Senin, 20 Januari 2014

Mendapatkan keberhasilan


Onny_Indrianto
To Me
Today at 8:44 AM
Seperti saat belajar berdiri…akhirnya bisa berdiri juga…
Tks Dwika

From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 19 Januari 2014 8:13
To: john sihar
Subject: Mendapatkan keberhasilan

Semakin banyak kita mencoba atau berusaha untuk mendapatkan keberhasilan semakin banyak juga kita mengalami kegagalan dan kita belum bisa dikatakan orang yang berhasil jika kita belum pernah mengalami kegagalan. Sesungguhnya kunci keberhasilan terletak pada kegagalan, karena kita jarang bisa belajar/mengambil pelajaran dari keberhasilan/kesuksesan.
I Deliver Happiness,
Dwika


Smart Happiness | 29 February 2012
“Musuh terbesar dari kebahagiaan adalah kegagalan. Hal ini karena kegagalan tidak di satu tempat yang sama dengan kebahagiaan. Kata GAGAL itu sebenarnya sudah salah, harusnya kata BELUM BERHASIL. Ketika seseorang mengatakan sudah gagal, maka dia menutup sendiri kemungkinan berhasil.” Demikian yang diungkapkan oleh Arvan Pradiansyah di awal talkshow Smart Happiness tanggal 24 Februari 2012.

Motivator dan Happiness Inspirer ini juga menambahkan, “Dalam hal ini, ada 4 tipe orang di dunia ini, yaitu orang sukses dan bahagia, orang tidak sukses tapi bahagia, orang sukses tapi tidak bahagia, dan orang yang tidak sukses dan tidak bahagia. Orang yang tidak bahagia itu dikarenakan dasar kesuksesan kita bukan kebahagiaan. Oleh karena itu kita harus mengetahui letak kegagalan itu akarnya dimana agar kita selalu bahagia.”

Di akhir talkshow penulis buku best-seller The 7 Laws of Happiness ini mengungkapkan,”, Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba, dan itu adalah kegagalan terbesar. Sesungguhnya kegagalan itu adalah cara Tuhan memberikan inspirasi kepada kita.”“Seperti yang telah dibahas pada minggu lalu bahwa penggunaan kata gagal itu adalah kata yang salah, gagal itu bukan sebuah situasi melainkan sebuah persepsi, sedangkan sebuah persepsi itu diciptakan oleh kita sendiri.” Demikian yang diungkapkan oleh Arvan Pradiansyah di awal talkshow Smart Happiness tanggal 2 Maret 2012.

Happiness Inspirer dan Managing Director Institute for Leadership and Life Management (ILM) ini juga menambahkan, “Ada dua jenis orang dalam hal menyikapi kegagalan, yaitu Pessimistic Explanatory Style dan Optimistic Explanatory Style. Orang yang pesimis (Pessimistic Explanatory Style) mengatakan kegagalan itu permanen. Sedangkan orang yang optimis (Optimistic Explanatory Style ) mengatakan kegagalan itu temporer.”

Di akhir talkshow penulis buku best-seller Life is Beautiful ini mengungkapkan, ”Semakin banyak kita mencoba atau berusaha untuk mendapatkan keberhasilan semakin banyak juga kita mengalami kegagalan dan kita belum bisa dikatakan orang yang berhasil jika kita belum pernah mengalami kegagalan. Sesungguhnya kunci keberhasilan terletak pada kegagalan, karena kita jarang bisa belajar/mengambil pelajaran dari keberhasilan/kesuksesan. Maka teruslah menjadi orang yang Optimistic Explanatory Style!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar