Kenapa Mastery itu diperlukan?
Selain kita akan dibayar lebih mahal, juga untuk popularitas. Orang lain akan mencari kira dan mengikuti apa yang kita katakan, pernyataan kita di tunggu tunggu.
be well,
Dwika
“How To Be An Expert In Your Field?”
SmartEmotion, Anthony Dio Martin, 16 Februari 2012
Setiap orang, apapun pekerjaannya, bisa menjadi seorang ahli (expert).
Apa yang harus diketahui, dilakukan terlebih dulu? Dalam bukunya, Management Intrapreneurship (Pemburu dan Petani), Pak Martin memberikan tips tentang bagaimana kita harus bangun Personal Mastery dulu untuk bisa mencapai sukses. Janganlah pergi ke jalan yang sudah biasa dilalui orang lain, tapi pergilah ke jalan yang jarang dilalui orang dan tinggalkan jejak kita disana. (kalau kesasar nanti gimana….? Apa gak ada rampok nya…? )
Yang pertama harus dilakukan: Lakukan inventory buat diri kita, untuk mengukur diri kita dengan SIAP.
SIAP:
S: Skill. Apa skillmu, seberapa tinggi skill itu dikuasai?
I : Interest. Apakah Anda betul betul tertarik untuk itu, tertarik dibagian mananya?
A: Atitude. Bagaimana attitude kita akan bidang itu?
P: Pengalaman. Punya pengalaman gak? Kemungkinan sukses akan lebih besar kalau lebih banyak pengalamannya.
Kenapa Mastery itu diperlukan?
Selain kita akan dibayar lebih mahal, juga untuk popularitas. Orang lain akan mencari kira dan mengikuti apa yang kita katakan, pernyataan kita di tunggu tunggu.
Contoh: Dosen dibayar Rp 100-200 ribu/ jam, Speaker ada yang dibayar sampai Rp 60 jt/ jam. Dengan bayaran sebesar itu bukan berarti Speaker sekian kali lipat lebih pintar dari Dosen, tapi dia tahu bagaimana ‘menjual’ dirinya……(pantas aja harga speaker di sound system ku mahal ya….? )
Anda pasti punya satu keahlian yang anda kuasai. Orang seringkali terlalu meremehkan pengetahuan yang mereka miliki, padahal banyak orang lain yang membutuhkannya. Kita bisa membantu orang lain dengan keahlian kita.
Martin Luther King dengan puisinya bercerita tentang tukang sapu, yang intinya:
Lakukan pekerjaan menyapu jalan dengan luar biasa, sama seperti Michael Angelo, Beethoven, membuat karya karya besarnya….supaya sampai2 penghuni surga dan bumi berkomentar: “Disini hiduplah seorang penyapu jalan yang luar biasa”. (kalau penyapu jalan bisa luar biasa gitu, kenapa kita mau jadi yang biasa biasa saja…..? )
Hal yang bisa dilakukan: lakukan 7 Rules berikut ini.
7 Rules How You Can Start to be an Expert:
1. SIAP: Skill Interest, Attitude, Pengalaman.
2. Pilih Satu Bidang. Gali kemungkinan satu bidang yang bisa anda masuki (peluangnya, kemampuannya). Dari satu bidang, dicari sub-expert nya, misalnya, ingin menjadi broadcaster, lebih spesifik lagi, broadcaster khusus untuk bisnis.
3. Buat keputusan: Saya harus masuk ke bidang itu.
4. Bangun obsesi. Cari sebanyak mungkin informasi dan tambah terus pengetahuan tentang bidang itu. Obsesi ini akan memberikan identitas diri. Contohnya: tentang Sex orang ingat Dr. Boyke, Dr. Naek L Tobing, tentang Marketing: Hermawan, James Gwee, tentang Happiness: Arvan, Parenting: Ayah Eddy. (tentang Provokasi, ingat Pak Prasetya M Brata….tentang MindWeb ingat siapa? Syukur kalau ingat….;-))
5. Cari ahlinya. Misalnya, untuk marketing: cari orang yang ahlinya, ikuti seminarnya.
6. Berlatih. Rumus 10,000 jam terbang tetap berlaku, untuk bisa mendapat pengakuan. Beatles main band 10 ribu jam lebih. Mulailah berlatih sekarang untuk obsesi kita.
7. Mengumumkan kepada dunia, promosikan bidang yang kita ketahui.
3 Prinsip Penting Menjadi Ahli:
Bp Martin sendiri menganggarkan Rp 100 juta setiap tahun untuk pengembangan diri, melalui buku, training, dsb.
10 Tips Untuk Menjadi Expert:
1. Tulis artikel. Mulailah menulis artikel di berbagai media. (nah, mulailah nulis di milis kita)
2. Tulis buku. Menulis buku memberi nilai yang lebih tinggi.
3. Buat informasi publik apa yang bisa anda lakukan. Promosikan.
4. Buat newsletter berkala. (bukan kala iya, kala tidak….)
5. Kasih pendapat. Misalnya dalam forum forum yang terkait dengan bidang Anda
6. Kasih seminar. Untuk ini, Anda harur punya skill yang bagus. Berlatihlah, supaya tidak terjadi kesalahan fatal.
7. Berikan hal hal yang gratis, seperti: e-book, CD. Jangan terlalu pelit. (kalau pelit dikit boleh….? )
8. Gunakan internet (FB, Twitter). Buat status terkait dengan keahlian kita.
9. Bangun kelompok kecil yang interest bidang tertentu, untuk sharing secara rutin.
10. Rawatlah kelompok yang sudah dibangun itu.
Diskusi Telpon, SMS.
Merintis Public Speaker Bagaimana? (Bp. Isparmo). Apakah harus menulis buku dulu atau bikin workshop kecil kecilan dulu untuk memperkenalkan diri kita? 10,000 jam terbang, masih berlaku?
Anthony Dio Martin (ADM): Ada 7 Rules yang harus diikuti (sperti diatas).
Bagaimana Menggali Potensi Diri? (Bp. Simon). Passion nya tentang masakan, tapi bekerja sebagai GM di trading company.
ADM: Dalam situasi seperti itu, caranya adalah dengan kompromi, walaupun butuh sedikit pengorbanan. Usahakan bagi waktu sebaik baiknya agar pekerjaan tidak terganggu (komitmen), tapi tetap bisa menyalurkan hobi. Mulailah dengan kedai kecil, gunakan akhir pekan untuk membangunnya. Pak Martin sendiri memakai masa transisi 6 bulan saat masih bekerja, sebelum beralih profesi. Week end dipakai bekerja keras, mempersiapkan diri, sesudah itu memutuskan untuk resign.
Pandai Tapi Tidak Pede. Bagaimana supaya berani tampil.
ADM: Mulailah membangun harga diri (self esteem), misalnya: meyakinkan diri sendiri dengan ngobrol dengan diri sendiri didepan kaca, bicaralah dengan diri sendiri ketika mau tidur, baru bangun tidur, untuk meyakinkan diri sendiri. Lama kelamaan harga diri akan terbangun. (namanya juga bangun tidur….;-))
Ingin Jadi Trainer, Tapi Kurang Pandai Bicara (Agus).
ADM: Sebelum menjadi Trainer, poles dulu kemampuan persentasi. Mintakan masukan dari orang lain, kumpulkan jam terbang. Berlatihlah terus, tapi berlatih dengan benar. Practice makes perfect, tapi kalau practice nya salah, kita akan menjadi master yang salah dengan sempurna juga.
Komentar Iseng:
*Ditulis oleh Eka ‘MindWeb’ Wartana
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar