Minggu, 15 April 2012

Kemajuan dan kreativitas

Mau cepat kaya? Perbanyaklah utang Anda, pesan Purdi. Dengan catatan, gunakanlah utang itu untuk membuka usaha. Jangan untuk foya-foya. 
be well,
Dwika








Kalau mau kaya nGaPain taKUT NGutang

oleh: evawim     Pengarang : Didik Darmanto

Sumber: http://id.shvoong.com/books/dictionary/2105131-kalau-mau-kaya-ngapain-takut/#ixzz1pezfsz9S



Judul  buku yang ditulis dengan kombinasi huruf yang "nyentrik" ini sengaja disalin seperti apa adanya. Dengan subjudul yang tak kalah ganjilnya: cara cerdas menjadi kaya dengan memperbanyak utang. 

Didik Darmanto, pengarangnya, tidak sedang main-main dengan kata-katanya itu. Ia serius, bahkan serius sekali. Buktinya, delapan orang praktisi keuangan dan motivator mau berkomentar dengan nuansa "promotif" dan dimuat di dua halaman pertama dan sampul belakang buku ini.
Ada Purdi Chandra (pendiri Primagama Group & Entrepreneur University), ada Ahmad Djauhar (pemimpin redaksi koran "Bisnis Indonesia"), Mike Rini Sutikno (Financial Planner) sampai Budi Utoyo (Entrepreneur dan Motivator Bisnis).

Purdi malah memberi kata pengantar buku ini. Buat Purdi, utang bukanlah aib yang harus ditutup-tutupi. Berbisnis dengan ngutang, katanya, seakan mampu menggenjot etos kerja karena ia merasa punya tanggungjawab moral dan finansial kepada pemberi utang. Makanya ia hobi ngutang. 
Dari pada uang nganggur di laci bank, lebih baik Anda pinjam. Anda berdayakan uang itu untuk buka usaha, berarti Anda menyerap tenaga kerja dan menggerakkan roda perekonomian. 
Lebih jauh, berarti Anda "menggaji" bank dan para nasabahnya dengan bunga yang Anda bayarkan tiap bulan. Menurut ajaran agama, dengan "memberi" berarti tangan Anda ada di atas. Bank yang "menerima" pemberian bunga dari Anda ada di bawah. Nah, mulia kan?

Mau cepat kaya? Perbanyaklah utang Anda, pesan Purdi. Dengan catatan, gunakanlah utang itu untuk membuka usaha. Jangan untuk foya-foya. 

Dalam buku ini Didik memberi contoh sejumlah pebisnis yang berhasil kaya dengan cara utang, utang dan ... utang. Lengkap dengan informasi ke mana dan dari siapa/lembaga apa saja utang itu bisa diminta. Disertai "trik-trik" bagaimana caranya supaya utang itu bisa diperoleh.

Didik berpendapat bahwa mentalitas takut ngutang hanya akan menghambat kemajuan dan kreativitas bisnis. Kenapa begitu? Karena banyak persoalan penghambat bisnis yang bermuara pada keterbatasan modal. Toh Didit merasa perlu untuk berulangkali memperingatkan dalam buku ini, bahwa utang itu ibarat pisau bermata dua. Mendatangkan manfaat, tetapi juga membawa bencana. Tergantung Anda  menggunakannya.

Didik Darmanto kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 1982. Meraih gelar Sarjana Sosiologi dari FISIPOL UGM (2004). Pernah bekerja sebagai wartawan di tabloid "Bisnis Uang" (dari kelompok koran "Bisnis Indonesia"). Belakangan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ia meniti karir sebagai perencana pembangunan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Didik "konsekuen" dengan anjurannya untuk ngutang. Bisnisnya berupa konter seluler bernama "Mister Pulsa" dan sebuah penerbitan independen juga dirintisnya dengan modal utangan.

Sumber: http://id.shvoong.com/books/dictionary/2105131-kalau-mau-kaya-ngapain-takut/#ixzz1pezLv1QE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar