Sabtu, 05 Januari 2013

Kata kunci

Mulailah dengan suatu kata kunci dalam bahasan materi pokok Anda. Berilah benang merah. 
Keahlian Anda untuk menghubungkan dua hal yang tak terduga, akan sangat-sangat impresif bagi orang.
I Care About You,
Dwika



TEKNIK: ASIDEby: Ikhwan Sopa.

APA ITU ASIDES?
Di dalam konteks teater, "aside" adalah sesuatu yang diucapkan kepada audience, tapi tidak didengar oleh aktor lain di panggung. Dalam konteks talkshow di televisi, "aside" berarti si pembicara menatap langsung ke kamera, dan tidak melihat kepada orang lain yang ada bersamanya di dalam talk show yang sama.

Di dalam konteks public speaking, "aside" adalah sebuah pola pelarian sementara dari tema atau persoalan pokok yang sedang dibahas. Anda bisa menjadi pembicara jenius jika berhasil baik dalam menggunakan teknik ini. Cara kerjanya seperti ini:

Di tengah pembahasan materi pokok, Anda mulai bercerita tentang sesuatu, tentang suatu informasi yang berbeda dari materi pokok. Anda terlihat seperti terpisah dari materi pokok Anda. Saat Anda selesai bercerita, Anda kemudian kembali lagi ke persoalan pokok, dan meneruskan bahasan materi utama.

ASIDE ITU IMPRESIF
Jika Anda sudah cukup terlatih, Anda bisa melakukannya dengan sangat halus. Dan untuk memulainya, tidaklah terlalu sulit. Mulailah dengan suatu kata kunci dalam bahasan materi pokok Anda, yang bisa Anda "selewengkan" untuk sementara. Audience akan berpikir bahwa Anda kehilangan arah dan kehilangan kontrol. Tapi mereka akan tetap mendengarkan Anda. Kata-demi-kata.

Saat Anda kembali ke persoalan utama, berilah benang merah antara pelarian Anda dengan materi utama. Seketika, audience akan menyadari bahwa Anda justru sepenuhnya masih memegang kontrol. Dan keahlian Anda untuk menghubungkan dua hal yang tak terduga, akan sangat-sangat impresif bagi mereka.

CONTOH ASIDE
Berikut adalah contoh dari teman moderator:

Ia sedang memberikan materi tentang perpajakan. Dan kita tahu, materi pajak adalah materi yang amat teknis. Untuk itu, diperlukan keahlian untuk menjaga agar audience tetap 'terjaga'.

Ia bercerita tentang "gado-gado" antara ketentuan umum (formal) di dalam perpajakan, dengan berbagai ketentuan lain yang sifatnya material seperti pajak penghasilan atau pajak pertambahan nilai.

Komposisi setiap "gado-gado" itu berbeda, dan apa yang diperlukan untuk sebuah tax planning yang akurat dan efisien, adalah kemampuan dalam mengidentifikasi setiap konteks "gado-gado".

Tiba-tiba, teman Saya itu berkata: "Bapak dan Ibu sekalian, jika kita makan siang dan menyuruh seseorang membeli gado-gado, tahukah Bapak dan Ibu, bagaimana membedakan gado-gado yang pedas dan yang tidak pedas?"

"Orang yang kita suruh tidak akan membuka bungkus lalu mencicipinya, dan kemudian memberi tahu kita mana yang pedas dan mana yang tidak."

"Bagaimana membedakannya?"

Teman Saya itu membiarkan audience dalam kesunyian untuk beberapa saat.

Kemudian, Ia menyentak mereka dengan berkata, "Bedanya!"

"Yang pedas karetnya dua, dan yang tidak pedas karetnya satu!"

Ia melanjutkan materi "gado-gado" pajaknya, dan menjebak audience dalam senyum dan benang merah pemahaman.

Learning is fun.
QA-Communication

Tidak ada komentar:

Posting Komentar