Kamis, 27 September 2012

Harga Yang Harus Dibayar


  • Dwika Sudrajat : ”Ada Harga Yang Harus Dibayar”

    Suatu ketika, ada seorang petani sedang bekerja di ladangnya di puncak bukit. Lalu ia melihat samudera surut dari pantai, seperti seekor binatang yang luar biasa besar sedang bersiap menerkam mangsanya.

    Secara naluriah ia tahu bahwa sebentar lagi akan terjadi gelombang pasang yang besar. Melihat tetangga-tetangganya bekerja di ladang-ladang dekat pantai maupun di bawah bukit, ia segera membakar ladangnya sendiri dan lalu membunyikan lonceng kuil.

    Tetangga-tetangganya melihat kebakaran dan mendengar bunyi lonceng itu segera bergegas untuk menolongnya.

    Akhirnya dari atas bukit, mereka semuanya melihat gelombang pasang menerpa ladang-ladang yang baru saja mereka tinggalkan.

    Petani tsb sudah mengorbankan ladangnya demi menyelamatkan tetangga-tetangganya. Harga yang harus dibayar oleh petani tsb tidaklah murah karena ladangnya hangus tak bersisa.

    Pernahkah kita renungkan bahwa semua kemudahan dan kenikmatan yang kita nikmati dalam kehidupan ini sebenarnya sudah dibayar harganya oleh banyak orang lain tidak hanya di jaman ini tetapi juga di jaman-jaman sebelumnya.

    Orang tua yang sudah melahirkan, membesarkan, merawat, mendidik, dan menyekolahkan kita. Para penemu yang sudah menghabiskan banyak waktu, pikiran, dan tenaga untuk menciptakan banyak penemuan yang mempermudah hidup kita. Alam dan lingkungan yang begitu berlimpah ruah.

    Daftar ini akan luar biasa panjang dan tidak ada habisnya jika mau dilengkapi.

    Pertanyaannya adalah, maukah kita berterima kasih dan sedikit saja berusaha membalas jasa mereka dengan ikut pula membayar ’harga’ demi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang, melalui pikiran-ucapan-tindakan yang baik dan positif dalam keseharian kita, entah dalam peran kita di rumah, di tempat kerja, lingkungan masyarakat, agama, maupun negara?
    See Translation
    1Like ·  · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar