Kamis, 31 Maret 2011

Mengenal Amerika: Liburan

Saya sangat bersyukur bisa mengenal Amerika melalui liburan panjang di tahun 1995.
~Dwika




Mengenal Amerika: Liburan “Murah Meriah” Ala Mahasiswa Beasiswa Lintas 4 Negara Bagian

REP | 09 January 2011 | 08:21987 70  4 dari 4 Kompasianer menilai Menarik
12945340571385040257
Ternyata, dengan bekerja keras dan berdoa, seliar apapun mimpi yang kita miliki bisa jadi kenyataan. Siapa sangka seorang anak tukang gorengan dan ayah pengangguran bisa kuliah di Amerika. Banyak orang yang dulu meremehkan, tapi tak jua surut mimpi liar saya. Justru saya selalu terus bermimpi semakin liar :D.
Sebagai mahasiswa yang hidupnya ditopang oleh beasiswa yang pas–pas untuk biaya menyewa apartemen, pas untuk makan, pas untuk isi pulsa, dan pas ingin yang lebih tidak ada uangnya :D–sehingga pas liburan, pas juga uangnya habis untuk biaya hidup yang pokok, saya juga tidak pernah bermimpi bisa berlibur menjelajahi Amerika. Tapi, soal kebesaran Tuhan sudah bukan rahasia lagi. Siapa sangka, yang tadinya hanya berencana ikut “mudik” salah satu keluarga Amerika, malah berakhir dengan perjalanan melintasi 4 negara bagian.
Awalnya cukup heran ketika orang-orang bilang banyak orang Amerika yang tidak pernah keluar negeri. Hem… dulu saya berpikir, apa mereka sekampungan atau semiskin itu sampai-sampai tidak bisa pergi keluar negeri, keluar Amerika. Setelah tinggal di sini, saya paham, tanpa harus bertanya. Wajar saja mereka tidak pernah keluar dari Amerika. Amerika sangatlah luas, terdiri dari 50 negara bagian. Mungkin tidak banyak orang yang sudah mengunjungi lebih dari 10 negara bagian di Amerika.
Liburan kali ini kampus teramat sepi, terasa “mencekam” bagi saya yang merasa “homesick”. Untunglah ada keluarga Indonesia-Amerika yang bersedia menampung. Tidak hanya menampung, mereka memberi kejutan dengan mengajak saya berlibur melintasi 4 negara bagian yang saya rangkum di bawah ini:
Jilid I: Mudik ala Keluarga Martin
Ternyata tradisi mudik tidak hanya dimiliki oleh penduduk Muslim di beberapa negara, khususnya Indonesia, negara saya tercinta. Mereka yang merayakan natal dan tahun baru di Amerika juga melakukan tradisi mudik. Memang jauh dari kekhasan mudik Indonesia, macet. Tapi, intinya sama. Mereka pergi ke kampung halaman, ke rumah orang tua kalau masih ada, dan berkumpul bersama mengobati rasa kangen, meninggalkan kesibukan kerja atau kuliah.
1294237096662695380
Mimbres, Silver City, New Mexico
Kirby Martin dan Nety Martin bersama putranya yang lucu, Michael Martin, keluarga yang bersedia menampung saya selama liburan mengajak saya mudik ke rumah orang tua mereka, di Mimbres, Silver City, New Mexico. Ada cerita lucu mengenai New Mexico. Baru tahu saya, ternyata banyak penduduk Amerika yang tidak tahu bahwa New Mexico adalah bagian dari 50 negara perserikatan Amerika. Mungkin karena namanya New Mexico dan dekat ke Mexico, jadi dikira bagian dari Amerika Tengah. Majalah New Mexico bahkan memiliki rubrik yang isinya mengenai pengalaman berinteraksi dengan orang-orang yang tidak mengenal New Mexico sebagai negara bagian Amerika.
Menempuh perjalanan 13 jam atau sekitar 800 mil tanpa macet, akhirnya saya sampai di New Mexico. Ternyata, dari  800 mil jarak tersebut, sekitar 600 mil perjalanan hanya untuk menuju perbatasan Texas-New Mexico. Texas, negara bagian di mana saya kuliah, memang merupakan negara bagian terbesar di daratan Amerika (Alaska yang terbesar, tapi letaknya di lepas pantai, tidak termasuk daratan utama Amerika). Lewat El Paso, daerah yang terletak di perbatasan Texas-New Mexico, saya bisa melihat Mexico. Betapa terlihat perbedaan dalam hal kesejahteraan diantara dua negara bertetangga tersebut. Texas dan Mexico hanya dipisahkan oleh sungai yang lebar dan perbukitan. Perjalanan saya melintasi perbatasan juga membuat saya mengetahui fakta miris bahwa banyak penduduk Mexico yang mencoba melintasi perbatasan dengan cara yang ilegal dan tewas karena derasnya arus sungai atau kelelahan tanpa minum dan makan saat berjalan melintasi perbukitan menghindari pengawasan polisi perbatasan. Sungguh miris, demi mencari sesuap nasi, mengadu nasib di negara tetangga yang kaya, banyak yang menjadi korban. Saya jadi teringat para TKI yang mengadu nasib di Malaysia, meskipun berbeda ceritanya, tapi intinya tetap sama :(.
Orang tua dari Kirby Martin, Edward dan Genette Martin, begitu baik bersedia menampung tamu “tak diundang” selama satu minggu lebih liburan di rumah mereka. Sebagai pasangan yang sudah pensiun, mereka tinggal di kawasan yang dihuni oleh orang-orang yang kebanyakan sudah pensiun atau “retired people”. Lokasi di mana mereka tinggal merupakan pegunungan yang tinggi, dimana banyak bangunan teropong bintang yang dibangun di sana. Memang, langit di pegunungan meksiko, tepatnya di wilayah itu sangatlah indah. Kita bisa melihat bintang bertaburan, lebih banyak dan terlihat lebih dekat. Tingkat polusi yang sangat rendah mungkin salah satu kunci keindahan langitnya ditambah ketinggian dari atas laut yang mencapai 6000 meter lebih.
12943719481296265244
Jalanan di kota Mimbres, Silver City, New Mexico. Countryside-nya Amerika, masih hijau dan sangat indah, dan yang pasti tidak ada kemacetan :D
12945346331890568028
Indahnya jalanan berbukit di Silver City, New Mexico
Selama di New Mexico, saya “menyaksikan” perayaan Natal dengan tradisi memasak kalkun panggang, dan mengunjungi beberapa daerah bersejarah di sana, seperti pertambangan tembaga (yang ternyata dimiliki oleh salah satu perusahaan pertambangan asing terbesar di Indonesia, apalagi kalau bukan Freeport), mengenal Billy the Kid si koboy “nakal” yang kenakalannya dipertanyakan, dan melihat tempat-tempat yang dulunya ditempati oleh suku asli Amerika atau suku Indian. Sebutan lain untuk New Mexico memang Negaranya suku Indian.
1294534646968666743
Berfoto [sedikit narsis] di balkoni rumah keluarga orang tua Martin, tempat favorit dimana saya bisa menikmati keindahan kota kecil Mimbres. Sayangnya, karena musim dingin, suhu yang begitu rendah biasanya membuat saya merasa ruangan di dalam rumah lebih seksi dan indah daripada balkoni ini.
1294371585728538208
Kalkun panggang dan"bread stuffing," masakan khas hari-hari istimewa di Amerika. (Hasil masakan Nety Martin yang selalu saya rindukan tiap kali mudik ke San Marcos, kota dimana saya kuliah)
1294238021567024032
Eh, ketemu Freeport juga di sini
12942382231600771252
Pertambangan Tembaga Terbesar di New Mexico (katanya di dunia juga)
12945359291353352428
Ini dia tambang tembaga yang katanya terbesar di dunia itu (kata penduduk setempat, saya cek di google, sih, belum menemukan konfirmasinya)
Pertanyaan yang pertama muncul dalam benak saya setelah mengunjungi pertambangan tembaga ini adalah “Kenapa dinamai Silver City alias kota perak bukannya Copper city alias kota tembaga sebagai logam terbesar yang ditambang di sana?” Ternyata, pertambangan di sana memang diawali dengan perak. Setelah beberapa lama proses penambangannya berlangsung, ternyata peraknya habis dan yang tersisa sampai kini adalah tembaga.
Silver City juga terkenal dengan sejarah si koboy kontroversial, Billy the Kid. Konon katanya, Billy ini seorang koboy yang sering membunuh orang jahat, terutama penduduk suku asli Amerika. Banyak yang suka, banyak pula yang membecinya. Akhirnya koboy kontroversial ini tewas di tangan Sheriff yang memerintah di zamannya. Senang rasanya saya bisa mengunjungi situs sejarah yang berkaitan dengan si koboy itu, juga bisa melihat bar dan restoran tua yang masih berdiri hingga kini.
12942386651189198784
Pinos Altos Museum, Menyimpan Banyak Kenangan Tokoh Kontroversial Billy The Kid
12942387621782479486
Pinos Altos Museum, Musium yang menyimpan banyak kenangan Billy The Kid dan Silver City Zaman dulu. Sayangnya, karena musium ini dimiliki dan dikelola oleh pribadi, jadi kurang terawat. Padahal barang-barang bersejarah di dalamnya sangat berharga.
12942391701430630247
Shopping Time. Di musium ini dijual banyak pernak-pernik khas suku Indian, dan yang menjadi daya tarik utamanya adalah bebatuan yang biasa dipakai sebagai perhiasan, seperti turquoise dan lainnya
Yang sangat saya sayangkan adalah kenyataan bahwa saya tidak bisa mengunjungi Gila Cliff Dwelling. Tempat ini adalah gua yang dulunya dijadikan hunian oleh suku Indian, suku asli Amerika. Lucu, ya, namanya Gila, tapi dibacanya “Hila”. Kalau tertarik, silahkan cek di internet.
Jilid 2: Wisata Rohani ke Grand Canyon & Salju Pertama, Singgah di Bukit Kaktus Arizona
Kejutan! Tiba-tiba saja, Keluarga Martin mengajak saya berlibur ke Grand Canyon dan Las Vegas! Wow, dua tempat itu selalu saya dengar melalui media. Liar rasanya bermimpi mengunjungi kedua tempat itu. Tapi, hey! Ternyata mimpi liar itu terwujud nyata.
Sebelum mencapai Grand Canyon, Kirby Martin mengajak saya mengunjungi National Petrified Museum. Sayang, karena kami harus cepat-cepat menuju Grand Canyon, kami tidak sempat masuk ke museumnya dan hanya masuk ke toko yang menjual berbagai macam barang yang berhubungan dengan museum tersebut. Musium ini menyimpan banyak peninggalan bersejarah dari zaman dinosaurus berupa pohon yang karena efek puluhan ribu tahun akhirnya membatu. Pohon-pohon membatu tersebut jumlahnya sangat banyak dan ukurannya juga sangat besar. Satu bongkah pohon batu bisa dijual seharga ribuan dolar! Kalau saya sih, cukup beli yang ukuran sebesar jari kuku saja, seharga 2 dolar :D.
1294374013607480262
Batu ini dulunya adalah kayu, setelah ribuan tahun kayu ini membatu. Batu ini dipercaya berasal dari pohon yang tumbuh di zaman Dinosaurus
12945308391698096351
Patung Dinosaurus di depan Musium Mewakili Sejarah Pohon Membatu yang Dipercaya Berasal dari Zaman Itu
12945309832017533629
Seperti biasa, selalu tidak lupa untuk membeli beberapa pernak-pernik khas daerah yang dikunjungi untuk oleh-oleh. (Pada akhirnya, biasanya saya jatuh cinta pada barang yang saya beli dan berpikir ulang untuk menjadikannya sebagai oleh-oleh, jangan ditiru, ya!)
Tinggal di negara beriklim tropis membuat saya seperti kebanyakan orang ingin sekali melihat salju langsung. Saya berdoa agar bisa melihat fenomena alam luar biasa yang tidak pernah ada di Indonesia ini. Bayangan saya? Salju turun dengan romantis dan indah! Benarkah saya? Hem, sepertinya tidak :(. Ternyata, salju turun dengan deras, dan sangat berbahaya bagi kendaraan yang melaju. Kirby Martin harus super ekstra hati-hati mengendarai mobil saking licin dan berbahayanya jalanan bersalju apalagi yang sudah menjadi es. Salju yang pertama saya alami adalah yang ada di perbatasan New Mexico dan Arizona, di Pegunungan Alpine. Saya tidak begitu menikmati, karena jalanan yang terlalu berkelak-kelok membuat saya tak kuat ingin muntah :D. Mabok, nih, ceritanya.
Sampailah kami di Flagstaff, wilayah di Arizona yang terkenal dengan cuaca bersaljunya yang paling “buruk” di Arizona. Wilayah ini terletak di dataran tinggi dan selalu menjadi wilayah yang pertama menerima curah hujan salju dan yang terparah. Ketinggian saljunya bisa mencapai belasan bahkan puluhan kaki.
12945300351546534406
Dasar orang udik, cuaca dingin minta ampun malah ingin berfoto sebagai bukti saya pernah mengalami salju!
Indah, kan? Tapi hujan salju dan tumpukannya di jalanan hanya indah untuk dilihat tidak untuk dialami langsung apalagi saat sedang berkendara.
12945302811592684897
Setebal inilah salju yang menutupi jalanan yang harus kami lewati ke dan dari Grand Canyon. Mobil sedan yang kami tumpangi sempat beberapa kali tergelincir. Untunglah Kirby Martin sudah sangat berpengalaman mengendarai mobil saat salju tebal, kalau tidak, amit-amit, membayangkannya pun saya ogah :D
Menempuh perjalanan sekitar 400 mil dari New Mexico ke Grand Canyon, Arizona, kami sedikit kecewa karena sesampainya di sana, lokasi Grand Canyon mulai tertutupi salju. Badai salju bahkan membuat kami kesulitan berjalan dan akhirnya memutuskan untuk tidak mendekati bibir jurang dengan pemandangan sungai yang indah dimana beberapa suku Indian tinggal di sana. Sungguh luar biasa membayangkan ada manusia yang menetap di dasar Grand Canyon. Saya merasa sangat salut pada orang-orang suku Indian. Sedih juga, karena tidak bisa melihat dalamnya Grand Canyon :(.
12943737841918080797
Grand Canyon yang sudah mulai tertutup salju, sayang sekali :(
1294530116334047554
Semakin ke puncak semakin pendek jarak pandang gara-gara badai salju. Berjalan pun sulit sekali karena salju yang turun menusuk-nusuk kulit wajah, dan anginnya menghadang dengan kencang.
1294530222523715173
Grand Canyon tertutup salju? Tak apalah, yang penting tetap eksis dan narsis :D
1294373581210287524
Melihat kebesaran Tuhan dalam bentuk canyon yang luar biasa indah, membuat saya tersadar betapa kecilnya saya di dunia yang luas ini. Betapa saya hanyalah bagian kecil dari semesta yang telah diciptakan oleh-Nya
12943737081861353688
Sulitnya berjalan menghadang salju yang turun menusuk kulit, sehingga tidak mungkin kami mendekati tepi jurang untuk melihat lebih dekat keindahan Grand Canyon
Jilid 3: Ayo (Jangan) Berjudi di Las Vegas, the City of Lights (& Sin alias Dosa)
Meninggalkan Grand Canyon, Arizona, kami langsung menuju ke Las Vegas. Karena salju yang menghadang, kami tiba di sana malam hari dan sudah sangat kelelahan. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak, mencari makan sambil foto-foto sebentar, dan tidur.
Kami menginap di hotel Mirage. Tarif di hotel ini cukup rendah (bukan standar saya tentunya), begitu juga dengan hotel-hotel lainnya. Mungkin inilah salah satu daya tarik wisata di Las Vegas, murahnya biaya akomodasi. Yang mahal? Tentu saja biaya senang-senang dalam bentuk belanja, menonton bermacam pertunjukan, dan yang pasti BERJUDI. Apalagi?
1294533222849492959
Hotel tempat kami menginap, $ 120 dollar semalam termasuk pajak resor (buat saya mahaaaal sekali, tapi tak apa, mungkin hanya sekali seumur hidup kesempatannya berlaku)
Sebagai muslim, saya tentunya tidak berjudi. Saya hanya “menonton” saja orang berjudi. Waduh, kaget saya, waktu lihat di tempat judi ada nenek-nenek keturunan Asia duduk di kursi roda dengan selang di hidungnya dan tabung udara ukuran besar di sampingnya tengah asyik berjudi di salah satu mesin judi dengan kisaran taruhan $ 5-10. Ckckckckckck. Karena alasan privasi, saya memutuskan untuk tidak mengambil gambar nenek tersebut.
1294532933979081960
Untuk keperluan dokumentasi, duduk di mesin judi, pura-pura main. Padahal, anak kecil tidak boleh main. Bukan saya pastinya anak kecilnya, lihat di sebelah saya :D. Tapi, saya juga sering dikira anak kecil, haha
12945327481784690607
Nety Martin dan Michael berpose di depan mesin judi.
Selain judi sebagai daya tarik dan tujuan utama para wisatawan datang ke Las Vegas, belanja juga daya tarik lainnya. Bagi yang gila merek, Las Vegas tempat berbelanja yang pas. Bagi saya? Cukup foto-foto saja tempatnya. Betapa tidak, melihat harganya saja saya sudah merinding. Bahkan ada beberapa barang yang harganya setara dengan uang kuliah saya satu semester di sini! Gilaaaaa
12945332861372299125
(The Devils Wear) PRADA
1294533019711247122
LOUIS VUITTON
12945331251910685866
GUCCI
Tempat judi, belanja, dan tentunya tempat lampu kerlap-kerlip! Saya tidak bisa membayangkan, berapa mega watt daya lampu yang dibutuhkan dalam satu malam saja! ckckckckckck,,, Yang unik lainnya dari Las Vegas adalah bahwa kita bisa mengunjungi tempat-tempat wisata kelas dunia di sini, seperti Paris, New York, dan lainnya? Tidak percaya? Silahkan lihat foto-foto di bawah ini:
12945337451547388062
The Eiffel Tower
1294534111728151519
Yang ini puncaknya Eiffel Tower terlihat, tapi sayang tertutup lampu merah dan balon raksasa (bukan fotografer yang baik, hehe)
129453384388535536
The Statue of Liberty
12945339171140870183
Hollywood: Surga Dunia Hiburan
12945336871849146998
The Pyramid (sebenarnya ada patung Sphinx-nya juga, tapi saya memotret dari kejauhan)
Jilid 4: Balik, Oh salju, salju, indah untuk dilihat, tapi berbahaya untuk dilewati
Perjalanan mengunjungi Grand Canyon dan Las Vegas selesai sudah. Kami tidak melewati jalur yang sama saat kami datang, karena kami ingin menghindari wilayah Flagstaff (lihat di atas, daerah di Arizona yang paling banyak mendapatkan hujan salju). Kami memutuskan untuk lewat ke daerah Phoenix, ibukota Arizona. Merasa beruntung lewat daerah tersebut, tidak hanya bebas salju, kami juga bisa menyempatkan berkunjung ke daerah Kaktus. Arizona merupakan negara bagian yang terkenal dengan cuaca yang ekstrim. Di musim panas terutama, suhu di sana bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit bahkan lebih, setara dengan lebih dari 38/39 derajat celcius! Wah, saya yang tinggal di Texas selama ini berpikir Texas adalah daerah “terpanas” di dunia! Tidaklah mengherankan jadinya, kalau di daerah ini kaktus tumbuh “meraja lela”. Perbukitan pun alih-alih ditumbuhi rumput, malah ditumbuhi kaktus. Luar biasa! Kaktus yang tumbuh bisa mencapai ketinggian lebih dari 2 meter! [Lebih tinggi dari saya, :(].
129453119238275295
Saking tingginya, yang mengambil foto saya tidak berhasil memotret keseluruhan badan pohon kaktusnya
129453131824440460
Kaktusnya ada di mana-mana, bahkan di tempat parkir. Jadi, foto lagi, deh! :)
12945312641339427725
Pilar Kaktus
12945317021362837544
Musium kaktus dan binatang yang tumbuh di daerah berkaktus/padang pasir
1294531857637808559
Old Tucson,
Angkat dua kalau perlu empat jempol deh, buat Amerika dalam hal pelestarian alam dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Alih-alih dibangun ulang, bangunan kota tuanya dipertahankan dan dijadikan musium yang bisa memberikan penghasilan besar bagi pemerintah dan tentunya membantu membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar. Sayang, harga tiketnya mahal sekali,  sekitar $ 70 - $ 140, tergantung berapa penampilan yang ingin kita tonton, seperti koboy atau teater. Akhirnya, saya hanya melihat-lihat di sekeliling kota kaktus tersebut. Tapi, demikian saja saya sudah puas! Fakta menarik lainnya dari pelestarian alam di sini adalah bahwa tak ada masyarakat yang memotong atau mencabut kaktus seenaknya apalagi untuk keperluan komersial. Untuk dipajang di rumah saja mereka pasti melapor, meminta izin terlebih dulu. Mungkin itu pula sebab lain kota ini masih disebut kota kaktus. Salut!
Ada mudik, ada balik pastinya.  Setelah menghabiskan waktu kurang lebih dua pekan di New Mexico dan mengunjungi beberapa negara bagian, akhirnya kami harus “balik” ke rumah, di Dallas Texas. Perjalanan balik sedikit terhambat karena salju yang menumpuk di jalanan depan rumah. Seperti yang saya ceritakan di atas, rumah orang tua keluarga Martin letaknya tepat di puncak gunung. Jadi, kalau pulang kami harus menuruni gunung tersebut. Mobil kami saja sepulang dari Las Vegas (Nevada) dan Grand Canyon  (Arizona) tidak mampu naik dan akhirnya ditinggal di tikungan jalan. Kami harus berjalan kaki untuk mencapai rumah malam-malam di bawah salju yang turun lumayan lebat :(. Alhasil, ketika pulang kami juga harus menuruni gunung untuk mencapai mobil yang “dititipkan” di tikungan. Tapi, untung saja ada si truk tua yang kami namai Samson. Truk ini bannya memiliki gerigi besi, rancangan khusus untuk menghadang jalanan yang tertutup salju! Meskipun tua, truk ini sanggup membawa kami menuruni bukit dan akhirnya pulang ke Texas. Terima kasih, Samson…
12945344311577501289
Terima kasih, Samson.
Demikianlah perjalanan saya melintasi Texas-New Mexico-Arizona-Nevada. Panjang, ya? Padahal belum semuanya saya ceritakan, lho. Hehe… Tidak terbayang kalau semua keindahan dan pengalaman berharganya saya tuangkan semua di sini. Saya pegal, Anda pembaca bosan :D.
Saya sangat bersyukur bisa mengenal Amerika melalui liburan panjang tersebut :). Alhamdulillah… terima kasih sudah sudi membaca tulisan yang super panjang ini :).

2 komentar: