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
From: hikmah_2004@...
Date: Sun, 17 Jan 2010 14:08:10 +0000
To: Smp 4 Angk83<smp4perwira83@yahoogroups.com>
Subject: [smp4perwira83] Menjalani pekerjaan
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
From: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@
Date: Mon, 4 Jan 2010 14:29:26 -0800 (PST)
To: IME<ime-alumni@yahoogro
Subject: [alumni_bppn] Menjalani pekerjaan
summary:
Ketika motivasi Anda hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan Anda itu tidak memberi Anda banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika pilihan Anda diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang. salam, Dwika ============ Makna Belajar Bagi Orang Dewasa Oleh : Ubaydillah, AN “Untuk apa sekolah tinggi, toh akhirnya sama saja, bingung ke mana mencari pekerjaan yang cocok. Ijazah akademik tidak memberi jaminan identitas yang segagah gelarnya. Bahkan sudah tidak lagi bisa dihitung dengan jari jumlah kawan sesama sopir taksi yang bergelar sarjana. Bukankah hidup itu yang paling pokok adalah memiliki sumber penghasilan yang cukup untuk menutup pengeluaran dan sisanya ditabung buat warisan, benarkan Pak?†Begitulah perkataan yang pernah diucapkan oleh seorang sopir taksi dalam suatu pembicaraan santai. Logika dan pertanyaan pembenar sopir taksi itu bisa dijawab benar dan tidak benar. Kenyataan membuktikan semakin banyak jumlah kaum akademik yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu atau gelarnya. Artinya ia menjalani pekerjaan yang semestinya tidak harus dilakukan setelah ia menyandang gelar akademik kebanggaannya. Ambillah contoh jika seorang sarjana pendidikan harus menjadi pedagang es keliling atau seorang sarjana hukum ‘mencari’ makan dengan menjadi pedagang beras kaki lima. Atau sarjana ekonomi menjadi seorang sopir taksi. Tidak terdapat bentuk pelanggaran undang-undang apapun jika SPd menjadi penjual es keliling, jika SH menjadi penjual beras kaki lima, atau SE menjadi sopir taksi. Mengapa? Banyak alasan yang mendukungnya, antara lain: 1)mencari pekerjaan sama sulitnya dengan menahan godaan untuk mendapatkan tiket surga; 2)hukumnya halal secara juridis; 3)kebutuhan harian sesaat (short term survival) yang tidak bisa ditunda; 4)pandangan lingkungan yang miring jika sarjana nongkrong di rumah. Dan masih banyak lagi alasan lainnya.Menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin akademik memang sudah menjadi bentuk pemakluman bersama. Persoalan akan muncul ketika pekerjaan tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kecil dari motivasi bekerja, misalnya uang saja atau hanya bebas dari asumsi lingkungan yang tidak-tidak. Di sisi lain, menjadi pengalaman kesyukuran hidup ketika ketidakcocokan tersebut membawa anda ke dalam keadaan yang sesungguhnya menjadi kemujuran tak disengaja. Sudah menerima gaji tinggi, simbol status sosial membanggakan, kemudian seluruh potensi mendapat tempat pemberdayaan secara optimal, meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan latar belakang akademik anda.Permasalahan timbul ketika individu yang melakoni pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang akademiknya dengan motif keterpaksaan semata dalam upaya menghindar tekanan eksternal. Keterpaksaan inilah letak kesalahan yang sebenarnya, bukan bidang atau job title tertentu. Mengapa? Ketika motivasinya hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan itu tidak memberinya banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika pilihan diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang. Definisi Belajar Salah satu iklan produk terkenal yang anda lihat kira-kira berbunyi, “Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihanâ€. Anda pasti sudah memahami maksud tersiratnya. Tanpa harus anda ciptakan, masa tua akan tiba, tetapi untuk menjadi dewasa anda harus menciptakannya. Bagimana anda menciptakannya? Tidak lain hanyalah belajar dengan basis kehidupan menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan berikutnya. Belajar bagi orang dewasa adalah mencari untuk menemukan sesuatu tentang hidup tidak sebagaimana anak-anak yang hanya menerima dan terkadang masih jauh dari isu-isu kehidupan riilnya. Sejumlah definisi atau konsep yang dikemukakan para ahli tentang definisi belajar bagi orang dewasa bisa anda jadikan rujukan, antara lain: 1.Reg Revans (Penggagas Action Learning) Belajar bagi orang dewasa, menurut Reg Revans (1998) adalah proses menanyakan sesuatu bermula dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang akan dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak lagi valid untuk mengatasi situasi yang sedang terjadi. Dengan kata lain, “Learning is experiencing by exploration and discoveryâ€. 2.Bob Sadino Dalam banyak wawancara yang dikutip oleh sejumlah media cetak, Bob Sadino, seorang pakar di bidang agrobisnis, seringkali melontarkan kata-kata pendek tetapi membutuhkan penjelasan yang tidak cukup dibeberkan dalam satu sessi seminar. Kata-kata itu tidak lain adalah: Cukup lakukan saja! Pernyataan tersebut mengandung makna yang dalam dimana belajar merupakan bentuk transformasi visi ke suatu tindakan lalu berakhir dengan achievement. 3.Charles Handy Dalam bukunya Inside Organization (1999), Charles Handy mengemukakan bahwa siklus belajar orang dewasa diawali dengan mempertanyakan sesuatu dengan kuriositas tinggi; menemukan jawaban-jawaban teoritis; melakukan testing di lapangan; dan terakhir refleksi – sebuah pemahaman mengenai sesuatu yang bekerja dan yang mandul di dalam diri. Thomas Edison, seorang penemu, adalah contoh paling reliable sepanjang zaman. Dikisahkan bahwa secara pendidikan formal akademik, Edison tergolong siswa yang tidak hebat tetapi ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengunjungi perpustakaan publik karena Edison menemukan sesuatu yang lebih bekerja terhadap hidupnya yang ia tidak dapatkan di bangku sekolah.Dengan proses belajar di perpustakaan tersebut Edison menemukan pelajaran tentang relaksasi mental. Meski tidak seorang guru pun yang memahamkannya, tetapi naluri Edison tahu bahwa relaksasi mental lah yang membantunya menciptakan temuan-temuan yang tercatat lebih dari 1000 hak paten hingga ia wafat tahun 1931. 4.Alvin Toffler Penulis buku terkenal ini mendifinisikan belajar sebagai proses mempersiapkan cara atau strategi menghadapi situasi baru. Perangkatnya meliputi pemahaman, aplikasi dari metodologi baru, keahlian, sikap dan nilai. Dari definis-definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar bagi orang dewasa ternyata memiliki berbagai dimensi. Oleh karena itu menjadikan pendidikan (education) sebagai representasi tunggal dari proses belajar tidak jarang meninggalkan warisan mindset yang kurang menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang berkemampuan rata-rata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan birokrasi formal yang memberikan stigma bahwa sekolah adalah escalator tunggal yang mahal harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya dengan kemajuan yang dicapai oleh dunia luar. Akibatnya timbul gap antara pendidikan dengan tuntutan atau kebutuhan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa pengangguran tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya menjadi media yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena makna belajar yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian membebaskan diri dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan. Cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan melakukannya, seperti yang ditulis oleh Rex dan Carolyin Sikes: “We learn about a city from being there, not from a map or guide book. We learned to walk and talk without reading instructions or following recipes. Learning is doing something, then getting rid of the unwanted parasitic movementsâ€. Aplikasi Belajar Merujuk pada sekian pandangan tentang belajar bagi orang dewasa, maka yang perlu anda lakukan adalah menjadikannya sebagai konsep hidup personal yang implementatif berdasarkan situasi dan kondisi yang anda hadapi. Konsep tersebut harus diformulasikan ke dalam pemahaman khusus yang anda rasakan bekerja mengubah hidup dan situasi, seperti yang dialami Edison. Guru anda adalah situasi konkrit yang anda alami dengan materinya berupa tantangan. Inilah makna esensial dari petuah yang sering anda dengar bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan situasi hidup anda oleh karena itu menjadi tidak wajib. Bagaimana anda mendapatkannya? Ikutilah formulasi berikut: 1.Sadari keadaan anda saat ini Terimalah keadaan atau situasi hidup apapun saat ini dengan penuh kesadaran karena kesadaran itu akan menjadi syarat mutlak untuk menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Jika anda menerimanya dengan kepasrahan atau penolakan maka selamanya keadaan atau situasi yang tidak menyenangkan tidak bakal meninggalkan anda. Bahkan lambat laun menciptakan lilitan yang lebih tinggi dari kapasitas anda. Tanpa kesadaran untuk berubah, maka perubahan situasi atau kondisi eksternal hanya memberi anda perubahan dalam waktu singkat dan sisanya anda kembali lagi ke format lama. Bahkan ketika anda naik jabatan mendadak, jabatan tersebut hanya anda rasakan kenikmatannya sebentar lalu anda lupa rasanya. 2.Pahami proses Salah satu pertanda inti dari orang dewasa adalah pemahamannya terhadap bagaimana dunia konkritnya bekerja. Dengan memahami bagaimana sesuatu bekerja menurut hukum alamnya, maka akan membuat anda menjadi bijak menjalani hidup. Tidak lagi berpikir dengan mood atau menerjang kaidah-kaidah hidup yang benar. Di samping itu, pemahaman tersebut akan menyalurkan energi positif ketika proses sedang anda jalani. Di sinilah yang membedakan apakah anda merasakan tantangan sebagai proses untuk dinikmati atau proses yang anda rasakan dengan kepedihan. 3.Kemana anda akan melangkah Setiap pekerjaan yang anda lakukan, setiap bidang yang anda geluti, setiap profesi yang anda sandang sebenarnya sudah diciptakan tangga kastanya di dalam. Termasuk seperti yang di alami kawan sopir taksi di atas. Ia boleh menjadi sopir , pedagang beras kaki lima, penjual es keliling selamanya meskipun tetap terbuka lebar peluang untuk menjadi manajer atau direktur bahkan pemegang saham di suatu perusahaan. Tangga kasta itulah yang menjadi simbol status anda. Dengan aplikasi prinsip belajar, maka hidup adalah realisasi gagasan, bukan lagi intimidasi orang atau keadaan. Tetaplah berjuang untuk hidup dengan imajinasi anda bukan hidup di dalam sejarah masa lalu atau jebakan realitas sementara. Dengan memahami makna belajar diharapkan anda dapat menjalani hidup anda dengan penuh sukacita dan tidak didasarkan atas unsur keterpaksaan dan kepasrahan. Terlepas apapun profesi yang anda geluti, baik yang sesuai dengan latar belakang akademik maupun tidak, kesuksesan anda akan sangat tergantung pada bagaimana anda memahami hal tersebut sebagai suatu proses belajar. Semoga berguna. |
Apa yang Anda Lakukan
| ||||||||
FYI...
---------- Pesan terusan ----------
Dari: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@...> Tanggal: 17 Februari 2010 17:54 Subjek: [alumni_ftui] Apa yang Anda Lakukan Ke: IME <ime-alumni@yahoogroups.com>
Untuk....
Dwika Sudrajat - Temanku yang baik hati! Tidaklah penting berapa lama kita hidup! Satu hari, atau seratus tahun...Hal yang benar-benar penting adalah APA yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain! Anne Ahira --------------------------- Main Article : --------------------------- Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah? Ditulis oleh: Anne Ahira "The difference between a successful person and others is in a lack of will" ~ Vince Lombardi, Football Coach Dwika, kebanyakan manusia cukup puas hanya dengan... Lahir- Hidup - dan lalu meninggal. Hingga akhirnya yang tertinggal hanya tiga baris di batu nisannya : Si X, lahir tanggal sekian, dan meninggal tanggal sekian! Inginkah Dwika menjalani hidup apa adanya seperti itu? Seperti apa Dwika mengukir sejarah? Ada 3 hal yang bisa membedakan Dwika dengan kebanyakan orang dalam mengukir sejarah, yaitu... Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan. 1. Kemauan Kemauan menjadi kata kunci yang paling penting dalam menentukan sejarah hidup Dwika. Dwika mau menjadi apa? Seperti apa? dan di mana? Tentunya hanya Dwika yang paling mengetahuinya! Cobalah catat semuanya. Baik itu melalui memori, diary, atau melalui selembar kertas sekali pun! Dwika pasti punya kemauan! Jangan pernah katakan Dwika tidak punya kemauan. Hidup itu terlalu pendek untuk disia-siakan. 2. Keilmuan Percaya, segala sesuatu itu pasti ada ilmunya! Jika Dwika punya kemauan dan memiliki ilmunya, maka segala usaha akan tercapai dengan lebih baik. Itu sebabnya Dwika harus mau belajar dan belajar. Dwika bisa belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar, mengenal, memahami, dan mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan Dwika, begitu juga bagi orang lain. Dan satu lagi.... 3. Kesempatan Jika kemauan ada, keilmuan ada, maka tinggal kesempatanlah yang memutuskan apakah Dwika bisa mengukir sejarah dengan baik atau tidak. Kesempatan ini bisa datang dari mana saja, tergantung kecekatan Dwika dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada. Kita tahu, seringkali kesempatan itu hadir, tapi kita tidak mampu memanfaatkannya dengan benar, karena keilmuannya kurang, meski keinginan kita itu sebenarnya sudah besar. Jika ini terjadi, tidak jarang orang menyesal dan kadang menjadi berfikir bahwa nasib selalu tidak berpihak padanya. Sebenarnya tidak demikian Dwika! Dia hanya tidak tahu bagaimana cara menyatukan 3K! Yaitu... Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan! Nah, sekarang Dwika tahu, apa yang harus dilakukan untuk bisa mengukir sejarah dengan baik dalam hidup Dwika! Padukan antara kemauan, keilmuan dan kesempatan. Jika kemauan sudah ada, keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu sebenarnya bisa dicari dan diupayakan! Dan percaya... ketika ketiga unsur ini berpadu dalam hidup Dwika, maka sejarah kebesaran tentang Dwika telah dimulai. :-) Selamat mencoba! |