Minggu, 06 Januari 2013

Berbicara dengan baik

Tanggungjawab pertama Anda sebagai pembicara, adalah tampil berbicara dengan baik, dan tidak mengaitkannya secara langsung dengan feedback audience. Sebab, jika Anda berupaya terlalu banyak untuk memuaskan audience, mereka malah tidak akan puas.
I Care About You,
Dwika




TINGGALKANLAH DAN LUPAKANLAH AUDIENCE
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi oleh:
Doug Stevenson
Professional Speaker

INI KEBIASAAN PEMBICARA
Anda punya ketergantungan? Anda punya ketergantungan pada audience? Apa Anda terus mencari tahu, apa yang ada di balik wajah-wajah audience Anda, saat Anda berbicara? Memberi atribut bagi mereka dan bagi diri Anda sendiri? Berbicara dan pada saat yang sama, menjadi detektif yang menyelidiki audience?

"Ibu yang pake sweater itu, kayaknya sudah bosan."
"Bapak yang di pojok kanan itu, menganggap Saya bodoh."
"Panitia dan pembawa acara ngerumpiin Saya di belakang."
"Kenapa Bapak yang berjenggot itu keluar ya? Apakah Saya mengatakan sesuatu yang mengecewakannya?"

Anda berbicara, dengan pikiran yang dipenuhi oleh poin-poin bicara, dan pada saat yang sama juga berseliweran pemikiran-pemikiran seperti di atas.

INGIN MEMUASKAN ORANG LAIN DAN MELUPAKAN DIRI SENDIRI
Ini disebut dengan gejala ko-dependensi. Ko-dependensi adalah gejala diri pembicara, yang merasa butuh dan harus memuaskan orang lain, dan cenderung bergeser dari apa yang semestinya dilakukan, yaitu: menyampaikan isi bicara.

Biasanya, ia tidak bekerja dalam hubungan antar personal (one-on-one), karena menipu diri sendiri dan terlalu banyak berkorban. Dan, ia jadi mematikan jika menjangkiti seorang pembicara di hadapan audience.

Berat memang, menyampaikan isi bicara dengan fokus, meyakinkan serta terstruktur, dan sekaligus tidak mencoba menjadikan setiap orang di dalam audience menyukai Anda.

Untuk presentasi Anda yang akan datang, berhentilah mencoba menyenangkan seluruh audience.

SEBAB, SUDAH TERLAMBAT
Waktu untuk berpikir tentang memuaskan audience, adalah bukan pada saat Anda telah berdiri di hadapan audience. Sebab, saat itu adalah sudah sangat-sangat terlambat. Saat yang tepat untuk berpikir dan mengupayakan kepuasan audience adalah di rumah, saat persiapan. Itulah saat di mana Anda bisa meng-kustomisasi bahan bicara Anda. Ini melibatkan assessment tentang kebutuhan mereka, tambahan atau pengurangan cerita, kutipan, humor dan berbagai poin lainnya.

Berlatihlah di RUMAH, jangan di PANGGUNG!

Perhatikanlah! Praktek bisnis terbaik, adalah disebabkan oleh lebih banyaknya waktu yang dialokasikan untuk persiapan, dan lebih sedikit waktu yang dibuang-buang untuk meragukan berbagai hal.

Perhatikanlah pembicara yang baik. Anda akan mendengarkan berbagai hal seperti poin-poin, kutipan, cerita atau humor, yang seperti sudah dihapalkan oleh pembicara. Dan jika Anda melihat atau mendengarnya begitu situasional seperti spontan dan mengalir, itu juga telah dipersiapkan.

Tidak ada hoki di sini.

Mana yang benar, memuaskan audience di hadapan audience, atau memuaskan mereka sebelum bertemu mereka?

Dua-duanya benar. Saat Anda menyaksikan sebuah panggung sandiwara, di sanalah sang aktor punya kerja. Ia punya tugas dan pekerjaan: menyampaiakn dan menampilkan apa saja yang telah dilatihnya, berjam-jam, berhari-hari, berminggu atau berbilang berbulan sebelumnya.

Ia akan melakukannya setiap kali ada acara manggung atau setiap kali kelompoknya "ditanggep". Penontonnya terus berubah, adegannya tetap sama. Begitu seterusnya. Ia tidak terikat oleh keharusan untuk berkoneksi dengan audience. Ia hanya terikat oleh keharusannya untuk tampil secara konsisten. Selagi kualitasnya tetap konsisten atau terus meningkat, penonton akan terus berdatangan.

Jadi poinnya, bukan tentang tidak memuaskan audience sama sekali. Akan tetapi, tentang fakta bahwa reaksi audience tidaklah berkorelasi secara langsung dengan apa yang harus disampaikan.

Tanggungjawab pertama Anda sebagai pembicara, adalah tampil berbicara dengan baik, dan tidak mengaitkannya secara langsung dengan feedback audience. Sebab, jika Anda berupaya terlalu banyak untuk memuaskan audience, mereka malah tidak akan puas. Fokus Anda turun, dan Anda akan kehilangan kekuatan. Inilah ko-dependensi itu.

Hal yang sama juga dengan cerita atau joke. Jika Anda sudah punya satu atau beberapa yang bisa bekerja, yang bisa membuat audience terinspirasi atau tertawa, tidaklah terlalu perlu untuk selalu memodifikasinya setiap kali akan tampil bicara. Audience Anda toh orang yang selalu berbeda. Mengapakah Anda memaksa diri untuk mengkustomisasi, sesuatu yang sudah bisa bekerja dengan baik. Jika Anda yakin bahwa perubahan yang dilakukan memang lebih baik, barulah Anda lakukan.

Tantangan terbesar buat Anda, adalah justru meluangkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Dan saat akhirnya berdiri di depan audience, tidak usah mengkhawatirkan kepuasan mereka. Tampil saja seperti yang telah Anda persiapkan. Percayalah, audience Anda akan me-respek Anda.

Anda diharuskan untuk memuaskan audience karena untuk merekalah Anda berbicara. Tapi dalam hal ini, Anda tidak perlu memuaskan audience jika Anda menjadikannya beban berat yang merusak penampilan Anda di depan mereka.

Hidup ini lucu bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar