Selasa, 01 Januari 2013

Nyaman

Audience Anda senang dengan ciri-ciri:
- Merespon dengan hangat dan penuh perhatian sepanjang sesi;
- Alis mereka bergerak-gerak ke atas;
- Matanya membulat, pupilnya membesar;
- Bersandar dengan nyaman selama Anda bicara;
- Terbuka untuk berkontak mata dengan Anda;
- Mengikuti instruksi Anda dengan akurat;
I Care About You,
Dwika





Tips #71: Berkomunikasi Dengan Jernih
Terjemahan bebas dari materi oleh:
Rae Cook & Associates, Inc.

Berbicara adalah berkomunikasi. Berkomunikasi haruslah jernih. Di dalam berkomunikasi, setidaknya ada 10 aspek yang langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada kejernihan komunikasi. 10 aspek itu adalah pengirim, penerima, encoding, decoding, pesan, media, respon, umpan balik, noise dan distorsi.

Kondisi di atas, sama dengan bagaimana Anda berkomunikasi lewat HP Anda. Ini, sama dengan seberapa baik sinyal di HP Anda, seberapa jernih suara yang terdengar dari seberang sana, dan sekaligus juga bagaimana "jernih"nya orang di seberang berbicara.

Agar komunikasi bisa jernih, maka kejernihan di setiap aspek itu harus terjaga dengan baik. Berikut ini adalah hal-hal penting dari beberapa aspek di atas, yang harus terpelihara kejernihannya.

UKURAN INTERAKSI YANG JERNIH
Anda terbilang jernih dalam berkomunikasi, bila audience Anda menunjukkan ciri-ciri:

- Merespon dengan hangat dan penuh perhatian sepanjang sesi;
- Alis mereka bergerak-gerak ke atas;
- Matanya membulat, pupilnya membesar;
- Bersandar dengan nyaman selama Anda bicara;
- Terbuka untuk berkontak mata dengan Anda;
- Mengikuti instruksi Anda dengan akurat;
- Sedikit dalam bertanya untuk klarifikasi;
- Nampak rileks;
- Tersenyum;
- Bahu jatuh;
- Tangan santai.

UKURAN INTERAKSI YANG BELUM JERNIH
Mereka:

- Menghindari kontak mata;
- Memalingkan muka;
- Memicingkan mata;
- Menutup mulut;
- Alisnya turun;
- Membalikkan badan dari Anda;
- Keluar ruangan! Kecuali pipis.

KOMUNIKASI JERNIH: KATA-KATA YANG JERNIH
Minimalisasi kata-kata yang tidak jelas atau terlalu luas maknanya. "Ini", "itu", "mereka", "dan lain-lain", "dan sebagainya", "dia", "kita" dan sebagainya.

Tentu saja, Anda bisa tetap menggunakannya sepanjang Anda telah mendahuluinya dengan sebuah penunjukkan seperti di atas.

Intinya, bicaralah dengan satu bahasa. Gunakan kata ganti atau kata penunjuk yang bersifat umum, jika Anda dan audience Anda sudah TST alias tahu sama tahu.

Don't:"Itu bagus buat mereka. Menggunakan proses itu akan menciptakan perbedaan."

Do:"Proses distribusi yang baru itu akan mengurangi biaya setidaknya sampai 12%. Jika Anda mengurangi berbagai formulir, Anda akan mengurangi pemborosan karena paper handling secara dramatis."

KOMUNIKASI JERNIH: LEBIH BANYAK "ANDA" DARIPADA "SAYA"
Jika audience Anda tidak atau kurang mengerti apa yang Anda bicarakan, Anda cenderung akan mengulanginya dengan sudut pandang Anda sendiri: "Maksud Saya...", "Apa yang Saya katakan adalah..."

Ini terlihat logis, tapi jika Anda terlalu banyak menggunakannya, Anda telah melakukan tindakan ofensif dengan merendahkan intelektualitas dan daya tangkap audience Anda.

Lebih baik: Biarkan mereka sendiri yang berinisiatif untuk bertanya. Anda tidak perlu berspekulasi untuk menjelaskan kepada mereka, hanya karena Anda merasa perlu mempertegas sesuatu.

KOMUNIKASI JERNIH: SATU PIKIRAN DALAM SATU KALIMAT
Jangan borong semua pemikiran di dalam satu kalimat. Riset menunjukkan bahwa orang dewasa hanya bisa menangkap sekitar 16 kata saja dari satu kalimat.

Cobalah ini: Satu ide dalam satu kalimat, berhenti, mulai kalimat baru dengan ide baru. Sisipkan jeda (pause) di antar kalimat. Jeda ini sendiri penting agar Anda bisa berpikir, mengedit dan melihat reaksi audience.

KOMUNIKASI JERNIH: TEPAT MEMULAINYA
Waspadai agar Anda tidak terlalu cepat memulai suatu ide, sebelum audience Anda siap mendengarnya. Anda akan membuang waktu berbicara tentang sesuatu yang sangat spesifik, sementara pengertian dasar saja mereka belum tahu. Ini perlunya introduksi alias pengantar. Jika Anda merasa audience Anda sudah selevel dengan Anda, katakan saja "Ini sebagai pengantar dan refreshing buat Anda."

Audience Anda perlu pemanasan dan penyamaan persepsi, atau sekedar refreshment dan pengingat kembali. Matrikulasi kalo di kuliah gitu lho!

Jika sesi bicara Anda adalah kelanjutan dari sesi sebelumnya, review kembali sesi bicara yang lalu dengan beberapa kalimat.

KOMUNIKASI JERNIH: TETAP DI JALUR
- Selesaikan suatu bahasan secara tuntas atau secukupnya sebelum beralih ke soal lain;
- Bertoleransilah terhadap kesunyian;
- Perpendek kalimat-kalimat Anda;
- Gambarkan ide Anda di kepala, buat seperti video, sebelum bicara;
- Gambarkan kata-kata di layar dalam kepala Anda, sebelum Anda mengatakannya;
- Letakkan hal terpenting di awal atau diakhir kalimat;
- Kurangi kecepatan bicara sampai 70% dari kebiasaan Anda berbicara. Ini mungkin perlu latihan. Anda bisa melatihnya dengan "monk talks" seperti dalam tips yang lalu.

Di antara penyebab drifting:

- Pertanyaan yang dijawab dengan luas;
- Topik sampingan yang menarik;
- Permintaan audience untuk membahas sesuatu yang OOT;
- Keinginan Anda sendiri yang tak menyadari OOT;
- Aside yang lupa pulang.

Komunikasi yang jernih bukan APA, tapi BAGAIMANA.
QA-Communication

Tidak ada komentar:

Posting Komentar