Selasa, 17 Juli 2012

Fast moving

"Tidak semua pelanggan adalah raja"
karena tidak semua pelanggan loyal terhadap kita!
be well,
Dwika



Trik-trik berdagang agar cepat laku

BRAHMANTYO TEDYWISESA  
1. tipe barang dagangan
ada beberapa cara memilih barang yang mau diperdagangkan secara efektif, yaitu:
- sesuaikan dengan minat kita

misal, ane sangat tertarik dengan dunia elektronika, utak atik tivi, dvd player, dll, maka barang jenis ini layak untuk diperdagangkan, karena pasti ane akan lebih menikmati proses mencari uang dengan menjual barang2 tsb.

- sesuaikan dengan karakteristik daerah tempat tinggal kita
jika ane tinggal di kampung yang agak pedalaman, maka tidak layak kalau ane buka showroom mobil di sana, atau butik baju2 berkelas, karena pasti peminatnya juga akan sangat sedikit. begitu pula jika ane tinggal di kota besar, gak akan banyak peminat kalau ane jualan gerabah dari tanah liat, atau aneka caping yang biasa dipakai petani.
- sesuaikan dengan modal kita
intinya, modal besar --> carilah barang dagangan yang cepat terjual (fast moving) meskipun margin nya sedikit
modal kecil --> carilah barang dagangan yang margin nya besar sekalipun lama terjual (slow moving)
penjabaran tentang ini akan dibahas lebih detil di bawah

2. membaca kekuatan modal 
point kedua ini akan sekaligus menjelaskan tentang "sesuaikan barang dagangan dengan modal kita"
misal ane punya modal 10juta, dan ane dagang barang2 sembako yang keuntungan rata2 per pcs nya 3%.
barang sembako adalah barang yang fast moving, jadi barang-barang ane cepat habis dan cepat masuk stok, lalu habis lagi, dst..
agar lebih mudah, begini ilustrasinya:
10jt -- hari ke-3 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,3jt
10,3jt -- hari ke-6 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,6jt
10,6jt -- hari ke-9 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,9jt
dst..
sampai pada hari ke-30 (1 bulan) barang habis, modal menjadi 13,43jt

sekarang misal ane punya modal 10jt, dan ane dagang baju (eceran pastinya), yang keuntungan mencapai 30% per pcs, tapi slow moving
10jt -- hari ke-7 barang habis, untung 30%, modal jadi 13jt
13jt -- hari ke-14 barang habis, untung 30%, modal jadi 16,9jt
16,9jt -- hari ke-21 barang habis, untung 30%, modal jadi 21,9jt
21,9jt -- hari ke-28 barang (1 bulan) habis, untung 30%, modal jadi 28,5jt

nah berarti bisa disimpulkan, modal kecil harus jualan barang yang margin nya besar, sekalipun barang tsb slow moving.

nah, sekarang, misal ane punya modal 100jt, ane jualan sembako. jika disamakan dengan ilustrasi di atas, maka pada hari ke-30 (1 bulan) barang habis, modal menjadi 130,43jt

sedangkan kalo ane bisnis baju (eceran), gak akan sesuai dengan ilustrasi sebelumnya. mengapa? karena bisnis baju eceran slow moving, dan jika kita stok barang hingga senilai 100juta, bisa dipastikan barang tidak akan cepat habis terjual. jika mau cepat habis terjual, maka harus jual grosir yang margin nya mungkin berkisar 5-10% saja, dan tetap saja tidak berputar secepat jual sembako.

jadi kesimpulannya, modal besar harus jualan barang yang fast moving, sekalipun marginnya kecil

3. jangan terlalu manjakan pelanggan!

pepatah lama bilang, "pelanggan adalah raja"
tapi ane berani bilang, "tidak semua pelanggan adalah raja"
kenapa? karena tidak semua pelanggan loyal terhadap kita!
kita semua adalah pelanggan, pelanggan warung tetangga, pelanggan operator selular, pelanggan tukang sayur, pelanggan angkot, dll
sekarang, misal ada tukang sayur baru yang jual lebih murah dari tukang sayur langganan kita, apakah kita tidak tertarik untuk pindah langganan? belum lagi jika tukang sayur tsb lebih lengkap dagangannya, bisa diutang lagi 
begitu pun kita, dalam berdagang, akan banyak kejadian pelanggan yang suka berpindah-pindah. sekalipun kita servis dia dengan nilai plus, berupa diskon, atau layanan yang ramah, bahkan hutang, tapi tidak akan ada pelanggan yang 100% loyal terhadap anda!
misal ane jualan sembako, ane jual minyak goreng murah, tapi di sebelah ane ada warung yang jual terigu murah, maka bisa saja terjadi, pelanggan ane hanya beli minyak goreng ke ane (hutang lagi) tapi diam2 beli terigu ke warung sebelah, sekalipun ane sudah mati2an menjaga dia supaya belanja hanya ke tempat ane (biasanya diikat dengan memberi hutang ke pelanggan tsb). besoknya, ane turunin harga terigu ane, eh pelanggan tsb tetep aja belanja ke sebelah, karena timbangannya lebih "anget" di sana. besoknya lagi timbangan terigu ane "angetin", dia teteppp aja belanja ke sebelah, karena ternyata dia suka sama pedagang nya yang guanteng 

Posted in: dagangInformation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar