Selasa, 01 Januari 2013

Interupsi secara positif

Anda bersimpati kepada orang yang down, bahwa Anda care dan ingin membantunya. 
Perilaku positif bisa didongkrak lagi kekuatan dengan teknik yang telah menjadi rahasia besar bagi para terapis kejiwaan yang paling powerful di dunia; keahlian menginterupsi secara positif.
I care About You,
Dwika






Memanfaatkan Interupsi
QA-Communication

(Lihat artikel sebelumnya: "Menghadapi Interupsi")

Terjemahan bebas dari materi:
"Communication For Confidence"

Keahlian dalam menangani interupsi adalah harta tak ternilai yang layak dimiliki untuk kepentingan berkomunikasi. Kita harus menemukan segala manfaat terbaik dari semua bentuk perilaku; bahwa semua perilaku pasti punya hikmah yang mengikutinya.

Lihatlah bagaimana orang melakukan interupsi. Anda mungkin merasa bahwa perilaku itu adalah buruk, apalagi jika dimiliki dan menjadi kebiasaan. Jika Anda bisa mengubah cara pandang ini - setidaknya untuk situasi tertentu, Anda bisa mengambil manfaat dari perilaku menginterupsi.

Salah satu kepercayaan penting yang biasa dimiliki oleh para pembicara yang hebat, adalah bahwa setiap perilaku dapat dimanfaatkan untuk situasi atau konteks tertentu. Dengan mempertahankan kepercayaan ini, mereka bisa melihat perilaku menginterupsi dari sudut yang baru.

Mari kita coba.

Jika Anda sangat pandai dalam melakukan interupsi, bagaimana dengan ini; menginterupsi pikiran negatif Anda sendiri? Bagaimana dengan menginterupsi kebiasaan mengkritik diri sendiri? Menarik bukan?

Jika suatu saat, Anda berbicara di depan publik, kemudian suara-suara di dalam kepala Anda mengatakan bahwa bicara Anda saat itu buruk sekali, mengapa Anda tidak menginterupsi suara-suara itu?

Menguasai teknik ini tidaklah terlalu sulit. Saat Anda menginterupsi diri sendiri, yakinkan bahwa Anda mengarahkan alam sadar Anda ke berbagai hal yang positif dan menyenangkan. Pada saatnya, aktivitas ini akan berjalan secara auto pilot.

Bayangkan betapa menyenangkannya bagi Anda, jika suatu saat Anda terjerembab ke dalam bad mood gara-gara pikiran buruk dan tiba-tiba, seperti telah terprogram sebelumnya, Anda menemukan diri Anda menginterupsi pikiran buruk Anda sendiri, kemudian menggantinya dengan pikiran-pikiran positif.

Go ahead dan cobalah!

Cara yang paling powerful dalam memanfaatkan interupsi, adalah dengan menginterupsi orang lain yang sedang jatuh ke dalam bad mood. Bagaimana cara melakukannya?

Jika Anda menemukan seseorang yang sedang terpeleset dan menganiaya dirinya sendiri dengan pikiran buruk, bantuan yang umumnya bisa Anda lakukan adalah berempati atau bersimpati padanya. Dengan ini Anda mengatakan kepada dia bahwa Anda care dan ingin membantunya. Perilaku positif ini, bisa didongkrak lagi kekuatannya, dengan teknik yang telah menjadi rahasia besar bagi para terapis kejiwaan yang paling powerful di dunia; keahlian menginterupsi secara positif.

Caranya mudah. Saat Anda menemukan seseorang yang bergerak mengikuti spiral pikiran negatif, perhatikanlah perilaku itu untuk satu menit. Kemudian, geserlah perhatiannya setidaknya dengan tiga aktivitas, dengan melakukan sesuatu yang tidak disangkanya.

Contoh:
1. Minta orang itu untuk menjawab pertanyaan. Ini biasanya akan membawa mereka kembali "ke saat ini" dan "di sini", alias membumi. Efeknya bisa tergantung pada pertanyaan Anda sendiri;

2. Geserlah perhatiannya ke sesuatu yang bergantung di atas kepalanya, suruhlah ia menengadah;

3. Dengan suara yang keras, buatlah suatu pernyataan yang sedikit bodoh, atau sama sekali tidak berkaitan situasi yang sedang berlangsung. Ingat, naikkan volume suara Anda dan intonasinya adalah bertanya; misalnya "Monyet memakan pisang anjing itu. Mengapakah kangguru harus terbang?" Contoh ini cukup buruk, Anda bisa membuatnya lebih buruk akan tetapi dapat menarik perhatian orang itu.

4. Buatlah ia melakukan sebuah aktivitas fisik, seperti mengejar-ngejar Anda misalnya.
Pada intinya, membuat ia membumi lagi, ke saat ini dan di sini.

Mengapa sedikitnya harus tiga?
Kita mengharapkan adanya hasil dari aktivitas-aktivitas itu. Tiga kali adalah standar yang cukup.
Bisakah Anda membayangkan diri Anda menjadi pembicara dengan kemampuan terapis seperti ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar