Kamis, 19 Juli 2012

Kesempatan



Selalu ada kesempatan

Mungkin Anda bertanya kenapa saya membahas tentang kesempatan atau peluang ini pada bab tentang bakat? Ya, saya perlu membahas mengenai kesempatan ini sekarang karena sangat berpengaruh terhadap perhatian seseorang dengan proses mengembangkan bakatnya.
Ternyata banyak orang dalam memutuskan pilihan hidup selalu mempertimbangkan keuntungan yang diperolehnya di masa depan. Namun tak jarang, ketika terlalu jauh melihat dunia luar ia malah melupakan akan kemampuan dalam dirinya sendiri. Mereka secara tak sadar tergiring dalam tren yang berkembang dan mereka terjebak menjadi orang yang ikut-ikutan belaka.
Nah disinilah yang membuat orang melakukan kesalahan melakukan sesuatu yang bukan menjadi bakat terbaiknya. Mereka tidak lagi memperhatikan apakah kondisi terbaik yang dimilikinya sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
1. Mengabaikan bakat karena tidak bisa melihat peluang.
Lapangan kerja semakin sempit dan ekonomi pun semakin terpuruk, begitulah yang sering kita dengar di media massa, orang tua, masyarakat awam bahkan para guru pun sependapat dengan opini itu. Dampaknya adalah kita melihat masa depan dengan sangat suram sekali. Padahal masalah yang sebenarnya ialah kita kesulitan melihat peluang karena pada kenyataannya ada saja orang yang memanfaatkan keadaan sulit dan melihat ada peluang di dalamnya.
Dampaknya adalah kita mengabaikan bakat  dan lebih terpengaruh dunia luar. Dalam memilih pendidikan atau sekolah tertentu misalnya, banyak orang tua yang lebih condong berpikir pekerjaan apa  yang banyak dibutuhkan di masa depan sebelum memutuskan kemana anaknya akan disekolahkan. Orientasinya adalah pada pekerjaan apa yang menjanjikan di masa depan ketimbang berpikir apakah sudah sesuai dengan bakat anaknya.
Kesempatan selalu ada dimana-dimana, namun sering tidak terlihat karena kita tidak benar-benar menginginkannya.Hanya mereka yang benar-benar mengerti dan mengetahui apa yang mereka inginkanlah yang dapat mengambil dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Untuk menemukan kesempatan, Anda haruslah membuka diri terhadap kemugkinan-kemungkinan kesempatan yang ada di sekeiling Anda.
Sebagai contoh selama perjalanan ke rumah, berapa banyak sepeda motor yang lewat? Saya yakin mungkin Anda kesulitan untuk memberi jawaban yang pasti karena memang nyatanya Anda tidak menghitungnya. Kenapa tidak mengitungnya? Saya kira jawaban Anda adalah karena Anda tidak punya kepentingan dengan sepeda motor yang lewat alias tidak menginginkannya. Jika diibaratkan sepeda motor itu adalah sebuah kesempatan, bukankah Anda telah melewatkan kesempatan yang berseliweran di hadapan Anda karena Anda tidak menginginkannya.
Faktanya ada begitu banyak orang kesulitan menemukan kesempatan karena sesungguhnya mereka sendiri tidak begitu memahami apa yang sebenarnya mereka inginkan. .Barangkali inilah alasan banyak orang mengerjakan sesuatu yang sebenarnya tidak disukainya lantaran mereka kurang yakin bahwa apa yang mereka senangi dapat memberikan hasil atau materi seperti pekerjaan lain.

Kesempatan emas ada di sekitar kita. Yang perlu kita lakukan adalah fokus pada apa yang paling kita inginkan dan menyediakan waktu memikirkannya. Ketika itu berhasil Anda lakukan maka Anda akan memiliki kemampuan melihat emas di saat orang lain melihatnya sebagai batu.      
b. Rejeki sudah ditanggung Allah.
Sesungguhnya Allah telah menyiapkan rejeki bagi semua makhluk ciptaan-Nya termasuk manusia. Bicara rejeki adalah bicara soal keyakinan kita kepada Sang Pemberi Rejeki Allah Swt. Allah pulalah yang melapangkan dan menyempitkan rejeki itu.
“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rejekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh).”
QS. Hud [11] : 6
“ Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rejeki kepada siapa yang di kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya” (QS Al-Israa’ [17]: 30)
Ya, begitulah tentang rejeki. Rejeki kita telah ditanggung Allah Swt dan yang perlu kita lakukan hanyalah menjemputnya saja. Kita pun telah diberikan jatah kita masing-masing dan seyogyanyalah kita tidak iri terhadap rejeki yang dimiliki orang lain. Tentunya semua orang mendapatkan sesuai dengan yang diusahakannnya.
“ dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari Karunia-Nya.Sesungguhnya Allah Maha Mengetah segala sesuatu”, (QS An-nisa [4]: 32)
Dengan memahami konsep rejeki ini, diharapkan setiap orang tidak ragu untuk mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimilikinya tanpa terlalu mengkhawatirkan rejekinya karena memang Allah telah menjaminnya. Janganlah kita terjebak dengan tren sesaat atau melakukan sesuatu atas dasar ikut-ikutan semata.
Apa pun profesi yang akan kita tekuni pasti akan ada persaingan. Hanya orang-orang yang benar-benar ahli dan sesuai dengan kemampuannyalah yang akan mampu bertahan. Akan terjadi seleksi alam di mana pun bidang yang ditekuni.
Lebih penting lagi untuk kita ingat bahwa profesi itu bukanlah sumber rejeki. Maksudnya bagaimana? Maksudnya begini, jika Anda bekerja sebagai guru, yakinlah bukanlah sekolah yang memberi Anda rejeki tapi sekolah hanya sebagai perantara  sebagian rejeki itu. Atau jika Anda menjadi pengusaha yakinlah bukan bisnis Anda yang memberi rejeki tetapi bisnis itu hanya sebagai sarana memperoleh sebagian rejeki itu.
Apa pun profesi kita, sebenarnya sumber rejeki itu ya cuma dari Allah semata. Tidak dari  yang lain. Allah yang melimpahkan rejeki itu lewat profesi yang kita tekuni. Justru yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita bisa  memaksimalkan segala kemampuan yang kita miliki dan pada akhirnya menghasilkan karya terbaik.
c. Besarnya potensi otak manusia dan luasnya ilmu yang tak terhingga.
Seperti yang sudag dijelaskan sebelumnya bahwa setiap orang terlahir dengan potensi otak yang sungguh mengagumkan. Setidaknya ia terlahir dengan otak yang memiliki 1 triliyun sel dan memiliki kapasitas  sekitar 10 pangkat 21 kilobyte.
Jika potensi ini bisa dimanfaatkan secara optimal tentu akan membawa kita kepada keberhasilan yang besar. Ini juga menunjukkan bahwa dalam perkembangan jaman penuh dengan persaingan ini, setiap orang memiliki peluang untuk berkembang dan berhasil karena setiap orang diberi potensi yang sama besar pula. Bagaimana mengembangkan potensi itulah yang membedakan pencapaian hidup satu orang dengan yang lainnya.
Seharusnyalah kita mensyukuri karunia yang begitu besar ini dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang kita miliki sehingga keberhasilan pun kita raih. Setiap orang memiliki kemampuan dan keunikannya masing-masing sehingga setiap orang bisa menciptakan kreasi yang berbeda-beda. Ini membuka peluang yang sangat besar bagi setiap orang untuk berkembang karena karyanya pasti memiliki keunikan dan memiliki kelebihan dibanding dengan yang lainnya.
Selain itu, ilmu pengetahuan itu begitu luasnya dalam segala bidang kehidupan. Ingin mendalami ilmu agama, ilmu ekonomi, teknologi, seni atau ilmu apa saja, semuanya bisa kita pelajari dan kita kembangkan. Semakin dalam menekuni bidang tertentu, semakin luas dan semakin berkembanglah ilmu itu sehingga seakan tidak ada ujungnya untuk kita gali.
Ini memberi kita pemahaman bahwa jika setiap orang mendalami bidang tertentu, ia tidak akan habis bahan untuk dipelajari dan dikembangkan. Sekaligus menunjukkan bahwa setiap orang dengan potensi yang dimiliki tak akan kehabisan ide untuk dikembangkan dan membuka peluang berkreasi sebesar-besarnya. Apa pun bidang yang kita tekuni, selalu ada celah yang bisa kita kembangkan dengan keunikan dan kelebihan nya dibanding dengan karya orang lain.
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (keringnya), niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Luqman 31 : 27 
Mungkin inilah cara Allah memenuhi rejeki setiap orang yaitu dengan membuka peluang sebesar-besarnyak kepada setiap orang untuk berkarya. Dengan karya itulah setiap orang akhirnya memperoleh penghidupan yang layak sesuai seberapa baik karya yang dihasilkan. Kepuasan dalam berkarya biasanya selalu diikuti dengan kepuasan materi yang didapatkannya.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
QS. An-Nahl 16 :97

Tidak ada komentar:

Posting Komentar