Minggu, 18 September 2011

Rahasia Kesulitan Hidup


Fw: [alumni_bppn] Rahasia Kesulitan Hidup  Topic List   < Prev Topic  |  Next Topic >
Reply< Prev Message  |  Next Message > 
Re: [smp4perwira83] Fw: [alumni_bppn] Rahasia Kesulitan Hidup

Bener banget nih

--- On Wed, 1/27/10, Harlinda Yunita  wrote:

From: Harlinda Yunita
Subject: [smp4perwira83] Fw: [alumni_bppn] Rahasia Kesulitan Hidup
To: "Smp 4 Angk83"
Date: Wednesday, January 27, 2010, 7:53 AM

 

Dear : Dwika

Dalam sekali arti dari email " Rahasia Kesulitan Hidup" yang kamu kirimkan setelah 
saya baca banyak hal yang mesti kita renungkan dan terapkan didalam kehidupan kita 
agar kita bisa selalu naik kelas didalam menghadapi ujian tentunya selalu dijalan allah SWT.

Terima kasih teman. 

Regards,
Linda


----- Forwarded by Harlinda Yunita/Intisar on 01/27/10 07:44 AM ----- 
hikmah_2004@ yahoo.com 
Sent by: smp4perwira83@ yahoogroups. com
01/26/10 08:12 PM
Please respond to
smp4perwira83@ yahoogroups. com

To
"Ima Esia" , "Smp 4 Angk83"
cc

Subject
[smp4perwira83] Fw: [alumni_bppn] Rahasia Kesulitan Hidup






 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Dwika Sudrajat  
Date: Sun, 24 Jan 2010 13:09:52 -0800 (PST)
To: IME
Subject: [alumni_bppn] Rahasia Kesulitan Hidup

 
summary:
Anda bisa menemukan simpul rahasia untuk mengurai kesulitan hidup itu, tidak peduli sesulit apapun situasinya.
Anda yang bisa menjalaninya dengan begitu mudahnya menemukan jalan keluar dari setiap persoalan hidup yang menghadang Anda.
salam,
Dwika

============ =======
Benarkah Dalam Setiap Kesulitan Terdapat Kemudahan?
by: Dadang Kadarusman

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Salah satu pelajaran penting yang disampaikan guru mengaji saya adalah firman
Tuhan yang berbunyi; ”Sesungguhnya, dalam setiap kesulitan, terdapat
kemudahan.” Bagi saya, ini adalah firman yang sangat motivatif. Dia menguatkan
kita saat menghadapi situasi sulit. Dan karena tak seorangpun dimuka bumi ini
yang terbebas dari kesulitan hidup, maka sesungguhnya firman itu merupakan
penghiburan bagi semua orang. Dengan firman itu, seolah Tuhan memberikan
penegasan kepada kita semua bahwa kesulitan pasti akan datang. Namun, tak
satupun dari kesulitan itu yang tidak memiliki kemudahan. Lantas, saya pribadi
bertanya-tanya; ”apakah kemudahan itu ada ’setelah’ kesulitan berakhir, atau
memang Tuhan bermaksud mengatakan bahwa kemudahan itu ada ’didalam’ kesulitan?
”

Untuk alasan kepraktisan, sebenarnya saya lebih suka membeli beras dalam
kemasan karung. Selain tidak perlu bolak-balik ke warung dua hari sekali,
membeli beras karungan juga memberi saya bonus berupa karung yang bisa
digunakan untuk berbagai keperluan. Namun, ada satu hal yang sangat tidak saya
sukai, yaitu sulit sekali membuka tali simpul yang mengikat karung itu.
Kadang-kadang saya harus menggunakan garpu atau tusuk gigi sebagai alat pengait
untuk mengurai simpulnya satu demi satu. Tak jarang saya menjadi sangat kesal,
lalu menggunakan pisau untuk merobek bagian atas karung itu agar bisa
mengeluarkan berasnya. Oleh karena itu saya lebih sering membeli beras dalam
kemasan kantung plastik. Isinya sedikit, tapi gampang membukanya. Memang, ini
hanya soal pilihan. Apakah saya akan memilih karungan atau plastikan. Kira-kira
demikian.

Sama halnya dengan hidup kita. Ketika kita memutuskan untuk memilih tentu kita
memiliki alasan yang membuat kita berpikir bahwa jalan hidup itulah yang paling
kita inginkan. Namun, setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Dalam
konteks ini berupa kesulitan dan kepedihan saat kita menjalaninya. Dalam banyak
situasi, kita boleh memilih untuk mengerjakan hal-hal yang mudah; tetapi,
biasanya hasilnya tidak terlampau berarti. Pekerjaan mudah yang kita lakukan
itu tidak memberi dampak yang bermakna bagi perusahaan atau diri kita sendiri.
Sebaliknya, jika kita memilih untuk melakukan sebuah project yang besar lagi
rumit, mungkin hasilnya akan banyak. Namun, untuk menyelesaikannya kita harus
bersedia menjalani lika-liku yang teramat sulit dan penuh rasa sakit.

Suatu ketika, saya kembali tergoda untuk membeli beras dalam karung. Disaat
rasa putus asa hampir memenuhi ubun-ubun; secara tidak sengaja saya menarik
ujung tali simpul dibagian lain dari pengikat karung itu. Ajaib sekali, ketika
ujung tali itu ditarik; srrrrrrrrrreeeeeeet .....kesuluruhan tali simpul
pengikat itu terlepas dengan begitu mudahnya! Sungguh, dengan cara itu hampir
tidak ada tenaga yang terbuang. Dengan cara lama, saya harus sampai berkeringat
dan menghabiskan waktu lebih dari lima belas menit untuk membuka simpul demi
simpul yang ada. Tetapi, ketika ujung tali ajaib itu ditemukan, saya cukup
menariknya nyaris tanpa tenaga, dan hanya butuh waktu kurang dari 3 detik untuk
membuka karung itu. Lebih dari itu, karung berasnya pun utuh tidak kurang satu
apapun.

Jika anda belum tahu tentang rahasia simpul karung beras ini; anda harus
mencoba menemukan keajaibannya. Karena, simpul karung beras memberitahu kita
sebuah rahasia yang selama ini sering kita ragukan, yaitu; ”Sesungguhnya, dalam
setiap kesulitan, terdapat kemudahan.” Karung beras ini berhasil mengubah
paradigma lama saya. Semula, saya mengira bahwa: kalau kita mau bersabar dalam
kesulitan, maka ’diakhir’ perjalanan kita akan sampai kepada sebuah kemudahan.
Sehingga, selama ini saya berfokus kepada usaha ’menguatkan diri’ untuk
menempuh jalan sulit itu dengan sabar dan tabah, hingga saya bisa bertahan
untuk tiba diakhir yang menyenangkan. Seperti memanjat gunung tinggi; jika kita
bisa terus beranjak naik, kita akan sampai juga kepuncak tertinggi.

Sebaliknya, tali itu dengan gamblang menunjukkan bahwa kita tidak harus membuka
satu demi satu simpul yang sulit itu terlebih dahulu untuk bisa membuka
keseluruhan simpul karung. Justru, dia memperlihatkan bahwa ada cara yang
sangat mudah yang tersembunyi dibalik setiap simpul yang sulit diurai itu.
Tugas kita adalah untuk menemukan kemudahan itu tanpa harus mengurainya satu
demi satu terlebih dahulu.

Barangkali, hidup juga memang demikian adanya. Itulah sebabnya, mengapa begitu
banyak orang yang menderita dalam menjalani hidupnya. Seolah mereka berpindah
dari satu kesulitan hidup, kepada kesulitan hidup yang lain. Namun, pada
situasi yang sama; ada banyak orang yang bisa menjalaninya dengan begitu
mudahnya. Seolah mereka selalu bisa menemukan jalan keluar dari setiap
persoalan hidup yang menghadangnya. Ada apa ini sebenarnya? Barangkali, itu
terjadi karena kita belum benar-benar memahami apa yang Tuhan isyaratkan dalam
firmanNya; ”Sesungguhnya, dalam setiap kesulitan, terdapat kemudahan.” Andai
saja kita bisa menemukan simpul rahasia untuk mengurai belitan-belitan
kesulitan hidup itu; mungkin kita bisa menjalaninya dengan teramat sangat
mudah. Tidak peduli sesulit apa situasinya.

Sekarang, setiap kali saya membeli beras dalam karung; saya tidak pernah takut
lagi akan kesulitan saat membuka tali simpul karung itu. Sebab, saya percaya
bahwa pabrik yang membuat kemasan karung beras itu telah memasang tali simpul
sedemikian rupa sehingga tali itu akan sulit untuk dibuka; supaya isi karung
tidak mudah bertumpah ruah. Namun pada saat yang sama, ada sebuah titik rahasia
yang bisa digunakan untuk membuka ’keseluruhan’ tali simpul itu dengan teramat
mudahnya. Tetapi, hanya orang yang tahu cara membukanya dengan benar sajalah
yang dapat mengurainya dengan begitu mudah. Sehingga dia tidak akan mendapatkan
kesulitan sama sekali saat membuka karungnya.

Untuk menjalani hidup, barangkali juga demikian; kita tidak perlu takut lagi
akan kesulitan saat membuka simpul-simpulnya. Sebab, kita percaya bahwa Sang
pencipta kehidupan itu telah memasang tali simpul sedemikian rupa sehingga tali
itu akan sulit untuk dibuka. Tujuannya supaya makna kehidupan itu tidak mudah
bertumpah ruah. Namun pada saat yang sama, ada sebuah titik rahasia yang bisa
digunakan untuk membuka ’keseluruhan’ tali simpul itu dengan teramat mudahnya.
Tetapi, hanya orang yang tahu cara menjalaninya dengan benar sajalah yang dapat
mengurainya dengan begitu mudah. Sehingga dia tidak akan mendapatkan kesulitan
sama sekali saat menjalani hidupnya.

Saatnya bagi kita untuk meninggalkan paradigma bahwa kemudahan akan datang
setelah kesulitan. Karena jika demikian; berarti kita harus menjalani setiap
episode sulit itu hingga habis terlebih dahulu sebelum mendapatkan kemudahan.
Jika umur kita tidak cukup panjang, mungkin kita tidak akan pernah sampai pada
kemudahan itu. Sehingga seluruh hidup kita dijalani dalam kesulitan.
Sebaliknya, mari kita gunakan paradigma baru bahwa; kemudahan itu berada
didalam kesulitan. Jadi, setiap kali kita menghadapi kesulitan, yakinlah bahwa
kemudahan ada didalamnya. Sehingga, kita mempunyai kesempatan untuk menemukan
simpul kemudahan didalamnya, agar bisa keluar dari kesulitan itu; sesegera
mungkin. Lebih dari itu, kita bisa selalu berbaik sangka kepada Tuhan; atas
segala hal yang telah Dia takdirkan.

Mari Berbagi Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar