Senin, 18 Maret 2013

Menjalani pekerjaan

Re: [smp4perwira83] Menjalani pekerjaan< Prev  Next > 
Posted By: Mon Jan 18, 2010 3:21 am  |
Hikmah, temenan sama Dwika ya?
Bnyk forward-an dr dia. Kbtln tmn kuliah dulu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: hikmah_2004@...
Date: Sun, 17 Jan 2010 14:08:10 +0000
To: Smp 4 Angk83<smp4perwira83@yahoogroups.com>
Subject: [smp4perwira83] Menjalani pekerjaan

 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com>
Date: Mon, 4 Jan 2010 14:29:26 -0800 (PST)
To: IME<ime-alumni@yahoogroups.com>
Subject: [alumni_bppn] Menjalani pekerjaan

 
summary:
Ketika motivasi Anda hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa
pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan
kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan Anda itu tidak memberi Anda
banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika
pilihan Anda diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang.
salam,
Dwika

=========================
Makna Belajar Bagi Orang Dewasa
Oleh : Ubaydillah, AN

“Untuk apa sekolah tinggi, toh akhirnya sama saja, bingung ke mana mencari
pekerjaan yang cocok. Ijazah akademik tidak memberi jaminan identitas
yang segagah gelarnya. Bahkan sudah tidak lagi bisa dihitung dengan
jari jumlah kawan sesama sopir taksi yang bergelar sarjana. Bukankah
hidup itu yang paling pokok adalah memiliki sumber penghasilan yang
cukup untuk menutup pengeluaran dan sisanya ditabung buat warisan,
benarkan Pak?” Begitulah perkataan yang pernah diucapkan oleh seorang
sopir taksi dalam suatu pembicaraan santai.
Logika dan pertanyaan pembenar sopir taksi itu bisa
dijawab benar dan tidak benar.

Kenyataan membuktikan semakin banyak jumlah kaum akademik
yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu atau gelarnya.
Artinya ia menjalani pekerjaan yang semestinya tidak harus dilakukan setelah ia
menyandang gelar akademik kebanggaannya. Ambillah contoh jika seorang
sarjana pendidikan harus menjadi pedagang es keliling atau seorang
sarjana hukum ‘mencari’ makan dengan menjadi pedagang beras kaki lima.
Atau sarjana ekonomi menjadi seorang sopir taksi. Tidak terdapat bentuk
pelanggaran undang-undang apapun jika SPd menjadi penjual es keliling,
jika SH menjadi penjual beras kaki lima, atau SE menjadi sopir taksi.

Mengapa? Banyak alasan yang mendukungnya, antara lain:
1)mencari pekerjaan sama sulitnya dengan menahan godaan untuk mendapatkan tiket surga;
2)hukumnya halal secara juridis;
3)kebutuhan harian sesaat (short term survival) yang tidak bisa ditunda;
4)pandangan lingkungan yang miring jika sarjana nongkrong di rumah.

Dan masih banyak lagi alasan lainnya.Menjalani
pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin akademik memang sudah
menjadi bentuk pemakluman bersama. Persoalan akan muncul ketika
pekerjaan tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kecil dari motivasi
bekerja, misalnya uang saja atau hanya bebas dari asumsi lingkungan
yang tidak-tidak. Di sisi lain, menjadi pengalaman kesyukuran hidup
ketika ketidakcocokan tersebut membawa anda ke dalam keadaan yang
sesungguhnya menjadi kemujuran tak disengaja. Sudah menerima gaji
tinggi, simbol status sosial membanggakan, kemudian seluruh potensi
mendapat tempat pemberdayaan secara optimal, meskipun pekerjaan itu
tidak sesuai dengan latar belakang akademik anda.Permasalahan
timbul ketika individu yang melakoni pekerjaan yang tidak sesuai latar
belakang akademiknya dengan motif keterpaksaan semata dalam upaya
menghindar tekanan eksternal. Keterpaksaan inilah letak kesalahan yang
sebenarnya, bukan bidang atau job title tertentu. Mengapa?

Ketika motivasinya hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa
pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan
kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan itu tidak memberinya
banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika
pilihan diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang.

Definisi Belajar
Salah satu iklan produk terkenal yang anda lihat kira-kira berbunyi, “Menjadi
tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan”. Anda pasti sudah memahami
maksud tersiratnya. Tanpa harus anda ciptakan, masa tua akan tiba,
tetapi untuk menjadi dewasa anda harus menciptakannya. Bagimana anda
menciptakannya? Tidak lain hanyalah belajar dengan basis kehidupan
menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk
belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan
berikutnya. Belajar bagi orang dewasa adalah mencari untuk menemukan
sesuatu tentang hidup tidak sebagaimana anak-anak yang hanya menerima
dan terkadang masih jauh dari isu-isu kehidupan riilnya.

Sejumlah definisi atau konsep yang dikemukakan para ahli tentang definisi
belajar bagi orang dewasa bisa anda jadikan rujukan, antara lain:
1.Reg Revans (Penggagas Action Learning)
Belajar bagi orang dewasa, menurut Reg Revans (1998) adalah proses menanyakan
sesuatu bermula dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang akan
dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak lagi valid untuk
mengatasi situasi yang sedang terjadi.
Dengan kata lain, “Learning is experiencing by exploration and discovery”.
2.Bob Sadino
Dalam banyak wawancara yang dikutip oleh sejumlah media cetak, Bob Sadino,
seorang pakar di bidang agrobisnis, seringkali melontarkan kata-kata
pendek tetapi membutuhkan penjelasan yang tidak cukup dibeberkan dalam
satu sessi seminar. Kata-kata itu tidak lain adalah: Cukup lakukan saja!
Pernyataan tersebut mengandung makna yang dalam dimana belajar
merupakan bentuk transformasi visi ke suatu tindakan lalu berakhir
dengan achievement.
3.Charles Handy
Dalam bukunya Inside Organization (1999),
Charles Handy mengemukakan bahwa siklus belajar orang dewasa
diawali dengan mempertanyakan sesuatu dengan kuriositas tinggi;
menemukan jawaban-jawaban teoritis; melakukan testing di lapangan; dan
terakhir refleksi – sebuah pemahaman mengenai sesuatu yang bekerja dan
yang mandul di dalam diri. Thomas Edison, seorang penemu, adalah contoh
paling reliable sepanjang zaman. Dikisahkan bahwa secara
pendidikan formal akademik, Edison tergolong siswa yang tidak hebat
tetapi ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengunjungi
perpustakaan publik karena Edison menemukan sesuatu yang lebih bekerja
terhadap hidupnya yang ia tidak dapatkan di bangku sekolah.Dengan
proses belajar di perpustakaan tersebut Edison menemukan pelajaran
tentang relaksasi mental. Meski tidak seorang guru pun yang
memahamkannya, tetapi naluri Edison tahu bahwa relaksasi mental lah
yang membantunya menciptakan temuan-temuan yang tercatat lebih dari
1000 hak paten hingga ia wafat tahun 1931.
4.Alvin Toffler
Penulis buku terkenal ini mendifinisikan belajar sebagai proses mempersiapkan
cara atau strategi menghadapi situasi baru. Perangkatnya meliputi
pemahaman, aplikasi dari metodologi baru, keahlian, sikap dan nilai.

Dari definis-definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar bagi
orang dewasa ternyata memiliki berbagai dimensi. Oleh karena itu
menjadikan pendidikan (education) sebagai representasi tunggal dari
proses belajar tidak jarang meninggalkan warisan mindset yang
kurang menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang
berkemampuan rata-rata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan
birokrasi formal yang memberikan stigma bahwa sekolah adalah
escalator tunggal yang mahal harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya
dengan kemajuan yang dicapai oleh dunia luar.

Akibatnya timbul gap antara pendidikan dengan tuntutan atau kebutuhan yang ada di
masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa pengangguran
tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya menjadi media
yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena makna belajar
yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian membebaskan diri
dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan. Cara terbaik
untuk mempelajari sesuatu adalah dengan melakukannya, seperti yang
ditulis oleh Rex dan Carolyin Sikes: “We learn about a city from
being there, not from a map or guide book. We learned to walk and talk
without reading instructions or following recipes. Learning is doing
something, then getting rid of the unwanted parasitic movements”.

Aplikasi Belajar Merujuk pada sekian pandangan tentang belajar bagi orang dewasa,
maka yang perlu anda lakukan adalah menjadikannya sebagai konsep hidup personal
yang implementatif berdasarkan situasi dan kondisi yang anda hadapi.
Konsep tersebut harus diformulasikan ke dalam pemahaman khusus yang
anda rasakan bekerja mengubah hidup dan situasi, seperti yang dialami
Edison. Guru anda adalah situasi konkrit yang anda alami dengan
materinya berupa tantangan. Inilah makna esensial dari petuah yang
sering anda dengar bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu yang
tidak memiliki relevansi dengan situasi hidup anda oleh karena itu
menjadi tidak wajib. Bagaimana anda mendapatkannya?

Ikutilah formulasi berikut:

1.Sadari keadaan anda saat ini
Terimalah keadaan atau situasi hidup apapun saat ini dengan penuh kesadaran
karena kesadaran itu akan menjadi syarat mutlak untuk menaklukkan
segala tantangan yang menghadang. Jika anda menerimanya dengan
kepasrahan atau penolakan maka selamanya keadaan atau situasi yang
tidak menyenangkan tidak bakal meninggalkan anda. Bahkan lambat laun
menciptakan lilitan yang lebih tinggi dari kapasitas anda. Tanpa
kesadaran untuk berubah, maka perubahan situasi atau kondisi eksternal
hanya memberi anda perubahan dalam waktu singkat dan sisanya anda
kembali lagi ke format lama. Bahkan ketika anda naik jabatan mendadak,
jabatan tersebut hanya anda rasakan kenikmatannya sebentar lalu anda
lupa rasanya.

2.Pahami proses
Salah satu pertanda inti dari orang dewasa adalah pemahamannya terhadap
bagaimana dunia konkritnya bekerja. Dengan memahami bagaimana sesuatu
bekerja menurut hukum alamnya, maka akan membuat anda menjadi bijak
menjalani hidup. Tidak lagi berpikir dengan mood atau
menerjang kaidah-kaidah hidup yang benar. Di samping itu, pemahaman
tersebut akan menyalurkan energi positif ketika proses sedang anda
jalani. Di sinilah yang membedakan apakah anda merasakan tantangan
sebagai proses untuk dinikmati atau proses yang anda rasakan dengan
kepedihan.

3.Kemana anda akan melangkah
Setiap pekerjaan yang anda lakukan, setiap bidang yang anda geluti, setiap
profesi yang anda sandang sebenarnya sudah diciptakan tangga kastanya
di dalam. Termasuk seperti yang di alami kawan sopir taksi di atas. Ia
boleh menjadi sopir , pedagang beras kaki lima, penjual es keliling
selamanya meskipun tetap terbuka lebar peluang untuk menjadi manajer
atau direktur bahkan pemegang saham di suatu perusahaan. Tangga kasta
itulah yang menjadi simbol status anda. Dengan aplikasi prinsip
belajar, maka hidup adalah realisasi gagasan, bukan lagi intimidasi
orang atau keadaan. Tetaplah berjuang untuk hidup dengan imajinasi anda
bukan hidup di dalam sejarah masa lalu atau jebakan realitas sementara.

Dengan memahami makna belajar diharapkan anda dapat menjalani hidup anda
dengan penuh sukacita dan tidak didasarkan atas unsur keterpaksaan dan
kepasrahan. Terlepas apapun profesi yang anda geluti, baik yang sesuai
dengan latar belakang akademik maupun tidak, kesuksesan anda akan
sangat tergantung pada bagaimana anda memahami hal tersebut sebagai
suatu proses belajar. Semoga berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar