Minggu, 23 Februari 2014

Kunci Hidup Bahagia

hikmah_2004@yahoo.com
Message 2 of 3 , Mar 23, 2010
View Source
Sama2 ya Eri...
Maaf ya, mg kemarin ga bisa hadir ke rmh loe..

Wass.
Hikmah
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: machrany@...
Date: Tue, 23 Mar 2010 14:56:59 +0000
To: <smp4perwira83@yahoogroups.com>
Subject: Re: [smp4perwira83] Fw: [alumni_bppn] Kunci Hidup Bahagia

Good thanks hikmah
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: hikmah_2004@ yahoo.com
Date: Tue, 23 Mar 2010 14:45:55 +0000
To: Boedoet86<boedoet86@yahoogrou ps.com>; Smp 4 Angk83<smp4perwira83@ yahoogroups. com>
Subject: [smp4perwira83] Fw: [alumni_bppn] Kunci Hidup Bahagia

 
Dear All,
Please read...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@ yahoo.com>
Date: Mon, 22 Mar 2010 17:40:57 -0700 (PDT)
To: IME<ime-alumni@yahoogro ups.com>
Subject: [alumni_bppn] Kunci Hidup Bahagia

 
summary:
Banyak hal-hal yang Anda pusingkan setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah
ini bahkan tidak akan pernah Anda ingat lagi satu tahun dari sekarang.
salam,
Dwika

============ =======
Tiga kunci Hidup Bahagia
Oleh: Arvan Pradiansyah

Apakah rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang
yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di
luar kita, seperti harta benda yang kita miliki. Apakah Anda akan
berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan
yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan
cantik? Mungkin Anda akan mengatakan ”ya.” Tapi, percayalah itu tidak
akan berlangsung lama.

Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita
adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda
berhasil memiliki barang tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli
mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Anda
begitu ingin memilikinya.

Anehnya, begitu Anda berhasil memilikinya, rasa
bahagia itu segera hilang. Anda merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda
mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi
daripada yang Anda miliki. Anda kembali berangan-angan untuk
memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan Anda tidak akan pernah bahagia.
Budha Gautama pernah mengatakan, ”Keinginan-
keinginan yang ada pada manusia-lah yang seringkali menjauhkan manusia
dari kebahagiaan. ” Ia benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa
syarat. Anda tidak perlu memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah
sesuatu yang sudah Anda putuskan dari awal.

Coba katakan pada diri Anda sendiri, ”Saya sudah
memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.” Anda akan merasa
bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di
luar tidak sesuai dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan
mengganggu karena Anda tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana.
Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri Anda
sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran Anda. Ubahlah cara Anda
berpikir dan Anda akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman
batin.

Ada tiga pikiran yang perlu senantiasa Anda
tumbuhkan. Saya mendapatkan gagasan mengenai tiga kunci kebahagiaan ini
setelah merenungkan arti tasbih, tahmid dan takbir yang kita ucapkan
tiap hari tapi sering tanpa makna yang mendalam. Saya kira ajaran
seperti ini bukan hanya kita temukan dalam Islam saja, tetapi juga
dalam ajaran agama yang lain.

Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan.
Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara
manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia
justru terletak pada ketidaksempurnaanny a. Dengan memahami konsep ini,
hati Anda akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain.
Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian
besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari
ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan
sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan
satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan!

Kunci kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah.
Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan
alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani
miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat
prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan,
alhamdulillah.

Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa
serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya.
Orang-orang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya,
namun ia hanya berkata, alhamdulillah.

Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang
berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya.
Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya
mengatakan, alhamdulillah. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke
desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda
diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah.
Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah.
Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa
apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang
kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu
dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia
hadapi.

Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal
kecil. Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa
hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan
setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah
ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang.
Penelitian mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang
merupakan penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita
cintai, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini
bolehlah Anda anggap sebagai hal yang ”agak besar.” Tapi, bukankah
hal-hal ini hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu
tertentu? Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam
hidup sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar