Rabu, 17 Juli 2013

Ikhlas

Jika berpikir mudah, maka otak dan seperangkatnya, membuka file mungkin, mudah dan memandu untuk mencari jalan agar menemukan yang di cari dalam setiap jenis informasi yang di butuhkan.
I Deliver Happiness,
Dwika


Ikhlas Itu Sulit Atau Mudah Ya ???

Sebelumnya saya tidak akan menjelaskan definisi tentang ikhlas, kalau memang perlu nanti saya tambahkan dengan mengcopas dari koment Romo Didik di status saya hari ini dengan menyunting catatan ini, karena saya nulis note ini pake hape jadul. Jika tidak sabar silahkan berkunjung kestatus tadi siang. 

*****
Sangat sering dapat inbox yang mengatakan: ''Pak, saya sangat sulit untuk ikhlas.. Bagaimana cara supaya saya gampang ikhlas ?'' Waah.. Asli saya juga bengong, karena saya juga belum mumpuni untuk mengatasi kesulitan untuk ikhlas.

Jadi..? 
 

Jadi apanya ?
 

Belum pernah merasakan ikhlas ? Jadi betul ikhlas itu sulit ? 

Bukan... Bukan disitu letak persoalannya, karena ada juga loh yang sangat mudah ikhlas.
 

Waah... Bisa ditiru tuh... ? 
 

Ya bisa lah...

Begini, sulit atau mudahnya ikhlas itu tidak bisa dipukul rata cara dan keadaanya. Sulit dan mudahnya ikhlas itu, ya... tergantung..! Tergantung apa ?

* Tergantung kebiasaan menghadapinya.
* Tingkat persoalannya
* Tingkat kemelekatannya

Maka dari itu, soal ikhlas tidak bisa di pukul rata bahwa si A ketika dengan mudah berlaku ikhlas pada saat tertentu dengan persoalan tertentu, menjadi bisa mudah semua dalam hal lain, belum tentu. Dan ketika si B merasa sangat susah untuk ikhlas dalam persoalan tertentu saat tertentu, belum tentu juga, dalm semua hal menjadi sulit semua.

Hanya saja ketika suatu saat bisa benar2 ikhlas dan mudah, maka polanya kemudian bisa diaplikasikan untuk pengikhlasan yang lain dengan penyesuaian dan modifikasi yang mungkin mirip untuk itu.

Jadi menurut kesimpulan sementara saya, (mohon masukkannya bagi temen2 untuk saling melengkapi) yaitu bahwa keikhlasan adalah suatu prilaku yang bisa disamakan dengan kebiasaan atau keahlian yang lain dengan mempelajari polanya kemudian disesuaikan secara situasional/kondisional.

Yang mudah ikhlas, mungkin karena:
*Tingkat persoalannya rendah
*Tingkat Kemelekatannya sedikit
* atau sudah sering mengalaminya/menghadapinya.

Yang sulit, karena :
*Tingkat persoalannya sangat rumit bin kompleks
*Tingkat kemelekatannya sangat tinggi
*persoalanya ttg hal baru atau jarang dihadapi.. Dll

Lalu, bagaimana untuk mengatasinya ? Bagaimana untuk melepaskan dari kemelekatan ?

# Ya jangan melekat.. Heheehee, sadari ini sebagai proses dariNya bahwa semua itu untuk menaikkan kelas kehidupan yang lebih tinggi.

# Jangan terlalu akan segala hal, sekedarnya saja, cinta, rasa, secukupnya saja. Yang penting fokus, tapi tidak maksa. Berkeinginanlah, usahakan sebisa yang dilakukan,lalu pasrahkan, tidak turut campur menentukan hasilnya, hingga kita akan merasa ringan dan tidak melekat, namun harus yakin.

# Namun, jika tetap saja masih sulit untuk menerima semuanya, ada satu cara yang menurut saya sangat ampuh untuk mengatasi ini, yaitu dengan berdamai dengan diri sendiri, bahwa semua yang terjadi adalah hal yang terbaik dariNya dan mensyukuri apapun yang terjadi dalan sangkaan yang baik.
'' Saya ikhlas dengan ketidak ikhlasan saya untuk ikhlas, saya pasrah, saya ridho.. Saya terima apapun perasaan saya, apapun yang terjadi dengan saya.... Saya menerima dan mencintai diri saya apa adanya... Saya ikhlas atas ketidak bisaan saya untuk ikhlas... Saya ikhlas.''

 Jika berpikir sulit, otak dan seperangkatnya membuka file sulit.
Jika berpikir mudah, maka otak dan seperangkatnya, membuka file mungkin, mudah dan memandu untuk mencari jalan agar menemukan yang di cari dalam setiap jenis informasi yang di butuhkan.

Keduanya mengakses dari memori alam bawah sadar yang luar biasa manusia masing masing dan beresonansi ke segala arah.

Semoga catatan yang singkat dan penuh kelemahan ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam bertumbuh
Salam ikhlas sebisanya... Heheheee 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar