Minggu, 07 Oktober 2012

Kesempatan datang di mana-mana


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Saturday, September 19, 2009 at 6:10am 
 
Ciptakan kesempatan begitu muncul meskipun ada kendala begitu Anda berani untuk bertindak sepenuh hati 
salam,
Dwika

=================
Kesempatan Itu Datangnya Berkali - Kali
Oleh : Agoeng Widyatmoko 

Sering kita mendengar kalau ada seseorang yang mengeluh, Wah seandainya aku ambil kesempatan kemarin, pasti aku sudah bisa sukses. Atau ada pula yang kadang mengatakan " Sayang, kesempatannya sudah lewat, seandainya aku lebih cepat "

Keluhan-keluhan semacam itu memang menjengkelkan, apalagi jika kita sendiri yang mengalaminya. Betapa tidak, kita baru tahu bahwa kesempatan emas itu ada di depan, tapi terlambat mengambilnya (atau malas dan ragu mengambilnya? ). Dan, lebih jengkel lagi kalau kemudian kesempatan itu tak mungkin datang lagi.

Yah, memang, banyak orang mengatakan bahwa kesempatan itu tak datang dua kali. Tapi, benarkah hal itu? Saya bisa memastikan jawabannya tidak! Bahkan, kesempatan itu datangnya berkali-kali. Tentu, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

Syaratnya sederhana, namun kadang orang jarang menyadarinya. Syarat utama itu adalah bertindak atau take action. Ada sebuah cerita yang dialami oleh salah seorang klien saya. Ia adalah seorang ibu yang punya usaha kue. Ia merasa bahwa saingan usahanya makin banyak dan kesempatan menitip di warung-warung kecil yang biasanya dia lakukan makin sengit persaingannya. Lantas, saya katakan, mengapa tidak mencoba untuk titip ke kantor-kantor. Dia bilang sulit, karena tidak punya kenalan. Kemudian, saya jawab, mengapa tidak dicoba dulu, seminggu atau sesanggupnya saja. Pokoknya asal jangan mengatakan belum dicoba.

Sebulan berlalu. Hingga tiga bulan lamanya ibu itu tidak menghubungi saya lagi. Tapi, di suatu sore, ibu itu menelepon saya dan mengucapkan terima kasih. Ia mengatakan sudah menjalankan saran saya untuk mencoba nekad menjual ke kantor-kantor. Ia nekad karena memang sudah merasa sulit bersaing dengan yang lain. Ia mencoba mencari kesempatan dengan memasarkan produknya ke kantor.

Awalnya ke kantor-kantor kecil. Ia menawarkan itu melalui resepsionisnya. Akhirnya, dari beberapa, ada yang mau diajak kerja sama menjualkan produknya ke orang kantor. Dari salah satu kantor kecil itu, ternyata ada salah seorang pelanggannya yang suka dengan kue buatan ibu itu. Dan, ia pun menawarkan kerja sama membuat kue dan kemasan yang lebih rapi untuk dimasukkan ke toko besar kenalannya. Akhirnya, hanya dalam waktu tiga bulan, tanpa disangka, ibu itu kini memasok kue ke sebuah toko kue yang cukup terkenal di daerahnya.

Begitulah. Terbukti, kesempatan itu muncul begitu ibu tersebut berani untuk bertindak. Ia memutuskan nekad – meski dengan sejumlah kendala dan ketakutan sebelumnya – untuk mencari (menciptakan) kesempatan.

Inilah salah satu contoh nyata bahwa kesempatan itu ternyata bisa datang di mana saja dan dengan cara yang mungkin tak kita duga sebelumnya. Satu hal yang pasti, kesempatan ternyata hanya akan menghampiri orang yang mau mencarinya, bukan menunggu. Kesempatan atau peluang bahkan bisa datang berkali-kali jika kita mau menciptakannya. Caranya? Dengan bertindak atau take action.

Kini, tinggal Anda pilih. Apakah Anda akan menunggu, atau ingin menciptakan kesempatan sendiri. Semuanya di tangan Anda.
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Smile Eve and Pramudya Yanuanto like this.

Bonus dari Anda


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg

 Thursday, September 17, 2009 at 4:08pm 

Untung dan rugi hanyalah bonus dari Anda yang pandai memanfaatkan peluang.
salam,
Dwika

---------------------
Jangan Takut Untung
Oleh : Agoeng Widyatmoko

Judul di atas sudah saya modifikasi dari salah satu makalah
presentasi saya di sebuah forum UKM. Judul aslinya adalah ”Jangan Takut
Rugi”. Poin penting yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa rugi
dan untung itu sebenarnya dua hal yang sama. Kok bisa? Barangkali itu
yang menjadi pertanyaan Anda semua.

Begini. Pemahaman saya tentang kesamaan dua hal ini dipicu oleh
perbincangan saya dengan salah seorang pengusaha senior, Bob Sadino.
Saat itu, dia membalikkan pola pikir saya dengan mengatakan bahwa
dirinya kalau usaha tujuannya cari rugi. Saat itu, saya langsung
membantah. Kalau cari rugi kenapa bisa jadi pengusaha sukses? Dengan
tawa yang khas, ia balik bertanya kepada saya. Kalau cari untung, apa
iya selalu bisa untung? Saya jawab, ya bisa saja rugi. Nah, sama saja
kan? Kalau cari rugi, apa iya selalu rugi terus? Kadang-kadang, bisa
saja malah untung banyak. Jadi, mau cari untung atau cari rugi,
sebenarnya sama saja.

Memang, banyak orang yang ingin memulai usaha akhirnya hanya berhenti
pada batas niat saja. Mengapa? Karena adanya sejumlah
ketakutan-ketakutan itu. Takut rugi, takut tidak bisa balik modal, dan
ketakutan lainnya. Dengan berbagai perhitungan, karena terlalu
dihitung-hitung, akhirnya yang muncul rasa takut tadi.

Perhitungan memang penting. Perencanaan juga sangat penting. Namun,
jika semua itu tanpa disertai tindakan nyata, hanya akan sia-sia
belaka. Banyak sekali peluang yang ada di sekeliling kita. Namun, jika
hanya dijadikan bahan untuk dikaji, dihitung, dipertimbangkan, tanpa
ada action, maka semua hanya akan muncul di angan saja, atau, minimal
jadi tulisan dalam lembaran kertas.

Ada salah satu rekan saya. Dia mempunyai ide-ide brilian berbagai macam
jenis usaha. Bahkan, terkadang, menurut saya ide tersebut bisa jadi
akan sangat menguntungkan jika direalisasikan. Namun, saat saya tanya
padanya, dia selalu berkata, tunggu waktu yang tepat. Hingga kini saya
menulis cerita ini, saya belum pernah mendengar idenya terealisasi.

Lain lagi dengan teman saya yang kebetulan berhenti bekerja karena
perusahaannya bangkrut. Ia pun kemudian punya ide sederhana yang
sebenarnya sudah sangat banyak yang menekuni, yakni berjualan bakso. Ia
berniat mempertaruhkan uang pesangonnya, tanpa merasa harus takut
risiko, untuk merealisasikan ide itu. Maka, setelah memilih tempat di
dekat sebuah sekolah, ia pun mangkal setiap hari dari sekitar pukul 6
pagi sampai bubaran sekolah di tempat tersebut untuk berjualan.
Hasilnya? Menurut penuturannya, minimal 100 porsi bakso dengan harga
Rp5000 per porsi terjual dalam sehari. Berarti, penghasilannya kotor
per hari minimal Rp500 ribu, jauh melebihi dari gaji yang diperolehnya
saat masih bekerja dulu.

Inti dari apa yang ingin saya sampaikan adalah, jangan takut untung dan
jangan pula takut rugi. Semua itu hanyalah bonus dari Anda yang pandai
memanfaatkan peluang. Semua peluang yang ada, jika diiringi dengan
usaha keras, disiplin, keuletan, ketekunan, dan keyakinan kuat akan
kesuksesan, maka pasti akan memberikan hasil sesuai yang kita inginkan.
Selamat mencoba..

Beli Aset Produktif


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Wednesday, September 16, 2009 at 7:20pm

Menunda kesenangan dengan menabung dari uang yang disisihkan bukan dari uang yang disisakan, belilah aset produktif seperti ORI, saham, reksa dana atau emas.
salam,
Dwika

===========
Disiplin pada SLD
oleh : Anatoli Karvof

Perencanaan pengeluaran merupakan suatu keharusan di tengah banyaknya persoalan ekonomi yang mengimpit dan menjepit setiap individu dan keluarga. Walaupun tidak ada aturan baku, sebaiknya pengeluaran maksimum sebesar 30% dari penghasilan. Sisanya bisa digunakan untuk amal, tabungan, asuransi, dan investasi.

Agar perencanaan pengeluaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sebaiknya Anda perlu mempertimbangkan saving, life style, dan delay of gratification (SLD).

S atau saving, artinya menabung dulu baru sisanya digunakan untuk belanja. Jangan sebaliknya belanja dulu baru sisanya ditabung, ini namanya Anda membayar orang lain terlebih dulu. Harusnya Anda membayar diri Anda terlebih dahulu.

Jika selama ini Anda selalu berbelanja dulu ketika menerima gaji atau penghasilan dan sisanya ditabung. Mulai saat ini, Anda harus memutar balik proses itu. Misalnya, Anda menerima gaji setiap tanggal 1, sisihkan terlebih dulu uang gaji Anda untuk ditabung baru sisanya untuk dibelanjakan.

Menabunglah dari uang yang disisihkan bukan dari uang yang disisakan. Apabila Anda berencana menabung dari uang yang disisakan, hampir dipastikan Anda tidak akan pernah menabung. Jika Anda rutin menabung setiap bulannya, dalam waktu setahun Anda sudah mempunyai tabungan yang relatif besar nominalnya untuk membeli aset produktif seperti obligasi ritel Indonesia (ORI), saham, reksa dana atau emas.

L atau life style, artinya gaya hidup. Dalam hal ini Anda harus menentukan standar gaya hidup yang Anda inginkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa menaikan standar gaya hidup relatif lebih mudah dibandingkan dengan menurunkannya. Kenapa?

Pada era semua serba-diukur dengan penampilan luar alias materi ini, menaikkan standar gaya hidup-walaupun tidak mampu tetapi dibuat seolah-olah mampu- sudah menjadi keharusan demi faktor gaya dan gengsi.

Bahkan banyak pihak yang menggunakan utang dari kartu kredit untuk meningkatkan gaya hidup. Sebaliknya, sangat sulit untuk menurunkan standar gaya hidup karena selain sudah merasa nyaman dengan standar gaya hidup tinggi, juga tidak ingin dikatakan sedang kesulitan keuangan jika menurunkan standar gaya hidup.

Tujuan dari penetapan standar gaya hidup agar Anda tidak mengalami defisit alias besar pasak dari pada tiang. Pertanyaannya, apakah tidak boleh menaikkan standar gaya hidup? Boleh-boleh saja menaikkan standar gaya hidup jika memang penghasilan Anda meningkat.

Tunda kesenangan

Sudah lumrah jika penghasilan meningkat diikuti dengan pengeluaran yang meningkat pula, bahkan uang dari kenaikan penghasilan habis digunakan untuk belanja.

Alangkah lebih baik, jika persentase kenaikan untuk gaya hidup lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan gaji. Tujuannya agar tabungan reguler yang Anda sisihkan lebih besar, tidak stagnan alias jalan ditempat.

Misalnya, gaji Anda saat ini Rp10 juta, Rp2 juta untuk ditabung dan Rp8 juta dibelanjakan. Jika bulan depan Anda naik gaji 10% menjadi Rp11 juta. Bisa saja Anda membelanjakan Rp1 juta dari kenaikan gaji tersebut. Jika hal ini yang Anda lakukan nilai tabungan reguler Anda tidak akan berubah tetap Rp2 juta per bulan. Namun, sebaliknya, menaikan standar gaya hidup Anda hanya 8%, berarti uang dari kenaikan gaji yang Anda belanjakan hanya Rp640 ribu, sisanya Rp360 ribu bisa Anda gunakan untuk tabungan regular menjadi Rp2,36 juta per bulan.

Apabila hal ini yang Anda lakukan, semakin besar kemampuan Anda untuk mengumpulkan aset arus kas positif yang akan memberikan pemasukan dalam jumlah yang cukup besar untuk mempertahankan standar gaya hidup yang Anda inginkan.

D atau delay of gratification yaitu menunda kesenangan atau kenyamanan.

Menunda kesenangan bukan berarti Anda tidak menikmati hidup layak, bukan pula Anda pelit. Menunda kesenangan lebih menekankan kepada pola hidup sederhana dan bijaksana, lebih mendahulukan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan.

Bukankah menabung atau investasi itu pada hakikatnya adalah menunda kesenangan untuk berbelanja, yang pada kemudian hari kita akan menerima hasilnya lebih besar dari nilai awal yang kita keluarkan. Dengan mempraktikkan pola hidup menunda kesenangan, kita bisa melakukan kontroling terhadap pola pembelanjaan kita.

Menunda kesenangan ini bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk Anda, yang menjadi persoalannya bukan karena kita tidak mampu tetapi masalah mau atau tidak mau saja. Masalah mau tidak mau ini banyak berhubungan dengan faktor gaya dan gengsi.

Sederhananya seperti ini, katakanlah Anda mampu membeli mobil baru seharga Rp300 juta, dengan menganut pola menunda kesenangan, Anda tidak membeli mobil seharga Rp300 juta tersebut, tetapi Anda hanya membeli mobil seharga Rp200 juta.

Adapun sisanya sebesar Rp100 juta bisa Anda tabung dan investasi. Harus diingat, fungsi tabungan hanya untuk jangka pendek (kebutuhan hidup sehari-hari dan berjaga-jaga karena likuiditasnya tinggi dan risikonya relatif rendah), sedangkan tujuan investasi adalah untuk jangka panjang agar uang Anda berkembang biak dan bisa mengalahkan inflasi.

Setelah memahami prinsip SLD, selanjutnya Anda bisa mengelompokkan pos pengeluaran menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran nonrutin.
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Smile Eve likes this.
Shiddarta Hidajat
Sebagai perbandingan saja, di paragraf pertama disebutkan bahwa belanja kalau bisa maksimal 30 %. Fantastis ! ini kalau mau kaya cepat ala TDW/Tony Robbins atau cocok bagi mereka yang 'sadarnya' agak telat seperti kita2 di usia 40-an :). Kalau sadar dari muda, setelah lulus kuliah dan kerja, dalam buku "The Riches Man in Babylon" dari George Samuel... See More Cleason (1926) yang terkenal, cukup membelanjakan maks 70 % dari penghasilan, 10 % charity (zakat orang bule, kalau muslim 2.5 %), 10 % Investment saving dan 10 % belajar dagang, dalam 20-25 tahun ke depan kita akan menjadi FINANCIAL INDEPENDENCE. Artinya kalau mulai kerja umur 25 dan disiplin melakukan prinsip 70/10/10/10, maka pada usia 45 - 50 kita sudah tidak pusing memikirkan uang :) katanya GSC lho, bukan saya :)
September 18, 2009 at 6:35pm ·
Dwika Sudrajat
Thanks for your comment, Darta.
Tidak ada kata terlambat untuk investasi.
September 18, 2009 at 10:33pm ·

Gagal Total -> Berhasil Total





 Tuesday, September 15, 2009 at 7:26pm 

Bayangan mengenai kegagalan telah menggagalkan banyak orang daripada kegagalan yang sebetulnya.
Tidak ada orang yang tidak takut gagal, tetapi akan ada satu atau dua jiwa di antara kita yang tetap melangkah seperti tidak takut, dan berhasil.
salam,
Dwika

-------------------------------------------
Mengatasi Rasa Takut Gagal
by: Mario Teguh

Sahabat Indonesia, Syukur alhamdulillah kami masih bisa diberikan kesempatan untuk menyampaikan resume dari acara Mario Teguh Golden Ways MetroTV, dengan Topik“Mengatasi Rasa Takut Gagal“. Siapa pun yang pernah berjanji untuk melakukan sesuatu yang baru, yang berani, dan yang akan mengubah nasib - pasti mengetahui bagaimana sulitnya untuk berketetapan untuk memutuskan, dan kemudian untuk tetap berketetapan setelah memutuskan. Dalam bahasan ini Pak Mario memberikan tips-tips terbaiknya - supaya kita bisa berketetapan dengan ketetapan lebih baik. Berikut resume yang bisa kami catat:

Bayangan mengenai kegagalan telah menggagalkan banyak orang daripada kegagalan yang sebetulnya.
Tidak ada orang yang tidak takut gagal, tetapi akan ada satu atau dua jiwa di antara kita yang tetap melangkah seperti tidak takut, dan berhasil.
Ada dua jawaban untuk menjawab pertanyaan kenapa kita takut gagal?
- Karena takut gagal ( Jawaban lazim)
- Saya takut gagal karena rencana saya besar (Jawaban super)
Banyak orang takut gagal, bahkan untuk rencana-rencana yang kecil.
Rasa takut gagal kalau kita tahu caranya, kita bahkan men-syukurinya karena kita takut gagal.
Contoh:
Saya karena demikian takut gagal berbicara didepan publik, saya perhatikan cara bicara saya, saya sadar sekali bagaimana saya berdiri, apa yang saya lakukan dengan tangan saya, saya ingat apa yang akan saya katakan, saya juga harus kreatif tentang hal-hal yang dikagetkan audien.
Karena saya takut gagal,saya sangat berhati-hati sekali. Karena dengan berhati-hati kita akan menjadi orang yang berkualitas.
Jadi, gunakan rasa takut gagal anda menjadi pribadi yang sebaik-baiknya dalam sebaik-baiknya cara.
Kalau kita tidak ingin berhasil kita akan takut gagal. Kalau kita terlalu banyak takut gagal, berarti tidak ada keinginan untuk berhasil.
Orang yang ingin berhasil akan lebih mudah berhasil. Orang yang takut gagal akan lebih mudah gagal.
Banyak orang menakut-nakuti dirinya sendiri dengan ucapan jangan gagal.
Apa yang anda masukan kedalam diri anda akan membentuk seperti motif. Kalau anda memasukan takut gagal, akan lebih mudah bagi anda untuk gagal. Kalau kita inginkan keberhasilan, akan lebih mudah bagi kita untuk berhasil.
Kalau kita ingin berhasil, kita harus tahu apa yang menjadikannya untuk berhasil. Berapa banyak orang ingin sukses, tanpa tahu apa yang menjadikannya untuk sukses.
Dalam bisnis itu CEPAT jauh lebih baik daripada TEPAT.
Karena kalau anda CEPAT ada kemungkinan anda BETUL dan ada keungkinan anda SALAH.
Karena punya kebiasaan CEPAT kalaupun dia salah akan cepat BETUL.
Jika kita ingin-ya TEPAT tetapi tidak mau bertindak, yang mau diperbaiki apanya?
Mengapa banyak orang yang latar pendidikannya rendah pengalamannya tidak banyak, tetapi dia lebih berhasil?, karena dia mendahulukan bertindak.
Bertindak = Upaya, dan Tuhan janjikan bahwa upaya ini adalah pengubah nasib.
Jadi dahulukanlah tindakan, karena KECEPATAN itu jauh lebih baik daripada mengkhawatirkan KETEPATAN.
Lebih baik mana membayangkan kegagalan atau mengalami kegagalan?
Waktu anda membayangkan kegagalan apakah sudah ada tindakan?, belum, waktu anda mengalami kegagalan apakah sudah melakukan tindakan?, sudah, dan pasti ada yang bisa diperbaiki.
Pembayangan kegagalan, telah mengagalkan banyak orang daripada kegagalan itu sendiri.
Coba cek orang-orang yang berhasil, pasti dia mengalami kegagalan. Bahkan mereka mengalami demikian banyak kegagalan untuk kemudian berhasil, karena dia mengambil kekuatannya dari semua kegagalan yang dialaminya.
Dalam edisi Golden Ways kali ini ada sesi yang disebut Machine Gun yaitu audiens memberikan sejumlah pertanyaan secara cepat dan beruntun, dan Pak Mario menjawab-nya secara cepat dan padat, berikut petikannya:
1. Saya sudah mengalami Kegagalan, tetapi kegagalan itu disebabkan oleh atasan, bagaimana menyikapinya?
MT: Sebuah kegagalan yang diakibatkan oleh orang lain atau kita, kitalah yang mendapatkan keuntungan dari kegagalan itu. Dan kegagalan seperti itu masih kegagalan kecil. Karena kegagalan besar tidak mungkin hanya sesederhana itu, dia akan menimbulkan efek besar yang melibatkan banyak orang. Maka jika kita hanya mengalami kegagalan sekecil ini, kita harus mencobanya lebih besar lagi.
2. Kegagalan tidak semestinya dibesar-besarkan, karena setiap orang pernah gagal, kenapa harus ditakutkan ?
MT: Setuju, memang kegagalan itu tidak harus ditakutkan.
3. Apa tindakan kita supaya bisa melakukan CEPAT dan TEPAT.?
MT: Melakukan tindakan yang CEPAT dan TEPAT itu bergantung dari apa yang ingin anda capai. Sebagian orang tidak tahu apa yang ingin dicapainya, sehingga jelas sekali dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
4. Bagaimana mengelola kegagalan agar menjadi sebuah keberhasilan?
MT: Gunakan kegagalan untuk menyiksa diri supaya dia ingat tidak boleh melakukan itu lagi, tetapi cukupkanlah marah itu dan mulailah sanyangi diri dan katakan “untung aku punya pribadi sebaik kamu yang akan menjadi pribadi yang lebih kuat setelah kesalahan ini.”
5. Apa perbedaan rasa takut dengan malas?
MT: Orang takut itu malas berani, orang pemberani berani saja. Tetapi yang harus di cek bahwa orang yang malas adalah orang yang bertenaga, tetapi memilih untuk tidak menggunakan tenaganya. Orang berani adalah orang yang ketakutan, tetapi memutuskan tetap melakukan. Seorang disebut berani, karena dia takutnya sama dengan kita, tetapi memutuskan tetap melakukan.
6. Bagaimana sikap kita untuk mengubah rasa pesimis menjadi optimis, dan cara untuk mempertahankannya?
MT: Rasa pesimis ini adalah pembatalan kemungkinan, rasa optimis itu adalah pemberitahuan kepada diri, kalau aku menurut kepada cara-cara yang baik, itu bisa aku capai. Jangan pernah mengatakan “aku bisa capai itu” tanpa bisa menjadi lebih baik. Jadi kalau begitu ubah saja, kita yang menjadi penguasa dari hati kita dan putuskan untuk berani.
7.Tidak setuju dengan pendapat Pak Mario, karena rasa takut itu diperlukan sebagai kendali dari sikap takabur.
MT: Jadi memang rasa takut itu perlu, diperlukan untuk lebih hati-hati, lebih lengkap dalam persiapan, lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan, Sehingga dengannya meskipun kita takut, kita berlaku seperti orang berani. Jadi orang tidak perlu menjadi pemberani, untuk bertindak lebih berani. Jadi kalau begitu kita sependapat bahwa rasa takut itu diperlukan untuk membangun keberanian.
8.Bagaiana upaya terbaik supaya tidak mengalami kegagalan yang berulang-ulang?
MT: Kalau kegagalan kita belum banyak harus lebih sering lagi, jika kegagalannya kecil-kecil. Jika anda ingin menjadi orang besar, Gagal-lah besar. Jika keggalan itu berulang, evaluasilah caranya.
9.Kenapa banyak orang kurang pintar lebih sukses dari orang yang lebih pintar?
MT: Orang pandai biasanya menunggu segala sesuatu untuk sempurna terlebih dahulu sebelum memulai, orang kurang pandai, karena tidak tahu apa-apa ya memulai saja dan mempekerjakan orang pandai. Dan banyak orang pandai, karena tidak mampu berbisnis sendiri, bekerja pada orang kurang pandai. Tapi coba pikirkan, kalau orang kurang pandai bisa mempekerjakan orang pandai, yang lebih pandai siapa?. Jadi orang yang kita anggap kurang pandai, itu sebetulnya lebih pandai dari kita, karena dia bisa mempekerjakan orang-orang yang lebih pandai dari dia.
10.Bagaimana cara mengatasi rasa takut dari lingkungan akibat efek dari kegagalan kita?
MT: Memang yang ditakutkan orang lain adalah hal yang kita lakukan yang berdampak merugikan mereka. Tetapi yang menjadi sebab utama kegagalan adalah tegangnya diri didalam melakukan sesuatu yang sebetulnya baik. Semua petarung yang tegang, akan lebih mudah dikalahkan daripada petarung yang santai. Perhatikan orang-orang yang mudah berhasil, pasti lebih santai dari orang yang sering gagal. Untuk itu santailah menghadapi resiko gagal, karena berhasil dan gagal adalah dua sisi dari satu koin yang sama. Kalau anda menghindari kegagalan, anda menjauhi keberhasilan. Sikap anda harus lebih ramah kepada yang memberhasilkan daripada yang menggagalkan.
11. Terkadang kita ada setitik keraguan dalam keyakinan kita, bagaimana mengatasi keraguan itu?
MT: Sebuah garis adalah dibentuk dari titik-titik yang berhubungan. Kalau titik keraguan itu saling berhubungan itu namanya takut. Jadi nikmati dimana anda takut sehingga anda bersiap-siap, nikmati dimana anda berani dan melakukan sesuatu yang tidak perah anda bayangkan sebelumnya, lalu nimati lagi saat anda menyesal melakukan kesalahan, lalu nikmati lagi saat anda memenangkan keberanian lagi. Hidup ini seperti itu, jangan pernah anda berharap bahwa hidup ini mudah. Hidup ini ditujukan bagi orang yang menjadikan mudah semua yang sulit.

Orang yang melihat keatas cepat melihat jalan naik. Untuk itu lihatlah jalan naik. Orang yang melihat jalan naik, cara-cara yang dipergunakannnya untuk naik, dia akan melihat hak yang sama bagi dirinya untuk naik. Jika kebiasan ini dibangun dalam keluarga, maka bertengkarpun untuk kebaikan.

Sebetulnya orang yang disebut gagal adalah belum berhasil untuk sementara ini. Orang yang disebut gagal, baru disebut gagal kalau dia berhenti. Selama seseorang itu meneruskan, dia belum bisa disebut gagal. Kalau suatu kegagalan terus berulang cek caranya dan cobalah lagi.

Tuhan maha penyayang, jadi kalau kita melakukan dan salah jalan, Tuhan GAGALKAN, supaya kita tidak melukai diri sendiri. Sehingga kita bisa jalan ke tempat yang lebih baik. Jadi sebetulnya pada waktu kita sedang digagalkan, kita sedang dimudahkan untuk berhasil.

Untuk semua rasa takut, anda harus mempunyai rasa ingin yang lebih besar daripada rasa takut anda.
Rasa takut gagal itu awalnya tidak baik, tetapi jika anda menggunakan rasa takut itu untuk mentenagai upaya anda untuk berhasil, rasa takut gagal itu menjadi berkat.

Tanda bahwa kegagalan itu akan merubah kita menajdi yang lebih hebat, apabila setelah mereda rasa minder, rasa takut, rasa terhina itu mengendap, anda melihat diri anda menjadi yang lebih tegap berdirinya, dadanya lebih penuh, berbicaranya lebih anggun, lebih menghormati orang, lebih berhati-hati dalam mengutarakan pendapat, lebih cepat memulai, lebih lengkap menyelesaikan. Apabila itu yang anda lakukan, anda tahu sebetulnya anda membutuhkan kegagalan di tempat-tempat yang lebih tinggi.

Cara membayangkan keberhasilan adalah dengan menaroh diri kita seperti menjadi pribadi yang lebih baik untuk melakukan tugas kita. Akan selalu ada orang yang melakukan tugas lebih baik dari kita. Maka temukan orang itu, dan belajar darinya.

Apapun rasa takut anda dan keinginan anda untuk berhasil, sebetulnya yang lebih penting adalah yang anda lakukan karena ketakutan itu. Dan yang anda lakukan itu adalah keinginan keberhasilan anda.
Yakinilah jika ada kemungkinan bagi anda untuk gagal, berarti ada kemungkina untuk berhasil.
Jadi berfokuslah pada yang memberhasilkan. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Catatan : Saat ini Pak Mario Teguh, Ibu Lina dan rombongan sedang berada di tanah suci Mekah untuk melaksanakan ibadah umroh. Kita do’akan semoga perjalanan rohani beliau dan rombongan mendapatkan kemudahan dan keberkahan. Serta kita do’akan semoga Pak Mario dan rombongan bisa kembali ke tanah air dengan selamat, dan bisa kembali menyampaikan nasihat-nasihat terbaik-nya, setelah di-charge di tanah suci.

Demikian resume dari acara Mario Teguh Golden Ways dengan Topik “Mengatasi Rasa Takut Gagal”. Suatu kebanggan bagi kami, jika ada sahabat yang meluangkan waktunya untuk share tentang bahasan super ini dalam ruangan sederhana ini.
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Smile EveTwins Adi and Buddy Setia like this.

Menembus Batas


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Monday, September 14, 2009 at 9:43am 

Saat kita ingin berkembang, jangan menunggu perubahan terjadi pada orang lain baru kita dapat berkembang.
Miliki mental bahwa perubahan itu harus dimulai dari diri kita, bukan orang lain.
salam,
Dwika

=========================
Berkembang menembus batas
From: Mohamad Rian Rahardi

Bilakita melihat keadaan di sekitar kita hari-hari ini, kita akan melihat
betapa cepatnya jaman ini berkembang. Bahkan perubahan tersebut
seringkali terjadi tanpa kita sadari. Sebagai contoh, teknologi yang
berkembang begitu pesat, intelektual yang semakin meningkat,
penemuan-penemuan baru di bidang kesehatan dan obat-obatan, dsb.
Perubahan tersebut tidak dapat kita hindari, sebagaimana ada pepatah
yang mengatakan, "Satu-satunya hal yang tidak akan pernah berubah,
adalah perubahan itu sendiri."

Bilakita terlena sedikit saja, besar sekali kemungkinan untuk kita akan
kehilangan kesempatan kita untuk berkembang, atau setidak-tidaknya kita
akan tertinggal dengan semua kolega kita. Maka dari itu kita harus
belajar untuk membiasakan diri dengan perubahan tersebut, sehingga kita
akan menjadi pribadi yang mudah untuk beradaptasi dengan situasi yang
ada, ta npa meniadakan norma, prinsip dan nilai yang sudah kita pegang
dari mulanya.

1. Miliki tujuan yang jelas - kembangkan!
Orang yang tidak memiliki tujuan di dalam hidupnya tidak akan pernah bisa
berkembang dengan maksimal. Mengapa? Karena dia tidak akan tahu ke mana
dia harus melangkah, dan ini akan berdampak pada keputusan-keputusan
yang diambilnya. Tetapi untuk menjadi berkembang tanpa batas, seseorang
juga harus memiliki kemampuan untuk memperluas tujuannya.
Walt Disney dapat berkembang begitu luas sampai ke seluruh dunia hanya
dimulai dari mimpi seorang Walter Elias Disney yang miskin untuk
berusaha membahagiakan semua anak di seluruh dunia. Dan sampai
sekarang, meskipun Mr. Disney sudah meninggal, tetapi mimpi itu masih
terus berlanjut.

2. Miliki inisiatif untuk berkembang tanpa batas.
Saat Christopher Columbus ingin berlayar mengelilingi dunia, semua orang
menganggapnya gila karena mereka percaya bahwa bumi itu datar, bukan
bulat. Tetapi karena keberaniannya untuk berinisiatif 'gila'
tersebutlah kita dapat mengetahui fakta bahwa bumi memang bulat, bukan
datar. Saat kita ingin berkembang, jangan menunggu perubahan terjadi
pada orang lain baru kita dapat berkembang. Miliki mental bahwa perubahan itu harus dimulai dari diri kita, bukan orang lain.

3. Berpikirlah selangkah lebih maju.
Thomas John Watson, pendiri perusahaan komputer raksasa IBM suatu hari
memaparkan kunci dari keberhasilan IBM, dan berkata, "Setiap kali kami
memperoleh kemajuan dalam IBM, itu adalah karena ada orang yang mau
untuk mengambil kesempatan, memikirkannya dengan keras, dan mencoba
sesuatu yang baru." Di dalam hidup ini, kita memiliki pilihan untuk
menjadi orang seperti apakah kita. Apakah kita ingin menjadi orang yang
gagal, ataukah biasa-biasa saja, ataukah kita ingin menjadi orang yang
unggul? Orang yang ingin menjadi orang yang unggul, ia harus melatih cara berpikirnya untuk selalu mengeluarkan ide-ide yang mungkin bahkan belum terpikirkan oleh orang-orang di sekitarnya.

4. Kembangkan rasa ingin tahu yang positif.
Semua penemuan bersejarah di seluruh dunia ini pasti didasari dari
keingintahuan dari para penemunya. Tidak selamanya rasa ingin tahu itu
adalah sesuatu yang negatif, karena selama kita dapat memanfaatkan rasa ingin tahu kita untuk sesuatu yang positif dan berguna bagi banyak orang,
rasa ingin tahu tersebut akan menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Seorang Albert Einstein tidak akan pernah menjadi penemu dari teori
relativitas yang sangat terkenal itu bila dia tidak memiliki rasa ingin
tahu yang besar akan bagaimana energi dapat memiliki hubungan yang erat
dengan massa sebuah benda dan kecepatan cahaya.

5. Rajin-rajinlah membaca.
Setiap orang yang tidak memiliki wawasan yang luas pasti akan mengalami
masalah dalam berkomunikasi dengan berbagai macam tipe orang. Dan salah
satu cara yang baik untuk memiliki wawasan yang luas adalah dengan meningkatkan minat baca.
Thomas Jefferson, presiden ketiga Amerika Serikat, adalah seorang y ang
sangat dikenal lewat kinerjanya dalam menuliskan Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat. Tetapi mungkin tidak semua orang menyadari bahwa
Thomas Jefferson adalah seorang kolektor buku, yang membuatnya menjadi
seorang yang sangat berwawasan luas dalam berbicara berbagai aspek,
mulai dari pertanian, arsitektur, bahkan sampai penelitian fosil-fosil
purbakala.

Sumber : Anonymous
di : http://www.beraniegagal.com
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Smile EveMurni Mushedani and 2 others like this.
Budi Supriyatin
setuju....
September 14, 2009 at 9:54am ·

Melayani Sepenuh Hati


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Sunday, September 13, 2009 at 4:17pm 

Layani customer dengan sepenuh hati karena customer akan mampu merasakan pelayanan ramah, cepat, serta penuh perhatian. 
salam,
Dwika

-----------------------------
Cantik-cantik Kok Judes?
oleh: Surjo Sulaksono 

Suatu kali saya menumpang sebuah pesawat milik Maskapai POKOKE MABUR . Penumpangnya cukup banyak.Saya menjinjing laptop .Setibanya di kursi, saya melihat tempat bagasi di dekat kursi sudah penuh dengan bawaan penumpang lainnya. Saya pangku saja laptop itu. Datanglah seorang pramugari mendekat, "Aduh cantiknya bak bidadari! Seandainya...bla-bla-bla" Tapi lamunan saya buyar ketika mendengar teguran bernada agak galak,

"Pak, laptop-nya nggak boleh dipangku gitu."

"Iya, Mbak. Tapi bagasi sudah penuh semua," jawab saya ramah. Mana tega saya bicara kasar dengan mahluk cantik?

"Itu, ada di sebelah sana" tunjuk bidadari itu ke bagasi kira-kira lima kursi ke depan.

"Bisa tolong ditaruhkan ke sana, Mbak?" Tanya saya penuh harap karena saya duduk di dekat jendela, sudah terlanjur memasang seat belt pula, dan ada dua penumpang gendut di sebelah saya yang membuat saya agak sulit bergerak, apalagi ke luar dari ‘singgasana'.. Saya sudah terlanjur ‘pw'.

"Bapak taruh saja sendiri! Laptop-nya kan berat." Jawab sicantik dengan judes. Saya hanya menganga karena melihat sang bidadari seolah berubah menjadi Mak Lampir. Sepanjang perjalanan saya gusar dan berjanji untuk tidak menumpang maskapai itu lagi. Karena ulah ‘si Nila' rusaklah ‘susu' maskapai itu, tidak tanggung-tanggung, sebelanga, Choi!

Tapi inilah potret umum pelayanan kita. Mas Iis Silarta di Wikimu pernah melapor peristiwa yang tidak mengenakkan dengan sebuah Bank di Jogja. Sebenarnya bukan hanya di sana, saya sudah mengunjungi kota-kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, kondisinya kurang lebih sama. Bahkan Jakarta yang memproklamirkan diri sebagai kota bisnis juga masih serupa. Untungnya sudah ada beberapa perusahaan yang sudah peduli pada pelanggan.

Siapa yang Anda layani? Mestinya setiap orang yang melakukan interaksi dengan Anda adalah pelanggan Anda. Tak peduli ia cantik seperti Sandra Dewi atau ia seorang gadis yang juelek buanget. Apakah Ia konglomerat sekaya Aburizal Bakrie atau hanya guru SMA sekelas Umar Bakrie. Anda harus melayani mereka dengan tulus. Mengapa? Dari pendekatan bisnis, mereka mendatangkan uang bagi organisasi. Dari sisi moral, itu ibadah. Sejak awal abad 20 W. Edwards Deming, pakar manajemen berkebangsaan Amerika yang juga seorang penulis buku berjudul Strategy and Business sudah mengajarkan kita bahwa The customer is the most important part of the production line.Pelanggan adalah orang yang paling penting dalam bisnis kita

Setiap orang yang bergerak dalam bidang bisnis mestinya belajar untuk memiliki paradigma yang benar tentang bisnis yang sedang kita jalani, mengapa kita menjalankan bisnis ini, siapa yang kita layani, apa peran pelanggan dalam bisnis kita, serta mengapa kita harus fokus pada usaha memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Mengapa kita harus melayani pelanggan dengan sepenuh hati? Kalau hanya setengah hati, apalagi sambil ngedumel, pelanggan akan mampu membedakannya. Ia akan balik mengomel dan segera pergi mencari provider lain yang mampu melayani dengan ramah, cepat, serta penuh perhatian. Bila banyak pelanggan kita pindah ke pesaing, apa yang akan terjadi dengan pertumbuhan bisnis atau karir kita? Bisnis akan mandeg, biaya operasional membengkak, perusahaan terus merugi, dan akhirnya mati. Kita? Mungkin bisa hengkang ke perusahaan lain, tapi tentu dengan beberapa ‘catatan miring'.

Betapa pentingnya pelanggan dalam bisnis maupun karir kita. Orang Jepang menganggap pelanggan seperti mercusuar yang memberitahukan arah atau jalur mana yang harus dilalui sebuah kapal, terutama di perjalanan yang gelap dan berombak besar. Karena itu, mendengarkan suara konsumen, meski kadang itu berupa komplein yang pedas, membuat kita mampu bersiaga agar tidak terdampar di karang yang terjal.

Perusahaan tertentu bahkan bersedia memberikan hadiah, misalnya voucher bagi pelanggan yang bersedia memberitahukan perasaan mereka setelah menikmati jasa atau produk tertentu. Saya pernah diundang round table oleh sebuah supermarket di dekat tempat tinggal saya karena saya sering berbelanja di sana. Saya dan beberapa pelanggan lainnya diminta memberikan komentar atau saran-saran dan pulangnya diberikan souvenir. Lumayan kan buat orang rumah?

Berikan sambutan yang ramah. Belajarlah untuk tersenyum, pandanglah mata pelanggan ketika Anda sedang berbicara atau sedang mendengarkan mereka. Berilah respon dengan mengangguk, senyum, atau berkata," benar, Bu" atau, "Baik, Pak.", Ucapkan terima kasih setelah mereka membayar atau menggunakan jasa Anda. Ucapkan salam perpisahan yang berkesan. Syukur kalau bisa sambil bercanda, "Besok belanja lagi ya Pak!"

Hal kedua, yang perlu Anda tingkatkan juga termasuk pada aspek fisik, penampilan, atau fasilitas yang dapat Anda berikan kepada customer. Mulai dari pakaian Anda, aksesorisnya, tata rias wajah, tata rias rambut, kebersihan badan dan mulut dll sampai kebersihan ruang kerja, keindahan, kenyamanannya. Biasanya mereka akan rela membayar lebih jika mereka mendapatkan lebih baik.

Faktor ketiga yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan adalah perbaikan sistim dan prosedur. Bayangkan jika Anda datang ke sebuah Bank untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah, Anda disambut oleh customer service officer yang cantik dan ramah, tetapi persyaratan dan dokumen yang diminta terlalu berlebihan, dan proses pengurusannya sampai 3 bulan, berkali-kali datang pula. Apakah Anda bersedia untuk melakukan transaksi? Saya yakin Anda akan pindah ke bank lain yang mungkin lebih kecil tapi pelayanannya cepat, ramah dan tidak ribet.

Apakah Anda melakukan bisnis bank, restoran, salon, travel, hotel, toko, butik, atau bisni lainnya, Anda harus menomor satukan pelanggan. Jika tidak, maka competitor Anda akan dengan senang hati menerima muntahan pelanggan dari Anda. Padahal biaya untuk mencari pelanggan baru jauh lebih mahal daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan lama. Apalagi bila pelanggan sudah kepincut dengan pelayanan kita, dia akan bersedia lapor ke bos kita (semoga itu berarti kenaikan pangkat buat kita), mereferensikan kepada family atau teman-teman mereka (semoga itu berarti penambahan order).

Jadi, mari kita hitung; berapa nilai pelanggan sesungguhnya buat bisnis Anda. Misalkan Anda punya minimarket. Lalu ada seorang pelanggan yang berbelanja Rp 100.000,- Karena puas ia memutuskan untuk belanja lagi ditempa Anda, sebulan 4 kali. Setahun ia membelanjakan Rp 4.800.000,- Jika ia tidak pindah rumah selama 10 tahun, ia telah mendatangkan Rp 48,000.000,- dengan catatan, ekonominya tetap. Jika ia semakin ‘kaya' belanjanya meningkat setiap tahun, mungkin Anda akan memperoleh Rp 500 juta dari pelanggan setia selama 10 tahun itu. Jika anaknya menikah dan tinggal di lokasi yang berdekatan, Anda akan punya ‘pelanggan warisan turun temurun'. Jika ia cerita dan mengajak teman-temannya; teman arisan, teman POMG, teman pengajian atau gerejanya 10 orang, berapa keuntungan yang Anda raup dari ‘seorang pelanggan yang puas karena senyum Anda yang amat manis'. Apakah butuh otak Einstein untuk memahami hal ini? Apakah perlu riset yang njelimet untuk mencari datanya?

Ini semua sebenarnya adalah hal yang sangat sederhana, tidak perlu banyak keluar uang, tidak harus menggunakan logika tingkat tinggi. Ia hanya butuh hati yang mau peduli, ikhlas, dan bersedia kerja sedikit lebih capek. Tapi hasilnya pasti lebih bernilai ketimbang pengorbanan yang Anda sudah keluarkan.Kepuasan hati tatkala melihat wajah pelanggan yang berseri-seri, sering datang bertransaksi bahkan menganggap Anda sebagai sahabat, besan, mantu, atau pasangan hidup! Banyak hal yang tidak dapat dinilai dengan uang karena nilainya memang jauh lebih tinggi dari persediaan devisa negara kita. Anda mau melakukannya? Mulailah dari hal yang sederhana dan saat ini juga. Anda akan terlihat lebih cantik, luar-dalam. Sumpe lho!
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Conny T SusantoBuddy Setia and 2 others like this.
Conny T Susanto
semoga belum terlambat untuk mengucapkan.. Happy Birthday Dwika....wishing you all the best...
September 14, 2009 at 5:43am ·
Dwika Sudrajat
Belum terlambat kok. Masih suasana puasa dan birthday.
Makasih Conny.
wishing you all the best to you too.
September 14, 2009 at 8:54am ·

Anda Sudah Memulai




 Friday, September 11, 2009 at 3:31pm  

Tancapkan tiang atau Milestone yang merupakan bahwa anda sudah mulai BERHASIL, dan ini mungkin awal dari keberhasilan anda.
Hayatilah makna "Bersukur" yang terkandung didalamnya dengan hati...niscaya anda akan menyadari begitu banyak yang telah Anda dapatkan...
salam,
Dwika

=================================
Jangan Pernah Berhenti Dan Bersyukur
Oleh : Hadi Kuntoro

Dream atau Impian memang indah, dan ditangan motivator-motivator yang handal,
lengkaplah sudah tekad kita atau motivasi kita apabila kata-katanya telah
dirangkai dengan sedemikian indah, "Jangan Pernah Putus Asa Mengejar ImpianAnda".

Kata-kata ini begitu menyihir kita untuk bergerak-bergerak-bergerak...namun tetap
saja ada kalanya bahan bakar semangat kita habis atau menipis, kendur, loyo,
sebel, masa bodoh, menyalahkan orang,keadaan,stress,depressi...dan mulai muncul
rasa bahwa "This Not my way..." ini bukan jalan saya.

Saya merasa jadi asing dengan apa yang saya lakukan saat ini. Kenapa saya
memilih jalan ini...? Kenapa orang bisa berhasil..? kenapa saya sial terus...?
Apakah anda sering atau pernah atau bahkan sedang mengalami hal diatas ini..?

Kalau anda sudah merasa menderita karena persoalan2 diatas, berarti anda
harus sudah mulai buru-buru untuk menancapkan tiang atau monument atau
Milestone atau apalah...yang merupakan bahwa anda sudah mulai BERHASIL. Dan ini
mungkin awal dari keberhasilan anda.

Bagai kita yang memiliki tubuh overweight, yang sedang berusaha untuk
mengecilkan berat badan. Dari semua literatur dan saran para ahli berbagai
media, yang paling cocok untuk menguruskan perut yang menonjol kian kemari
adalah dengan olahraga lari secara teratur misalnya.

Hari pertama kita begitu semangat. 10 kilometer rasannya nggak mustahil akan
dilahap pada kesempatan pertama itu. Kita mulai berlari...ternyata...betis anda terasa
terpaku di tanah, paha anda pegel, keringat dingin malahan yang keluar atau
bahkan keringat2 yang bikin gatal, nafas anda terburu seakan oksigen sudah
begitu menipis, apalagi antara nafas dan langkah tidak kompak, kepala anda
mulai berdenyut, satu putaran lapangan tennis seakan sudah cukup untuk
meledakkan paru2 anda..dan terakhir otak anda berkata stop..! berhenti.! Dan
akhirnya anda berhenti....sedih, belum juga 1 kilo...pengin lari lagi nggak kuat,
esok harinya malah pegel, kesal dengan diri sendiri akhirnya malah jadi makan
banyak2 karena stress dan menyalahkan diri sendiri atau kadang menyalahkan
keadaaan....

Padahal yang harus dia lakukan pada hari pertama dia lari dan tidak kuat itu
adalah....Alhamdulillah.... bersyukur..bersyukur..dan bersyukur...hari ini
sudah bisa mulai berolah raga meskipun belum kuat lama, atas kesadaran sendiri,
ditempat lain ada yang memulai seperti ini pada saat dia sudah mulai kena
stroke ringan....dan esok harinya kita datang lagi ke arena dengan gagah, kita
lari lagi dapatnya kok menurun hanya setengah putaran lapangan tennis..? itupun
diakhiri dengan memegang lutut yang rasanya mau copot..? bersyukurlah...pas
pulang timbangan malah naik, biarin saja, besok kita mulai lagi dan selalulah
bersyukur..Insya Allah setelah 3-4 bulan segendut apapun tubuh anda anda akan
bisa lari 6-8 km non stop..! Bahkan 1 km terakhir bisa Sprint.! hehe..ada kok
yang mengalaminya...

1. Anda pebisnis yang biasa profitnya diatas 10 juta kok sekarang 5 juta saja susah, besyukurlah, temen yang lain ada yang profinya gak sampai 1 juta.Anda pebisnis yang biasa profitnya diatas 10 juta kok sekarang 5 juta saja susah, besyukurlah, temen yang lain ada yang profinya gak sampai 1 juta.
2. Biasanya profit 1 juta sebulan sekarang kok paspasan hanya bisa untuk bayar sewa dan karyawan saja? Bersyukurlah traers lainnya ada yang merugi lho..
3. Tiap bulan rugi dan nombok melulu..? Tetaplah bersyukur... karena anda sudah memulai, yang lain ada yang baru cari2 peluang,
4. Stress...peluang banyak sekali..tapi nggak tahu mau ambil yang mana.? Syukurilah..karena ternyata mindset anda sudah mulai berubah..Insya Allah dengan bersyukur anda akan dipilihkan pilihan terbaik.
5. Jangankan memilih peluang bisnis KEPINGIN SAJA TAKUT nanti kesengsem sementara modal dan nyali nggak ada, Bersyukurlah...karena ana saat ini sudah memiliki banyak temen2 di tda yang senantiasa akan berempati dgn anda, jangan malu, gengsi,dan semacamnya untuk menceritakan apa yang sedang anda alami saat ini..apalagi hal2 yang menyedihkan, kalau kita mau berbagi kadang malah cepet ilang sedihnya...
6. Temen sudah banyak, tapi melihat sharing2 mereka kita malah stress...? Apakah ada yang tidak berdaya begini..? Bersyukurlah...anda jauh lebih baik, nun jauh disana ada teman sekolah saya yang saat ini jadi guru dengan honor hanya 200ribu sebulan. Beberapa waktu lalu HP dia yang biasanya hanya untuk menerima panggilan saja, diam2 saya isi lewat M-Kios, dia begitu takjub karena 100rb yang saya isikan ini biasanya biaya pulsa dia 5 bulan...!

Jadi syukurilah apa yang anda sudah dapatkan saat ini, dan apabila rasa syukur itu digabungkan dengan dream2 kita yang indah, makan akan kita dapatkan kata2 yang memiliki power yang sangat dahsyat. Jangan memusingkan apa yang belum kita capai tapi coba periksalah apa2 yang sudah kita dapat, dan bersukurlah.

"Jangan Berhenti Mengejar Impian Anda, dan Syukurilah Terhadap Apapunyang Sudah Anda Capai Sampai Detik Ini".
Sering2lah mengucapkan Alhamdulillah...dan hayatilah makna "Bersyukur" yang terkandung dalamnya dengan hati...niscaya anda akan dengan mudah menangis karena begitu banyak yang telah kita dapatkan...
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike
Smile Eve likes this.

Sampai Pada yang Anda Inginkan.


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Thursday, September 10, 2009 at 3:52pm 
 
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain, dengan dogma hasil pemikiran orang lain, sehingga tidak mendengar kata hati Anda.
Miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan.
salam,
Dwika

==============================
Pidato Steve Jobs: Tentang Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar.
Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa.

Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan.

Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.
Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut.
Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor.
Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi.
Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:
Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan.
Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda.
Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain.
Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain.
Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda.
Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan.
Semua hal lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog”, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya.
Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.
Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid.
Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.

Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda.
Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang.
Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh).
Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka.
Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu.
Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.

(Diterjemahkan oleh Dewi Sri Takarini, alumni sebuah perguruan tinggi di Australia )
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike

Potensi Hebat


http://profile.ak.fbcdn.net/profile6/488/47/q1502167460_5990.jpg


 Wednesday, September 9, 2009 at 10:10am | Edit Note | Delete

Anda sebenarnya mempunyai potensi yang hebat, namun sering tidak digunakan.
Anda akan berhasil setelah memutuskan belenggu dalam diri Anda sendiri.
salam,
Dwika

===============================================
Kutu Anjing dan Rantai Gajah
by: Supardi Lee

Melepaskan Diri dari Belenggu Keterbatasan. Ini cerita yang saya dapat dari guru saya. Pak Farid Poniman. Cerita yang sungguh membebaskan saya dari berbagai belenggu yang membatasi langkah-langkah bisnis saya menuju sukses. Begini ceritanya:
Seekor kutu anjing adalah binatang yang sangat hebat. Apa kehebatannya? Ia bisa meloncaat sangat tinggi. Sampai kira-kira 50 kali lipat ukuran tubuhnya. Ia binatang yang membuat anjing gatal-gatal.

Suatu ketika sang anjing meminta tolong pada seekor kelinci. “Wahai kelinci, tolonglah aku. Tolong kau cari, tangkap dan buang kutu anjing di tubuhku ini. Rasanya aku sudah nggak kuat lagi.”

Kelinci pun berusaha sekuat tenaga. Tapi ia sangat sulit menangkap kutu anjing itu. Setiap ia akan tangkap, si kutu anjing melompat tinggi. Bahkan lebih tinggi dari kelinci.
Keadaan ini membuat kelinci berpikir keras. Akhirnya ia dapat ide. Ia minta serpihan kecil daging dan bulu pada anjing. Daging dan bulu itu, ia masukkan ke sebuah kotak korek api yang terbuka. Rupanya kelinci membuat jebakan untuk kutu anjing tersebut. 

Ketika kutu anjing melihat ada sebongkah daging dan bulu anjing, maka ia pun melompat masuk ke dalam kotak korek api itu. Ketika, ia sedang asyik menikmati bulu dan daging anjing itu, kelinci segera menutup penutup kotak korek api itu. Si kutu anjing pun terperangkap.

Kelinci membiarkan kutu anjing itu beberapa hari. Ia tidak ingin tangkapannya kabur lagi. Setelah beberapa hari, kotak korek api dibuka. Meloncatlah si kutu anjing. Kelinci terkejut. Ia khawatir si kutu anjing akan kabur. Ternyata tidak. Kutu anjing itu sekarang, tidak bisa loncat melebihi tinggi kotak korek api yang beberapa hari ini mengurungnya. Kelinci dengan mudah kembali menangkap si kutu anjing.
Nah, itulah cerita kutu anjing. Dia sebenarnya bisa melompat tinggi sekali. Sampai 50 kali ukuran tubuhnya. Tapi begitu ia dimasukkan ke kotak korek api, ia tak bisa melompat tinggi. 
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah itu? Banyak sekali. Cuma saja, saya baru akan menerangkannya, sesudah saya menceritakan satu cerita lagi untuk anda. Cerita Rantai Gajah. Cerita ini saya dapat juga dari Pak Farid Poniman. Guru saya yang satu ini, memang benar-benar hebat. Ia punya banyak cerita yang bagus-bagus. Begini ceritanya, dengan modifikasi dari saya sendiri:

Suatu ketika, ada gajah liar yang merusak kampung. Sudah banyak orang yang celaka. Banyak rumah yang rusak. Sawah dan ladang pun demikian pula.
Penduduk desa telah berusaha sekuat tenaga menangkap atau membunuh sang gajah. Tapi semua cara gagal. Mereka kekurangan alat. Mereka hanya mengandalkan senapan angin yang tidak seberapa kekuatannya. Tentu saja, tidak bisa menaklukan sang gajah.

Kebetulan, lewat ke kampung itu seorang pemburu dari kota. Penduduk kampung pun meminta pertolongan sang pemburu. Dengan sigap pemburu ini segera memburu sang gajah. Mereka pun bertemu di pinggir kampung.
Sang pemburu sudah siap dengan berbagai alatnya. Ia gunakan senapan besar dengan kekuatan besar. Ia juga gunakan peluru bius yang sangat kuat. Ia yakin, peluru bius itu sanggup membius sang gajah.

Beberapa kali tembakan meleset. Sampai pada tembakan kelima, akhirnya sang gajah tertembak. Peluru bius itu pun menancap di tubuh sang gajah. Beberapa saat, sang gajah meronta. Sampai kemudian, ia terjatuh dan pingsan.
Sang pemburu dan penduduk kampung kemudian merantai gajah itu. Rantai yang digunakan besar dan kuat sekali. Penduduk kampung pun lega. Akhirnya masalah besar itu selesai juga.

Sang gajah pun bangun. Ketika bangun ia langsung berdiri dan berlari. Ia merasa benar-benar lapar. Tapi kakinya dirantai. Ia pun terjatuh. Ia berdiri lagi, lari lagi. Terjatuh lagi. Begitu terus. Sampai sang gajah lemas. Ketika melihat kesekelilingnya, ternyata ia menemukan sebongkah besar rumput. Ia pun menghampiri rumput itu dan memakannya. Ketika gajah itu kenyang, ia mencoba berlari lagi. Tapi rantai yang mengikatnya sungguh kuat. Ia terjatuh lagi. 

Itulah yang terjadi hari-hari berikutnya. Sang gajah terus mencoba berlari, tapi ia terus gagal. Meski begitu, ia tidak kelaparan. Malah makin gemuk saja, karena makanannya bagus dan terjamin. Sang gajah pun berhenti mencoba lari. Setiap hari ia hanya makan saja.

Rantai gajah pun diganti. Tidak lagi menggunakan besi yang besar dan kuat. Ia hanya diikat seutas tali plastik. Tapi sang gajah tidak mencoba berlari. Ia telah nyaman pada kondisinya sekarang. Ia tidak lagi liar.

Itulah cerita rantai gajah. Apa yang bisa anda simpulkan dari dua cerita tadi? Kutu anjing yang tadinya bisa melompat tinggi, jadi tidak berdaya dan hanya melompat setinggi kotak korek api. Demikian juga dengan sang gajah liar. Tadinya dibutuhkan rantai besi yang besar dan kuat untuk merantainya. Tapi, kemudian, seutas tali plastik saja tidak dicoba diputuskan oleh sang gajah.

Bagi saya, dua cerita di atas setidaknya memberi tiga pelajaran:
1. Setiap mahluk hidup sebenarnya mempunyai potensi yang hebat.
2. Ada kondisi yang membuat potensi hebat tersebut, justru tidak digunakan.
3. Manusia hebat adalah manusia yang berhasil memutuskan belenggu dalam dirinya sendiri.

Mari kita bahas satu per satu.

1. Potensi hebat.

Setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang hebat. Bagaimana orang seperti Thomas Alfa Edison – yang dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh – justru berhasil mempunyai hak paten untuk 1000 penemuan. Itu karena Edison memang dilahirkan dengan potensi hebat itu. Demikian pula dengan kita semua.

Kita semua dilahirkan dengan potensi yang sama dengan Edison. Otak kita dengan Edison relatif sama. Bedanya, Edison menggunakan lebih banyak sel otak dibanding orang biasa. Karena potensi yang digunakan berbeda, maka hasilnya pun beda. Sesederhana itu.

Jadi, potensi yang kita miliki itu sama dengan orang-orang hebat seperti Soekarno, Habibie, keempat Imam Mazhab, Gus Dur, Amin Rais, Usamah bin Ladin, Goerge W Bush, Fidel Castro, Pele, Maradona, Ronaldinho, Zinedine Zidane, Muhammad Ali, Rudi Hartono, dan sebagainya.

Pembedanya terletak pada seberapa banyak potensi yang kita gunakan dalam hidup kita sehari-hari.
Semua manusia berasal dari sel sperma. Nah, sel sperma yang menjadi manusia itu adalah sel terkuat. Ia telah berjuang mengalahkan 200 juta sel sperma lain. Jadi kita itu dilahirkan sebagai orang hebat dari awal penciptaan kita.
Setidaknya ada enam potensi hebat yang kita miliki. Pertama, ruh. Ruh lah yang membuat kita hidup. Berbeda dengan batu. Ruh adalah bagian manusia yang kekal. Ia tidak akan mati. Mati yang kita kenal adalah proses perpindahan ruh dari dunia fana ke dunia kekekalan. Sang ruh tetap hidup.

Kedua, akal. Inilah anugerah Tuhan yang membedakan dan membuat manusia lebih dari mahluk lain. Bahkan dari malaikat sekalipun. Akal adalah kemampuan manusia untuk membedakan hal yang benar dan salah, lalu mendorong manusia melakukan hal yang benar.

Ketiga, nafsu. Inilah sumber keinginan tanpa batas manusia. Ia memang punya titik lemah, yaitu mendorong manusia melakukan hal-hal yang buruk. Tapi dengan kekuatan akal, nafsu manusia bisa dikendalikan. Misalnya manusia punya nafsu sex. Nah, akal akan memimpin nafsu untuk menyalurkan nafsu tersebut dengan cara yang benar. Pernikahan. Bukan berzina.

Keempat, otak. Inilah potensi yang luar biasa. Di dalamnya terdapat pikiran, emosi, kreatifitas, imaginasi, memori dan sebagainya. Semua hal itu adalah potensi-potensi hebat. Dengan pikiran yang tepat misalnya, kita dapat berjalan di atas bara api tanpa terluka. Dengan adanya emosi, kita bisa menjalin hubungan baik dengan sesama mahluk Tuhan.
Kelima fisik. Manusia telah dianugerahi fisik yang tepat. Lihatlah hidung kita. Lubangnya mengarah ke bawah kan? Bayangkan bila lubang hidung kita mengarah ke atas, akan susah kalau kehujanan. Bayangkan pula bila bibir kita ada dua atau lebih. Satu bibir ngomong, yang lain juga ngomong. Bingung kan? Atau kita punya dua jenis kelamin. Bagaimana kira-kira jadinya?

Keenam, waktu. Tuhan memberi setiap manusia waktu yang sama. Sehari 24 jam. Sejam 60 menit. Semenit 60 detik. Waktu adalah potensi yang tidak bisa diulang. Kita tidak bisa mengulang kelahiran kita sendiri. Waktu terus berlalu. 
Bila sekarang anda sedang membaca, maka di waktu yang sama ada yang tidur, nonton TV, belanja, dan sebagainya. Sebaik apa kita menggunakan waktu, sebaik itu pulalah hasil yang kita dapat. Juga sebaliknya. 

Nah, keenam potensi ini sama diberikan Tuhan pada setiap manusia. Tinggal bagaimana kita menggunakan potensi itu. Itulah mengapa ada orang sukses dan pecundang. Orang sukses pasti menggunakan potensi seoptimal mungkin. Sedang pecundang tidak. 

2. Kondisi yang membelenggu.

Ada banyak kondisi yang bisa membelenggu potensi manusia. Saya menggolongkan belenggu itu dalam dua kelompok besar. Pertama ketakutan dan keraguan. Kedua, belenggu kondisi. 

Belenggu ketakutan dan keraguan. Inilah belenggu utama. Gajah berhenti berusaha lari karena ia takut jatuh lagi. Jatuh itu menyakitkan. Karena takut, ia belajar merasa nyaman dengan kondisi barunya. Ia pun masuk ke zona nyaman (comfort zone). 

Setiap kita pasti merasa takut dan ragu melakukan sesuatu yang baru. Hal baru ada di luar zona nyaman kita. Setiap manusia pasti dilanda ketakutan dan keraguan ketika ia melangkah keluar dari zona nyamannya. 

Misalnya anda ingin mulai berbisnis. Nah, anda pasti diserang ketakutan dan keraguan. Anda takut rugi. Anda takut ditolak. Anda takut ditertawakan. Anda takut ditentang keluarga. Anda pun merasa ragu dengan kemampuan anda. Anda ragu pada rekan bisnis anda dan sebagainya.

Bila anda menurutkan ketakutan dan keraguan itu, maka anda pasti tidak akan mulai. Berkuasanya ketakutan dan keraguan pada diri manusia membuat manusia itu diam. Tidak bergerak. Tidak mengambil langkah apa-apa. Tapi, begitu ia mengatasi ketakutan dan keraguannya, ia pun mulai bertindak. Pasti!

Belenggu kondisi adalah terbelenggunya potensi karena suatu kondisi. Misalnya kondisi ekonomi, sosial, usia, pendidikan, budaya, lingkungan dan sebagainya. Setiap kondisi mengandung belenggu.

Kondisi miskin bisa membelenggu. “Saya miskin. Tidak punya modal. Bagaimana bisa memulai bisnis?” Kondisi kaya pun bisa membelengu. “Untuk apa saya cape-cape bisnis. Uang saya kan sudah banyak.” 

Jadi, meski kondisinya beda, tapi bisa membelenggu dengan hasil yang sama. Dalam kasus di atas, hasilnya adalah tidak mulai berbisnis.

Usia bisa membelenggu. “Saya sudah tua, sudah tidak bisa berpikir keras lagi”. Itu belenggu. Atau “Saya masih terlalu muda. Belum berpengalaman”
Jaman sekarang pendidikan pun bisa membelenggu. Orang yang pendidikannya rendah akan terbelenggu bila berpikir: “Saya kan tidak lulus SD, bagaimana bisa sukses?” Orang yang pendidikannya tinggi akan terbelenggu bila berpikir: “Pendidikan saya tinggi, masa saya harus jualan jadi pedagang kaki lima?” Jadi, kondisi apapun bisa membelenggu. 

3. Memutuskan belenggu diri.

Dua belenggu di atas membelenggu potensi. Bagaimana memutuskan belenggu itu? Prinsipnya ada dua. Pertama, optimalisasi potensi. Kedua, pertolongan orang lain. 
Optimalisasi potensi bersifat internal. Caranya ada dua. Pertama, BENTUK TUJUAN. Misalnya orang miskin yang terbelenggu kemiskinannya. Nah, kondisi miskin itu pasti membuatnya tidak enak. Bila kondisi tidak enak itu sudah sampai puncaknya, ia akan berpikir: ”Bagaimana saya bisa jadi kaya?” Bila pikiran itu cukup kuat, ia akan berusaha sampai sukses. Banyak orang super kaya tadinya adalah orang super miskin. 

Cara kedua adalah apa yang disebut MEMBINGKAI ULANG. Contohnya orang kurang berpendidikan formal. Ia berpikir: “Saya memang tidak lulus SD, tapi saya akan buktikan bahwa saya juga bisa sukses”. Pikiran itu membingkai ulang kondisi miskin. Itulah yang dilakukan Pak Andri Wongso. Sekarang ia berhasil. Ia menyebut dirinya SDTT TBS (Sekolah Dasar Tidak Tamat, Tapi Bisa Sukses).
Contoh lain orang kaya yang tidak mau berbisnis tadi. Ia berpikir:”Uang saya sudah banyak. Buat apa berbisnis?” Nah, sang orang kaya akan mulai bisnis bila ia membingkai ulang kondisinya. “Saya memang kaya. Tapi kalau tidak bisnis, pasti uang saya habis.”

Ada juga orang yang dilanda ketakutan dan keraguan. Tapi kemudian, pikirannya berbalik. Ia berpikir:”Paling resikonya saya kehilangan uang. Nanti juga saya dapat uang lagi.” Itulah membingkai ulang.

Prinsip kedua adalah pertolongan orang lain. Prinsip kedua ini sebenarnya adalah penguat cara kedua. Orang tidak bisa ditolong oleh orang lain kecuali orang itu menolong dirinya sendiri.

Prinsip kedua ini ada dua cara praktis. Pertama memberi ikan. Kedua memberi jala. Cara pertama bersifat lebih cepat. Ia langsung mengatasi belenggu tadi. Bila ada orang miskin, beri dia uang sesuai kebutuhannya. Selesai. Bila ada orang yang takut presentasi, ya sudah ambil alih oleh orang lain. Beres.

Cara pertama ini hanya menunda masalah. Belenggu dirinya masih ada. Mungkin malah lebih kuat. Sama dengan orang yang punya utang. Ia lari terus waktu utangnya ditagih. Dengan begitu utang tadi tidak jadi lunas kan? 
Cara kedua adalah memberi jala. Bukan ikan. Jadi bila orang ragu dan takut bisnis, maka jangan dibiarkan ia mundur. Tapi ajari bagaimana ia bisa mengatasi ketakutan dan keraguannya dengan menggunakan prinsip kedua. Bangkitkan tujuannya dan bingkai ulang kondisinya.
Untuk orang yang takut berbisnis, katakan: “Bila anda tidak mulai bisnis, anda tidak akan pernah kaya. Anda pasti mau jadi orang kaya kan? Mau dapat penghasilan Rp. 100 juta per bulan? Mulailah bisnis!” Bangkitkan tujuan!
Atau, lakukan bingkai ulang. Katakan: “Kondisi miskin adalah kesempatan emas untuk sukses. Banyak sekali orang super kaya yang tadinya super miskin. Saya yakin anda adalah orang berikutnya.”

Jadi cara memberi jala adalah proses pendidikan. Pendidikan (education), sesuai asal katanya, yaitu dari educare. Artinya ‘mengeluarkan’. Jadi pendidikan itu harus bisa mengeluarkan potensi manusia yang hebat itu.
Jadi, tolonglah orang lain dengan mendidiknya. Buat (atau paksa) ia suka belajar. Suka baca buku. Suka diskusi. Suka ikut seminar dan pelatihan, dan sebagainya. Tantang dia bertindak dan mencapai target. Latih untuk menguasai kompetensi tertentu. Maafkan kesalahannya. Puji prestasinya.
Updated about 4 months ago · Comment · LikeUnlike

Imam Mahdi
Mas Dwika,
Itu aliran konvensional Bro!
Jurus modernnya malah kebalik: mengalir anggun bagi air alias jurus dewa mabok di mana lebih mengandalkan persepsi (intuisi, feeling, dll)...... 

Dlm perjalanan dari mata air, dia dibendung karang sekeras apa pun tetap saja air bisa mencapai laut samudra luas.......... See More

Gw lg sibuk men-down grade logik dan mempertajam persepsi.
Sekali lagi, jurus Dewa Mabok. Kekekekek..............
September 9, 2009 at 3:38pm ·

Dwika Sudrajat
persepsi kita – cara pandang yang dihasilkan oleh pendapat dan pengertian kita, sering membuat kita menerapkan pendekatan pada hidup, yang membuat kita berpacu kencang terbentur-bentur di jalan-jalan lingkar yang rumit, hanya untuk dipaksa masuk kembali ke jalan yang paling mendekatkan.
September 9, 2009 at 3:54pm ·